Pos

20190506_kisah-siti-anisah,-gadis-19-tahun-yang-berhasil-menghafal-al-qur’an-30-juz-selama-7-bulan-1

Kisah Siti Anisah, Gadis 19 Tahun yang Berhasil Menghafal Al Qur’an 30 Juz selama 7 Bulan

nuruljadid.net – Menjadi seorang hafidz atau orang yang menghafal Al Qur’an tentu merupakan impian banyak umat Islam. Apabila terus dipelihara dan dijaga, Allah menjanjikan pahala yang melimpah.

Kesempatan ini berhasil diraih Siti Anisah. Di usia 19 tahun gadis ini sudah hafal keseluruhan 30 jus Al Quran dalam kurun waktu kurang dari setahun. Anis (sapaan akrabnya) menimba ilmu di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo tepatnya di Program Tahfidz Ekselensia Wilayah Al Mawaddah.

Disanalah Anis mengawali keyakinan untuk menghafal Al Qur’an sebagai amalan akhirat bagi dirinya dan kedua orang tuanya

Anis merupakan putri ke 4 dari pasangan H. Zainullah Amin (60) dan Hj. Lathifah (39). Diawal menghafal Al Qur’an, Anis mengaku kesulitan karena harus membiasakan diri dengan menghafal disetiap harinya. Tak hanya itu, Anis juga mengaku bahwa terkadang ia tak lancar dalam menghafal dan tak jarang pula ia malas untuk menghafalnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, dengan kebiasaan yang dilakukan, Anis semakin menikmati hafalannya sehingga perasaan malas dan sulit menghafal sudah jarang ia rasakan kembali. Didalam perjalanannya menjadi seorang hafidzah, Anis mengaku pernah mengalami sebuah hal yang tidak ia sangka. Pasalnya, sebelum Anis hafal Al Qur’an 30 Juz dia memiliki penyakit ginjal namun setelah Anis menghafal 30 juz, penyakit ginjal itu hilang.

“Sebelumnya memang tidak punya penyakit, akan tetapi pada akhir bulan Januari 2019 dan hampir menjelang hatam hafalan, saya menderita sakit ginjal. Tapi, setelah hatam sudah hilang penyakitnya, entah kemana” pengakuan Anis.

20190506_kisah-siti-anisah,-gadis-19-tahun-yang-berhasil-menghafal-al-qur’an-30-juz-selama-7-bulan-3

Siti Anisah, santri puteri PP. Nurul Jadid Wilayah Al Mawaddah Program Tahfidz Ekselensia yang berhasil menghafalkan Al Qur’an 30 Juz dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun. Foto: Baihaki/nuruljadid.net

Selain itu, Gadis asal Besuki Situbondo Jawa Timur ini mengaku sebelum menimba ilmu di Program Tahfidz Ekselensia Wilayah Al Mawaddah ia tidak memiliki modal hafalan. Namun, dengan mengikuti metode yang diajarkan ia berhasil menghafal 30 juz Al Qur’an dalam kurun waktu 7 bulan 6 hari.

Anis bercita-cita menjadi duta Al Qur’an dan Entrepreneur Dermawan juga menceritakan bahwa di Tahfidz Ekselensia Al Mawaddah ia memiliki seorang Pembina yang sangat mengerti akan kondisinya ketika berproses untuk menghafal Al Qur’an. Selain dengan dukungan dan pengertian dari Pembina, Anis berkata “karena disini, kita menghafalnya dengan sistem STIFIn atau yang dikenal dengan 5 Mesin Kecerdasan (MK). Setiap orang memiliki MK-nya masing-masing dan cara menghafal setiap orangpun berbeda. Dengan mengetahui MK dimasing-masing orang, kita bisa mengetahui dengan cara bagaimana kita bisa menghafal Al Qur’an dengan mudah dan menyenangkan”.

Menjelang akhir dari hafalan 30 juz-nya, Anis mengaku bahwa dirinya harus mengorbankan banyak aktifias sehari-harinya demi terselesaikan hafalannya.

“Ketika menjelang akhir, saya menyelesaikan 7 juz selama 5 hari. Namun disitu banyak hal yang saya relakan diantaranya, tidur siang termasuk ketika teman-teman lainnya asik ngobrol, saya harus menghafal Al Qur’an” ujar Anis.

