Pos

Meriah! Resmikan Acara Semarak Ramadhan dengan Tabuh Bedug Secara Simbolis

nuruljadid.net – Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1444 H, Pondok Pesantren Nurul Jadid adakan kegiatan Semarak Ramadhan yang akan berlangsung selama 17 hari kedepan. Kegiatan ini resmi dibuka pada hari Senin (20/03/2023) malam yang bertempat di halaman depan Kantor Biro Kepesantrenan.

Di tahun ini, panitia mengusung tema yang bertajuk “Ramadhan Sehat, Ramadhan Rahmat”

Acara ini dihadiri oleh KH. Najiburrahman Wahid selaku Wakil Kepala Pesantren, KH. Makki Maimun Wafi, Sekretaris Pesantren Ustaz H. Tahiruddin, Kepala sekolah dibawah naungan Nurul Jadid, pegawai dan seluruh santriwan dan santriwati.

Sambutan pertama disampaikan oleh Ustaz Rahmat selaku Ketua Panitia Semarak Ramadhan tahun 1444 H ini. Ustaz Rahmat memaparkan rangkaian kegiatan dari Semarak Ramadhan yang akan berlangsung selama beberapa hari kedepan.

Sementara itu, KH. Najiburrahman Wahid dalam sambutan kedua menjelaskan surat edaran dari pesantren terkait datangnya bulan Ramadhan.

“Beberapa saat yang lalu ada surat edaran dari pesantren agar para pengurus menyiapkan penyambutan yang meriah atas datangnya bulan Ramadhan dengan beraneka syiar-syiar. Baik itu kegiatan maupun hiasan seperti lampu warna-warni yang sudah mulai tampak, dalam rangka menampakkan kegembiraan atas datangnya bulan Ramadhan,” papar beliau.

(KH. Najiburrahman Wahid selaku Wakil Kepala Pesantren Nurul Jadid disaat memberikan sambutan dalam acara Pembukaan Semarak Ramadhan 1444 H)

“Kalau kita bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan dan memuliakan bulan Ramadhan, itu pertanda ketakwaan dalam hati kita masih kuat. Kalau di bulan puasa ini ketakwaan kita meningkat, maka peluang kita untuk menjadi orang yang selamat dan sukses dunia akhirat akan semakain besar,” Wakil Kepala Pesantren menerangkan.

Setelah sambutan usai, semarak Ramadhan resmi dibuka dengan pemukulan beduk secara simbolis oleh KH. Najiburrahman Wahid, KH. Makki Maimun Wafi dan Ustaz Rahmat secara bergantian diiringi tepuk tangan meriah dari ribuan santri.

(KH. Makki Maimun Wafi ketika meresmikan Semarak Ramadhan secara simbolis dengan penabuhan bedug)

Adapun Rangkaian kegiatan semarak ramadan :

  1. Pengajian Kitab pagi, siang dan sore hari
  2. Peminatan pengembangan diri
  3. Pembinaan Qur’an
  4. Pembekalan kelas Akhir
  5. Audio Visual
  6. Bazar Takjil
  7. Lomba menghias daerah
  8. Lomba patrol keliling

 

(Humas Infokom)

37 Kitab Dikaji Selama Bulan Ramadhan

37 Kitab Dikaji Selama Bulan Ramadhan

nuruljadid.net – Bulan ramadhan, bulan yang penuh barokah. dalam bulan tersebut pahala kebaikan dilipat gandakan, ditutupnya pintu neraka dan dibelenggunya makhluk yang diciptakan dari api, syaitan. Serta di bukanya pintu surga.

Bulan yang penuh rahmat ini, santri PP. Nurul Jadid memanfaatkanya untuk mengaji kitab salafus sholih, terhitung pada tahun ini, Ramadhan 1440 hijriyah. Santri PP. Nurul Jadid mengaji kitab sedikitnya sebanyak 39 kitab, yang dikaji disetiap wilayah – wilayah santri.

Pengajian kitab ini telah berlangung pada hari sabtu kemarin tanggal (04/05/2019) dan menurut ketentuan PP. Nurul Jadid pengajian ini akan berakhir 1 hari sebelum liburan santri Ramadhan 1440 H.

39 kitab tersebut, tersebar disetiap wilayah – wilayah santri PP. Nurul Jadid baik putra maupun putri di PP. Nurul Jadid, yang dimulai dari pagi, pukul 07.30 – 10.00 WIB, siangnya dari pukul 13.00-15.00 WIB, Sorenya pukul 15.15 – 16.30 dan malam harinya pada pukul 20.00 – 21.00 WIB.

