Pos

Lantunan Sholawat Simtudduror Habib Anis Bin Hamid Al-Habsy Mengangkasa di Langit Nurul Jadid

nuruljadid.net – Langit malam Pondok Pesantren Nurul Jadid menjadi saksi lantunan sholawat Simtudduror yang dibawakan oleh Habib Anis Bin Hamid Al-Habsy pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H (15/10/2023). Acara ini dihadiri oleh ribuan santri dan ratusan tamu dari kalangan alumni, wali santri dan simpatisan untuk mempererat ikatan bathin kepada masyayikh Nurul Jadid dan untuk merasakan momen spiritual peringatan hari kelahiran Nabi agung Muhammad SAW.

Habib Anis Bin Hamid Al-Habsy merupakan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) dan salah satu pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qur’an Kraksaan Probolinggo. Habib Anis memimpin pembacaan sholawat Simtudduror dengan penuh kekhusyukan lewat suaranya yang merdu dan syahdu berhasil membawa suasana khidmat di tengah ribuan jama’ah yang hadir.

Pembacaan Sholawat Simtudduror yang dipimpin oleh Habib Anis Bin Hamid Al-Habsy pada pengajian umum dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Pengunjung dari berbagai daerah ikut memadati lokasi acara hingga ke halaman kantor pesantren. Pengunjung yang merupakan hadirin pengajian tersebut ikut melantunkan sholawat Simtudduror dengan bantuan alat sound system dan LCD proyektor sehingga dapat mengikuti dan menyaksikannya dengan khidmat.

Seiring dengan lantunan sholawat yang menggema, malam itu terasa penuh kebahagiaan dan haru yang syahdu. Para hadirin merasa diberkati dan mendapatkan pengalaman spiritual yang mendalam. Pembacaan sholawat Simtudduror ini mengingatkan kita semua akan pentingnya menauladani akhlaq Rosulullah melalui sirah atau kisah Nabi Muhammad SAW tentang kasih sayang dan kebaikan dengan sesama, serta menciptakan dunia yang lebih baik.

Momen syahdu pembacaan sholawat simtudduror tersebut diiringi dengan musik banjari dan para vokalis Muhibbus Sholawat menambah keindahan lantunan sholawat yang dibawakan.

Untuk menonton video fullnya silahkan klik tautan ini : https://www.youtube.com/watch?v=SXzYDb1RP84&t=8711s

 

 

(Humas Infokom)

Kiai Najib Menggemakan Dawuh Kiai Hasan Abdul Wafi di Peringatan Maulid Nabi: Pesantren Adalah Benteng Ajaran Islam

nuruljadid.net – Wakil Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Najiburrahman Wahid menyampaikan dawuh Alm. KH. Hasan Abdul Wafi bahwa Pondok Pesantren adalah benteng ajaran agama Islam.

“Saya teringat dawuh Allahyarham KH. Hasan Abdul Wafi saat mengisi pengajian dulu, bahwa Pondok Pesantren ini adalah benteng ajaran Islam, di mana pesantren ini senantiasa berusaha mempertahankan sunnah-sunnah nabi di saat orang-orang mulai melupakan sunnah nabi,” tutur Kiai Najib saat menyampaikan sambutan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad 1445 Hijriah di Halaman Masjid Jami’ Nurul Jadid, Ahad (15/10/23).

Beliau memberikan contoh fenomena lunturnya pengamalan sunnah-sunnah nabi di zaman sekarang, salah satunya adalah di saat hari Arafah dan Asyuro, banyak orang di luar sana tidak mengamalakan puasa sunnah, sementara kita sebagai santri masih tetap menjaganya, yaitu menjaga syiar-syiar yang mulia.

Kiai Najib mengutip salah satu ayat dalam kitab suci Al-Qur’an yang berpesan tentang perilaku menjaga syiar Allah Subhanahu wa ta’ala. Dalam Q.S. Al-Hajj Ayat 32, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman “Barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati”.

Sedangkan syiar-syiar Allah Subhanahu wa ta’ala, kata Kiai Najib, itu ada banyak, diantaranya yaitu syiar tempat dan waktu.

“Syiar tempat beberapa contohnya Masjid Nabawi dan Masjid Al-Aqsa. Sementara itu, syiar Allah yang berupa waktu diantaranya seperti Hari Arafah, Sya’ban dan Ramadan,” imbuh beliau.

Beliau memaparkan beberapa contoh soal perilaku timbulnya ketakwaan dalam hati. Dawuh beliau, adalah di saat kita bersemangat menunggu kedatang para habib dan di waktu kebersamaan dengan sayyid atau habib.

Kiai Najib juga menyampaikan inti dari acara peringatan Maulid Nabi Muhammad ini adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

“Karena ada hadits mengungkapkan, salah satu tanda sempurnanya keimanan seseorang adalah saat mencintai Nabi Muhammad di atas cintanya kepada makhluk yang lain. (HR. Al Bukhari),” dawuhnya.

 

Reporter: Ahmad Zainul Khofi

(Humas Infokom)

Santri Nurul Jadid Gelar Khotmil Qur’an Sambut Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

nuruljadid.net – Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang mulia dan penuh berkah, santri Pondok Pesantren Nurul Jadid menyambut dengan penuh kegembiraan dan berbagai kegiatan. Salah satu momen penting dalam peringatan Maulid Nabi adalah Khotmil Qur’an, sebuah tradisi yang memadukan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dengan kecintaan kepada Al-Qur’an (15/10/2023).

Khotmil Qur’an digelar bertujuan untuk selain mengharapkan keberkahan Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam juga untuk mengingatkan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid akan pesan-pesan mulia di dalamnya, yang merupakan pedoman hidup warisan Nabi Mulia Muhammad SAW. Kegiatan ini dikoordinir oleh santri Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) program tahfidz sejak pagi hingga sore hari tepatnya ba’da ashar.

Suasana Khotmil Qur’an di Masjid Jami Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Penyelenggaraan Khotmil Qur’an berlangsung dengan penuh khidmat. Selama acara tersebut, para santri pembaca Al-Qur’an membacakan ayat-ayat suci dengan merdu di Masjid Jami’ Pondok Pesantren Nurul Jadid, dan para hadirin mendengarkan dengan hati yang khusyuk. Suasana pesantren terasa lebih sejuk dan syahdu meski terik matahari panas menyengat.

