Pos

Santri Nurul Jadid Pukau Rombongan Kemenkes RI Lewat Orasinya pada Rangkaian HKN ke-59

nuruljadid.net – Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo berhasil memukau rombongan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan seluruh hadirin melalui orasinya yang menginspirasi pada rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 di Aula Pondok Pesantren Nurul Jadid (29/11/2023).

Dalam acara GERMAS alias Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang digelar meriah, Muhammad Shonhaji santri asal Bondowoso tersebut menyampaikan orasinya dengan semangat dan retorika yang mengundang decak kagum. Dengan latar belakang pesantren yang memiliki tradisi kuat dalam pendidikan agama dan keilmuan, serta Bahasa asing, Shonhaji mampu menyajikan orasi yang tidak hanya mencerminkan pemahaman akan nilai-nilai Kesehatan dari perspektif Islam, tetapi juga menunjukkan keterampilan berbicara dengan menyelipkan bahasa Arab dan Inggris yang luar biasa.

Muhammad Shonhaji merupakan siswa MA Nurul Jadid kelas XII Unggulan Peminatan Keagamaan (PK) yang ditunjuk dan diarahkan oleh Kasubbag Humas Infokom, Mujiburrohman untuk tampil dan memodifikasi konten sebagai orator kesehatan. Shonhaji mengaku dihubungi tiga hari sebelum acara persiapan “Saya dihubungi oleh Ustaz Mujib bagian Huminfo untuk menyiapkan orasi santri dengan tema kesehatan lingkungan dalam perspektif Islam,” terangnya.

“Ini baru pengalaman pertama saya yang sangat berharga,” ungkapnya sebagaimana dilansir oleh manj-online

Shonhaji membawakan tema “Pandangan Islam dalam Menciptakan Lingkungan Bersih” yang disisipkan di dalamnya beberapa ayat dan hadist tentang bagaimana Islam memerintahkan umatnya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Lantas, hal ini yang menjadikan orasi Shonhaji berkesan dan bermakna bagaimana nilai-nilai agama melalui pendidikan pesantren mampu tersampaikan sebagai dakwah kepada publik.

Ketua panitia, dr. Imran Pambudi, MPHM, direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengapresiasi penampilan orasi Shonhaji. “Penampilan orasi tadi sangat menarik, hal itu juga bisa dikembangkan menjadi kompetisi antar santri atau pesantren,” ungkapnya.

Dirjen P2P Kemenkes RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS yang juga hadir kala itu turut memberikan apresiasi positif serupa atas orasi yang disampaikan oleh Shonhaji.

Orasi tersebut juga menyoroti peran pesantren dalam mendidik generasi yang memiliki pemahaman holistik tentang kesehatan, termasuk aspek spiritual dan mental. Shonhaji menyampaikan bahwa kesehatan bukan hanya tentang tubuh fisik, tetapi juga tentang keberlanjutan hidup yang seimbang secara holistik.

Orasi Shonhaji ditutup dan dibuka dengan pantun yang berhasil menghidupkan suasana ruangan dengan konten yang menarik namun tetap mengena pada tema kegiatan. Penampilan Shonhaji pun berhasil menuai tepuk tangan meriah dari tamu undangan dan audiens yang hadir.

 

 

(Humas Infokom)

Menkes RI Ajak Masyarakat Berantas DBD Pada Acara “GERMAS” Hari Kesehatan Nasional ke-59 di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton

nuruljadid.net – Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU menyampaikan sambutannya dalam acara Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 di Pondok Pesantren Nurul Jadid lewat tayangan video tapping (29/11/2023).

Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan Ir. Budi G. Sadikin menyampaikan bahwa setengah populasi dunia beresiko tertular virus dengue. “Setengah populasi dunia atau sekitar 3.9 miliar orang dari 128 negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin beresiko tertular virus dengue melalui gigitan nyamuk” pungkasnya.

Di Indonesia penyakit demam berdarah atau dengue terus menjadi beban Kesehatan yang signifikan di banyak wilayah, 3 dari 4 kematian akibat Dengue paling banyak terjadi pada anak usia 0 sampai 14 tahun. Sejalan dengan target Global Zero Dengue Death pada tahun 2021, Kementerian Kesehatan telah menyusun strategi nasional penanggulangan penyakit dengue.