“Pada bulan ramadhan ini, santri PP. Nurul Jadid memang hanya difokuskan untuk mengaji kitab dan hal ini telah menjadi tradisi tersendiri bagi PP. Nurul Jadid,”tutur Ahmad Fadloli, Kasi Pengajian PP. Nurul Jadid. Saat dihubungi lewat jaringan telepon duduk.

Selain kitab Ulama Salafus Sholih, dalam pengajian kali ini kitab dari Pendiri sekaligus Pengasuh PP. Nurul Jadid, KH. Zaini Mun’im turut dikaji seperti, Kitab Syu’abul Iman, Tafsir Jalalain dan sebagainya.

Adapun pengampu dari 39 kitab tersebut ialah para dewan pengasuh, serta para ustadz – ustadz senior PP. Nurul Jadid. “kami harap setelah mengaji kitab, para santri lebih bisa memahami dan mengamalkannya nanti ketika liburan ramadhan 1440 H,”pungkas kepala Harlah PP. Nurul Jadid ke 70 itu.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Galeri Foto: Tausiyah Pengasuh dan Buka Bersama Pengurus, Guru, Dosen dan Karyawan

Galeri Foto: Nurul Jadid Berbagi Berkah Bersama Abang Becak

20180526_nurul-jadid-berbagi-berkah

Tingkatkan Kebersamaan dan Sinergitas, PP. Nurul Jadid adakan Kegiatan Berbagi Berkah

nuruljadid.net – Ramadhan 1439 H,  Pondok Pesantren Nurul Jadid khususnya Panitia Semarak Ramadhan 1439 H menyelenggarakan kegiatan Berbagi Berkah kepada masyarakat sekitar. Kegiatan tersebut diadakan di Musholla Universitas Nurul Jadid (UNUJA), Sabtu (26/06).

Kegiatan yang mengusung tema “Nurul Jadid Berbagi Berkah Bersama Abang Becak, Kaum Dhuafa’ dan Anak Yatim” ini mengundang sebanyak 15 anak yatim dan 50 orang yang terdiri dari abang becak dan kaum dhuafa’. Mereka berasal dari lingkungan sekitar Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Kegiatan berbagi berkah tersebut dilaksanakan menjelang adzan maghrib dan dilanjutkan dengan buka bersama. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Pesantren, Bapak H. Faizin Syamwil dan beberapa Panitia Semarak Ramadhan 1439 H.

Sekretaris Pesantren menjelaskan, kegiatan ini merupakan sarana untuk menjalin kebersamaan dan berbagi kebahagiaan di bulan Ramadhan bersama warga sekitar dilingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempererat  silaturahmi antara pondok pesantren dan tetangga, khususnya para abang becak yang sering mondar-mandir dipesantren,” ucap Bapak H. Faizin Syamwil saat memberikan sambutan.

Pemberian sembako dan bingkisan secara simbolis diberikan langsung oleh Sekretaris Pesantren. Wajah  ceria dan bahagia nampak dari raut wajah mereka, tak jarang juga mereka mengucapkan terimakasih kepada pengurus pesantren dan bersyukur kepada Tuhan YME atas nikmat yang telah diberikan di bulan Ramadhan.

Ucapan terimakasih juga disampakan oleh Bapak Fatholla, penerima sembako sekaligus petugas keamanan di UNUJA.

“Terima kasih kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid yang telah mengadakan kegiatan ini, dan semoga tahun-tahun kedepannya berjalan dengan lebih lancar dan lebih baik lagi,” ucapnya saat diwawancarai oleh tim redaksi.

Selain itu juga bapak Ponirin Mika selaku ketua panitia semarak Ramadan mengucapkan “kegiatan ini dilaksanakan karena kita (panitia,red) merasa terpanggil untuk saling berbagi terutama kepada abang becak ini. Kebersamaan dengan mereka itu adalah tujuan awal kebersamaan untuk sama-sama berbagi bisa duduk bersama dalam rangka mencari berkah dibulan Ramadhan,” ujarnya.

Dalam pelaksanannya, anak-anak yatim mendapatkan uang serta bingkisan, sedangkan bagi abang becak dan kaum dhuafa’ mendapatkan sembako. Ketua Panitia Semarak Ramadhan 1439 H menyampaikan, sembako dan bingkisan yang diberikan sekalipun tidak terlalu banyak tetapi memiliki manfaat yang berarti bagi mereka.