Salah satu pelajaran yang bisa diambil dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Khotmil Qur’an adalah pentingnya hidup sesuai dengan ajaran-ajaran Islam, menjunjung tinggi nilai-nilai kasih sayang, keadilan, dan perdamaian yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ruitn saban tahun seperti ini juga mengingatkan umat Islam khususnya santri Nurul Jadid untuk terus menggali ilmu, meningkatkan amal ibadah, dan berkontribusi positif kepada masyarakat.

Suasana Khotmil Qur’an di Masjid Jami Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Melalui peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Khotmil Qur’an ini diharapkan membawa berkah, kebaikan dan kebahagiaan untuk keluarga besar dan seluruh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, serta memperkuat ikatan spiritual dan sosial di antara semua. Ketua Panitia, Ishomul Irfan, berharap semoga seluruh rangkaian acara dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana dan tetap khidmat membawa kesan baik kepada semua hadirin dan tamu undangan yang hadir khususnya kami para santri.

 

 

(Humas Infokom)

Mendekatkan Hati Menauladani Nabi Melalui Pengajian Maulid

nuruljadid.net – Persiapan pengajian umum kamis malam jum’at dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW sempat terkendala hujan sore harinya (04/11/2021). Meskipun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat panitia menyelesaikan tugas dengan baik. Pengajian umum ini berjalan dengan semarak di malam dan tempat yang mulia bertepatan malam 29 Robiul Awwal 1443 H. Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Jami ini telah dipenuhi oleh ribuan santri putra hingga lantai 2 dan perwakilan putri dari setiap wilayah.

Pengajian Umum itu dihadiri oleh Habib Abdurrahman Bin Alwi Ba’ali dari Probolinggo sebagai penceramah. Kehadiran beliau selain menyambung silaturahmi juga tabarrukan seorang santri kepada murobbinya karena beliau merupakan alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid ketika masih dipimpin Almaghfurlah KH. Hasyim Zaini.

Pra-acara diisi lantunan gema sholawat yang dibawakan oleh Firhaz Nurul Jadid dengan merdu dan khusyuk menghipnotis para santri yang awalnya riuh menjadi tenang dan khidmat.

Pembawa Acara Ibnu Abbas memulai acara tepat pukul 20.15 WIB dengan ummul kitab, dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh saudara M. Khoiron Husain. Selanjutnya, acara disambung dengan pembacaan Sholawat Nabi yang dipimpin Firhaz Nurul Jadid. Pembacaan sholawat nabi ini berjalan dengan khidmat. Semua hadirin mengikuti sholawat dengan khusyuk dan penuh penghayatan.

Sementara itu, Ketua Panitia Thoifur Rasyid dalam sambutannya menyampaikan tujuan diselenggarakannya Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H ini tak lain adalah untuk mengenang perjuangan Nabi Muhammad pada masanya.

“Tujuan digelarnya peringatan ini adalah tidak hanya untuk peringatan saja, namun sebenarnya juga untuk mengenang perjuangan Nabi Muhammad SAW bahwasanya telah mengenalkan akhlaqul karimah yang baik namun sering kita lupakan,” tegas Thoifur Rasyid.

(Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini ketika memberikan sambutan)

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini dalam sambutannya menyampaikan tentang perjuangan rasul yang tidak mudah untuk meraih kesuksesan dalam menyiarkan Agama Islam. Beliau juga menyampaikan kisah perjuangan Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Zaini Mun’im sebelum mendirikan Pondok Pesantren ini. Harapannya, santri beserta tamu undangan bisa termotivasi untuk lebih semangat mengaji dan membina akhlak.

Tidak lupa, KH. Moh. Zuhri Zaini juga mengajak para tamu undangan, santri dan seluruh jamaah online untuk bertawassul atas berita duka wafatnya putra kedua KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy Almarhum Lora Muhammad Dhofir Ibrahimy dan doa atas kecelakaan rombongan yang menjemput. KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy sebenarnya juga dijadwalkan untuk mengisi pengajian ini namun disebabkan musibah tersebut beliau tidak dapat hadir ke Nurul Jadid.

KH. Moh. Zuhri Zaini juga menjelaskan harapan beliau. “Mudah-mudahan barokahnya peringatan maulid sekalipun tahun ini cukup sederhana dan kurang meriah karena memang hanya melibatkan internal pesantren. Tapi mudah-mudahan, kita tidak kehilangan makna dan hikmah dari peringatan ini.” Tutur beliau.

“Sebenarnya dalam memperingati maulid itu tidak hanya dalam bentuk seperti ini, semisal pengajian. Namun juga bisa dalam bentuk-bentuk yang lain, seperti yang pernah Rasul lakukan, yakni syukuran maulidnya dengan berpuasa,” dawuh pengasuh saat sambutan.

(Habib Abdurrahman Bin Alwi Ba’ali memberikan ceramah pada pengajian umum maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H)

Habib Abdurrahman Bin Alwi Ba’ali mengawali ceramahnya dengan bersholawat kepada Nabi diiringi Firhaz Nurul Jadid dan diikuti oleh seluruh jamaah. Dalam ceramahnya Habib Abdurrahman mengungkapkan rasa haru dan syukur karena telah diberi kesempatan menjadi penceramah pada acara pengajian umum tersebut.

“Sebuah kehormatan bagi saya untuk berpidato di acara ini, saya sedikit bingung mau berpidato tentang apa, karena ilmu saya juga dari sini,” ungkap Habib Abdurrahman Bin Alwi Ba’ali

Habib Abdurrahman Bin Alwi Ba’ali berhasil menghidupkan suasana dan membuat audien yang awalnya mengantuk karena malam cukup larut tertawa dengan kisah-kisah yang disampaikan. Akan tetapi, hal tersebut lantas tidak menghilangkan makna dan nilai yang dapat ditauladani dari figur Rosulullah.

“Adanya maulid ini supaya kita dekat dengan nabi muhammad, mengenal sifat Nabi dan sebagai obat hati bagi kita,” papar Habib Abdurrahman.

Terakhir, acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Dewan Pengasuh KH. Fadlurrahman Zaini. Setelah acara berakhir tepat pukul 23.00 WIB tamu undangan beserta para jamaah meninggalkan Masjid Jami’ Nurul Jadid.