Akhirnya, Anis menuai buah manis dari perjuangan kerasnya selama ini. Anis dinobatkan sebagai wisudawati terbaik pada Acara Wisuda Perdana Tahfidzul Qur’an Tahfidz Ekselensia Wilayah Al Mawaddah (01/05/2019). Anis pun tak menyangka dengan apa yang terjadi pada waktu itu. Dengan perasaan heran, Anis bertanya dalam hatinya, “Kok bisa saya yang terpilih? Kan masih banyak anak-anak yang lebih pantas menerimanya daripada saya”.

20190506_kisah-siti-anisah,-gadis-19-tahun-yang-berhasil-menghafal-al-qur’an-30-juz-selama-7-bulan-2

Anis pada saat menerima penghargaan sebagai Wisudawati Terbaik Tahfidz Ekselensia Al Mawaddah dari Ny. Hj. Muthmainnah Waqid. Foto: Nuris/nuruljadid.net

Meski kini sudah hafal, Anis mengaku akan lebih sering melakukan muroja’ah atau pengulangan dalam Al Quran dan lebih sering membacanya. Kini ia bertekad untuk melanjutkan kuliahnya di Universitas Nurul Jadid (UNUJA) dengan tetap mempelajari Al Qur’an ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

“Peganglah pegangan hidup yang kuat sebelum menjadi manusia yang hebat” itulah motto dari Siti Anisah, gadis kelahiran Situbondo, 21 Maret 2001.

Pewarta: JN

Editor: Ponirin Mika

 

 

PENAQU, Wadah untuk Melahirkan Generasi Qur’ani

PENAQU, Wadah untuk Melahirkan Generasi Qur’ani

nuruljadid.net – Ditahun keduanya, Pesanggrahan Generasi Qur’ani (PENAQU) yang merupakan wadah untuk melahirkan generasi Qur’ani kembali mengadakan kegiatan Ramadhan Camp for Kids di Wilayah Al Mawaddah Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo selama 15 hari. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada bulan Ramadhan tepatnya pada tanggal 01 hingga 15 Ramadhan. Pelaksanaan kegiatan ini berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana pada tahun sebelumnya kegiatan tersebut dilaksanakan setelah tanggal 15 Ramadhan.

Ustadzah Uswatun Hasanah, Ketua Panitia Pelaksana mengungkapkan harapannya agar dengan diadakannya Ramadahan Camp for Kids ini, kegiatan ini dapat tersebar dan terlaksana di pelbagai Kota diluar Probolinggo sehingga dapat memberikan kontribusi lebih untuk masyarakat dalam mendidik anak menjadi generasi Qur’ani.

Menjadi bagian yang tak terpisahkan, kegiatan PENAQU dalam Ramadhan Camp for Kids ini meliputi sholat berjama’ah 5 waktu, pembiasaan shalat sunnah (tahajjud dan dhuha), beberapa permainan edukatif dan pematerian keagamaan (fiqih, tauhid dan sejarah Rosulullah). Character building (pembiasaan akhlak) juga menjadi materi dalam kegiatan ini.

Tak hanya itu saja, kegiatan pendukung lainnya berupa nonton bareng video pendek yang berkaitan dengan Character Building dan beberapa materi yang dapat menumbuhkan rasa cinta anak pada Al Qur’an dan orang tua.

Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan di Ramadhan Camp for Kids terancang menyenangkan dikarenakan peserta merupakan anak-anak yang berumur antara 8 hingga 12 tahun.

“Beberapa agenda yang sudah dirangkai sedemikian rupa oleh panitia diupayakan agar tak menjadi kegiatan yang membosankan apalagi membuat mereka tak kerasan. Sebab usia mereka yang masih cukup mungil untuk merasakan mondok yang sebenarnya. Yakni mulai dari 8 hingga 12 tahun” ujar Ustadzah Uswah.

Alhasil, kegiatan tersebut mendapatkan respon positif dari salah satu peserta Ramadhan Camp for Kids.