“manfaat kegiatan ini bagi anak yatim adalah sangat berarti walaupun tidak terlalu banyak yang dapat diberikan tetapi itu sangat berarti bagi mereka. Bagi abang becak, sekalipun sembako sekedarnya saja yang diberikan, tapi pling tidak ada hubungan silaturrohmi antara pesantren dan abang becak sehingga apabila pesantren memanggil, mereka bisa membantu. Membangun sinergitas untuk menjaga pesantren ini”, Cakap Bapak Ponirin Mika.

Lanjut, Bapak Ponirin juga berharap agar  kegiatan ini bisa menjadi tradisi disetiap tahunnya dan lebih meningkat lagi. (Qz,Sony)

Silaturahim Pengurus, Dosen, Guru Dan Karyawan Bersama Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net –  Didalam mencapai visi dan misinya, Pondok Pesantren Nurul Jadid tidak pernah  berhenti melaksanakan program – program. Disela – sela libur Pesantren. Hari ini (Kamis, 15/06/17) Pondok Pesantren Nurul Jadid melaksanakan kegiatan terakhir yang dikemas dengan tema “Silaturahim Pengurus, Dosen, Guru Dan Karyawan bersama Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid”.

Acara yang di mulai pada  Jam 16.00 WIB, dihadiri langsung oleh Pengasuh, Kepala Pesantren dan warga Nurul Jadid (pengurus pesantren, pengurus wilayah, tenaga pendidik dan kependidikan).

“Kita berharap dalam pelaksanaan silaturrahim ini dapat menambah ukhwah persaudaraan, kebersamaan dan solidaritas diantara kita sesama khodimul ma’had di Pondok Pesantren Nurul Jadid tentunya dengan kebersamaan kedepannya. Kita harapkan tercapainya kemajuan serta cita – cita bersama Pondok Pesantren Nurul Jadid sehingga apa yang menjadi cita – cita serta keinginan kita bisa kita capai bersama. Kita juga berharap dalam membangun kebersamaan ini, kita niatkan sebagai bentuk pengabdian kita kepada Pesantren.

Pengarahan Pengasuh oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh ke IV PP. Nurul Jadid. (Foto : Zaky/Red)

“Sekarang Pesantren sedang berusaha untuk mencapai apa yang menjadi tujuan dari pesantren itu sendiri, sebab Pesantren itu sendiri memiliki dua fungsi, Fungsi yang pertama adalah Pesantren sebagai lembaga dakwah yang mengkader semua santri santrinya untuk mengetahui dan memahami ilmu Agama serta mampu mengamalkan ajaran – ajaran Agama dalam kehidupan sehari – hari. Fungsi yang kedua adalah Pesantren dituntut untuk mengimbangi serta mengikuti kemajuan zaman dengan membekali semua santri – santrinya dengan pengetahuan dan keterampilan dengan tetap berpegang teguh kepada ilmu Agama. Tentunya dengan keterampilan serta pengetahuan yang diperoleh di Pesantren kita berharap santri – santri kita tidak hanya  menjadi maf’ul di tengah – tengah masyarakat, tetapi kita berharap santri – santri kita nantinya akan menjadi Fa’il di tengah – tengah masyarakat.” Tambah Pengasuh dalam sambutannya.

Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid ikut andil dalam kegiatan ini. Pada kegiatan ini beliau menyampaikan kesiapan pesantren dalam menghadapi tahun ajaran baru. Dengan mensosialisasikan beberapa program pesantren yang telah dirancang bersama dengan unit unit terkait  selama kurang lebih 3 bulan terakhir.

Sosialisasi Program Pesantren oleh Kepala Pesantren, KH. Abd. Hamid Wahid. (Foto : Zaky/Red)

Adapun beberapa program yang akan dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid di tahun ajaran baru adalah Integrasi pelaksanaan MADIN dengan lembaga formal, perubahan jadwal harian santri, pelaksanaan BPJS, pembayaran tunggal biaya pendidikan santri, tanda pengenal (ID Card) tenaga pendidik dan kependidikan serta Pusat kendaraaan bermotor.

Kegiatan ini diakhri dengan pembacaan do’a oleh KH. Moh. Romzi Al Amiri Mannan sekaligus dilanjutkan dengan buka bersama. (zainul,zaky/red).

