Pos

Ikhtiar Pesantren Menjawab Tantangan Global, Kiai Hamid Tekankan Sinergi Strategis di Harlah ke-75

nuruljadid.net – Kondisi pesantren secara nasional telah mendapatkan perhatian dari negara. Hal ini digambarkan melalui lahirnya Undang-Undang (UU) Pesantren, artinya pesantren telah masuk ke ranah publik. Menyoroti hal tersebut, Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid tekankan pentingnya sinergi strategis dan mencapai akuntabilitas pesantren di ranah publik.

Hal itu disampaikan oleh Kiai Hamid saat memberikan sambutan di tengah acara peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-75 Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Ahad (11/02/24) malam di halaman kantor pesantren.

Kemudian Kepala Pesantren menegaskan agar tema “Mandiri, Berdaya, Berkarya” pada peringatan Haul Masyayikh dan Harlah ke-75 Pondok Pesantren Nurul Jadid ini tidak hanya sekadar menjadi simbolis belaka, akan tetapi punya makna strategis untuk menjawab arus tantangan global.

“Saat ini, pesantren dihadapkan dengan globalisasi yang tertunda, yang seharusnya berjalan di tahun 2020, serta percepatan Revolusi Industri 4.0 yang harus kita jawab,” imbuhnya.

Untuk itu, lanjut beliau, dalam hal meraih akuntabilitas publik, pesantren tengah berikhtiar untuk menstandarisasi managemen pesantren dengan standar ISO, yang sebelumnya telah dicapai oleh Perguruan Tinggi, yaitu ISO 21001 dan 18000 dalam hal managemen dan pendidikan.

“InsyaAllah pesantren menyusul dengan segala lembaganya, mulai dari pendidikan pra-sekolah, dasar sampai menengah,” paparnya.

Lebih lanjut, Kiai Hamid juga menerangkan ikhtiar pesantren untuk dapat hadir sebagaimana fungsi dan kodratnya semula, bahwa pesantren bukan hanya sekadar sebagai lembaga ansih, tetapi juga adalah bagian dari lembaga kemasyarakatan yang berfungsi dan berperan di dalam masyarakat, baik secara kelambagaan maupun secara individual warga pesantren.

“Ini kita lakukan dengan berjejaring pada tahap awal dengan alumni, wali santri dan simpatisan pondok pesantren, untuk selanjutnya akan dikembangkan lebih luas. Tentu dengan format dan landasan serta inspirasi dari tradisi yang didasarkan pada pemahaman keagamaan yang telah berjalan di pesantren,” ungkap Rektor Universitas Nurul Jadid itu.

Beberapa langkah konkret telah beliau lakukan, diantaranya menandatangani beberapa Memorandum of Understanding (MoU) serta kerja sama dengan berbagai pihak, khususnya dalam konteks ekonomi. Salah satunya seperti yang telah dilakukan pada acara Haul Masyayikh, Ahad (11/02/24) pagi, yaitu MoU dengan Sepatu Sebatik.

“Karena itu pada Harlah ini, kami selain memohon doa, bersama jejaring alumni dan simpatisan kita meneguhkan tekad dan komitmen untuk bersinergi yang diwujudkan dalam langkah-langkah konkret,” pungkasnya.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Agung Riyadi, Seorang Ners Lulusan Unuja Raih Juara 1 Perawat Teladan Tingkat Jatim

nuruljadid.net – Agung Riyadi, S.Kep dinobatkan sebagai Juara satu Perawat Teladan tingkat Jawa Timur yang pertama kalinya ia raih di Momentum tersebut pada, (29/08/2022)

Salah satu Tenaga Kesehatan di RS. Dr. Koesnandi ini merupakan alumni keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Pasalnya setelah lulus dia malanjutkan studinya dan mengambil jurusan profesi Ners yang merupakan salah satu Program Studi (Prodi) di Fakultas Kesehatan Universitas Nurul Jadid (Unuja) hingga sekarang.

Lulusan Fkes Unuja Agung Riyadi berhasil membuktikan segala usaha dalam karirnya sebagai perawat di salah satu Rumah Sakit terkemuka di Bondowoso yakni RS Dr. Koesnandi. Penghargaan tersebut patut diberikan kepada Agung atas dedikasinya yang tinggi, selama wabah pandemi hingga sekarang.

Agung yang merupakan alumni Universitas Nurul Jadid lulus pada tahun 2021 dan saat ini berdinas di Rumas Sakit dr. Koesnandi Bondowoso. Penilaian Perawat Teladan tingkat Jawa Timur tersebut sebagai bentuk apresiasi kepada yang bersangkutan atas kerja kerasnya.

Pengabdian Agung Riyadi dimulai sejak tahun 2021 hingga saat ini pasca menyelesaikan studinya di Unuja. Keinginannya bekerja di rumah sakit tercapai setelah dia mengikuti beberapa tahapan tes. Hingga kini Agung Riyadi bekerja di RSUD dr. Koesnandi Bondowoso sebagai Perawat.