“Suka banget dengan Ramadhan camp kids ini. Dari bangun tahajjud sampai tidur malem kita kayak jadi mondok beneran. Cuma kegiatannya kayak dikasih suasana permainan, jadinya gak bosen. Apalagi kalo pas fun game. Ada sulapnya juga. Pokoknya bahagia banget dah. Dengan kakak-kakak yang baik. Sekalipun gak kayak di rumah tidur dan makannya, tapi disini banyak temennya jadi asyik”, komentar Nina, (Erika Imaniya Zenina Etabina) salah seorang peserta dengan mengukir senyum dibibirnya. (Kholis/Red)

Lampu Lampion Menerangi Wilayah Al Mawaddah Dalam Bulan Ramadhan

Lampu Lampion Menerangi Wilayah Al Mawaddah Dalam Bulan Ramadhan

nuruljadid.net – Pada Kamis (02/05/2019), Lampu lampion menerangi bilik – bilik ka mar para santri wilayah Al-mawaddah Pondok Pesantren Nurul Jadid, lampion tersebut merupakan salah – satu dari bentuk perhatian wilayah Almawaddah akan datangnya bulan yang penuh barokah, bulan Ramadhan.

Lampu lampion tersebut dibuat sendiri oleh santri wilayah al-mawaddah yang bertujuan untuk mengasah kreasi para santri dalam membuat suatu karya seni.

Selain lampion, Wilayah yang terkenal akan keberhasillannya dalam mencetak para hafidzoh ini juga mengadakan serangkaian kegiatan lainnya, seperti pendalaman bahasa asing, pendalaman ini difokuskan kepada bahasa inggris. Yang nantinya, selain menjadi seorang hafidzoh.

Mereka juga diharapkan menjadi seorang yang fashih dalam berbahasa asing. Kemudian, Wilayah Al-Mawaddah turut menyelenggarakan kajian pelatihan kitab, adapun kitab yang dipilih oleh wilayah al-mawaddah ntuk dikaji ialah kitab Al-miftah.

Dengan harapan para santri wilayah al-mawaddah bisa menjadi seorang yang bisa membaca an memahami kitab kuning. “semoga mereka para santri almawaddah bisa mengamalkan ilmu mereka nanti ketika pulangan yang dekat ini, dan besar harapan mereka bisa menjadi uswah bagi khalayak masyarakat,” ungkap Kepala Wilayah Al-Mawaddah, Rahmatul Hasanah. (Ila/red)

20190719_ny-hj-hamidah-wafie-menghafal-al-qur%u2019an-bukan-tentang-kecerdasan-tapi-tentang-maunah-dan-ridho-allah-swt-semata

Ny. Hj. Hamidah Wafie: Menghafal Al-Qur’an Bukan tentang Kecerdasan tapi tentang Maunah dan Ridho Allah SWT Semata

nuruljadid.net – Dalam pelaksanaan wisuda perdana Tahfidz Ekselensia Wilayah Al Mawaddah Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Rabu (01/05/2019) di Aula MA Nurul Jadid, Ny. Hj. Hamidah Wafie, Pemangku Wilayah Al Mawaddah berharap dengan dilahirkannya para hafidzoh Al Qur’an akan terlahir generasi-generasi Qur’ani yang siap berkhidmat, berjuang dan menjunjung tinggi nilai-nilai Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Bunda Hami (sapaan akrab Pemangku Wilayah Al Mawaddah) juga menambahkan, mudah-mudahanan dengan kita semakin mendekat dengan Al Qur’an, kita akan terus menjalankan nilai-nilai dan keteladanan dari Rosulullah SAW.

Dalam kesempatan itu, Bunda Hami mengucapkan terimakasih atas dukungan serta ijin dari Pengasuh, KH. Moh. Zuhri Zaini dan Kepala Pesantren, KH. Abdul Hamid Wahid atas terlaksananya acara ini (wisuda perdana Tahdiz Ekselensia, red).

“ini akan menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus bergerak mengawal lahirnya generasi-generasi qur’ani yang akan berikhtiar untuk terus istiqomah lebih dekat dan menghafalkan Al Qur’an bahkan tidak berhenti sekedar menghafal Al Qur’an, mudah-mudahan kita semua khususnya anak-anak kita yang sudah hafal Al Qur’an akan bisa memahaminya, melaksanakannya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari serta memperjuangkannya kelak ketika pulang di tengah-tengah masyarakat” ujar Bunda Hami.