 

 

(Humas Infokom)

KH. Fahmi AHZ Gembleng Spiritual Santri Lewat Safari Sholawat 40 Malam

nuruljadid.net – Awal memasuki bulan Robiul Awwal 1443 H bertepatan tanggal 08 Oktober 2021, Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid yang dipimpin oleh KH. Fahmi AHZ mengadakan Safari Sholawat selama 40 malam dengan pembacaan Simtuddurror di setiap wilayah asrama santri putra pusat secara bergilir.

Kepala Biro Kepesantrenan KH. Fahmi AHZ menyampaikan safari sholawat ini adalah sebuah bentuk Riyadah Maulid selama 40 malam dengan harapan terbentuknya karakter luhur santri Nurul Jadid.

“Kami mengadakan Safari Maulid sebagai bentuk riyadah santri dan pengurus di bulan Maulid agar ada perbaikan karakter, hati dan jiwa dari masing-masing pribadi santri. Ini juga merupakan kegiatan pembinaan karakter baik untuk santri di bulan yang mulia ini,” dawuh KH. Fahmi AHZ.

(Kepala Biro Kepesantrenan KH. Fahmi AHZ bersama Kepala Biro Pendidikan K. Moh. Imdad Robbani didampingi ustadz Misbahul Munir Ratib dan Ustadz Musthofa saat pembacaan simtudduror)

Safari sholawat dilakukan setiap malam ba’da isyak oleh seluruh pengurus pesantren dan santri di asrama wilayah yang sebelumnya telah terjadwal. Nampak juga Kepala Biro Pendidikan K. Moh. Imdad Robbani ikut membersamai kegiatan safari sholawat di beberapa asrama wilayah. Sholawat Nabi yang dibawakan adalah Sholawat Simtudduror karangan Habib Ali Bin Muhammad Alhabsyi. Kegiatan ini bisa diikuti oleh seluruh pengurus pesantren dan wali asuh yang tidak udzur.

Santri dan pengurus menyambut kegiatan Safari Sholawat ini dengan antusias sebagaimana disampaikan oleh Ustaz Misbahul Munir Ratib. “Alhamdulillah kegiatan ini sangat positif dan direspon baik oleh santri serta pengurus asrama sehingga dapat berjalan dengan lancar dalam rangka menghidupkan bulan kelahiran manusia mulia Nabi Muhammad SAW.” ungkap ustaz Misbah.

Selain itu, banyak hikmah dan keutamaan dengan datangnya bulan robiul awal atau maulid ini yaitu disunnahkan perbanyak membaca sholawat, banyak berkah karena banyak majelis digelar untuk memperingati hari kelahiran Nabi, meningkatkan kecintaan kita kepada Rosulullah, mendapatkan rahmad dari Allah SWT, dan perbanyak amal kebaikan kepada sesama makhluq baik hewan, tumbuhan, lebih-lebih kepada manusia. Semoga kita semua tergolong ummat yang mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW sampai hari kiamat beserta ridho Allah SWT.

(Humas Infokom)

Pembukaan Festival Maulid 2021 Hadirkan Nuansa Nasionalisme dan Kesenian Santri

nuruljadid.net – Malam Pembukaan Festival Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo yang dilaksanakan pada hari kamis malam 16 September 2021 bertempat di halaman Kantor Pusat Pondok Pesantren Nurul Jadid Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur berlangsung meriah.

Acara diawali dengan penampilan Firqoh Hadrah Az-Zainiyah (FIRHAZ) Nurul Jadid yang memukau dan disambut antusias oleh para santri yang hadir memenuhi halaman depan kantor pusat Pesantren Nurul Jadid. Firhaz melantunkan beberapa lagu sholawat memuji keagungan Nabi Muhammad SAW. Festival dalam rangka menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW ini merupakan kegiatan rutin tahunan untuk para santri guna ikut meramaikan peringatan Maulid Nabi dengan berbagai jenis lomba.

Tema yang diusung dalam kegiatan festival maulid tahun ini yaitu “Spirit Festival Nabi untuk Menumbuhkan Nilai-nilai Kemanusiaan” sebagaimana disampaikan oleh koordinator lomba saudara Zainullah yang bertujuan untuk menghidupkan momentum Maulid Nabi Muhammad SAW dengan rangkaian kegiatan positif untuk santri.

“Tujuan diselenggarakannya Festival Maulid ini adalah untuk menghidupkan momentum Maulid Nabi Muhammad SAW dengan kegiatan positif, kreatif, produktif dan bermanfaat bagi santri Nurul Jadid,” ujar Zainullah dalam sambutannya.

(Wakil Kepala Pesantren KH. Najiburrahman Wahid membuka Festival Maulid 2021 secara resmi dengan pemukulan Bona)

Pimpinan Pesantren yang hadir Wakil Kepala Pesantren KH. Najiburrahman Wahid yang memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara simbolis dengan pemukulan Bona dan diiringi pemutaran video launching logo official Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H. Wakil Kepala Pesantren didampingi Kepala Biro Pendidikan Kiai Imdad Robbani, Kepala Bidang Kesenian dan Olahraga Santri (BKOS) KH. Makki Maimun Wafi dan Kiai Amin Wafi serta Pimpinan Lembaga dan Wilayah di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Acara dimulai dan dibuka tepat pukul 20.50 WIB oleh Master of Ceremony (MC) Ibnu Abbas, dilanjutkan pembacaan Ayat suci Al-Qur’an yang dilantunkan oleh saudara Nabilul Fikri peserta didik Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) Nurul Jadid. Lantunan merdu ayat suci al-qur’an yang dibacakan oleh Nabilul Fikri menghipnotis santri dan seluruh undangan yang hadir.

Ketua Panitia PHBI Maulid Nabi Saudara Taifur Rosyid Mahasiswa Aktif UNUJA menyampaikan bahwa pelaksanaan festival maulid nabi ini selain untuk memeriahkan dalam rangka menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW juga sebagai wadah pelatihan dan kaderisasi santri dalam pengabdian melalui kegiatan-kegiatan pesantren sebagaimana nilai yang terkandung dalam Panca Kesadaran Santri yaitu Kesadaran Berorganisasi dan Bermasyarakat.

“Alhamdulillah kami panitia Maulid bersyukur diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk berproses menggembleng diri kami dalam pengabdian di pesantren melalui kepanitiaan Maulid Nabi ini sebagaimana nilai yang terkandung dalam Panca Kesadaran Santri,” ungkapnya.

