Pos

Asrama Nurus Shobah, Biasakan pola hidup mandiri

nuruljadid.net – Asrama yang lokasinya berada dibawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid ini memang sesudah membiasakan pola hidup mandiri bagi santri yang tinggal didalamnya. Meskipun santri disini masih berusia kisaran 8-12 tahun mereka tetap bersemangat melaksanakan kegiatan santri pada umumnya, seperti pengajian Qur’an, kitab dan kegiatan pesantren lainnya.

Asrama ini membiasakan sholat berjama’ah lima waktu sebagai bentuk usaha untuk melatih dan membiasakan santri nya yang notabene masih anak kecil dengan sholat berjama’ah. Selepas sholat subuh berjama’ah para santri kemudian mengikuti pembinaan Al-Qur’an dan bagaimana mereka belajar untuk mengetahui cara baca dan melatih kefashihan membaca Al-Qur’an. Bersih-bersih juga menjadi kegiatan wajib harian, dimana semua santri membersihkan Asrama yang mereka tempati mulai dari kamar sampai halaman Asrama. Diasrama ini mereka memang diajari untuk mempersiapkan semua kebutuhan sendiri, termasuk ketika ingin berangkat ke sekolah. “Untuk kegiatan asrama setiap harinya selepas sholat subuh berjamaah, itu ada pembinaan Al-Quran sampai pagi, setelah itu bersih-bersih halaman atau kamar masing-masing, kemudian anak-anak diarahkan untuk persiapan sekolah di Madrasah Ibtida’iyah Nurul Mun’im”. Begitu ungkap mantan kepala wilayah Nurus Shobah, Ustadz Syukron.

Bermain adalah hal yang paling disukai anak-anak, utamanya pelajar SD/MI/Sederajat. Biasanya selepas penat di Sekolah, anak-anak akan menyibukkan diri dengan bermain. Namun berbeda dengan siswa Madrasah Ibtida’iyah Nurul Mun’im yang bermukim di Asrama Nurus Shoabah. Ya, mereka di sibuk kan dengan berbagai macam kegiatan yang ada di asrama.

“Mereka memiliki waktu istirahat selepas pulang sekolah, kemudian ba’da Sholat ashar berjama’ah mereka harus kembali ke Madrasah Ibtida’iyah Nurul Mun’im untuk mengikuti pembelajaran di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Nurul Mun’im. Setelah kembali ke asrama mereka kemudian diarahkan untuk bersiap-siap melaksanakan sholat maghrib berjama’ah. Ada juga pelaksanaan kegiatan belajar mandiri bersama, yang dilaksanakan setiap selesai sholat isya’ berjama’ah, kegatan ini bersifat rutin kecuali hari libur.” Terang ustadz Syukron.

Selain kegiatan rutin tersebut, asrama Nurus Shobah juga mengembangkan kajian kitab meski kitab yang dikaji hanya kitab bagi santri pemula. Kitab Akhlakul Lil Banin menjadi pilihan tepat yang dikaji di asrama ini. Kitab tersebut memang mengajarkan materi Akhlak dasar. “Owh, kajian kitab disini belum di ikutkan ke pusat, Asrama memang mengadakan kegiatan sendiri, soalnya materinya masih materi dasar. tidak mungkin lah santri sekelas anak MI ini ikut mengaji kitab kuning, ya hanya kitab-kitab dasar saja.” Paparnya.

Asrama ini juga mengenalkan berbagai tradisi pesantren seperti Yasinan, Tahlilan, Burdaan. dan pembacaan Maulid Diba’i. Kegiatan tersebut biasanya dilaksanakan per minggu di malam jum’at. “Setiap malem jum’at itu ada kegiatan pembacaan maulid diba’i selepas pembacaan yasin dan tahlil di Astah pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Zaini Mun’im. Ziarah Maqbaroh ini memang menjadi nilai plus yang diajarkan dan kebiasaan yang ditanamkan pada para santri disini” cerita Ustadz Syukron. “itu setiap malam selasa juga sehabis sholat maghrib ada kegiatan praktik ibadah” lanjutnya.