Peserta Silaturrahim. (Foto : Zaky/Red)

Bersama Para Santri Anggota TNI Gelar Kerja Bakti

nuruljadid.net – Pagi ini sejumlah kurang lebih lima ratus santri berkumpul di lapangan ayaman. Dalam rangka bakti bersih pesantren santri Pondok Pesantren Nurul Jadid bersama dengan TNI (KORAMIL 0820/16) Paiton. Kegiatan bakti bersih yang dilaksanakan oleh Koramil Paiton tersebut merupakan salah satu kegiatan yang menjadi program tahunan. “Kita melaksanakan kerja bakti ini dilaksanakan sepanjang tahun,” ungkap Matali salah satu anggota TNI Koramil Paiton.

Diawali dengan apel pagi, kegiatan dimulai sejak pukul 06.30 WIB. Dihadiri langsung oleh KH.Abdul Hamid Kepala Pesantren serta beberapa jajaran pembantu pelaksana kegiatan. Termasuk diantaranya turut pula bertasipasi adalah Gus Fahri dan Gus Sholah. Selain itu, Bapak Sekertaris Pesantren, Bapak Faizin Syamweil juga ikut andil di dalamnya.

Setelah pelaksanaan apel pagi, santri dan beberapa anggota Koramil Paiton berkisar lima belas personil yang ikut turun ke lapangan. Kemudian akan dilanjutkan dengan bersih-bersih pesantren yang telah ditentukan pada tujuh beberapa titik. Titik pertama adalah area lingkungan Dalem Barat (Dalbar) hingga dalem Pengasuh. Titik ke dua lapangan ayaman. Titik ke tiga area kampus sekitar.

Titik ke empat berada di sekitar area Dalem Selatan (Dalsel). Titik ke lima Pos II sekitar dan titik terakhir enam-tujuh gang K kemudian dalem Ny. Firdausyiah. Meski dalam kondisi berpuasa sama sekali tidak mengurangi sedikitpun semangat dari seluruh peserta yang ikut apel pagi tadi. “Harus tetap semangat meski berpuasa dan tentunya jangan sampai batal puasanya nanti meski bekerja kayak gini,” papar Zainullah salah satu Kru Infokom yang juga turut ambil peran dalam kegiatan tersebut.

“Di dalam pelaksana kegiatan nanti kami minta kita bersihkan bersama-sama lingkungan ini,” pandu Matali ketika memimpin apel pagi. Dengan semangat yang menggebu ia mengajak kepada seluruh santri untuk benar-benar peduli pada lingkungan dan berkerja dengan serius. Berlangsung selama kurang lebih sekitar satu setengah jam kegiatan bakti pesantren berakhir pada pukul 07.30 WIB. (danil,zaky/red)

Sejelek Apapun Keadaan Kita, Jangan Pernah Putus Asa Akan Rahmat Allah

nuruljadid.net – Di dunia banyak manusia yang mengaku berkuasa bahkan ada juga yang mengaku sebagai tuhan. Akan tetapi di akhirat, tiada manusia yang berkuasa. Semuanya tunduk dan patuh kepada Allah. Andaikan  di dunia ini, Allah menggunakan sifat adilNya, artinya ketika manusia berbuat dosa langsung disiksa mungkin kita semua akan binasa. Tetapi karena sifat RahmatNya lebih besar daripada murkaNya, akhirnya Allah tidak menyiksa kita di dunia sekalipun manusia sudah banyak  berbuat dosa. Inilah yang patut kita tiru sebagai hamba Allah. Sekalipun tidak harus sama dengan sifat tuhan. Kecuali sifat kebesaran tuhan, maka tidak boleh kita tiru, karena kita tidak mempunyai sifat besar, kalau tuhan memang mempunyai sifat Al-Mutakabbir,  kalau kita meniru sifat besar tuhan berarti kita sombong.

Dalam keadaan seperti itu Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh Zuhri Zaini, memberi nasihat kepada kita dalam pengajian Ramadhan kitab Irsyadul ‘Ibad

“Perlakuan tuhan kepada hambaNya tergantung bagaimana hamba tersebut meyakini. Apabila seseorang meyakini bahwa Allah mempunyai sifat pemurah, pengasih, pengampun dan maha penyayang, apabila kita memohon ampun dengan sungguh – sungguh pasti Allah akan mengampuni. Akan tetapi sebaliknya, apabila kita berburuk sangka kepada Allah maka hal itu akan terjadi kepada kita. Misalnya seperti orang yang berputus asa, karena orang yang putus asa adalah orang yang berburuk sangka kepada Allah. Semisal dia mengatakan saya tidak mungkin jadi orang baik, karna keturunan saya keturunan perampok, bapak saya keturunan perampok, kakek saya keturunan perampok, apabila keyakinan kita kepada Allah seperti itu, maka pasti kita akan menjadi prampok beneran” Dawuh Pengasuh.