“Kami sangat bangga kepada seluruh mahasiswa fakultas Kesehatan khususnya kepada alumni yang telah dinobatkan sebagai perawat terbaik satu tingkat jawa timur teruslah menggalin prestasimu dengan segala ilmu yang kau dapat” ungkap bapak Handono Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Nurul Jadid (UNUJA).

Di lain sisi, Agung terharu dan bangga atas prestasi yang berhasil dia raih sebagai juara satu perawat terbaik tingkat Jawa Timur “Alhamdulillah atas segala usaha, Allah memberikan anugerah ini kepada saya. Penghargaan ini adalah sebuah amanah yang harus dijaga dan dijalankan dengan baik, saya tidak pernah menyangka dan berharap, saya hanya berusaha fokus memaksimalkan apa yang menjadi tanggung jawab saya dan mencintai profesi ini untuk melayani masyarakat.” imbuh Agung kepada Nurul Jadid Media.

 

(Humas Infokom)

KH. Abdul Hamid Wahid Raih Anugerah “Positive News Maker” 2021

nuruljadid.net – Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid sekaligus Rektor Universitas Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid dinobatkan sebagai peraih anugerah kategori “Positive News Maker 2021” Kabupaten Probolinggo bersama dua sosok lainnya di kategori yang berbeda oleh TIMES Indonesia. Anugerah Times Indonesia (ATI) tahun ketiga ini mengangkat tema “Endurance di Tengah Puncak Pandemi Covid” (21/01/2022).

Mengangkat tema yang berfokus pada endurance to fight (daya tahan untuk berjuang) bermaksud memicu daya tahan untuk bangkit keluar dari situasi serba sulit tidak hanya skala nasional melainkan juga dunia akibat pandemi covid-19. Semangat tema ini selain itu juga untuk membangun kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan dan melakukan recovery di berbagai bidang serta survive (bertahan) sampai kondisi kembali stabil dan memberikan dampak positif kepada masyarakat luas.

Tokoh yang mendapatkan penghargaan ATI Award 2021 ini telah melalui berbagai pertimbangan yang matang baik dari redaksi TIMES Indonesia maupun dari biro-biro seluruh Indonesia khususnya di Kabupaten Probolinggo, serta juga melibatkan pandangan beberapa praktisi yang akhirnya memilih KH. Abd. Hamid Wahid sebagai penerima penghargaan Positive News Maker salah satu dari tiga kategori ATI Award 2021.

(Penganugerahan Times Indonesia 2021 Kabupaten Probolinggo)

Tidak hanya Kyai Hamid, beberapa tokoh yang mendapatkan penghargaan Anugerah Times Indonesia (ATI) 2021 Kabupaten Probolinggo berdasarkan SK Anugerah TIMES Indonesia Nomor: 001/ATI-2021/TIN/XII/2021 diantaranya, Gus Hafidzul Hakim Nur (Pimpinan Majelis Shalawat Syubbanul Muslimin) sebagai peraih penghargaan Man of The Year, Mirrah Samiyah (Ketua FKPS dan Founder Namira School Foundation) penerima penghargaan Women of The Year.

Kyai Hamid, yang juga merupakan Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid ini dinilai memiliki peran penting dalam penanggulangan Covid-19 di wilayah kabupaten melalui keterlibatan santri, pengurus, mahasiswa dan dosen sebagai sukarelawan di beberapa pos gugus tugas pencegahan penyebaran covid-19 khususnya di Pondok Pesantren Nurul Jadid serta agresif mengampanyekan pentingnya mengikuti protokol kesehatan dengan berbagai platform daring dan digital yang menjadi  beberapa pertimbangan TIMES Indonesia dalam memutuskan.

Pertimbangan tersebut berdasar kepada tema yang mereka angkat pada tahun ini. Fokusnya pada tokoh-tokoh yang memiliki endurance to fight (daya tahan untuk berjuang). Sosok kyai Hamid adalah figur sentral setelah pengasuh yang dinilai berhasil melakukan berbagai upaya untuk terus berjuang, bertahan dan agresif melakukan pembenahan untuk kembali bangkit memberi pelayanan terbaik kepada santri dan masyarakat sekitar pesantren.

 

(Humas Infokom)

Kepala Pesantren: Terimakasih Atas Kinerja Satker KPA Nurul Jadid

nuruljadid.net – Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid telah menuntaskan tahapan perencanaan program dan anggaran untuk masa kerja tahun 2022. Kegiatan yang diikuti oleh semua satuan kerja Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) ditandai dengan acara pengesahan program dan anggaran tahun 2022 serta pengarahan oleh pengasuh bertempat di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Sabtu 18 Desember 2021 dan dimulai pukul 20.45 WIB.

Dalam kesempatan tersebut Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid dan Wakil Kepala Pesantren KH. Najiburrahman Wahid berhalangan hadir karena kondisi kesehatannya. Kendati demikian, beberapa pesan Kepala Pesantren untuk seluruh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) disampaikan melalui Sekretaris Pesantren, H. Faizin Syamwil.