Kegiatan seremonial pembukaan diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh KH. Makki Maimun Wafi dan dilanjutkan dengan acara penampilan kesenian santri dari sanggar Amoeba SMA Nurul Jadid, Gas Bumi MA Nurul Jadid dan Teater Kala Universitas Nurul Jadid. Penampilan karya seni yang apik berhasil menghibur para santri meskipun waktu cukup larut. Kombinasi dramatisasi puisi dan musical tradisional ini berhasil menyampaikan pesan dan kesan nasionalisme, religiusitas, kebudayaan dan kritik sosial terhadap kondisi bangsa Indonesia dewasa ini. Di balik suksesnya acara ini juga tidak luput dari Kerjasama tim yang luar biasa dari Panitia Organizing Committee, Panji Pelopor dan Tim Multimedia Nurul Jadid sebagai lakon di balik layar.

(Tim Multimedia eNJe Picture Nurul Jadid sedang mengoperasikan alat untuk kelancaran acara Pembukaan Festival Maulid)

Tepat pukul 22.30 WIB seluruh rangkaian acara pembukaan Festival Maulid usai dan seluruh santri kembali ke asrama masing-masing untuk beristirahat agar tetap bisa mengikuti kegiatan pesantren selanjutnya yaitu tahajjud dan sholat Subuh berjamaah.

(Humas Infokom NJ)

Ribuan Santri dan Tamu Hadiri Maulid Nabi PP. Nurul Jadid

Ribuan Santri dan Tamu Hadiri Maulid Nabi PP. Nurul Jadid

nuruljadid.net – Lapangan Pondok Pesantren Nurul Jadid penuh sesak dengan tamu, pengunjung dan santri yang menghadiri acara Maulid Nabi dan Isthigosah Akbar PP. Nurul Jadid dan PWNU serta bersama Hadrah Al Wali. Kamis (29/11/2019).

Kegiatan yang turut dihadiri oleh ribuan santri putra dan putri itu mengundang Habib Sholeh  Al Jufry dari Solo, Jawa Tengah.

Kemudian penampilan Majelis Sholawat Al Waliy menjadi moment yang paling dinantikan oleh para jamaah. Lagu Sluku-Sluku Batok penjadi pembuka dan otomatis membuat suasana semakin bergemuruh. Ribuan jamaah secara kompak mengikuti lantunan sholawat yang dibawakan oleh Majelis Al Waliy. Setelah beberapa sholawat dilantunkan acara langsung dilanjutkan dengan pembacaan sholawat qiyam sebagai penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

Potret suasana ramai dan meriahnya acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H

Potret suasana ramai dan meriahnya acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H

Pasca pembukaan sholawat, KH. Zuhri Zaini menyampaikan sekapur sirih bahwa kegiatan maulid nabi ini merupakan agenda rutin PP. Nurul Jadid dan pada tahun ini juga menjadi pra acara MUSKERWIL.

“Dengan adanya acara ini semoga menjadi pererat tali silaturahmi bagi kita dalam rangka  memperingati manusia agung, manusia berjasa bagi kita dan alam semesta dan mudah- mudahan selalu di sertai ridho dan maunah Allah SWT. Sehingga dapat membawa berkah bagi kita, bagi bangsa, bagi umat, bagi pondok pesantren dan santri khususnya bagi Jam’iyah Nahdlatul Ulama,” ungkap beliau.

Lebih lanjut, terdapat sambutan dari KH. Syafrudin Syarif sebagai perwakilan Panitia Muskerwil dan Pengurus PWNU Jawa Timur dan dilanjutkan dengan ceramah agama dan doa sebagai penutup oleh Habib Sholeh Al Jufriy.

 

Penulis: Ridwan

Editor: Ponirin

Adakan Lomba PHBI Maulid 1441 H, Berikut Daftar Pemenangnya

Adakan Lomba PHBI Maulid 1441 H, Berikut Daftar Pemenangnya

nuruljadid.net – Ada momentum menarik pada saat pelaksanaan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H, Kamis (28/11/2019) di Lapangan Universitas Nurul Jadid (UNUJA). Pasalnya, dalam rangkaian acara tersirat pemberian hadiah bagi pemenang lomba PHBI Maulid 1441 H.

Dalam perlombaan yang dilaksanakan beberapa waktu lalu, terdapat 8 jenis perlombaan yang dilaksanakan untuk santri putra dan putri. Adapun jenis perlombaan seperti; Musabaqoh Qiraatul Qutub, Hadrah Tradisional Ala Santri, Musabaqoh Syahril Quran, Praktik Ibadah, Shalawat Tanpa Musik, Kreasi Sholawat, Nasyid dan Dramatisasi Puisi.

“Harapan kami rangkaian lomba ini bisa menumbuhkan jiwa Kopetisi di dalam jiwa para santri, akan tetapi dikarenakan waktu yang kurang kondusif, kami terpaksa tidak bisa untuk membagikan secara langsung throphy dan juga sertifikat kepada para pemenang. ” Ujar Romli, koordinator Lomba.

Berikut daftar pemenang lomba:

KATEGORI LOMBA PUTRA:

  • Musabaqoh Qiraatul Qutub
  1. Agil Sabata (MAK)
  2. Naufal Kurtubi(Ar-Rumi)
  3. Idhofi (MAK)
  • Hadrah Tradisional Ala Santri
  1. PPIQ
  2. Sunan Drajat C
  3. Ar-Rumi
  • Musabaqoh Syahril Quran
  1. PPIQ
  2. Ar-Rumi
  3. Diniyah
  • Praktik Ibadah
  1. Diniyah
  2. PPIQ
  3. MAK
  • Shalawat Tanpa Musik
  1. PPIQ
  2. Diniyah
  3. I’dadiyah

 

KATEGORI LOMBA PUTRI:

  • Kreasi Sholawat
  1. MA Nurul Jadid
  2. MAN 1 Probolinggo
  3. Mts Nurul Jadid
  • Nasyid
  1. SMA Nurul Jadid
  2. MAN 1 Probolinggo
  3. MA Nurul Jadid
  • Lomba Musabaqoh Syahril Quran
  1. MAN 1 Probolinggo
  2. MA Nurul Jadid
  3. SMA Nurul Jadid
  • Dramatisasi Puisi
  1. MA Nurul Jadid
  2. SMA Nurul Jadid
  3. MAN 1 Probolinggo
  • Sholawat Tanpa Musik
  1. Elisa Amanda(MAN 1 Probolinggo)
  2. Siti Aisyah(MA Nurul Jadid)
  3. Nabila(MA Nurul Jadid

Penulis: Ridwan

Editor: Ponirin

Cara Meneladani Sifat Rasulullah

Cara Meneladani Sifat Rasulullah

Meninjau kepada aspek kehidupan tidak akan terlepas dari suatu pembahasan mengenai peran manusia selaku makhluk sosial dan pelakunya. Manusia diciptakan Allah Swt. dengan keadaan yang paling sempurna dibanding dengan makhluk Allah lainnya. Guna mengatur setiap aspek kehidupan manusia, Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk melalui seorang hamba pilihan-Nya, yaitu Rasulullah Saw.