“Hal ini dimaksudkan tidak lain hanya untuk mengembalikan generasi-generasi muda kita agar lebih mencintai dan dekat dengan Al Qur’an sehingga insyaAllah syafa’at dan nilai-nilai yang ada dalam Al Qur’an terus berproses menjadi bagian hidupnya, sikapnya, amaliyahnya dan nantinya mudah-mudahan anak-anak kita, para hafidzul Quran terus berjuang untuk Al Qur’an sehingga kedepannya generasi muda kita tidak lagi jauh dari Al Qur’an, tetapi semakin dekat dan mencintai Al Qur’an dan akan kembali pada real yang diridhoi oleh Allah SWT.” imbuh beliau.

Bunda Hami (Pemangku Wilayah Al Mawaddah) saat memberikan sambutan di acara Wisuda Perdana Tahfidz Ekselensia

Bunda Hami (Pemangku Wilayah Al Mawaddah) saat memberikan sambutan di acara Wisuda Perdana Tahfidz Ekselensia Al Mawaddah

Pemangku Wilayah Al Mawaddah juga menyampaikan rasa prihatinnya terhadap kondisi yang ada saat ini sehingga harus ada gerakan serta langkah konkrit agar para generasi muda kembali kepada sikap dan perilaku yang semestinya.

“jujur, akhir-akhir ini kami sangat prihatin dengan banyaknya profil-profil yang menjadi figur anak-anak kita dan banyaknya bacaan-bacaan yang tidak sesuai dengan nuansa islami. Sehingga mau tidak mau kita harus memiliki gerakan, langkah konkrit agar anak-anak kita kembali kepada sikap dan perilaku yang semestinya, kembali kepada nilai-nilai Al Qur’an dengan cara mendekatkan mereka kepada Al Qur’an” dawuh beliau.

“Mudah-mudahan dengan dekat dengan Al Qur’an, kemerosotan akhlak dan moral yang terjadi di lingkungan kita akan semakin bisa diminimalisir” tambah beliau.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Bunda Hami menyampaikan bahwa menghafal Al Qur’an tidak semudah membalikkan telapak tangan.

“menghafal Al Qur’an tidak semudah membalikkan telapak tangan, selesai menghafal Al Qur’an, masih ada program lanjutan yang perlu diistiqomahkan untuk muroja’ah dan terus menghafal.  Harapannya, bukan hanya sekedar pernah menghafal Al Qur’an tapi benar-benar mutqin (Lancar Hafalannya) sebagai Hafidzoh Al Qur’an” dawuh beliau.

Diakhir sambutan, Bunda Hami menyampaikan “Menghafal Al Qur’an bukan tentang kecerdasan tapi tentang maunah dan ridho Allah semata. Tanpa kita memohon kepada Allah agar terus diberi inayah, hidayah, diridhoi oleh Allah maka kemampuan manusia tiadak akan ada artinya” pungkas beliau.

Santri Mawaddah Ikuti Kegiatan Metode Ummi

Santri Mawaddah Ikuti Kegiatan Metode Ummi

nuruljadid.net – Setelah digelar kegiatan shalat tahajjud berjamaah, santri Wilayah Al-Mawaddah memanfaatkan waktu tersebut untuk belajar metode Ummi, suatu metode yang bertujuan untuk memperbaiki karakteristik tahsin santri yang kurang baik menjadi lebih baik lagi.

Selain memperbaiki karakter, metode Ummi ini juga bertujuan untuk membangun sistem  manajement pembelajaran Al-qur’an yang lebih bermutu, dan mewujudkan lembaga profesional dalam pengajaran Al-qur’an berbasis sosial dakwah. Ustadzah Tutik Hidayati, Koordinator metode Ummi mengatakan bahwa metode tersebut cukup memberikan solusi dalam memperbaiki karakteristik tahsin santri dan menghasilkan generasi yang lebih baik lagi. “Agar sahabat – sahabat santri wilayah almawaddah bisa membaca Al-qur’an dengan cepat, tepat, dan mudah dengan bertartil,”ujar beliau.

Metode Ummi ini juga ada standarisasinya sehingga proses belajar mengajar disesuaikan dengan karakteristik bidang studi yang diajarkan. Standarisasi tersebut juga berguna untuk menjaga serta mempertahankan moto yang dibutuhkan adanya kontrol yang intensif terhadap kualitas, proses, maupun hasil dari produk yang telah dihasilkan.