Bapak Budi G. Sadikin juga memaparkan strategi tindakan preventif yang perlu dilakukan untuk menekan angka kematian disebabkan virus dengue ini. “Strategi pencegahan dimulai dengan pelibatan masyarakat khususnya dengan gerakan 3M plus yaitu menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas, serta mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk”

Lanjut Menteri Kesehatan RI dalam sambutannya “Kini Kemenkes juga mendukung pengendalian vektor dengue dengan teknologi nyamuk Wolbachia yang tengah dilakukan pilot project di 6 kota yaitu Bali, Bandung, Jakarta, Semarang, Kupang dan Bontang”

“Kami juga menyambut baik inovasi vaksin dengue dari Takeda yang sudah mendapatkan izin edar dari BPOM dan kini dapat diakses oleh masyarakat luas.” Pak Menteri menambahkan.

“Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk melakukan 3M plus dan vaksin dengue. Mari kita menjadi bagian dari sejarah bersama-sama kita wujudkan Indonesia bebas dengue” himbau Menteri Kesehatan RI Ir. Budi Gunadi Sadikin.

Ketua panitia, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) dr. Imran Pambudi, MPHM menyampaikan tujuan penyelenggaraan. “Kegiatan ini bertujuan yaitu diperolehnya komitmen bersama antara Kemenkes, Pemerintah Kabupaten Probolinggo terkait dalam pengendalian penyakit menular di wilayah Kabupaten Probolinggo” terangnya.

Aksi promotif dan preventif ini disikapi dengan launching nya program GEMA TJANTIK (Gerakan Bersama Tebas Jentik) selain program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) lewat instruksi Bupati Probolinggo. Kegiatan ini dilakukan atas Kerjasama Kemenkes RI, Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo, Forkopimda Probolinggo, Pondok Pesantren Nurul Jadid, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Surabaya, KKP Probolinggo, Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dan Puskesmas di wilayah Kabupaten Probolinggo.

Dr. Imran juga berharap kerja sama seluruh elemen lapisan masyarakat untuk ikut berpartisipasi aktif melakukan gerakan ini. “Kegiatan ini diharapkan dapat mengupayakan kerja sama antara seluruh stakeholder dan seluruh masyarakat dalam pengendalian penyakit menular” imbuh ketua panitia pelaksana sebelum mengakhiri sambutannya.

 

Tonton video selengkapnya disini

 

(Humas Infokom)

Kemenkes RI Gelar Rangkaian HKN “GERMAS” di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo kembali dipercaya sebagai tuan rumah acara skala nasional. Kali ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menggelar acara puncak Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sebagai rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun 2023 (29/11/2023).

Pada acara tersebut, hadir Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI DR. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, Pj. Bupati Probolinggo Ugas Irwanto, S.Sos., M.Si., Kepala Ponpes Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid, M.Ag, Direktur P2PM Kemenkes RI dr. Imran Pambudi, MPHM, dan jajaran Forkopimda Kabupaten Probolinggo, dan sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Probolinggo.

Sebelumnya telah dilakukan skrining penyakit menular seperti TBC dan Kusta serta penyakit tidak menular lainnya kepada 1000 orang dari kalangan santri dan masyarakat sekitar desa Karanganyar selama 3 hari sejak 27 sampai dengan 29 November 2023. Kegiatan ini bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dan Puskesmas di bawahnya.

Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid saat memberikan sambutan pada acara GERMAS memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2023

Kepala Pesantren KH. Abd. Hamid Wahid menyampaikan pentingnya Kesehatan bagi umat manusia sebagaimana ajaran Islam. “Jadi, kesehatan saya kira merupakan suatu hal yang penting, yang dalam konteks pemahaman agama juga ditekankan. Sebagaimana pepatah China juga mengatakan, kalau kita kehilangan uang, kita kehilangan banyak hal, kalau kita kehilangan Kesehatan, kita hampir kehilangan segalanya,” dawuh Kiai Hamid Wahid.

Dirjen P2P Kemenkes RI, DR. dr. Maxi Rein Rondonuwu didampingi Pj. Bupati Ugas bersama Kepala Ponpes Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid sebelum menghadiri acara meninjau langsung Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid dan sejumlah layanan kesehatan skrining Kusta, TBC, dan skrining penyakit tidak menular (PTM).