Beliau melanjutkan, sejelek apapun keadaan kita jangan pernah berburuk sangka kepada Allah, jangan pernah putus asa, kita harus tetap memiliki harapan, artinya harapan kepada Allah, bukan harapan kepada selain Allah apalagi berharap kepada diri kita sendiri. Banyak kejadian – kejadian diluar nalar kita seperti orang yang tenggelam namun masih bisa diselamatkan. Terutama ketika kita dalam keadaan mendesak, maka jangan sekali – kali kita putus asa dan berburuk sangka kepada Allah. (zainul,zaky/red)

KH. Moh. Zuhri Zaini : Tak Ada Yang Terjadi Secara Kebetulan Di Dunia Ini, Semua Itu Sudah Takdir Allah.

Nuruljadid.net-Memiliki cita cita yang tinggi hampir dimiliki oleh semua orang. Mereka terus berjuang untuk menggapai cita cita tersebut. Namun terkadang ketika manusia terlalu berambisi untuk menggapai cita citanya mereka melupakan Sang Pencipta.

Dalam hidup ada yang namanya Sunnatullah, manusia boleh memiliki cita cita yang sangat tinggi, namun hal yang perlu diingat adalah diatas cita cita yang manusia miliki masih terdapat kekuasaan Allah SWT. Ada yang namanya Takdir dan qoda’ Allah. Terkadang manusia terlalu egois, melakukan sesuatu dengan seenaknya sendiri. Tidak menyadari bahwa hidup ada yang mengatur, mendesain dan berkuasa diatas kuasa manusia yaitu Allah SWT.

Dalam kondisi demikian, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh Zuhri Zaini, memberikan nasihat kepada kita semua melalui pengajian Kitab Bulan Ramadhan, ( Irsyadul ‘Ibad ), (Rabu, 31 Mei 2017)

“Orang kalau sudah kenal kepada Allah dalam keadaan mendesak lalu kemudian orang tersebut berdo’a kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkan do’a orang tersebut. Selalu ada solusi bagi orang yang kenal kepada Allah. Orang yang kenal kepada Allah memahami bahwa semua itu terjadi bukan secara kebetulan, tapi karena pertolongan Allah. Dan orang yang kenal kepada Allah selalu menyadari bahwa semua yang terjadi karena takdir Allah, Sebab tidak ada kamus kebetulan di Alam semesta ini” Dawuh Beliau.

“Semuanya ada yang mengatur, dan yang mendesain. Allah lah yang mendesain semua itu. Seperti hidung menghadap kebawah, itu bukan kebetulan tapi Allah yang mentakdirkan. Lalu kalau semua hidung manusia menghadap keatas kemudian seperti apa jadinya. Didalam hidung ada yang namanya bulu hidung dan itu bukan kebetulan. Tapi Allah yang mendesain sebagai filter bagi kita semua. Di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan semuanya ada yang mendesain, dan yang mendesain adalah Allah.” Tambah beliau.

Beliau melanjutkan nasihatnya, Terkadang di alam semesta ini Allah membuat yang namanya skenario terkait keselamatan seseorang yang jauh diluar nalar manusia. Banyak peristiwa – peristiwa yang diluar nalar manusia, yang dapat mengantarkan manusia menyadari akan kekuasaan Allah. Serta mengantarkan manusia kembali kepada jalan Allah. Tetapi semua ini bagi orang yang hatinya lembut, kalau hatinya keras dan gelap sekalipun mau dipaksa maka tetap tidak bisa, seperti dalam sebuah berita tentang bandar Narkoba yang berada di penjara, didalam penjara dia masih menjalankan bisnis Narkoba, dia masih belum berhenti, kecuali dengan dihukum mati, ini kalau orag hatinya sudah keras. Oleh karena itu kita harus menjahui perbuatan dosa dan mengumbar hawa nafsu agar supaya hati kita tidak keras dan gelap. Saudara sekalian puasa yang kita lakukan ini bertujuan  sebagai pengendali hawa nafsu kita.

Kekuasaan Allah yang berperan di Alam semesta ini terkadang jauh dari nalar manusia, karna manusia tidak bisa melihat Tuhan dan terkadang manusia tersebut tidak menyadari dan tidak percaya kalau itu semua Allah yang mentakdirkan. (zainul,zaky/red)

 

Sumber : Pengajian Kitab Irsyadul ‘Ibad Ramadhan 1438 H.