Siti Kholisoh, salah – satu santri almawaddah yang mengikuti metode ummi ini mengatakan,  Metode Ummi ini sudah sangat dan sesuai dengan kebutuhan santri. Metode yang mudah dan menyenangkan disertai manajeen sertifikasi muallimat dan lulusan yang berkualitas, sehingga santri dapat mempelajarinya dengan sangat nyaman,”tuturnya.

Ia menambahkan, apalagi bagi mereka yang suaranya bagus dan pengucapan makhorijul hurufnya tepat. Metode ini bisa menjadi ajang tunjuk bakat bagi mereka. Metode ini juga memberikan banyak solusi bagi santri yang mempelajari al-qur’an diantaranya ialah menjamin sebuah sistem  yang mampu memberikan moto yang baik bagi setiap anak agar cepat dan mudah membaca al-qur’an secara tarti dan berstandarisasi bacaan al-qur’an dengan jelas dan tepat. (Firoh/Red)

Kata Mereka untuk Pembangunan Al Mawaddah

Kata Mereka untuk Pembangunan Al Mawaddah

nuruljadid.net – Tiap tahunnya jumlah santri selalu bertambah, hal itu dibuktikan dengan tidak memadainya fasilitas yang ada. Mulai dari kamar santri, kamar mandi santri serta ruang belajar santri. Terlihat menjelang pertengahan tahun 2019, di Wilayah Al Mawaddah telah terbentang kokoh bangunan lantai dua dan tiga. Itu menandakan bahwa Wilayah Al Mawaddah terus mengalami perbaharuan fasilitas demi kenyamanan dan ketenangan santri dalam menuntut ilmu di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Tahun ini, Wilayah Al Mawaddah membangun beberapa fasilitas untuk santri yang terdiri dari kamar santri berlantai dua, kamar mandi tiga lantai, penambahan jemuran serta penambahan serambi. Terhitung sejak bulan Januari 2019, pembangunan fasilitas asrama telah berjalan 75% dan akan kelar pada bulan Juni 2019.

Kepala Wilayah Al Mawaddah, Ustadzah Rohmatul Hasanah membeberkan bahwa dengan lokasi yang terbatas, pembangunan fasilitas santri di wilayahnya tidak bisa menyamping melainkan bertambah keatas.

“Bersyukur atas pembangunan yang telah 75% terlesesaikan. Tiada kata selain ungkapan rasa syukur yang patut disampaikan karena dengan bertambahnya santri yang menetap disini (Wilayah Al Mawaddah, Red) bertambah pulalah fasilitas untuk santri. Sehingga untuk memadainya, harus melakukan renovasi Gedung santri. Dikarenakan kawasan yang terbatas, maka proses penambahan fasilitas terdesain dengan menambah lantai diatas Gedung” ujar Kepala Wilayah Al Mawaddah.

“Proses renovasi ini saya rasa berjalan lumayan cepat walaupun diawal pembangunan masih kocar kacir sehingga keindahan lingkungan menjadi efek dari pembangunan tersebut. Tetapi, setelah semuanya terselesaikan, fasilitas untuk santri akan memadai” tambah Ustadzah Rohmah (panggilan akrab Kepala Wilayah Al Mawaddah).

Alhasil, dengan kerjasama yang solid antara penghuni serta komponen wilayah, pembangunan yang dilakukan menuai respon positif dari kalangan santri, seperti halnya yang dirasakan oleh beberapa santri penghuni Wilayah Al Mawaddah yang menempati gedung baru.

“Senang rasanya bisa menjadi penghuni pertama digedung baru. Selain catnya bagus, bangunannya lebar dan pas untuk kami (santri, red) dalam melaksanakan aktifitas sehari-harinya” ungkap Izzul Hukama, santri PPTQ (Program Pelatihan Terjemah Qur’an) Wilayah Al Mawaddah.

“merasa senang karena semua santri dapat merasakan kenyamanan dengan fasilitas yang baru, terutama kamar santri yang lebih nyaman dari kamar sebelum di renovasi” cakap Faikatul Laily dengan wajah berseri.

Tak hanya menuai pujian dari santri, Siti Wardatus Sholehah seorang santri sekaligus pengurus Wilayah Al Mawaddah turut menyampaikan apresiasi dan pesannya terhadap pembangunan fasilitas santri.