Rasulullah Saw. menjadi patokan tindak tanduk setiap manusia, berbagai macam contoh dan keteladanan sikap dan sifat Beliau sejatinya sudah mampu menjadi patokan perilaku kehidupan manusia di dunia. Akhlak yang dimilikinya, serta seluruh sifat yang muncul dari fitrahnya membuat sebuah konsep kehidupan yang lebih manusiawi dan menjunjung tinggi nilai-nilai sosial dan kebersamaan.

Kewajiban bagi umat manusia terutama muslim adalah beriman kepada Rasulullah Saw. dengan sepenuh hati dan keyakinannya. Dalam hal ini, manusia seyogyanya meniru sikap dan perilaku beliau dalam setiap aspek kehidupan di dunia. Mulai dari hal terkecil misalnya makan dan minum sampai pada hal-hal besar yang menyangkut interaksi manusia dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari.

Di samping sebuah kewajiban untuk mencontoh seluruh perilaku baik dari Rasulullah Saw. manusia sudah seharusnya mencintai Rasulullah Saw. dan merindukan pertemuan dengannya. Dengan giat dan gigihnya Beliau membawa ajaran Islam yang benar meski menuai banyak cobaan baik berbentuk fisik maupun non-fisik. Suatu teladan yang sangat baik bagi kehidupan manusia seutuhnya.

Kembali pada proses mencintai Nabi, untuk sampai pada cinta terhadap Nabi, tidak hanya dengan kata-kata semata, melainkan harus selayaknya orang yang benar-benar cinta. Mengikuti segala macam perilaku serta karakteristiknya dan mencontoh segala sikap yang ada dalam teladan yang sempurna tersebut adalah wujud dari mencintai Nabi sebenar-benarnya cinta.

Tidak sampai disana, kewajiban taat dan patuh pada semua sunnah yang diperintahkannya termasuk dalam wujud kasih sayang yang nyata. Karena meski tidak bertemu dengan Beliau, kita merasakan kehadiran Beliau dengan melakukan segala bentuk perbuataan baik ibadah maupun perilaku keseharian sesuai dengan tuntutan dan ajaran Rasulullah Saw.

Proses meneledani Rasulullah memang tidaklah mudah, dibutuhkan perjuangan yang ikhlas dan benar-benar didasari iman yang kokoh didalamnya. Beliau dengan segala sifat sempurnanya dan perilaku mulianya adalah standar yang paling tepat untuk solusi dan contoh bagi kehidupan umat manusia.

Dengan predikat yang diberikan kepada Nabi, seperti Shidiq, Amanah, Fathonah dan tabligh Rasulullah memiliki berbagai macam bentuk perilaku yang sudah sepatutnya kita menjadikan hal tersebut sebagai rujukan dalam bertindak dan berbuat. Tujuan dari ini semua tidaklah sekedar aplikasi dari rasa cinta kepada Rasulullah, namun mengikuti apa yang Beliau ajarkan akan membawa kita pada ketentraman hidup dan derajat yang mulia.

Penulis : Muhammad Lutfi (Pengurus Asrama Diniyah, Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo)

Memorandum Maulid Nabi Muhammad Saw; Pesan Perdamaian Negeri Ibu Pertiwi

Memorandum Maulid Nabi Muhammad Saw; Pesan Perdamaian Negeri Ibu Pertiwi

1441 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah jerit tangis manusia paling mulia di muka bumi pertama kali menggema menyapa bumi. Pada hari itu adalah hari dilahirkannya seorang pionir islam yang nama dan jasanya akan dikenang sampai kapanpun. Manusia itu bernama Muhammad bin Abdillah. Sehingga, sejak saat dan hari itu sampai saat ini ditandai sebagai hari diperingatinya kelahiran Nabi Muhammad SAW atau lebih familiar disebut dengan Maulid Nabi oleh umat Islam diseluruh penjru dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Dalam hal kajian asal usul awal mula peringatan maulid ini, tokoh pengkaji Islam dari Universitas Leiden Belanda, Noco Kptein dalam riset disertasinya mengenai Maulid Nabi dengan mengambil rujukan kitab Tarikh al-Ihtifal bi al-Mauli al-Nabawiy Karya Imam al-sandubi menyimplkan bahwa bahwa peringatan maulid ini pertama kali dilakukan pada masa Dinasti Fatimiyyah di Mesir, tepatnya pada masa pemerintahan al-Mu’izz li Dinillah yang berkuasa pada pertengahan abad X Masehi (953-975 M). sedangkan di kalangan Sunni, berdasrkan catatan pakar sejarah, peringatan maulid pertama kali digelar oleh penguasa Suriah, Sultan Attabiq Nuruddin (w. 575 H). Pada masa itu, Maulid dilaksanakan pada malam hari yang diisi dengan pembacaan syair-syair yang berisi pemujaan terhadap raja (ode) dan sangat kental nuansa politiknya. Peringatan Maulid pernah dilarang pada masa pemerintahan al-Afdhal Amirul Juyusy, karena dianggap sebagai bid’ah yang terlarang. Kemudian pada masa sultan Salahuddin al-Ayyubi, tradisi ini dihidupkan kembali. Bagi sebagian kalangan, Sultan Salahuddin al-Ayyubi adalah orang pertama yang mengadakan perayaan maulid nabi. Hal ini bisa benar jika yang dimaksud adalah yang pertama, yaitu menghidupkan kembali tradisi yang telah mati dan sama sekali bukan untuk kepentingan politik.

