Kiai Imdad Tegaskan Tugas Santri di Pesantren: Pahami dan Amalkan Agama

berita.nuruljadid.net- Kepala Biro Pengembangan sekaligus pengampu pengajian sore, Kiai Imdad Rabbani, menegaskan bahwa tugas seorang santri adalah memahami ilmu agama dengan akurat dan mengamalkannya dengan cara mengajarkan ilmu tersebut kepada orang lain.

Pernyataan ini disampaikan Kiai Imdad saat mengajarkan ilmu tauhid menggunakan kitab Kharidatul Bahiyah di Masjid Jami’ Nurul Jadid, Senin (03/03).

“Tugas santri adalah memahami agama dengan baik hingga benar-benar mengerti, dan setelah itu wajib menyampaikannya kepada orang lain dengan bahasa yang mudah dipahami agar orang lain juga dapat memahami apa yang disampaikan,” ungkap Kiai Imdad.

Lebih lanjut, Kiai Imdad mengingatkan bahwa mengikuti tren tanpa pertimbangan dapat menjadikan seseorang terperangkap dalam perbudakan tren tersebut. Hingga membuat dirinya mengeluarkan banyak hal tanpa disadari.

“Ketika kita terjebak mengikuti tren, kita telah menyia-nyiakan nikmat besar yang membedakan manusia dengan binatang, yaitu akal dan kemampuan berpikir,” kata beliau.

Dalam pengajian tersebut, Kiai Imdad juga menjelaskan bahwa tujuan seseorang mempelajari ilmu tauhid adalah untuk menumbuhkan keyakinan yang benar ketika membaca kalimat syahadat, bahwa tidak ada Tuhan yang pantas disembah selain Allah, yang telah menciptakan segalanya.

Untuk menunjukkan sifat “wujud” Allah, Kiai Imdad mengutip contoh dari alam semesta yang mengalami permulaan, yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Menurut beliau, bukti adanya Tuhan dapat dilihat dari alam semesta yang ada.

“Bukti adanya Tuhan bisa kita lihat dari adanya alam semesta ini, yang mengalami permulaan, dari yang sebelumnya tidak ada menjadi ada,” jelas Kiai Imdad.

Di era modern ini, banyak ilmuwan Barat yang memeluk agama Islam setelah menemukan kebenaran yang terkandung dalam Al-Qur’an. Berbagai penemuan ilmiah baru kini telah membuktikan kebenaran Al-Qur’an yang sudah dijelaskan lebih dari 1400 tahun yang lalu.

Di akhir pengajian, Kiai Imdad mengingatkan bahwa seseorang yang merasa sudah tahu akan cenderung berhenti belajar.

“Bahkan seorang yang sangat alim pun, jika berhenti belajar, maka seketika itu dia akan menjadi bodoh,” pungkasnya.

Pewarta : Moh. Wildan Dhulfahmi
Editor     : Ahmad Zainul Khofi

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *