Makna Perjuangan dan Silaturrahim
nuruljadid.net- Sabtu, 15 Februari 2020, menjadi momentum yang penuh berkah bagi para alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid (Ponpes NJ), yang tinggal di sekitar Jabodetabek Banten. Hari itu, bertempat di rumah Ahmad Iman, Cakung, Jakarta Timur, rawuh salah satu keluarga besar Ponpes NJ, yaitu KH. Najiburrahman Wahid atau yang akrab disapa Kiai Najib. Beliau hadir di tengah-tengah alumni sebagai narasumber Pengajian Kitab Syu’abul Iman, buah karya KH. Zaini Abdul Mun’im, sekaligus untuk memberikan tausyiah dan bersilaturrahim.
Makna Perjuangan
Pada kesempatan tersebut, Kiai Najib bercerita tentang makna di balik ajakan ayahandanya ke acara-acara pengajian.
“Waktu masih kecil saya sering dibawa oleh abah (KH. Abd. Wahid Zaini, red) ke acara-acara pengajian, di mana setelah saya dewasa sekarang, saya baru faham maksudnya. Ternyata saya diperkenalkan tentang bagaimana arti perjuangan dan memahami situasi dan kondisi masyarakat,” tutur Kiai Najib mengawali tausyiahnya.
Selain dari ayahandanya, seringkali Kiai Najib diminta mewakili pamanda KH. Moh Zuhri Zaini ke berapa acara. Semula Kiai Najib merasa kurang pantas. “Saya masih merasa muda, belum tepat dan pas saya mewakili beliau,” lanjutnya.
Namun karena yang meminta adalah Kiai Zuhri, dan telah ada pesan jelas bahwa yang tinggal di Ponpes NJharus siap dan aktif membantu pesantren, akhirnya Kiai Najib tidak dapat menolak.
Setelah beberapa waktu mengikuti ajakan ayahanda dan menjalankan tugas dari pamanda, Kiai Najib memperoleh banyak pelajaran. “Sungguh ternyata banyak pelajaran atau hikmah,” ujarnya.
“Setelah saya melakukan itu, saya bisa tahu seperti apa sebenarnya kondisi alumni dan wali santri. Tak sedikit dari mereka yang datang atau mengikuti acara itu bukan dari kalangan yang mampu. Tapi karena berangkat dari keinginan yang besar, sehingga merea berusaha, seolah-olah memaksakan diri untuk berbuat hal yang baik, seperti menghadiri acara pengajian dan atau memondokan anaknya ke Nurul Jadid,” tambah Kiai Najib.
Di sisi yang lain, lanjut Kiai Najib, ada hikmah yang mengajarkan padanya bahwa tidak boleh menjadi generasi penerus yang hanya menikmati fasilitas yang ada. Karena leluhurnya adalah para perintis dan pejuang. Karena itu, jangan sampai hanya menjadi generasi penikmat,yang kalau diteruskan, maka tidak menutup kemungkinan akan menjadigenerasi perusak, yang hanya menjual nama baik leluhur.
Pernyataan Kiai Najib tersebut seolah menyadarkan para audien terhadap mutiara hikmah dari Kiai Zaini, yaitu orang yang hidup di Indonesia kemudian tidak melakukan perjuangan, dia telah berbuat maksiat. Orang yang hanya memikirkan masalah pendidikannya sendiri, maka orang itu telah berbuat maksiat. Kita semua harus memikirkan perjuangan rakyat banyak.
“Makanya cita-cita Kiai Zaini itu tidak hanya ingin mencetak santri menjadi kiai, tapi santri yang aktif berjuang di tengah-tengah masyarakat,” tegasnya.
Makna Silaturrahim
Pada kesempatan yang berbahagia itu, Kia Najib juga menyampaikan makna silaturahim. Menurut beliau, setiap majelis silaturahim minimal memiliki tiga nilai penting. Pertama, ada nilai yang mengingatkan akan pentingnya bersedekah.Karena bisa saja di antara yang datang itu berasal dari keluarga yang tidak mampu, sehingga (melalui sedekah, red) silatrahim itu dirasakan manfaatnya.
Kedua, mengajak kepada hal yang ma’ruf, sehingga pertemuan itu seperti taman surga. “Karena Rasulullah pernah berpesan kepada para sahabat, jika kamu ketemu dengan taman surga maka singgahlah. Lalu sahabat bertanya, apa taman surga itu ya Rasulullah? Nabi menjawab, sebuah majelis di mana di situ ada dzikir kepada Allah, dan ingat kepada ajaran Allah,” jelasKiai Najib.
Ketiga, mendamaikan perselisihan antarsesama manusia. Terkait hal ini, Kiai Najib punya cerita tentang dua orang yang saling bermusuhan dalam urusan politik.
“Tapi ketika bertemu pada sebuah forum silturrahim keluarga, ternyata mereka menjadi ishlah, karena dipertemukan garis keturunannya melalui forum pertemuan tersebut. Inilah hikmah atau nilai ketiga daripada adanya silaturrahim. Bisa juga (silaturahim, red) bermakna mensinergikan potensi yang berbeda-beda,” pungkas Kiai Najib.*
Pewarta : Noer Yadi Izzul
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!