Terlepas dari catatan sejarah yang masih abu-abu mengenai peletak pertama kali dirayakannya maulid Nabi, bahwa ada hal yang sebenarnya perlu kita selami dari peringatan tahunan ini yaitu pengejawentahan nilai-nilai Maulid Nabi ini dengan dimaknai dengan spirit aktualisasi visi Islam //rahmatan li al-‘alamin// (agama cinta dan kasih sayang bagi semesta raya). Spirit ini meniscayakan sistem peradaban dan hidup yang disemai dengan perdamaian, harmoni, dan penuh toleransi karena eksistensi dan substansi ajarannya adalah ajaran salam (damai, harmoni), penuh toleransi, dan antikonfrontasi yang akhir-akhir ini mulai tercemar nilai-nilai tersebut dengan hegemoni kontestasi politik dan konfrontasi antar  ras beragama yang mewarnai kusamnya negeri Ibu pertiwi.   Karena itu, pesan damai dan harmoni dalam Maulid Nabi SAW sangat penting dikontekstualisasikan dan diaktualisasikan dengan nalar dan sikap kebangsaan, kebinekaan, persatuan, dan keutuhan NKRI.

Kelahiran Nabi SAW pada Rabiul Awal (musim semi) yang sarat dengan simbol keindahan dan kedamaian. Karena musim semi di banyak negara, khususnya Timur Tengah, merupakan musim yang indah dan sangat dirindukan. Saat kelahiran Nabi SAW, yang dikenal dengan Tahun Gajah, tindak konfrontatif dan agresif terjadi, dilakukan oleh tentara gajah yang dipimpin Raja Abrahah. Namun, dengan nalar harmoni, kakek Nabi, Abdul Mutallib, menghadapinya dengan damai dan secara dialogis. “Jika harta benda yang kalian inginkan, kami tidak memiliki apa-apa. Namun, jika kalian hendak menghancurkan Ka’bah, ketahuilah bahwa ia ada yang menjaganya (Allah),” kata Abdul Mutallib,

Dengan kepongahan dan kesombongannya, tentara gajah itu bersikeras melakukan konfrontasi pada  Ka’bah karena rasa iri sebab ramainya umat yang berkunjung dan melakukan transaksi bisnis di sekitarnya, sementara “Ka’bah palsu” yang dibuatnya sepi pengunjung. Sikap dan tindakan ageresif ini kemudian dihentikan oleh “tentara langit” (burung Ababil) yang membawa batu dan melemparinya yang dapat menghancurkan tentara gajah seperti daun-daun yang dimakan ulat (QS al-Fil [105]: 1-5).

Jadi, peristiwa Maulid Nabi SAW pada Tahun Gajah sangat sarat pesan perdamaian kepada pasukan yang hendak menghancurkan rumah suci, Ka’bah. Nalar damai dan harmoni yang ditawarkan Abdul Mutallib itu sesungguhnya menyediakan ruang kebajikan dan kerendahhatian dengan tidak melampiaskan kedengkian dengan tindak kekerasan. M Bassam Rushdi al-Zayn  dalam The Prophet’s School: Lessons & Lights (2002), mendeklarasikan, bahwa semua rasul yang diutus adalah mengemban misi pendidikan dengan membawa nilai-nilai kasih sayang, perdamaian, dan kebajikan, tak terkecuali nabi akhir zaman. Afirmasi Nabi Muhammad SAW sendiri mendeklarasikan bahwa “Aku diutus oleh Allah sebagai pendidik” (HR Malik); dan “Aku diutus sebagai bukan pelaknat, melainkan penebar rahmat” (HR Muslim).

Kesuksesan Nabi Muhammad SAW mengubah masyarakat jahiliyah yang dikenal keras kepala dan berkultur kekerasan bertransformasi menjadi masyarakat madani yang beradab, antara lain, karena visi dakwah dan pendidikannya damai, tidak berorientasi kekerasan. Islam yang didakwahkan Nabi Muhammad SAW adalah agama perdamaian. Akidah tauhid yang menjadi fondasi ajaran Islam juga mengajarkan keyakinan bahwa Allah itu Maha damai (as-Salam).Ketika bertemu dan berinteraksi dengan sesama Muslim, identitas dan doa utama yang sangat dianjurkan adalah menebar senyum dan salam  “Assalamu’alaikum” (semoga kedamaian dan keselamatan dilimpahkan kepada kalian).

Nabi Muhammad SAW sendiri digelari sebagai nabiyyu ar-rahmah wa Rasul as-Salam (Nabi sang pembawa ajaran kasih sayang, dan utusan Allah penyeru perdamaian). Pesan perdamaian yang dibawa Nabi sejatinya kunci pembuka surga Allah, kampung akhirat yang penuh damai. Beliau bersabda, “Tebarkan perdamaian, berilah makan kepada fakir miskin, sambungkanlah tali silaturahim dan shalatlah (di waktu malam) di saat kebanyakan orang tidur, niscaya kalian dimasukkan ke dalam surga Tuhan kalian, Dar as-Salam (kampung kedamaian) (HR Muslim).

Karena itu, indikator keberislaman seseorang itu diukur dengan sikap damai dan harmoninya terhadap orang lain. Orang Islam itu adalah orang yang membuat orang lain hidup damai dn selamat dari tutur kata dan perbuatan tangannya.” (HR Muslim). Pesan damai Maulid Nabi SAW adalah pesan universal dan aktual yang sangat urgen diimplementasikan kedalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pesan damai, harmoni, dan integrasi dari Maulid Nabi SAW tersebut sangat penting diaktualisasikan dalam kehidupan kebangsaan dan keumatan padasaat ini.

Kemerdekaan dan persatuan bangsa ini dapat diraih dengan perjuangan dan pengorbanan jiwa dan raga warga bangsa yang mayoritas Muslim dengan sangat mahal. Karena itu, NKRI sebagai negeri perjanjian dan pembuktian aktualisasi pesan damai, harmoni, dan integrasi harus dijaga dan dipertahankan. Pembuktian pesan damai itu harus dimulai dengan penegakan hukum yang adil dan tegas terhadap siapapun yang bertindak intoleran, kekerasan, teror, dan mengancam ideologi negara dan NKRI. Dengan demikian, momentum Maulid Nabi SAW hendaknya dimaknai dalam rangka peneguhan sikap dan aktualisasi nilai-nilai perdamaian, apresiasi terhadap kebinekaan, perbedaan pendapat dan keyakinan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara tanpa ada pelanggaran HAM, penistaan antar umat beragama, intolerasi antar umat beragama dan penjarahan kekayaan bangsa melalui korupsi berjamaah.