(nampak Sekretaris Pesantren sedang menyampaikan pesan dan salam hangat Kepala Pesantren kepada seluruh peserta acara)

Mengawali sambutannya, Sekretaris Pesantren mengajak seluruh peserta yang hadir mendoakan dan membaca Suratul Fatihah untuk kesembuhan pimpinan pesantren dan para pengurus pesantren terutama dalam menjalankan amanat tugas tahun 2022.

Kepala Pesantren melalui Sekretaris Pesantren, menyampaikan ucapan terimakasih kepada pengasuh atas bimbingan dan arahannya, serta kepada seluruh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang telah menjalankan tugasnya dengan baik pada program tahun 2021.

Pesan selanjutnya, Kepala Pesantren meminta semua Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) terus memperbaiki kinerja, terutama dari rekomendasi hasil evaluasi program tahun 2021.

(Pengasuh Pesantren sedang memberi arahan pada acara Penetapan Program/Anggaran dan Pengarahan Pengasuh tahun Anggaran 2022)

Usai sambutan dan laporan sekretaris, selanjutnya pengarahan pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini. Pengasuh juga mengawalinya dengan mendoakan semua pengurus agar diberikan kesehatan dalam menjalankan tugasnya dan senantiasa mendapat ridho Allah SWT. Dalam arahannya, beliau menekankan tugas kesinambungan program dengan menyesuaikan visi dan misi pesantren.

Acara yang diikuti sebanyak 102 pengurus ini juga disampaikan laporan tertulis dalam bentuk overview setebal 129 halaman.

Proses penyusunan laporan dan tahapan perencanaan dimulai awal bulan oktober yang dikoordinir oleh Sekretariat dan Bendahara Pesantren.

Acara berakhir pukul 22.20 WIB dan ditutup dengan pembacaan do’a oleh ketua P4NJ pusat, KH. Junaidi Mu’thi yang sekarang juga menjabat sebagai Ro’is Syuriah PCNU Bondowoso.

 

(Humas Infokom)

LMNJ Laksanakan Grand Opening Smart Program

nuruljadid.net- Lembaga Motivasi Nurul Jadid (LMNJ) adakan kegiatan Grand Opening, Senin pagi (20/20) bertempat di Wilayah An-nafiiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo.

Dalam sambutannya, Ketua Lembaga Motivasi Nurul Jadid Dr. KH. Hefny Rozaq mengatakan, kegiatan ini menindaklanjuti keinginan kepala pesantren dengan dibentuknya lembaga ini.

Kiai Hefny melanjutkan, smart program LMNJ untuk memberikan pelayanan konsultasi kepada santri dan masyarakat. Juga untuk memberikan motivasi kepada santri dan pengabdi agar termotivasi dan semangat dalam melaksanakan pengabdiannya. Dan memberikan motivasi agar santri dan di dalam melaksanakan perintah agama. Tidak kalah pentingnya lembaga motivasi sebagai fungsi dakwah pesantren terhadap masyarakat.

Hadir pada kegiatan ini Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid, Ketua LMNJ KH. Hefny Rozaq, Divisi Literasi LMNJ Dr. Ahmad Sahidah, Divisi Motivasi Ustadz Kholil Hasyim, Direktur Klinik Az-zainiyah Nyai Hj Khodijatul Qodriyah, Kepala Keamanan Ustadz Adiyatno, Kasubbag Humas dan Infokam Ponirin Mika, Pengurus Lembaga Motivasi Universitas Nurul Jadid, Kepala-kepala Wilayah dibawah naungan pesantren Nurul Jadid.

Pewarta : PM

KH. Abdul Hamid Wahid

Pendidikan Toleransi Harus Digencarkan

nuruljadid.net-Meningkatnya kasus intoleransi di Indonesia semakin memperihatinkan, pancasila sebagai dasar negara seakan tak lagi memiliki nilai, hal tersebut tentu menjadi ancaman bagi persatuan dan kesatuan yang telah ada di negara ini. Berikut hasil wawancara Moch. Fathoni Diya’ Ulhaq R. dan Tri Satria Purnomo dengan KH. Abdul Hamid Wahid Rektor Universitas Nurul Jadid (UNUJA).

  1. Menurut Kiai, apa pengertian intoleransi ?

                Intoleransi itukan berasal dari dua kata yakni In berarti tidak dan Toleransi berarti menghargai. Dalam dunia Islam kita mengenal tasammuh yakni menghargai keyakinan seseorang yang berbeda dari kita, itu dinamakan toleran, jadi intinya iyalah menghargai perbedaan, sedangkan intoleransi sendiri kebalikan dari toleransi.

