Kisah Siti Anisah, Gadis 19 Tahun yang Berhasil Menghafal Al Qur’an 30 Juz selama 7 Bulan
nuruljadid.net – Menjadi seorang hafidz atau orang yang menghafal Al Qur’an tentu merupakan impian banyak umat Islam. Apabila terus dipelihara dan dijaga, Allah menjanjikan pahala yang melimpah.
Kesempatan ini berhasil diraih Siti Anisah. Di usia 19 tahun gadis ini sudah hafal keseluruhan 30 jus Al Quran dalam kurun waktu kurang dari setahun. Anis (sapaan akrabnya) menimba ilmu di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo tepatnya di Program Tahfidz Ekselensia Wilayah Al Mawaddah.
Disanalah Anis mengawali keyakinan untuk menghafal Al Qur’an sebagai amalan akhirat bagi dirinya dan kedua orang tuanya
Anis merupakan putri ke 4 dari pasangan H. Zainullah Amin (60) dan Hj. Lathifah (39). Diawal menghafal Al Qur’an, Anis mengaku kesulitan karena harus membiasakan diri dengan menghafal disetiap harinya. Tak hanya itu, Anis juga mengaku bahwa terkadang ia tak lancar dalam menghafal dan tak jarang pula ia malas untuk menghafalnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, dengan kebiasaan yang dilakukan, Anis semakin menikmati hafalannya sehingga perasaan malas dan sulit menghafal sudah jarang ia rasakan kembali. Didalam perjalanannya menjadi seorang hafidzah, Anis mengaku pernah mengalami sebuah hal yang tidak ia sangka. Pasalnya, sebelum Anis hafal Al Qur’an 30 Juz dia memiliki penyakit ginjal namun setelah Anis menghafal 30 juz, penyakit ginjal itu hilang.
“Sebelumnya memang tidak punya penyakit, akan tetapi pada akhir bulan Januari 2019 dan hampir menjelang hatam hafalan, saya menderita sakit ginjal. Tapi, setelah hatam sudah hilang penyakitnya, entah kemana” pengakuan Anis.

Siti Anisah, santri puteri PP. Nurul Jadid Wilayah Al Mawaddah Program Tahfidz Ekselensia yang berhasil menghafalkan Al Qur’an 30 Juz dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun. Foto: Baihaki/nuruljadid.net
Selain itu, Gadis asal Besuki Situbondo Jawa Timur ini mengaku sebelum menimba ilmu di Program Tahfidz Ekselensia Wilayah Al Mawaddah ia tidak memiliki modal hafalan. Namun, dengan mengikuti metode yang diajarkan ia berhasil menghafal 30 juz Al Qur’an dalam kurun waktu 7 bulan 6 hari.
Anis bercita-cita menjadi duta Al Qur’an dan Entrepreneur Dermawan juga menceritakan bahwa di Tahfidz Ekselensia Al Mawaddah ia memiliki seorang Pembina yang sangat mengerti akan kondisinya ketika berproses untuk menghafal Al Qur’an. Selain dengan dukungan dan pengertian dari Pembina, Anis berkata “karena disini, kita menghafalnya dengan sistem STIFIn atau yang dikenal dengan 5 Mesin Kecerdasan (MK). Setiap orang memiliki MK-nya masing-masing dan cara menghafal setiap orangpun berbeda. Dengan mengetahui MK dimasing-masing orang, kita bisa mengetahui dengan cara bagaimana kita bisa menghafal Al Qur’an dengan mudah dan menyenangkan”.
Menjelang akhir dari hafalan 30 juz-nya, Anis mengaku bahwa dirinya harus mengorbankan banyak aktifias sehari-harinya demi terselesaikan hafalannya.
“Ketika menjelang akhir, saya menyelesaikan 7 juz selama 5 hari. Namun disitu banyak hal yang saya relakan diantaranya, tidur siang termasuk ketika teman-teman lainnya asik ngobrol, saya harus menghafal Al Qur’an” ujar Anis.
Akhirnya, Anis menuai buah manis dari perjuangan kerasnya selama ini. Anis dinobatkan sebagai wisudawati terbaik pada Acara Wisuda Perdana Tahfidzul Qur’an Tahfidz Ekselensia Wilayah Al Mawaddah (01/05/2019). Anis pun tak menyangka dengan apa yang terjadi pada waktu itu. Dengan perasaan heran, Anis bertanya dalam hatinya, “Kok bisa saya yang terpilih? Kan masih banyak anak-anak yang lebih pantas menerimanya daripada saya”.

Anis pada saat menerima penghargaan sebagai Wisudawati Terbaik Tahfidz Ekselensia Al Mawaddah dari Ny. Hj. Muthmainnah Waqid. Foto: Nuris/nuruljadid.net
Meski kini sudah hafal, Anis mengaku akan lebih sering melakukan muroja’ah atau pengulangan dalam Al Quran dan lebih sering membacanya. Kini ia bertekad untuk melanjutkan kuliahnya di Universitas Nurul Jadid (UNUJA) dengan tetap mempelajari Al Qur’an ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
“Peganglah pegangan hidup yang kuat sebelum menjadi manusia yang hebat” itulah motto dari Siti Anisah, gadis kelahiran Situbondo, 21 Maret 2001.
Pewarta: JN
Editor: Ponirin Mika