Dirjen P2P Kemenkes RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS saat memberikan sambutan pada acara GERMAS memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2023 di Pondok Pesantren Nurul Jadid

Dalam sambutannya, Dirjen P2P Kemenkes RI DR. dr. Maxi Rein Rondonuwu menyatakan bahwa pengendalian demam berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Probolinggo dinilai baik. Angkanya sudah mendekati rata-rata target nasional. Sedangkan perkembangan di Indonesia turun 28 per 100 ribu sampai dengan November 2023. Jumlah meninggal dunia ada 547 orang.

“Tahun lalu yang meninggal 1.200 orang. Mudah-mudahan hingga Desember, yang meninggal tidak mencapai 1.000. Memang kami harapkan angka kematian DBD dibawah satu per mil. Kami menuju dengan betul-betul mengeliminasi DBD, itu angka 10 per 100 ribu,” terangnya.

Dengan kegiatan ini harapannya, upaya pemberantasan nyamuk bisa lebih massif dan agresif dilakukan dengan kampanye program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk dan plus menggunakan obat anti nyamuk (3M Plus).

“Kami tentu mengharapkan dengan teknologi baru ditambah dengan vaksin. Mungkin dengan dua kegiatan ini jalan DBD Indonesia bisa dibawah 10 per 100 ribu,” ungkap dokter Maxi.

Sesi Foto Bersama Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada acara GERMAS memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Aula Pondok Pesantren Nurul Jadid

Usai sambutan, Dirjen P2P Kemenkes RI DR. dr. Maxi Rein Rondonuwu didampingi Pj Bupati Ugas, Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid dan Direktur Klinik Az-Zainiyah menyerahkan secara simbolis Jumantik Kit kepada 15 orang perwakilan jumantik desa dan jumantik dari santri yang dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata.

 

Toton video selengkapnya disini

 

(Humas Infokom)

Gus Fayyadl Kaji Ahwal dan Maqomat Pada Kuliah Tasawuf Jilid 5, Ini Ulasannya!

nuruljadid.net – Untuk kali kelimanya, Lembaga Pembinaan Pondok Mahasiswa Universitas Nurul Jadid (UNUJA) kembali menyelenggarakan kuliah tasawuf yang diisi oleh Gus Muhammad al-Fayyadl, M.Phil, Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid (23/11/2023). Dalam kuliah yang penuh makna ini, Gus Fayyadl mengungkapkan pemahaman mendalam tentang Ahwal (keadaan batin) dan Maqomat (kedudukan spiritual).

Kuliah ini menjadi pencerahan bagi para pencari ilmu tasawuf, mengajak mereka dalam perjalanan spiritual untuk membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan mencapai kesempurnaan lahir dan batin. Gus Muhammad al-Fayyadl menegaskan bahwa ilmu tasawuf bukanlah sekadar pilihan, melainkan sebuah keniscayaan. Setiap manusia memerlukan proses pembelajaran untuk mencapai kedalaman pengetahuan, dan ilmu tasawuf sebagai kunci keselamatan di dunia dan akhirat.

Menurut beliau, sufi mengambil ajaran dari Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Tasawuf yang benar selalu terkait erat dengan petunjuk Al-Quran dan Sunnah, di mana Nabi menjadi teladan dalam membina akhlakul karimah. Dalam kuliahnya, Gus Fayyadl menyoroti pentingnya memahami tiga istilah: amal, ahwal, dan maqomat.

Sebelum membahas ahwal dan maqomat, beliau memberikan pengantar tentang amal. Amal, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, menjadi modal awal untuk memulai proses penyucian diri. Salah satu amal yang memiliki dampak besar pada keadaan (ahwal) kita adalah berteman dengan orang shalih. Duduk bersama mereka dapat membawa dampak positif seperti ketenangan hati dan kesederhanaan dalam perjalanan spiritual.

Gus Fayyadl menekankan bahwa kesungguhan dalam amal dzohir dan batin adalah kunci untuk meraih maqomat. Sholat, sebagai contoh, tidak hanya gerakan fisik semata, melainkan sebuah kesempatan untuk ingat pada Allah. Dengan istiqomah dalam ibadah dan memperbaiki hati, seseorang dapat mencapai maqomat yang mulia di sisi Allah SWT.