  1. Dari mana asal pemicu timbulanya sikap intoleransi di Indonesia ?

        Toleran dan tidak toleran itu pada dasarnya pemahaman tentang pengetahuan. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki 3 unsur di dalam jiwanya yakni pertama, keinginan-keinginan dasar seperti ingin tumbuh dan berkembang biak. Yang kedua ialah ego, ego sendiri bermakna bagaimana kebutuhan dirinya itu terpenuhi, kemudian sebagai makhluk sosial. Sebetulanya manusia itu punya bakat dasar tidak toleran dan untuk toleran, bagaimana dia bisa memikirkan posisi dirinya di antara orang lain sebagai makhluk sosial, bermoral dan normal.

  1. Bagaimana cara menangggulangi adanya intoleransi?

                Pendidikan di Indonesia haruslah menjunjung nilai toleransi, seperti pendidikan di negara Barat yang menjadikan toleransi sebagai pendidikan mulai tingkat dasar hingga tinggi, karena akan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa seseorang. Dalam agam Islam, ada yang namanya tasammuh (toleransi), tawassuth (tengah-tengah), tawazzun (seimbang), dan ta’adul (tegak lurus). Toleransi sendiri menjadi salah satu seni dasar yang artinya menengahi.

Jika dia merasa sebagai manusia utuh pasti dia akan toleran, karena manusia tidak bisa hidup sendiri. Pendidikan di Indonesia juga harus megajarkan tentang toleransi seperti pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang telah mengajarkan bagaimana kita bisa hidup bersama.

  1. Bagaimana menyadarkan masyarakat agar bisa saling toleran?

                Kembali kepada toleransi dalam bentuk perpolitikan. Event politik itu adalah sesuatu yang sah. Jadi mendukung atau tidak mendukung presiden adalah hak individual yang dimiliki setiap orang. Orang punya dukungan sendiri, punya keyakinan sendiri itu sah-sah saja, tapi tinggal bagaimana agar konflik yang terjadi ini tidak dijadikan sebagai suatu wacana untuk menuju sebuah perpecahan.

Kalau sudah waktunya berakhir kita tinggal memilih siapa calonnya dan siapapun yang terpilih itu tetap sah, karena proses pemilihan tersebut secara bersamaan. Tinggal bagaimana menyadarkan pada peran dan event tahunan itu penting bagi warga negara jadi. Ya silahkan berjuang, silahkan punya keyakinan tapi  bukan dalam rangka perpecahan.

  1. Apa yang harus dilakukan pemerintah untuk menanggulangi intoleransi ?

Jadi ini bukan hanya problem pemerintah saja melainkan problem kita bersama. Sebagaimana kita semua menyadari bahwa event 5 tahunan ini iyalah proses pembentukan pemimpin yang berbangsa dan bernegara. Dalam artian tidak hanya mementingkan warga yang sosialnya tinggi, namun pemimpin yang mementingkan warga yang sosialnya lebih rendah. Selebihnya setelah terbentuknya pemimpin yang sah, ya kita tinggal tunggu kapan masa jabatannya akan berakhir kalau memang mau mengganti pemimpin tersebut.

  1. Radikalisme di Indonesia merupakan pemicu adanya toleransi, bagaimana menurut kiai ?

                Intoleransi adalah bibit radikalisme. Orang yang bertindak tidak toleran pasti akan menjadi radikal, kemudian akan menjadi teroris. Dengan kata lain, intoleransi adalah bentuk dasar dari radikalisme. Banyak intoleransi yang dilakukan dalam aspek perbedaan, jadi menghargai perbedaan sangatlah penting.

  1. Apakah budaya Barat yang masuk ke Indonesia dapat mempengaruhi budaya kita sehingga menghasilkan intoleransi ?

                Budaya itu bermacam-macam. Orang memliki beragam cara dalam menghadapi intoleransi. Ada yang dengan cara mengikuti, ada yang tidak mengikuti, serta ada juga yang dapat menyeleksi dengan baik. Seharusnya kita bisa menyeleksi budaya tersebut dengan baik. Atau kita bisa meniru bangsa luar. Ketika ada budaya asing yang masuk dalam kehidupannya, mereka mendialogkan tentang budaya tersebut kemudian menerima sisi positifnya dan membuang sisi negatifnya.

  1. Bagaimana menyikapi tahun politik yang sangat sensitif terhadap isu SARA dan intoleransi ?

                Sebetulnya pembicaraan tentang isu SARA itu telah selesai semenjak tahun 1945 setelah merdekanya negara ini. Seharusnya tidak usah diungkit-ungkit lagi, kalau diungkit lagi takutnya akan membawa dampak negatif pada masyarakat, malah kita harus lebih kepada program dimana tawaran kebaikan itu ada. Tinggal bagaimana kesadaran kita kembali kepada posisi pemilu yang sebenarnya.

Kadang-kadang dalam pemilu ada orang yang ingin mencapai tujuannya dengan menggunakan cara apapun, nah inilah yang tidak boleh. Berpemilu sendiri itu positif, bersaing sendiri itu positif. Memilih pemimpin adalah sarana dari berpemilu, tinggal bagaimana kita bisa membawa efek positif dan menjauhi efek negatif yang dapat menghancurkan kebersamaan.

