Kiai Najib Jabarkan Keterkaitan Ayat-ayat dalam Surah Al-Fatihah
berita.nuruljadid.net- Di tengah teriknya matahari, suara pengajian menggema dari Masjid Jami’ Nurul Jadid, menyebar ke segala penjuru. Dalam pengajian tersebut, Kiai Najiburrahman Wahid mengajarkan keterkaitan ayat 5 hingga 7 dari Surah Al-Fatihah kepada para santri pada Senin (03/03).
Kiai Najib menjelaskan makna petikan lafaz اِيَّاكَ نَعْبُدُ (iyyâka na‘budu), bahwa Allah mengajarkan manusia cara memohon yang benar. Dalam kitab Fathul Mun‘in dijelaskan bahwa seseorang diperbolehkan mengulang-ulang bacaan surah Al-Fatihah agar doanya semakin khusyuk.
“Gus Mus pernah memberi ijazah, salah satu cara agar doa dikabulkan adalah dengan membaca ayat kelima Surah Al-Fatihah. Lisan mengucapkan lafaznya, sementara hati meminta pertolongan sesuai dengan hajat masing-masing,” tuturnya.
Pada ayat ke-6, اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ (ihdinash-shirâthal-mustaqîm), Allah mengajarkan manusia cara meminta pertolongan terbaik, yakni dengan menjalankan ibadah yang lurus. Kiai Najib menekankan bahwa semua pekerjaan yang dilakukan dengan kepatuhan kepada Allah akan bernilai ibadah.
“Tak hanya sholat, mencari nafkah yang halal untuk keluarga juga merupakan ibadah di sisi Allah,” ucap beliau.
Lebih lanjut, Kiai Najib mengingatkan jamaah agar tidak mengubah tata cara ibadah mahdhah (ibadah murni) seperti sholat agar terhindar dari kebid‘ahan.
“Kita harus mengikuti petunjuk yang telah diajarkan Nabi. Jangan sampai mengarang sendiri,” tegasnya.
Dalam suasana siang menjelang sore itu, Kiai Najib juga menjelaskan pengertian ijtihad sebagai upaya yang dilakukan secara sungguh-sungguh oleh para pakar untuk menemukan kebenaran.
“Seorang mujtahid yang hasil ijtihadnya benar akan mendapatkan dua pahala, sedangkan jika salah tetap mendapatkan satu pahala,” jelasnya.
Terakhir, Kiai Najib menguraikan maksud dari petikan ayat ke-7, غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ (ghairil-maghdlûbi).
“Ayat ini merujuk pada mereka yang telah mengetahui kebenaran tetapi menolak untuk mengakuinya, seperti bangsa Yahudi yang menolak Nabi akhir zaman meskipun sudah diberikan petunjuk. Oleh karena itu, Allah murka kepada mereka,” pungkasnya.
Pewarta : Moh. Wildan Dhulfahmi
Editor : Ponirin Mika
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!