Pola hidup mandiri memang berhasil diterapkan di asrama ini, mulai dari kegiatan, kebersihan, mandi, makan, dan lain sebagainya. Selain dari faktor didikan sang ustadz, hal itu juga disebabkan keuletan dan kesiapan santri untuk membiasakan diri dengan se-gudang kegiatan dimasa-masa bermain mereka. Namun meski begitu mereka juga menyempatkan diri bermain dan mengisi kekosongan kegiatan dengan bercanda gurau.

Pewarta : Nur Azizah

Galeri Foto: Festival Lomba Diba’iyah Se-Nurul Jadid Musholla Raudlatul Qur’an

MORQU PP. Nurul Jadid, gelar Festival Lomba Diba’iyah

nuruljadid.net – Mu’allim dan Pengurus Musholla Raudlatul Qur’an (MORQU) adakan Festival Lomba Diba’iyah se-Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Kamis malam (16/01/2020).

“Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat tali silaturrahim antar wilayah,” ungkap Ahmad Mu’tasim Billah.

Menurut Ketua Panitia, Ahmad Mu’tasim Billah, Festival ini perdana digelar. Tercatat ada 17 grup peserta dari berbagai masing-masing wilayah putera PP. Nurul Jadid. Kriteria penilaian dalam lomba ini, terdiri dari Vokal 45%, Adab 30%, dan Kreatifitas 25%.

Penampilan Festival Lomba Diba'iyah Se-PP. Nurul Jadid berserta dewan juri

Penampilan Festival Lomba Diba’iyah Se-PP. Nurul Jadid berserta dewan juri

Berdasarkan keputusan dewan juri, adapun pemenang lomba festival Diba’iyah, Juara 1 diraih oleh grup Ar-Royan (Wilayah Al-Amiri), juara 2 diraih oleh grup Muhibbun Nabi (Wilayah Zaid Bin Tsabit / K), juara 3 diraih oleh grup Ad-Du’ali (Wilayah Sunan Bonang / N), Harapan 1 diraih oleh grup Muhibbul Qur’an (PPIQ tahsin), Harapan 2 diraih oleh grup As-Sirojiyah (Wilayah Ar-Rumy), dan Harapan 3 diraih oleh grup As-Syifa (PPIQ tahfidz).

Ahmad Mu’tasim Billah berharap dengan adanya lomba tersebut, menjadi bekal santri saat terjun ke masyarakat.

“Harapan saya teman-teman peserta agar terbiasa membaca diba’iyah ketika pulang ke masyarakat,” harapnya.

Penulis : Badrus

Editor : Febri Delfitri Fauzi

Galeri Foto: Peringatan 1 Dekade Haul GusDur

Galeri Foto: Penutupan Ayyamul Musabaqah Asrama Diniyah

Galeri Foto: Penutupan Excelent Futsal Wilayah Sunan Maulana Ishaq (P)

Awali Lembaran Tahun Baru dengan Muhasabah

Awali Lembaran Tahun Baru dengan Muhasabah

nuruljadid.net – Masih dimomen perayaan tahun baru masehi 2020 di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Kali ini, pasca acara Lailatus Sholawah. Asrama Diniyah merayakan tahun baru kali ini dengan istighasah Bersama. Rabu (01/01/2019).

Bertempat di Aula Asrama Diniyah, kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh santri beserta asatidz asrama diniyah.

Selain istighasah, terdapat pula penampilan – penampilan puisi yang apik oleh para santri asrama diniyah. Yang dilanjutkan dengan pembacaan Syair Abu Nawas dan ditutup dengan kegiatan makan Tabhek ala santri.

Menurut Imron sadewo Kepala Wilayah Sunan Bonang (N) mengatakan, selain untuk menyambutan tahun baru masehi. Kegiatan itu juga sebagai ajang untuk muhasabah diri.

“Biasanya malam tahun baru dikalangan masyarakat luar itu, identik dengan bersenang – senang atau berpesta pora. Namun, karena kita seorang santri dan hal itu tidak memungkinkan untuk kita lakukan. Maka kita merayakan tahun baru ini dengan cara lain yaitu dengan membakar semangat dan lembaran kehidupan yang sudah kita lewati dengan perenungan dan bermunajat ke pada Allah SWT yang terwujud dalam acara ini,” tutur pria asal Sampang itu.

Terlihat Santri Asrama Diniyah saat mengikuti kegiatan istighasah

Terlihat Santri Asrama Diniyah saat mengikuti kegiatan istighasah

Seraya dengan hal itu, Hamdan Mufidi Kepala Asrama Diniyah. Turut berharap, agar bisa lebih meningkatkan lagi amal sholehnya dan dapat meninggalkan perbuatan yang kurang baik ditahun sebelumnya.

“Imam Haris Al muhasibi (paman sekaligus gurunya Imam Junaid Al-Baghdadi) memberikan nasihat bahwa dasar seseorang bisa membaca atau menilai dirinya sendiri, ada dua kuncinya, yang pertama yakni, Belajar, mengapa? Karena jika santri sudah berhenti belajar biasanya santri tersebut sudah merasa pintar dan paling benar, dan hal itu (sifat merasa benar, red) dapat mencegah santri untuk bermuhasabah Karena dirinya sudah benar,”ungkapnya kepada nuruljadid.net saat ditemui disela – sela acara.

“Yang kedua ialah Ibrah (dapat mengambil pelajaran,red), maksudnya, santri harus selalu mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang ada pondok tercinta (PP. Nurul Jadid) baik dari pengasuh, ustad hingga teman sekamarnya,”pungkasnya.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Galeri Foto: Istighasah Awal Tahun Asrama Diniyah

Galeri Foto: Penampilan Teater AMOEBA

Galeri Foto: Penampilan Hadrah Alqur’ani dalam Lailatus Sholawah

Refleksi Menyambut Tahun Baru, Pomas UNUJA Gelar Ngaji Sastra

Refleksi Menyambut Tahun Baru, Pomas UNUJA Gelar Ngaji Sastra

nuruljadid.net – Menjelang berakhirnya tahun 2019 dan berganti ke 2020, Lembaga Integrasi Kokurikuler (LIK), Pondok Mahasiswa (POMAS) Universitas Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Bekerjasama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni & Budaya Kala. Mengisi kegiatan Akhir Tahun dengan adakan Refleksi, di Aula II Pondok Pesantren Nurul Jadid. Rabu Malam, (31/12/2019).

Menurut Panitia pelaksana, Dian Prasetya, Kegiatan tersebut adalah tak lain dalam rangka memperingati malam tahun baru 2020 dan Dies Maulidiansyah UKM Seni & Budaya Kala yang ke 11 sekaligus menjaga santri agar tidak keluar dari area Pondok Pesantren.

Adapun bentuk kegiatan yang dimaksud ialah di isi Ngaji Sastra dengan Tema “Memasyarakatkan Kesusastraan Pesantren” dan mengundang pemateri seorang Presiden Penyair Jatim, Aming Aminoedhin, dan Dewan Kesenian Kab. Probolinggo, Catur Margatama.

Karyawan LIK Universitas Nurul Jadid saat foto bersama dengan pemateri

Karyawan LIK Universitas Nurul Jadid saat foto bersama dengan pemateri

kegiatan yang dimulai pada pukul 20.00 WIB itu juga bertujuan untuk menjalin silaturrahim antar sesama komunitas kesenian yang ada di PP. Nurul Jadid seperti Kesenian Sastra Titik Koma, Teater Bosan, Gas Bumi, dan Amoeba. Dengan komunitas kesenian yang dari luar pesantren seperti Kesenian Teater Embureng Jombang, Warna Sastra Kalibuntu, Teater Pohon Inzah, dan Sanggar Cemara Sumenep.