  1. Bagaimana cara menghadapi kelompok yang tidak terima akan hasil pemilu ?

                Sikap dewasa sangatlah penting. Penyadaran akan pentingnya pemilu harus terus dilakukan, apalagi terhadap para pemimpin yang harus membimbing masyarakatnya. Seharusnya masyarakat yang terpelajar seperti pemuda, harus bisa memberikan sumbangsih yang baik, bukan malah ikut-ikutan, dan kita juga harus bisa memilih.

  1. “Yang waras jangan mengalah” bagaimana dengan statemen tersebut di medsos dalam menyikapi intoleransi di tahun politik ini?

                Kita memang harus berbuat, namun perlu diingat juga bahwa kita harus berbuat sesuai kemampuan kita, kemudian sesuai dengan perasaanya. Setidaknya seminimal mungkin kita tidak ikut-ikutan untuk menyebarkan dan menghancurkan bangsa dengan sikap yang tidak benar ini, paling tidak kita mulai dari diri sendiri kemudian mempengaruhi lingkungan jika bisa.

  1. Harapan Kiai untuk pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi kasus intoleransi ?

                Pendidikan dan pemberdayaan terhadap masyarakat harus selalu dilakukan, tinggal bagaimana kita mendorong masyarakat agar bersikap dewasa dalam berpolitik. Memberikan keterwawasan tentang perpolitikan juga harus nampak dilakukan, agar perpolitikan di negara ini aman dan tentram.

Sumber : Majalah Kharisma MANJ

Sosialisasi Dan Implementasi Elektronisasi Transaksi Pembayaran di PPNJ

nuruljadid.net- Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid menyampaikan bahwa Nurul Jadid kedepan transaksi tanpa uang atau elektronisasi transaksi keuangan akan diterapkan di PPNJ. Karena Ini merupakan cita-cita lama. Sekitar dua tahun mengawali dengan penuntasan data base sebagai pangkal data. Tahun ini sudah tuntas. Selanjutnya persiapan memberlakukan elektronisasi transaksi keuangan. Yakni penerapan pembayaran tanpa uang tunai. Semua bisa dilakukan secara elektronik. Pernyataan ini disampaikan pada saat beliau memberi sambutan pada kegiatan bimtek elektronifikasi pembayaran di AULA MINI UNUJA, Ahad pagi (25/08/19)

Empat tahun yang lalu bersama dengan BI terkait tantangan ke depan bagi Pondok Pesantren. Secara rutin BI mengadakan Festival Ekonomi Syariah. Pola marketting langsung mempertemukan produksi dan konsumen. Mata rantai semakin singkat. Kedepan peluang-peluang ini dapat dimanfaatkan dan dirasakan oleh seluruh jaringan alumni PPNJ dan simpatisan, termasuk para santri yang masih aktif. Juga bentuk antisipasi di sekitar PPNJ menjadi exit tol. Mengambil pelajaran dari keberadaan TOL Porong yang awalnya berdampak pada perkembangan perekonomian kemudian menjadi surut. Elektronisasi Traksaksi Keuangan akan berdampak pada banyak dimensi,” Sambung beliau.

Kegiatan sosialisasi dan bimtek  ini akan dilaksanakan selama dua hari (ahad-senin) dan diikuti oleh satuan kerja dan satuan Pendidikan dan beberapa santri  dilingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Agar seluruh elemen tahu, bagaimana cara menggunakan kartu yang akan diberikan oleh Pesantren terkait pembayaran non tunai,’ kata Ustadz Abdul Hamid Bendaharawan Pesantren.

 

Pewarta : PM

 

 

 

KH. Abdul Hamid Wahid; Meningkatkan Kualitas Keimanan Dibulan Penuh Berkah.

Nuruljadid.net – Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid pada pembukaan semarak ramadhan menyampaikan, “Menyambut kedatangan bulan penuh berkah serta penuh syukur kita masih diberikan umur dan kesehatan dapat berpuasa pada ramadhan tahun ini.

“Barang siapa yang bergembira dengan datangnya ramadhan, dan merasa sedih ditinggal ramadhan maka dia telah membukakan rahmat dan ampunan Allah, sesuai tahapan ramadhan serta membebaskan dirinya dari api neraka dengan sebab datangnya ramadhan,” ungkapnya.

“ Insyallah, ujung pada bulan Ramadhan, jika kita melaluinya dengan proses yang benar maka kita akan masuk dalam status muttaqin, akan ada ketaqwaan pada diri kita, dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, hanya dengan masuk dalam jalur mamdhan dengan proses yang benar,” tegas kiai Hamid.

Beliau mengibaratkan Iman seperti batrai handphone bisa bertambah dan berkurang sewaktu digunakan, semoga dengan datangnya bulan Ramadhan ini, keimanan kita semakin bertambah, dengan melatih mengendalikan nafsu diri, di niatkan dengan baik pada malam hari dan melakukan perintahnya pada tubuh disiang hari, hal ini merupakan salah satu proses pengendalian diri yang bersumber dari keinginan-keinginan dasar, seperti makan minum.

Pada dasarnya puasa adalah kebutuhan pada diri kita, fisik, pikiran dan ruhani ada makannya, salah satu makanan ruhani adalah dengan puasa, itulah alasan pesantren mengadakan semarak ramadhan agar kita ingat dan sadar betul tentang posisi bahwa kita masuk kedalam bulan yang sebetulnya kebutuhan ruhani. Imbuh beliau.

Di penghujung sambutan kiai Hamid berpesan, Pada bulan Ramadhan kita gunakan kesempatan ini untuk lebih meningkatkan kualitas ibadah, semaksimal mungkin.

Penulis : ns
Editor : PM

Kiai Hamid Ajak Santri Mengingat Falsafah Ki Hajar Dewantoro

Nuruljadid.net.- Dalam sambutannya Kepala Pesantren PPNJ, mengajak kepada seluruh peserta Gebyar Pendidikan, khusus bagi santri berprestasi agar mengingat falsafah Ki Hajar Dewantoro, sebagai tokoh pendidikan termuka, sangat berarti bagi perjalanan pendidikan di bumi pertiwi. Melalui ide dan konsep pendidikan yang ia gagas mampu mewujudkan sistem pendidikan yang baik.

“Hari ini kita patut bersyukur dan sepantasnya bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, salah satu nikmat Allah yang kita rasakan, kita bisa hadir di acara ini. Beliau juga menyampaikan bahwa dihari ini, mengingatkan kita pada konsep Ki Hajar, “Jika kita berada di depan kita harus mampu memberi contoh,

jika ada di tengah harus mampu memberi prakarsa, jika ada di belakang harus mampu memberi tutwuri handayani.
Dawuh Kiai Hamid ini, tidak lain merupakan peringatan bahwa sebagai orang berpendidikan harus mampu untuk memberikan yang terbaik bagi yang lain. Jika seseorang ingin menjadi yang terbaik maka salah satunya yang harus di lakukan mencari lingkungan yang baik, seperti dawuh beliau “Kita butuh lingkungan yang baik, tumbuh dan berkembang. Jangan kamu berteman dengan orang yang kata-katanya tidak membangkitkan gairahmu.

Gebyar Pendidikan dilaksanakan sebagai bentuk memperingati Hardiknas yang jatuh pada tanggal 2 Mei. Hal ini di maksudkan agar merefresh semangat untuk tetap sadar akan pentingnya pendidikan. Ucap Ustadz Mujib.
Acara penobatan dan Gebyar Pendidikan ini dilaksanakan di AULA MANJ pukul 09. 00 WIB dan akan di akhiri pukul 14. 00 WIB. Beberapa rangkaian kegiatan menjadi pelengkap kemeriahan acara, di antaranya : pembacaan SK Pemenang Lomba, Pembacaan SK Student Top Leader, dan penampilan film karya santri.

Pada kesempatan yang sama Kepala Biro Pendidikan KH. Mahfudz Faqih mengatakan bahwa untuk memotivasi dan menginsirasi santri yg lain, tentang penting dan strategisnya kemampuan berorganisasi yang baik dan benar dalam rangka mencapai tujuan apapun, lebih lebih tujuan dakwah islamiyah. Dan ini sebagai bentuk dari pengamalan الوعي النظامي kegiatan ini.
“Semua ini kami lakukan untuk memberikan motivasi. Ungkap Pembina FKO Ustadz Mujib

Pewarta : PM

KH. Hamid: FESBAN, adalah Kebangkitan seni Nurul Jadid

KH. Hamid: FESBAN, adalah Kebangkitan seni Nurul Jadid

nuruljadid.net – “Festifal Al-banjari (FESBAN) ke-2, dalam rangka Haul pendiri dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid yang ke 70 sebagai kebangkitan seni PP. Nurul Jadid,” kata KH. Abdul Hamid Wahid dalam Sambutanya pada pembukaan FESBAN di halaman kambus Universitas Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, 24/3/2019.

Pasalnya menurut beliau, kegiatan seni menjadi salah satu komponen utama untuk melahirkan insanul Kamil.

“Insan kamil itu utuh, berkembang secara maksimal dan optimal. Ada wilayah pemikiran (Filsafat) , ada wilayah perilaku(Etika), serta wilayah estetika,” Tutur beliau.

Menurut beliau, jika hanya satu komponen dalam diri manusia yang berjalan, akan membuat hidup menjadi timpang. Akan tetapi jika ketiganya berjalan beriringan maka yang timbul adalah kesempurnaan.

“Wujud pemikiran adalah perilaku yang baik. Bukan tidak ada ilmu, tapi ia adalah buah dari ilmu,” Jelas Beliau.

Kiyai Hamid berharap agar acara Fesban ke-2 di PP. Nurul Jadid menjadi ajang mengeratkan silaturrahim antar lembaga mau pun pesantren.