“Fasilitas untuk santri sudah terpenuhi sehingga kewajiban para santri adalah untuk menjaga dan merawatnya agar fasilitas itu terjaga dengan baik sehingga segenap santri dapat merasakan kenyamanan dalam berkegiatan” ujar Wardah (sapaan akrab Siti Wardatus Sholehah). (Mirza/Red)

Kobarkan Semangat Mengkaji Kitab Kuning

Kobarkan Semangat Mengkaji Kitab Kuning

nuruljadid.net – Demi mengobarkan semangat cin ta para santri terhadap kitab kun ing, Program Intensif Kajian Kitab (PIKK) Wilayah Al-mawaddah Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan kegiatan Gebyar Kutubiyah yang bertemakan “Merajut Asa Cinta Kitab Kuning” pada Jum’at (01/03/2019).

Kegiatan yang bertempat di Musholla Wilayah Al-Mawaddah itu mengundang seorang ilmu hadist dan hafidz yakni, Gus Muhammad Al-Faiz . dalam sesi penyajian, beliau menjelaskan dengan detail akan kitab – kitab kuning dan manfaat dari belajar kitab kuning.

Lebih Lanjut, beliau yang berasal dari Pulau Madura itu turut menyampaikan motivasi akan urgentnya bagi seorang santri untuk mengkaji dan memahami kitab kuning di era milenial ini.

Selain itu, tepat pada pukul 13.00 WIB digelar lomba membaca kitab Fathul Qorib yang diikuti oleh 54 peserta yang tersebar di setiap wilayah – wilayah PP. Nurul Jadid. Adapun juri dari lomba wilayah Al-mawaddah mengundang ust senior Ma’had Aly Nurul Jadid.

“Dengan digelarnya kegiatan gebyar Kutubiyah ini, semoga sahabat – sahabat santri al-mawaddah bisa lebih semangat lagi dalam mempelajari kitab kuning,”tutur Pembina PIKK, Ustadzah Siddiqoh saat ditemui disela – sela acara.

“kami sangat bangga atas terlaksananya seminar dan lomba ini, dan kami sangat termotivasi untuk mulai belajar kitab kuning,” ungkap Mirza Ifa Hasan, salah-satu peserta yang berasal dari kabupaten Bondowoso seusai acara. (syhidah,red)

Begini Cara PP. Nurul Jadid Monitoring Kinerja Pengurus

Nurul Jadid.net – Ratusan santri putri wilayah Zaid bin Tsabit Pondok Pesantren Nurul Jadid, berkumpul di Musholla Al-Wafiyah, Jumat malam (7/4/2018).Mereka menggelar rapat monitoring dan evaluasi kinerja pengurus selama satu semester ini. Pesertanya 242 santri, 48 pengurus, dan 4 pengurus senior hadir pada acara tersebut. Selain monitoring, juga ada sosialisasi produk undang-undang kepesantrenan yang terbaru.

“Sosialisasi ini sebagai bentuk evaluasi kita semua, baik dari santri maupun dari pengurus”. Ujar Ustadzah Faridah, salah satu pengurus seniour wilayah Zaid bin Tsabit.

“Menciptakan hubungan yang lebih erat antara pengurus dan santri. Jugal untuk mempertegas kembali peraturan dan sangsi bagi yang melanggar. Dan yang terpenting memunculkan ghiroh (semangat, red) bagi kita semua”, imbuhnya.

Acara yang diadakan secara periodik ini tampak berbeda dari biasanya. Seperti halnya pengurus KPO (Kebersihan Perlengkapan Olahraga) dan Ubudiyah. Mereka menampilkan beberapa tayangan slide tentang foto yang diambil sewaktu santri menjalani kegiatan didua divisi tersebut.

Seperti menata shaf yang baik dan yang kurang tepat. Menaruh barang pada tempatnya. Dan mendatangi musholla berjama’ah tepat waktu.

Acara yang berlangsung dari pukul 20.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB tersebut berakhir dengan pembacaan doa dan sesi foto bersama pengurus atas prestasi Juara Kebersihan Wilayah Haul dan Harlah ke 69 Nurul Jadid.