Melalui Kuliah Taswuf ini memberikan pemahaman mendalam tentang esensi tasawuf sebagai perjalanan spiritual. Dengan kesungguhan dan ketekunan, diharapkan setiap langkah dalam perjalanan tasawuf dapat membawa kita lebih dekat kepada kesempurnaan lahir dan batin, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga ilmu yang dipetik dari kuliah ini menjadi pendorong bagi kita untuk terus memperdalam pemahaman tentang tasawuf dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. (jasri)

(Humas Infokom)

Kemenkes RI Tunjuk Nurul Jadid Paiton Gelar Skrining Kesehatan 1000 Santri dan Masyarakat Sambut HKN 2023

nuruljadid.net – Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun 2023, berbagai kegiatan dan inisiatif diluncurkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini penyakit tidak menular (PTM). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menunjuk Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton sebagai tuan rumah pelaksanaan skrining Kesehatan bagi 1000 santri, pegawai dan masyarakat sekitar selama 3 hari mulai 27 sampai dengan 29 November 2023.

Melalui program skrining kesehatan deteksi dini ini yang bertujuan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan sejak awal. Kegiatan skrining kesehatan deteksi dini ini melibatban berbagai unsur yang bergerak di bidang Kesehatan mulai dari Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Puskesmas dan Poskestren lokal. Berbagai layanan pemeriksaan kesehatan yang tersedia penimbangan berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, skrining kusta, melalui tes dan evaluasi untuk mendeteksi potensi risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular lainnya.

Kondisi santri peserta Skrining Kesehatan yang tengah melakukan konsultasi kesehatan pasca pemeriksaan oleh tim medis.

Ketua Pelaksana dari Ponpes Nurul Jadid, Ahmad Kholid Fauzi, M.Kes menyampaikan pentingnya kesadaran santri dan masyarakat terhadap kesehatan diri sendiri. “Melalui skrining kesehatan deteksi dini, kita dapat mengidentifikasi faktor risiko dan kondisi kesehatan yang mungkin tidak terdeteksi secara kasual. Ini merupakan langkah proaktif untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah penyakit tidak menular,” ujar ketua pelaksana saat ditemui di sela-sela kesibukannya.

Selain pemeriksaan fisik, kegiatan ini juga memberikan informasi edukatif kepada santri dan masyarakat tentang pola hidup sehat, termasuk pentingnya menjaga pola makan seimbang, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan merokok serta konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan.

Pentingnya skrining kesehatan deteksi dini juga ditekankan oleh para ahli kesehatan. Dr. Ni’mah Gunawan, seorang dokter di klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid, menjelaskan, “Skrining kesehatan deteksi dini memberikan peluang besar untuk menangani penyakit sejak awal. Dengan mengenali gejala dan risiko secara dini, kita dapat memberikan intervensi yang lebih efektif dan meningkatkan peluang kesembuhan.”

Para peserta skrining kesehatan juga diberikan akses untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan terkait hasil pemeriksaan mereka. Hal ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi kesehatan masing-masing individu dan mendorong adopsi gaya hidup sehat.

Melalui upaya seperti ini, diharapkan santri dan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan mencegah penyakit tidak menular. Skrining kesehatan deteksi dini menjadi langkah awal yang krusial dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan produktif.

(Humas Infokom)

Nurul Jadid Paiton Tuan Rumah 3000 Keturunan Bani Hadu dan Bani Ruham pada Haul dan Silaturrahmi ke-19

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid mendapat sebuah kehormatan menjadi tuan rumah acara Haul dan Silaturrahmi ke-19 Bani Hadu dan Bani Ruham kemarin siang, Ahad (19/11/2023). Silaturahmi Bani Hadu dan Bani Ruham ini merupakan momentum penting tersambungnya silsilah para kiai, nyai dan pesantren besar di Jawa Timur, mulai dari Banyuwangi sampai Pulau Garam Madura.