KH. Moh. Zuhri Zaini : Jangan Menjual Ilmu Demi Kepentingan Dunia

nuruljadid.net – Manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah dan menjadi khalifatullah di muka bumi, dengan segala potensi yang dimiliki serta akal yang menjadi pengendali hawa nafsu memberikan jalan kepada manusia untuk menjadi ahli ibadah, yang menjadi cita – cita luhur diciptakannya manusia.

Dengan kenikmatan serta kebahagian hidup yang dimiliki, manusia terkadang lupa akan tujuan luhur diciptakannya manusia itu sendiri. Manusia terkadang terbuai oleh kenikmatan serta kemewahan dunia, tak jarang apabila dengan kondisi demikian manusia sering melalaikan kewajibannya sebagai makhluk ciptaan-Nya.

Dalam menjalani hidup, tentunya manusia berkeinginan untuk hidup bahagia. Namun, tak semua manusia mengetahui jalan menuju kebahagian tersebut. Tak jarang ditemui, apabila manusia menukar kehidupan akhiratnya demi kehidupan dunia, dan tak jarang pula manusia menghalalkan segala cara demi kenikmatan dunia. Ironisnya lagi, masih banyak manusia yang menukar ilmunya dengan dunia dan menjual ilmunya demi dunia. Sebab ilmu yang kita miliki bukanlah untuk kesenangan dunia, bukanlah untuk meraih jabatan dunia, tetapi ilmu yang kita miliki adalah semata – mata untuk mengantarkan kedekatan kita kepada Allah.

Melihat kondisi tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh Zuhri Zaini, memberikan nasihat kepada kita dalam Pengajian Kitab (Irsyadul ‘Ibad) Bulan Ramadhan.

“Ada orang alim, ahli ibadah kalau dia melihat keatas dia langsung melihat Arsy dan do’anya “manjur” akan tetapi dia senang dunia, senang harta. Dia terjebak dengan kenikmatan dunia, dia menjual ilmunya dengan dunia, pada akhirnya derajatnya jatuh, yang awalanya dia “manjur” akhirnya tidak lagi karena terjebak dengan kesenangan duniawi. Itulah bahayanya dunia. Kita jangan merasa aman – aman, jangan merasa baik –baik saja, sekalipun kita berada di Pondok. Istiqomah mengaji dan beribadah setiap hari. Kita jangan sombong dengan amal ibadah kita, sebab kita tidak tau kita akan jadi seperti apa.” Dawuh Pengasuh ke IV PP. Nurul Jadid.

Beliau melanjutkan, terkadang ada orang yang awalnya baik, tapi pada akhirnya dia menjadi orang yang buruk. Begitupun sebaliknya, orang awalnya buruk tapi pada akhirnya dia mejadi orang yang baik. Oleh karenanya, jangan pernah putus asa sekalipun kita bukan keturunan orang yang baik, dan janganlah besar hati sekalipun kita keturunan orang yang baik. Sebab  kebaikan, kemuliaan dan ilmu tidak bisa diwariskan. (zainul,zaky/red)

Sumber : Pengajian Ramadhan 1438 H Kitab Irsyadul ‘Ibad

KH. Moh. Zuhri Zaini : Akal yang Sehat, Pengendali Hawa Nafsu

nuruljadid.net – Manusia mempunyai akal untuk membedakan antara dirinya dengan binatang. Dengan akalnya, manusia mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk. Dan dengan akal pula manusia derajatnya menjadi terangkat. Dengan akal manusia dapat mendidik serta mengontrol hawa nafsunya agar menjadi hawa nafsu yang Mutma’innah, hawa nafsu yang mengantarkan manusia menjadi manusia yang baik.

Di zaman modern yang ditandai dengan majunya teknologi informasi dan komunikasi, menuntut manusia untuk selalu mengimbangi serta menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Majunya teknologi membuat hidup manusia serba instan, seakan – akan apapun yang dibutuhkan manusia dapat terpenuhi dengan teknologi, terkadang manusia yang terlalu larut dengan kemajuan teknologi dan tidak bisa mengontol diri akibatnya dia menjadi manusia yang diatur oleh teknologi (menkultuskan teknologi). Bukan menjadi manusia yang mengatur teknologi, Ketika orang diatur teknologi, lalu pertanyaannya dimana posisi akal yang selama ini menjadi pengendali serta pengontrol diri kita.