“Kita berharap, kata se- Jawa Timur, adalah kata yang berkaitan dengan silaturrahim kita. Insyaallah jika kita niatkan seperti itu, ada keberkahan dari Allah,” Pesan beliau.

Penulis : Febri Delfitri Fauzi

Editor : Badrus

PP. Nurul Jadid Adakan Festival Sholawat Al-Banjari se-Jawa Timur

PP. Nurul Jadid Adakan Festival Sholawat Al-Banjari se-Jawa Timur

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan festival sholawat Al-Banjari se-Jawa timur dalam rangka memperingati haul pendiri & harlah yang ke 70 yang akan dilaksanakan pada tanggal 30/03/2019, yang bertempat di Kampus Universitas Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Ahad (24/03/2019).

Dalam Kegiatan itu dihadiri segenap keluarga besar PP, Nurul jadid, Kh. Abdul Hamid Wahid, Kepala Pesantren. Kh, Makki Maimun wafi kepala BKOS. Segenap dewan pengasuh dan para santri PP. Nurul Jadid.

“Insyaallah kegiatan yang di koordinir oleh Bidang kesenian keolahragaan santri (BKOS) akan dilaksanakan setiap tahun, dan kali ini peserta yang ikut mencapai 50 peserta” tegasnya.

KH Abdul Hamid wahid, berharap dengan di tandai dan di mulainya festival sholawat Al-Banjari ini, bisa memaksimalkan semangat para santri dalam belajar seni Hadrah.

“Saya rasa lomba se-Jawa timur juga relevan dengan silaturahim antar sesama bangsa” dawuhnya.

Pasca sambutan, beliau membuka lomba tersebut dengan simbol pelepasan balon yang didampingi oleh kepala BKOS, KH. Makki Maimun Wafi.

Di akhir acara digelar sumpah para juri oleh panitia festival sholawat Al-Banjari, yang dimaksud para juri tersebut ialah Ust. Abdulloh Hafidh Basyiban, Ust. Ahmad Bahrin nada dan Ust. M. Rizal masabbach.

Berdasarkan tinjauan nuruljadid.net Lomba sholawat Al-Banjari ini akan di mulai pada 13:00 WIB.

Penulis : Yahya

Editor : Ponirin

Kepala Pesantren ajak Kaji RUU Pesantren

Kepala Pesantren ajak Kaji RUU Pesantren

nuruljadid.net – Peran pesantren tidak hanya institusi pendidikan, tapi juga fungsi sosial. Hal ini diungkapkan KH. Abd. Hamid Wahid, Kepala Pesantren Nurul Jadid Pada acara Focus Group Discussion (FGD) pemilu damai 2019 dengan tema kemajuan pembangun indonesia dan tantangannya di Hotel Alana Surabaya (21/2).

Pada acara tersebut Gus Hamid (sapaan akrab beliau) diundang sebagai panelis. Turut hadir dalam acara ini Prof. Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi sebagai narasumber.

“Kami (kalangan pesantren) menyambut gembira RUU pesantren sebagai pengakuan dari pemerintah, tetapi apakah pengakuan tersebut memiliki makna,” kata beliau melempar wacana pada audien.

Pernyataan tersebut diwacanakan mengingat pesantren sudah lama berdiri sebagai pranata sosial. Oleh karenanya beliau mengajak kepada audien untuk mendiskusikan hal tersebut agar produk RUU tidak kontra produktif.

Penulis : Rojabi

KH. Abdul Hamid Wahid: Kami Terbuka untuk Berkhidmat Melayani NU dan Masyarakat

KH. Abdul Hamid Wahid: Kami Terbuka untuk Berkhidmat Melayani NU dan Masyarakat

nuruljadid.net – Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama’ (LKKNU) mengadakan acara pelatihan fasilitator dan keuangan keluarga di Auditorium Mini Universitas Nurul Jadid, Jum’at (04/01/2019).

KH. Abdul Hamid Wahid selaku Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid sangat bersyukur telah diberi kepercayaan menjadi tuan rumah kegiatan pelatihan tersebut. “Kami merasa terhormat karena telah diberi kepercayaan,” sampai beliau dalam sambutan.

Sebab Pondok Pesantren Nurul Jadid menurut beliau sangat terbuka sebagai pesantren berbasis NU. “Kami selalu terbuka untuk berkhidmat melayani NU dan masyarakat semampu kami,” dawuh beliau.

Putra sulung KH. Abdul Wahid Zaini ini menambahkan bahwa kegiatan pelatihan tersebut selaras dengan empat fungsi pokok pesantren. Antara lain adalah pendidikan dan pengajaran, pengakderan, dakwah, dan sosial-masyarakat.

“Alhamdulillah empat fungsi itu telah kami (baca: Nurul Jadid) lakukan. Insyaallah kedepannya kami akan melakukan reformasi kelembagaan, khususnya penataan ulang peran dakwah dan kemasyarakatan termasuk dalam konteks kesejahteraan keluarga,” ungkap beliau pada seluruh peserta yang hadir.