Penulis :Aisyatul Azizah,SJ

Editor : Muhammad Nuris

sambutan Kh. Malthuf Siraj dalam kegiatan wisudawati 30 Juz RQ STIFIn Al Mawaddah

Pelantikan Wisudawati Almawaddah, Ini Tips Menghafal Dan Mempertahankan Hafalan Al-Qur’an

nuruljadid.net – Kegiatan pelantikan yang diadakan oleh Program Qur’an STIFIn yang bertempat diwilayah Al mawaddah tersebut dihadiri oleh Pemangku Wilayah Al Jalaluddin Ar-rumi,  KH. Malthuf Siraj dalam pelantikan yang pertama kalinya tersebut beliau turut mewarnai lewat sambutannya.

Tidak banyak apa yang beliau sampaikan dalam kegiatan tersebut, salah satunya ialah dengan menyampaikan selamat kepada para wisudawati yang telah berhasil menghafal al-qur’an 30 juz dan turut pula kepada para wali santri.

“Tentunya rasa bangga meliputi walisantri dari para santri tahfidz yang baru di wisuda di moment ini. semoga santri yang diwisuda nanti itu akan menjadi pencerah ditengah masyarakat,” tutur beliau dengan penuh hendak. Kamis(29/3/2018).

Lain dari pada itu, sebagai seorang Pemangku Wilayah Jalaluddin Ar-rumi beliau memberikan sedikit metodologi mempertahankan hafalan al-qur’an kepada para wisudawati .

“Kepada para santri putri yang telah diwisuda untuk tidak berhenti sampai disini, karena tugas kalian sekarang adalah mempertahankan hafalan al-qur’an. adapun cara mempertahankannya ialah dengan terus mengulang – dan mengulang setiap ayat yang dihafal karena mengahafal adalah kunci dari hafalan dan mempertahankannya,”. Tegas beliau dalam sambutannya.

Selain itu,  beliau juga menambahkan kepada para wisudawati untuk tidak mandek hanya dalam menghafal tapi mengembangkannya dengan belajar tafsir al’qur’an.

Di akhir sambutannya beliau menyampaikan apresiasinya kepada para walisantri wisudawati karena telah menjadi motivator dengan mendorong mereka menjadi seorang yang mulia karena telah menghafal al-qur’an 30 juz.

Penulis : AHMAD

Editor : Muhammad Nuris

Tasyakuran dan Wisuda 30 Juz RQ STIFIn Al Mawaddah

Rumah Qur’an STIFIn Al Mawaddah, Ciptakan Generasi Muda Berjiwa Al-Qur’an

nuruljadid.net – Semangat menghafal al-Qur’an di Wilayah Al Mawaddah semakin mengakar dengan ditandainya kegiatan Wisuda Tahfidz Qur’an 30 juz, Kamis, (29/3/2018) di Halaman Wilayah Al Mawaddah.

Dalam balutan sambutan, mewakili Kepala Pesantren, Ny. Hj. Hanunah Nafi’iyah turut menyampaikan untaian harapan dan motivasinya dalam acara wisuda tahfidz pertama kali ini.

Sebagai pembuka sambutan, ucapan selamat beliau sampaikan kepada peserta wisudawati dan para wali wisudawati yang hari ini turut hadir menyaksikan prosesi wisuda.

Ucapan terimakasih juga tidak lupa beliau sampaikan kepada pemangku Wilayah Al Mawaddah dan segenap pembina yang telah membina para santri dalam menjalani proses menghafal Qur’an dengan kegigihan dan ketekunannya.

”karena setidaknya berkat lahirnya penghafal Qur’an hari ini dapat menyejukkan keadaan dan hati kita di tengah-tengah kerusakan zaman. Dimana para generasi muda mengalami kerasnya dekadensi moral.” Tutur beliau.

Harapan kami semoga program ini terus berlanjut, terus hidup, sehingga terus dapat melahirkan generasi-generasi Qur’ani yang berjuang di jalan Allah. Tidak sebatas menghafal, namun juga mengamalkannya. (NakBali/Qz)

Tasyakuran dan Wisuda 30 Juz RQ STIFIn Al Mawaddah

Al Mawaddah Mengadakan Wisuda Al-Qur’an

nuruljadid.net – Nuansa penuh haru meliputi acara wisuda pertama Tahfidz Qur’an ketika Pemangku Wilayah Al Mawaddah, Ibunda Ny. Hj. Hamidah Wafie memberikan sambutannya, Kamis, (29/3/2018) di halaman Wilayah Al Mawaddah.

