PPIQ Helat Dauroh Qur’ani: Cicit Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Berbagi Tips dan Keutamaan Menghafal Al-Qur’an
nuruljadid.net – Pusat Pendidikan Ilmu Qur’an (PPIQ) Nurul Jadid menggelar Dauroh Qur’ani di Aula KH. Zaini Mun’im Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, pada Senin (12/09) malam. Di momen itu, santri mendapat kejutan sekaligus kehormatan dengan hadirnya Cicit Syekh Abdur Qodir Al-Jailani dari Palestina yang dikenal luas masyarakat muslim di Jawa Tengah dan Nusantara, beliau adalah Syekh Dr. Sayyid Ammar Azmi Ar-Rafati Al Jailani.
Pada kesempatan tersebut, terdapat tiga bab yang dijelaskan oleh Syekh Sayyid Ammar. Pertama, tentang pentingnya Al-Qur’an. Kedua, generasi moderat yang harus dijadikan pedoman hidup seorang muslim, Ketiga, tips menghafal Al-Qur’an. Beliau ditemani oleh seorang translator untuk mempermudah santri menangkap dan memahami materi yang disampaikan.
(Terlihat peserta dengan fokus dan khusuk memperhatikan penjelasan oleh Syekh Sayyid Ammar)
“Karena kita semua mengetahui bahwa Al-Quran adalah sebaik-baiknya kalam, maka Al-Quran adalah sumber pertama dan sumber utama dari syariat Islam, bahkan sumber-sumber yang lain juga itu semua didapat dari Al-Quran,” tutur Imam Besar Masjid Al-Aqso Syiria itu.
Syekh menganjurkan santri untuk menghafal Al-Quran, karena menurutnya ada beberapa tangga yang harus dilewati oleh para pencari ilmu, dan tangga pertama adalah menghafal Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan sumber seluruh ilmu, oleh karena itu beliau menganjurkan kita harus memperhatikan pokok daripada ilmu.
“Tanpa menghafal Al Quran, maka otak ini tidak akan terbuka, dan tidak akan encer. Barang siapa yang menghafal Al-Quran maka mudah baginya untuk menghafalakan apapun, karena di dalam Al-Quran ada apapun,” imbuh beliau.
(Potret Syekh Sayyid Ammar (tengah) sedang memberikan ijazah Kitab At-Tibyan kepada seluruh peserta yang hadir)
Beliau juga memberikan metode mudah menghafalkan Al Qur’an, metode ini berhasil diimplementasikan di beberapa pesantren nusantara, banyak santri yang hafal Al-Qur’an dalam waktu singkat selama 3 bulan, bahkan salah satu santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo yang berasal dari Jawa Tengah ini berhasil hafal Al-Quran selama 40 hari.
“Dalam menghafal juga terdapat rukun-rukun dan media. Pertama adalah kita harus pintar dalam memilih waktu untuk menghafal. Kedua adalah adanya guru yang mengaqjar dan selalu siap men-tasmi’ kita. Ketiga, adalah memilih tempat yang baik. Sedangkan media yang dibutuhkan, pertama adalah mushaf khusus. Kedua, pensil. Ketiga, adanya partner atau teman, dan keempat adalah buku catatan,” jelas beliau.
Lalu beliau memaparkan sekilas metode mudah menghafalkan Al-Qruan yang beliau buat. Pertama, ambilah mushaf khusus dan letakkan jari pada setiap huruf atau kata yang akan dihafal dengan tartil, perlahan, dan fokus. Selanjutnya ketika hendak menghafal, bacalah ulang selama 4 kali dengan cepat, tujuannya untuk merangsang otak agar lebih cepat merekam ayat hafalan. Kemudian, tutup Al Quran atau mata dan baca kembali.
(Secara bergantian Syekh Sayyid Ammar memberikan kitab karangannya dan menerima cinderamata yang diberikan oleh Gus Ahmad Madarik)
Dilanjutkan dengan praktek metode hafalan tersebut kepada satu perwakilan santriwan dan santriwati, Lalu setelah itu, Syekh Sayyid Ammar memberikan ijazah Kitab At-Tibyan dan Kitab Kaifa Tahfidzul Qur’an karangan beliau kepada seluruh peserta yang hadir.
“Kami ingin metode menghafal Al Quran ini juga ada di Nurul Jadid,” tutup beliau.
(Humas Infokom)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!