Terakhir, bahwa titik tumpu beberapa paragraf diatasadalah bagimana pesan damai dalam Maulid Nabi Muhammad SAW ini harus diwujudkan melalui cara berfikir, bersikap dan berperilaku keberagamaan yang santun, rukun, toleran, saling menghormati, dan menerima perbedaan keyakinan. Sebab, Tanpa nalar damai, harmoni, integrasi, dan budaya toleransi yang madani, bangsa ini akan mengalami stagnansi atau bahkan dekadensi dan kembali ke era penjajahan, sehingga mengalami disintegrasi yang destruktif dan kontraproduktif.

Melalui pesan damai dalam Maulid Nabi Muhammad SAW, kita perlu mengambil pelajaran penting dari berbagai konfrontasi dan perang berkepanjangan di Irak, Suriah, Yaman, dan sebagainya yang membuat negeri mereka porak-poranda dan hidup sengsara. Perdamaian itu memang tidak murah karena mengharuskan kita memiliki komitmen kuat menjaga hati yang damai dan harmoni yang tentunya harus dimulai dari diri kita sendiri. Tanpa hati yang damai, maka perdamaian dan harmoni hanya akan menjadi angan belaka.

Penulis : Ilfan Tufail (Pengurus Asrama Diniyah, Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo)

KH. Moh. Zuhri Zaini: Nabi Muhammad Idola yang Sempurna

KH. Moh. Zuhri Zaini: Nabi Muhammad Idola yang Sempurna

nuruljadid.net – Kamis malam (06/12/2018), Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang bertempat di halaman Kantor Pusat Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Acara yang diikuti seluruh santri putra dan putri ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh pondok pesantren setiap tahun sebagai media silaturahim sekaligus kaderisasi dalam berorganisasi.

KH. Moh. Zuhri Zaini, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid mengingatkan, meski kegiatan peringatan Maulid Nabi dilakukan secara rutin, kita sebagai umat Nabi Muhammad jangan sampai terjebak pada formalitas belaka, melainkan kita bisa mengambil hikmah dan bersyukur atas kelahiran Nabi dengan membaca sholawat padanya secara khusuk dan khidmat.

“Marilah kita jadikan kegiatan rutin ini untuk mensyukuri nikmat Allah SWT dan mensyiarkan kembali kelahiran beliau yang merupakan suatu syairollah,” tutur beliau dalam sambutannya.

Selain dengan harapan bertambahnya ketaqwaan kita kepada Allah, kegiatan ini sejatinya dimaksudkan untuk lebih mengenal Nabi Muhammad. Karena dengan mengenallah kita bisa lebih mencintai beliau sebagai pengikutnya.

Lebih pada itu, beliau menyampaikan bahwa Nabi Muhammad merupakan panutan yang paling sempurna untuk disebut idola yang bisa dijadikan teladan dalam mengarungi hidup. “Sebab sekarang yang diidola banyak, tapi yang dapat dijadikan teladan itu yang kurang,” tambah beliau.

“Melalui kegiatan ini kita hadirkan beliau meski tidak secara fisik dengan bersholawat. Mengingat kita ada di akhir zaman, maka kehadiran beliau sangat diperlukan ditambah banyaknya bencana yang terjadi,” kata beliau pada seluruh jama’ah yang hadir.

Penulis : Soni Hakim

Editor : Mahrus Syamweil

Meriahnya peringatan maulid nabi saw di pp nurul jadid.

Meriahnya Peringatan Maulid Nabi SAW di PP Nurul Jadid

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 Hijriah, Kamis Malam (06/12/2018). Acara yang diikuti oleh seluruh santri Nurul Jadid putra dan putri tersebut bertempat di halaman Kantor Pusat Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Tepat pada pukul 20.00 WIB acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran yang dibawakan oleh Ust. Sudirman sebagai pembuka acara. Dilanjutkan dengan pembacaan Sholawat Nabi dan Sholawat Nahdliyin oleh Firqoh Hadrah Az-zainiyah.

Sehabis itu seluruh jama’ah yang hadir diajak untuk melantunkan Qosidah KH. Zaini Mun’im yang dipandu langsung oleh KH. Fahmi Abdul Haq Zaini secara khidmat.

Acara ini juga dimeriahkan dengan pemberian hadiah pada pemenang lomba Maulid Nabi. Selain itu turut pula diramaikan dengan pemberian bingkisan kepada anak yatim piatu dan kurang mampu di sekitar lingkungan pondok pesantren.

Sukron Makmun, selaku Ketua Panitia menyampaikan, tujuan diadakannya acara ini sebagai sarana penyambung silatutahim pondok pesantren dengan masyarakat sekitar. Lebih pada itu ia menambahi, tujuan terpenting adalah mendapat syafaat Nabi Muhammad. “Semoga dengan adanya acara ini kita mendapatkan suri tauladan Nabi Besar kita,” tuturnya dalam sambutan.

Turut hadir pula dalam acara ini KH. Abdullah Syamsul Arifin sebagai penceramah tunggal dan KH. Ali Badri, pengarang Sholawat Maulud Al-Badri. Acara ini ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh Habib Ba’ali.

Penulis : Ahmad

Editor : Mahrus Syamweil

Semarakkan Maulid Nabi Dengan Lomba Ala Santri

Semarakkan Maulid Nabi Dengan Lomba Ala Santri

nuruljadid.net-  Acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Nurul Jadid akan di laksanakan pada 6 Desember 2018 mendatang, demi memeriahkan acara tersebut Panitia acara tersebut mengadakan beberapa perlombaan.

Seperti, Lomba Hadrah Tradisional ala santri tanggal khusus bagi santri putra yang bertempat di Aula Universitas Nurul Jadid (UNUJA) pada sore hari dan  bagi santri putri ada Lomba sholawat bertempat di Auditorium Mahrom Wilayah Al – Hasyimiyah dan lomba Musyabaqoh Syahril Qur’an (MSQ) yang bertempat di Aula UNUJA pada pagi harinya.

Mengenai pembukaan dari Lomba – lomba yang disebutkan diatas dilaksanakan pada Senin Malam (03/12/2018), Ahmad Nabil, Ketua Panitia Lomba menyampaikan bahwa lomba – lomba tersebut dilaksanakan pada Selasa (04/12/2018).

“Kegiatan lomba ini di ikuti oleh semua wilayah-wilayah yang ada dibawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid, yang salah satu tujuannya adalah mengajak santri untuk gemar bersholawat,”. ujarnya dalam sambutan.