Dalam sambutannya ada beberapa poin penting yang beliau sampaikan selain dari ucapan trimakasih dan permakluman.

Beliau juga menyampaikan tujuan dari Program Rumah Qur’an STIFIn ini yang tidak lain adalah semata bertujuan untuk melahirkan sebanyak-banyaknya generasi bangsa yang hafal qur’an.

“Cita-cita kami ingin melahirkan penghafal Al Qur’an sebanyak banyaknya untuk menyelamatkan mereka dari kerusakan zaman yang sudah mulai tak terkendalikan,” dawuh beliau dengan raut wajah penuh harap.

Melihat realita hari ini, dimana zaman sudah tak beraturan. Dan banyak para generasi bangsa yang terjerumus dalam kerasnya pergaualan.  “sehingga harapan besar kami adalah semakin banyak generasi muda yang menghafal Qur’an hari ini, maka semakin banyak generasi yang terselamatkan,” tutur beliau.

“Namun tidak berhenti sampai disini, harapan serta usaha-usaha akan terus kita tingkatkan dengan pengembangan skill-skill lain kepada para santri. Sehingga tidak hanya hafal Qur’an, para santri juga memiliki skill yang bisa diamalkan di tengah-tengah masyarakat kelak,” imbuh beliau.

Sambutan beliau tutup melalui satu pesan berharga kepada segenap para wali wisudawati agar bersyukur dan berbangga atas putri-putrinya yang hari ini masuk kategori penghafal Qur’an. Dan bersiap-siaplah untuk memantaskan diri sebagai orang tua dari penghafal Qur’an serta jaminan balasan singgasana kemuliaan kelak dari Allah sebab berkahnya menghafal Al Qur’an. (NakBali,Qz)

Launching 5 Program

Al-Mawaddah Launching 5 Program Unggulan

nuruljadid.net- Pengembangan demi pengembangan terus dilakukan oleh berbagai lembaga informal yang ada di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Sebagai lembaga pendidikan yang berperan penting dalam peningkatan kualitas putra-putri bangsa dalam menyongsong masa depan yang berilmu dan berakhlaqul karimah.

Jum’at, (16/02/2018) wilayah Putri Almawaddah Pondok Pesantren Nurul Jadid melakukan terobosan terbaru melalui 5 program unggulan yang diresmikan langsung oleh Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid, M.Ag. di Musholla Almawaddah.

Adapun 5 program tersebut adalah :

  1. Program Tahfidz Stifin
  2. Program Tahfidz Ekselensia
  3. Program Pelatihan Terjemah Qur’an(PPTQ)
  4. Program Intensif Kajian Kitab (PIKK)
  5. Program Pengembangan Bahasa Asing (PPBA)

Selain program unggulan diatas, wilayah Al Mawaddah juga memiliki program Umum yg harus dicapai oleh masing-masing program diantaranya :

  1. Character Building
  2. Leadership dan Management
  3. Pembiasaan bahasa asing (Arab-Inggris)
  4. Spiritual Class
  5. Relationship & Public Speaking
  6. Emotional Bounding
  7. Life Skill
  8. Outbound
  9. MEA (Mawaddah’s Education Award)

Tidak berhenti disitu saja, wilayah Al Mawaddah juga memberikan standart kompetensi umum kepada setiap program untuk dicapai oleh masing-masing santri.

  1. Santri mampu mengaplikasikan TRILOGI SANTRI (Melaksanakan Kewajiban Fardhu A’in, Mawas Diri dan Meninggalkan Perbuatan Dosa Besar Serta taat Kepada Allah dan berbuat baik pada sesama)
  2. Santri memiliki kesadaran Beragama, Berilmu, Berorganisasi, Berbangsa dan Bernegara serta kesadaran Bermasyarakat (PANCA KESADARAN SANTRI).
  3. Santri mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Arab dan Inggris dalam kehidupan sehari-hari
  4. Santri memiliki mental yang kuat dan menjadi pemimpin yang berkarakter, Visioner, berwawasan luas dan siap menjadi Khodim Al Ummah
  5. Santri memiliki rasa percaya diri dan skill yang cukup dalam berkomunikasi di depan forum dan di tengah-tengah masyarakat.

Editor : Muhammad Nuris

Galeri Foto: Launching 5 Program AL-Mawaddah