Dalam kondisi tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, memberikan nasihat kepada kita, melalui pengajian Kitab Bulan Ramadhan (Irsyadul ‘Ibad)

Orang yang berbuat Maksiat, berarti orang tersebut orang yang tidak punya rasa malu kepada Allah, Ketika manusia kehilangan akal sehat karna dorongan hawa nafsunya, maka manusia tersebut lebih jahat daripaadan binatang. Manusia kalau sudah kadung sombong, maka manusia tersebut bisa mengaku dirinya sebagai Tuhan, seperti Fir’aun.

Beliau melanjutkan penjelasannya, Sebaliknya jika nafsu manusia terdidik, maka manusia tersebut akan lebih tinggi derajatnya ketimbang Malaikat. Dengan akal manusia dapat menggapai derajat yang tinggi, dan ketika akal manusia tidak berfungsi, maka manusia akan berada dipaling rendahnya derajat.

Demikian nasihat yang beliau sampaikan, semoga menjadi bekal bagi kita untuk menggapai derajat yang tinggi disisinya. Dan semoga nasihat beliau bisa kita jadikan pijakan hidup untuk menjalani kehidupan sehari hari yang semakin hari semakin berkembang. (zainul,zaky/red)

jika nafsu manusia terdidik, maka manusia tersebut akan lebih tinggi derajatnya ketimbang Malaikat. Dengan akal manusia dapat menggapai derajat yang tinggi, dan ketika akal manusia tidak berfungsi, maka manusia akan berada dipaling rendahnya derajat.

Sumber : Pengajian Ramadhan 1438 H Kitab Irsyadul ‘Ibad

KH. Moh. Zuhri Zaini : Perbuatan Dosa, Menjadikan Hati Menjadi Gelap

nuruljadid.net – Roda kehidupan selalu silih berganti, hidup tidak bisa ditebak, terkadang kenyataan hidup tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Dalam hidup semuanya bisa berubah, kecuali perubahan itu sendiri yang tidak pernah berubah. Layaknya siang dan malam, layaknya bahagia dan kesedihan, layaknya kesuksesan dan kegagalan, seperti itulah gambaran hati manusia selalu berubah – rubah terkadang dengan perbuatan dosa hati yang awalnya baik berubah menjadi jelek, hati yang awalnya terang bersinar berubah menjadi hati yang gelap gulita. Seperti itu pulah gambaran iman seseorang, terkadang dengan perbuatan baik, iman seseorang bertambah, terkadang pula dengan perbuatan jelek iman seseorang berkurang.

Dalam kondisi yang sudah tidak menentu ini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, KH. Moh. Zuhri Zaini, dalam Pengajian Khotmil Kutub Bulan Ramadhan (Kitab Irsyadul ‘Ibad) mengingatkan bahwa ketika perbuatan dosa masuk kepada hati kita, maka iman akan tersingkir. Jangan pernah merasa suci, sekalipun kita sudah mengaji dengan istiqomah setiap hari, sebab yang namanya dosa ada yang nampak dan ada pula yang tidak. Seperti sifat sombong dan ngerasani orang, yang mengakibatkan hati menjad gelap.

Beliau melanjutkan penjelasannya, Hindari pergaulan bebas, yang mengara kepada perzinaan. Kalau orang ketika berbuat dosa hanya tenang – tenang saja, berarti orang tersebut hatinya sudah gelap. Kita menghindari pergaulan bebas yang mengara kepada perbuatan dosa, bukan berarti kita sok suci, tapi karena kita sering lupa bahwa perbuatan tersebut adalah dosa. Karna kita punya potensi berbuat dosa, maka hindari jalan2 yang mengantarkan kita kepada perbuatan dosa.

Demikian pesan singkat yang beliau sampaikan, semoga menjadi bekal kita semua, dalam menjalani kehidupan, untuk lebih berhati-hati agar tidak terjerumus kepada perbuatan dosa, yang mengakibatkan hati menjadi gelap. (zainul,zaky/red)

Kalau orang ketika berbuat dosa hanya tenang – tenang saja, berarti orang tersebut hatinya sudah gelap.

Menyambut Bulan Berkah Dengan Semarak Ramadhan

nuruljadid.net – Marhaban Ya Ramadhan,,,Marhaban Ya Ramadhan, istilah yang paling banyak diungkapkan oleh seluruh ummat Islam dalam rangka menyambut datangnya bulan suci yang mulia, bulan dibukanya pintu taubat, bulan dilipatgandakannya pahala kebaikan dan bulan yang sangat dimungkinkan terjadinya satu malam yang sangat agung, yakni malam lailatul qodar, yang hampir seluruh ummat Islam berusaha untuk bisa mengerjakan kebaikan dimalam tersebut.