Keputusan pemenang dari semua lomba tersebut diumumkan oleh ketua panitia lomba ketika acara Peringatan Maulid Nabi berlangsung di halaman kantor PP. Nurul Jadid, seraya pemberian piala kepada para pemenang oleh Kepala bidang Koordinasi Olahraga Santri, KH. Makki Maimun Wafi.

Adapun pemenang dari lomba – lomba yang disebutkan di atas ialah sebagai berikut :

Lomba Hadrah Tradisional Ala Santri :   

Juara 1 : Asrama Sunan Kalijaga

Juara 2 : Asrama PPIQ

Juara 3 : Wilayah Jalaluddin Ar – rumi

Lomba Musyabaqoh Syahril Qur’an (MSQ) :

Juara 1. Zahiya Adiba, MA Nurul Jadid

Juara 2. Widiyatul Umamah, SMA Nurul Jadid

Juara 3. Eka Wahyuni, MAN 1 Probolinggo

Lomba sholawat :

Juara 1. Naulul Nikmah, MA Nurul Jadid

Juara  2. Mamluatul Tazqiya, MA Nurul Jadid

Juara 3. Hanunatul Jazila, MAN 1 Probolinggo

 

Penulis : Muhammad Nuris

Editor : A Rofik

 

kh-abdullah syamsul arifin di acara maulid nabi 1439h

KH. Abdullah Syamsul Arifin : Hadirkan Rosulullah dalam Kehidupan Kita

nuruljadid.net – Banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam rangka memperingati Hari Lahir Nabi Muhammad SAW. Namun pertanyaan mendasar bagi kita semua, mengapa kita semua merayakan maulid? Dawuh DR. KH. Abdullah Syamsul Arifin yang berasal dari Jember diawal ceramah agama dalam acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Beliau menyampaikan bahwa ada dua tujuan kita merayakan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW :

Pertama, sesuai dengan ungkapan kebahagian dengan dilahirkan nabi sebagai rahmat bagi seluruh alam yang disampaikan oleh Imaam As- Syuyuti. Beliau menjelaskan mengutip dari dawuh Sayyidina Abbas, ahli tafsir dengan metode tafsir Al Surah dalam Surah Al-Ambiya bahwa sepupu nabi mendoakan beliau dengan kata rahmat dan beliau menafsirkan kata rahmat dengan Nabi Muhammad SAW.

Kedua, menghadirkan kembali sosok rasul diantara umat – umat nya yang lupa. Kegiatan ini akan sunnah ketika tujuan nya hanyalah untuk menghadirkan beliau dalam keduniaan. Jika tujuannya untuk keagamaan maka hukumnya itu wajib.

Sebelum beliau memberikan penjelasan tentang sejarah singkat Rosulullah dalam mensyiarkan agama islam, KH. Abdullah Syamsul Arifin sedikit tentang tujuan diperingatinya Maulid Nabi Muhammad SAW.

“memperingati Hari Lahir Nabi Muhammad SAW itu sama seperti kita memperingati Haul. Mengapa di Pesantren diperingati Haul? Maka jawabannya adalah untuk menghadirkan kembali para leluhur kita untuk kembali hadir ditengah kita agar perjuangan beliau tetap dikenang” dawuh beliau

Beliau juga menambahkan ceramah agama yang disampaikan oleh Habib Shaleh bin Aly Al-Muhdlar tentang mencintai Rosulullah SAW.

“Hadirkan Rosulullah dalam kehidupan kita, tanamkan dalam otak kita tentang perilaku sifat Rosulullah sehingga ketika kita menghadapi persoalan secara tidak langsung akan menyelesaikan dengan cara rosulullah ketika meyelesaikan sebuah persoalan” dawuh KH. Abdullah Syamsul Arifin.

Selain menyampaikan tentang keharusan kita sebagai Ummat Nabi Muhammad SAW dalam mengikuti sunnahnya, beliau juga sedikit menceritakan kisah Nabi Muhammad dalam berdakwah. Allah SWT juga memberikan cerita cerita tentang kehidupan nabi nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.

“Allah menceritakan kisah kehidupan nabi nabi sebelum Nabi Muhammad SAW dengan tujuan untuk meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW untuk terus berdakwah mensyiarkan agama islam” Ujar KH. Abdullah Syamsul Arifin.

Beliau juga menyampaikan bahwa Perjuangan Rosulullah dalam mensyiarkan agama islam sangat berat dan melarat. Oleh karena itu, jika kita menghadapi permasalahan dalam hidup, maka bacalah Rosulullah, maka kita akan kembali kuat untuk menjalani kehidupan.

“Perbanyak kita membaca sifat rosulullah karena dalam diri Rosulullah terdapat banyak sifat tauladan yang baik untuk kita tiru. Sifat ayah ada dalam diri Rosulullah. Sifat pemimpin juga ada dalam diri Rosulullah. Dan masih banyak sifat sifat Rosulullah lainnya yang harus kita pelajari dan tauladani” dawuh Beliau sambil memberikan nasihat kepada santri. (Qz/Salim)

habib shaleh bin aly al-muhdlar di acara maulid nabi 1439h

Mauidhatul Hasanah oleh Habib Shaleh bin Aly Al-Muhdlar

nuruljadid.net – Malam ini (14/12/2017) Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Nurul Jadid digelar di Lapangan Nurul Jadid. Kegiatan ini diisi dengan beberapa ceramah agama. Ceramah agama pertama diisi oleh Habib Shaleh bin Aly Al-Muhdlar dari Banyuwangi.

Beliau mengawali ceramahnya dengan melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk cinta kepada Nabi. Beliau juga menyampaikan bahwa untuk mencintai Nabi Muhammad SAW kita harus bertaaruf kepada sang Rosul. Karena dengan mengenal Nabi Muhammad kita akan mencintai Nabi Muhammad.

“Siapa yang kenal dengan Nabi Muhammad, pasti cinta kepada Nabi Muhammad SAW” dawuh beliau dalam ceramahnya.

“Siapa yang melihat Nabi Muhammad, maka dia akan merasakan kesempurnaan pada diri Nabi Muhammad” tambahnya.

Dalam tausiyahnya beliau sering mengingatkan kepada semuanya untuk terus mencintai Nabi Muhammad SAW. Karena dengan mencintai Nabi Muhammad kita akan mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW.

“Nabi Muhammad adalah manusia biasa yang berhasil mendedikasikan dirinya kepada Allah SWT” dawuh beliau.

Diakhir ceramahnya, beliau kembali mengajak para santri untuk melantukan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.