Di akhir sambutannya beliau berharap ilmu yang didapat dari pelatihan ini bisa bermanfaat. “Semoga kegiatan ini membawa keberkahan bagi kita semua. Semoga yang kita lakukan untuk mengabdi pada agama, masyarakat, negara, serta bangsa mendapat ridho Allah SWT,” harap beliau.

Penulis : Badrus

Editor : Rahmad Hidayat

KH. Abdul Hamid Wahid: Membenahi Niat Untuk Hidup Lebih Bermakna

KH. Abdul Hamid Wahid: Membenahi Niat Untuk Hidup Lebih Bermakna

nuruljadid.net – KH. Abdul Hamid Wahid, Kepala Pesantren PP. Nurul Jadid mengucapkan selamat atas terlantiknya pengurus Kepala Wilayah dan Wali Asuh, beliau juga berharap untuk mengemban amanah tersebut dengan penuh makna. “Selamat kepada saudara-saudara yang telah diberi kesempatan untuk mengemban amanah ini, merupakan peluang bagi kita semua untuk membuka gerbang keberkahan di dalam hidup kita,” Tutur beliau saat Sambutan. Jum’at (03/01/2019)

 “Hidup itu Bermakna atau tidaknya tergantung kita yang memaknainya, beribadah kepada Allah adalah tujuan hidup kita dan menjadi khalifah adalah tugas kita, kita semua pemimpin semua akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinan yang kita lakukan,” tambah beliau.

Selain itu, Kiai Hamid menyampaikan untuk membenahi terlebih dahulu niatan mengabdi semata-mata karena Allah, agar pengabdian ada maknanya. Dengan demikian, pintu keberkahan akan terbuka, keberkahan adalah bertambahnya kebaikan. “Kalau dalam rumus matematika 1 + 1 = 2, maka dalam rumus keberkahan adalah 1 + 1 = 1000, atau bahkan lebih dari, 1 kebaikan, dapat ataupun tidak akan tetap dihitung, nilai itulah yang akan mempengaruhi hasil dari nilai kita,” Jelas beliau.

Beliau juga mengajak kepada seluruh yang hadir agar menempatkan niat terlebih dahulu sebelum melaksanakan tugas dan amanah pengabdian di pesantren. Sehingga mendapatkan hasil yang bermakna, itulah alasannya mengapa pendiri dulu membuat sebuah slogan “jika kita hanya mementingkan diri sendiri niscaya kita sudah berbuat maksiat kepada allah”.

 “Sebenarnya, apapun yang diniatkan sebagai penghambaan kepada Allah dan diniatkan karena Allah maka akan bernilai ibadah. Jika memaknai hidup ini dengan niat maka hidup akan berkah karena seluruh hidup akan ada nilainya,” Ungkap beliau.

Harapannya dengan terlebih dahulu menata niat, hasil yang akan didapatkan akan berbeda.

 “Sekarang kita berkesempatan sebagai mengisi diri, sekaligus isi itu sudah dilatih untuk kita keluarkan seberapun isinya,” Pungkas Kiai Hamid.

Penulis : Nuris

Editor : Rahmad Hidayat

Kunjungan MTsN 2 Pati Jawa Tengah.

Kunjungan MTs N 2 Pati Jateng ke PP Nurul Jadid

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid kedatangan tamu kunjungan dari Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 02 Pati Jawa Tengah yang bertempat di Aula Mini Universitas Nurul Jadid, Sabtu pagi (20/18/2018).

Kunjungan ini dalam rangka studi banding tentang pola manajemen dan sistem satuan pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Jadid, khususnya lembaga Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Jadid.

“Mudah-mudahan dengan kedatangan kami ini bisa bermanfaat, khusunya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di maadrasah kami,” ungkap Khairul Anam selaku Kepala MTsN 02 Pati.

Semantara itu, Kepala Pensantren Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid, turut pula hadir menemui tamu kunjungan.

Dalam sambutannya beliau mendedah dengan jelas soal stuktur kepengurusan, sejarah, satuan pendidikan, penunjang keilmuan dan hal lain yang terkait dengan Nurul Jadid.

“Mungkin itu hanya pintu masuk ke MTs, nanti bisa diperdalam oleh Kepala Sekolah MTs Nurul Jadid,” tutur beliau yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Nurul Jadid.

Pasca sambutan Kepala Pesantren, dilanjutkan dialog civitas akademik dalam peningkatan mutu pendidikan. Dipimpin oleh Masduki selaku Kepala Sekolah MTs Nurul Jadid.

Di akhir acara, segenap rombongan MTsN 02 Pati meninjau langsung ke Wilayah Al-Hasyimiah dan MTs Nurul Jadid. usai bermeninjau ke wilayah Al Hasyimiah, Acara ini ditutup dengan pemberian cenderamata sekaligus foto bersama kedua pihak.

Penulis : Ahmad

Editor : Rahmat Hidayat