Acara Semarak Ramadhan ini bertemakan “Jangan Biarkan Ramadhan Berlalu Tanpa Makna” yang diawali oleh penampilan aliansi seluruh hadrah yang berada dibawa lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid, kemudian acara dilanjut dengan pembukaan sebagai pintu awal untuk meraih barokah dari kegiatan yang dilaksanakan, serta lantunan ayat – ayat suci alqur’an sebagai penyempurna kegiatan yang dilaksanakan, serta sambutan ketua panitia sekaligus mewakili Kepala Pesantren yang disampaikan oleh Bapak Dr. Sugio Ahmad, dalam sambutannya beliau menyampaikan beberapa hal diantaranya adalah,

Dalam semarak ramadhan ini Pondok Pesantren Nurul Jadid memiliki beberapa agenda kegiatan yang diantaranya adalah

  1. Pengajian kitab memperbanyak pengajian kitab
  2. Program peminatan
  3. Buka bersama dan shalat berjamaah
  4. Mencanangkan hidup bersih dan sehat
  5. Kegiatan sosial kerjasama YBS dan IPMOMI oleh Ikatan Yayasan Perempuan Nurul Jadid
  6. MoU dengan Majelis Ulama Thailand

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Dandim Probolinggo, Bapak Letkol Hendi Yustian Danasuta, dalam sambutannya beliau menyampaikan, bahwa berdirinya TNI tidak lepas dari para Kiai dan Santri, beliau melanjutkan sambutannya, bahwa para pendahulu kita berjuang dengan penuh darah dan tangis, sekarang kita tinggal meneruskan dan mengisi hasil jerih payah pendahulu kita dengan sesuatu yang baik, sehingga diharapkan Indonesia, mampu diperhitungkan dalam percaturan dunia.

Sambutan oleh Dandim Probolinggo Bapak Letkol Hendi Yustian Danasuta. (Foto : Zaky/Red)

Setelah sambutan Bapak Dandim, acara dilanjut dengan pembukaan secara simbolis semarak Ramadhan, yang dibuka langsung oleh bapak Letkol Hendi Yustian Danasuta, dengan didampingi oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Pemukulan Bedug Oleh Dandim Letkol Hendi Yustian Danasuta. (Foto : Zaky/Red)

Dalam sambutannya, Bapak Dandim mengatakan bahwa santri harus bersyukur dan berbangga diri dengan statusnya karena selaian mengampu pendidikan formal, seorang santri juga dapat mempelajari ilmu agama yang. Sehingga nilai nilai itu merupakan nilai plus seorang santri.

“Sehebat apapun kita, setinggi apapun ilmu yang kita peroleh, manakala kita terbayar dengan uang dan kekuasaan itu tidak ada artinya” nasihatnya kepada santri

Tak hanya tentang bagaimana seorang santri mencari ilmu, dia juga mengatakan bahwa dalam rangka meneruskan perjuangan para pendahulu kita, maka kita harus senantiasa belajar dan terus belajar untuk kemajuan negara ini.

Dalam acara semarak Ramadhan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, dalam tausiyahnya menyampaikan beberapa hal sebagai berikut, beliau mengharap semoga kegiatan yang kita laksanakan dalam menyambut bulan Ramadhan, oleh Allah dicatat sebagai tambahan amal ibadah kita, mari kita buktikan kegembiraan kita dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan beberapa Amal – Amal baik sebagai bukti taqarrub kita kepada Allah.

Beliau melanjutkan tausiyahnya, pada dasarnya Bulan Ramadhan adalah bukan Bulan untuk bermalas – malas, Bulan Ramadhan ini adalah Bulan untuk meningkatkan Amal – Amal baik kita, serta Bulan untuk berjuang, semoga kita tidak hanya semangat diawal, tapi juga semangat diakhir, dengan mengisinya dengan amal – amal baik.

Sambutan Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini. (Foto : Zaky/Red)

Setelah selesai Tausiyah Pengasuh, kemudian dilanjut dengan peresmian secara simbolis hidup bersih, dengan pembacaan Al-Fatihah yang dipimpin langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, setelah itu acara diakhiri dengan pembacaan do’a. (zaky,zainul/red)

 

Santri Puteri Pada Saat Mengikuti Acara Pembukaan Semarak Ramadhan. (Foto : Zaky/Red)