Ia berharap, agar terjalin erat antar sesama kesenian pesantren sesuai dengan tema. “Harapan saya, untuk merekatkan antar sesama dalam berkesenian khususnya di pesantren sesuai dengan tema yang di usung,” kata pria yang berasal dari Pulau Sapudi itu.

Penulis : Badrus

Editor : Ponirin

Hadrah Nurul Qur’an Tampil di Lailatus Sholawah

Hadrah Nurul Qur’an Tampil di Lailatus Sholawah

nuruljadid.net – Kegiatan Lailatus Sholawah yang dihelat oleh Aliansi Hadrah Al Banjari Pondok Pesantren Nurul Jadid pada malam tahun baru masehi 2020 itu, terdapat hal yang unik. Pasalnya, Hadrah Alqur’ani turut tampil dalam ajang yang diselenggarakan setiap tahun itu.

Hadrah Al-qur’ani merupakan Hadrah Al Banjari yang berasal dari Pondok Pesantren Nurul Qur’an Kraksaan Probolinggo.

Saat ditanyakan, mengapa tampil di acara Lailatus Sholawah, Muhammad Kamiluddin, Wakil Grub Hadrah Alqur’ani mengatakan, bahwa penampilannya itu untuk mendapat ajakan dari temannya yang merupakan anggota dari grub Hadrah Firhaz, PP. Nurul Jadid.

“Jadi kami ini, tampil di PP. Nurul Jadid yang pertama untuk silaturahim kepada teman – teman kami yang merupakan anggota Firhaz dan juga untuk mencari teman sesama hobi hadrah di PP. Nurul Jadid, karena yang kami ketahui di sini grub hadrah albanjarinya itu tidak hanya 1, 2, atau 3 grub saja. Tapi banyak,” ungkapnya kepada nuruljadid.net saat ditemui pasca tampil.

Hadrah Nurul Qur’an saat tampil di acara Lailatus Sholawah

Hadrah Nurul Qur’an saat tampil di acara Lailatus Sholawah

Lebih lanjut, santri yang berasal dari Gending Probolinggo itu juga merasa terkesima dengan acara yang digelar di PP. Nurul Jadid itu. “Kegiatan yang dilaksanakan PP. Nurul Jadid ini sangat positif sekali mas, kalau biasanya mereka diluar pesantren yang masih muda – muda itu berhuru – hara tapi disini itu bersholawat Bersama dan sepertinya kami lihat para santri disini juga antusias mengikuti kegiatan ini,” katanya.

“Kalau mengenai grub hadrah disini, tadi kami lihat mereka cukup bagus dan lihai juga dalam memainkan musik hadrah,” pungkasnya.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

PP. Nurul Jadid, Sambut Tahun Baru Dengan Lailatus Sholawat

nuruljadid.net- Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, selasa malam (31/12) gelar lailatus sholawat (malam sholawat) bertempat di halaman Pondok, depan Kantor Pusat Pesantren.

Ahmad Faiz panitia kegiatan lailatus sholawah menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan syafaat Nabi Muhammad di pergantian tahun.

“Diluar sana (bukan pesantren) anak-anak muda menyambut tahun baru dengan perilaku yang menyimpang, misalnya dengan pesta miras, sabu dan lainnya. Kita di Pesantren menyambut pergantian tahun ini dengan memperbanyak baca sholawat, salah satunya melalui penampilan hadrah seperti ini,” Ujar Faiz.

Kita akan menampilkan 7 hadrah yang ada di Pondok Nurul Jadid yang terwadai dalam sebuah organisasi Aliansi Hadrah Nurul Jadid. Satu kelompok hadrah akan menampilkan 2 lagu batas waktu maksimal kami berikan 15 menit,” Sambungnya.

 

Pewarta : PM