Diketahui, Bani Hadu dan Bani Ruham merupakan salah satu silsilah dari cikal bakal lahirnya para ulama dan pesantren besar yang berada di sepanjang Jawa Timur seperti Ponpes Nurul Jadid Paiton, Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, Ponpes Nurul Abror Al-Robbaniyin Banyuwangi, Ponpes Nurul Islam, Ponpes Walisongo Situbondo, Ponpes Sumber Bunga, Ponpes Badridduja Kraksaan, Ponpes Al-Masduqiyah, Pondok Pesantren An-Nuqayah Sumenep, Ponpes Sumber Payung Pamekasan dan banyak lainnya.

Selain 3.000 lebih anggota keluarga yang hadir, dalam acara silaturahmi tersebut juga dihadiri oleh ulama besar yang terhubung garis keturunan bani Hadu dan bani Ruham, antara lain KH. Fadlurrahman Zaini, KH. Moh. Zuhri Zaini, KH. Kholil As’ad Syamsul Arifin, KH. Imamuddin Thoha, KH. Muhyiddin Abdussomad, KH. Achmad Azaim Ibrahimy, KH. Imam Qusyairi Syam, KH. Syainuri Sufyan, dan juga turut hadir PJ Bupati Probolinggo Ugas Irwanto dalam memberikan sambutan.

Kondisi 3000 undangan pada acara Haul dan Silaturrahmi ke-19 Bani Hadu dan Bani Ruham di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton

Selaku shohibul bait dan shohibul hajat pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini menyampaikan pentingnya kebersamaan dalam sebuah keluarga untuk saling bersama dan berjamaah dalam menghadapi segala permasalahan.

“Sebab kalau kita berjalan hanya sendiri, itu katanya, kita bisa dimakan harimau. Jadi serigala itu memakan kambing yang menyendiri, jadi jika ada kambing seekor itu lemah, sedangkan jika banyak, harimau juga bisa takut, ini pentingnya berjamaah” dawuh pengasuh Ponpes Nurul Jadid tersebut.

Tidak hanya itu, dalam acara tersebut juga dijelaskan silsilah pendiri Ponpes Nurul Jadid Paiton Probolinggo, yang tersambung dengan kiai Ismail di Beng Koneng Madura, yang mempunyai tujuh anak yakni, Kiai Zainuddin, Kiai Mursaha, Kiai Mustofa, Kiai Fatoyah, Kiai Madhah/ Kolpoh, Kiai Mudharik dan Nyai Nur Sari.

Kiai Mudharik sendiri merupakan kakek Pendiri Ponpes Nurul Jadid KH. Zaini Mun’im dan Nyai Nur Sari adik dari Kiai Mudharik atau Kiai Mudrika merupakan istri dari Kiai Ruham.

“Kalau dicontohkan juga bisa seperti di Situbondo, Kiai Kholil As’ad bin As’ad bin Syamsul Arifin bin Nyai Nur Sari, jadi sama tiga pupuan karena Kiai Zaini dan Kiai As’ad dua pupuan sedangkan Kiai Abdul Mun’im dan Kiai Syamsul sepupuan” jelas KH. Miftahul Arifin Hasan saat menjabarkan silsilah di hadapan ribuan anggota keluarga.

Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama antara panitia lokal dari Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan panitia pusat dari keluarga keturuan Bani Hadu dan Bani Ruham. Kegiatan ini juga diisi hadrah kolaborasi Muhibbus Sholawat dengan Tim Hadrah Ponpes Walisongo dengan kecirikhasan masing-masing berhasil meramaikan acara.

Undangan keluarga mulai berdatangan sejak Ahad dini hari sampai menjelang acara berlangsung mulai pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB. Turut hadir perwakilan Polisi Daerah (Polda) Jawa Timur dan Komando Militer (Kodam) V Brawijaya Jawa Timur.

 

Tonton Full Acaranya disini : https://www.youtube.com/live/RYctJM4Byic?feature=shared

(Humas Infokom)

120 Guru Putra dan Asatiz Nurul Jadid Upgrading Pola Asuh Santri Melalui Kelas “Menjadi Teladan”

nuruljadid.net – Sebanyak 120 guru dan asatiz Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton probolinggo atas inisiatif dan kolaborasi Biro Kepesantrenan dan Biro Pendidikan mengikuti Kelas “menjadi teladan” pada program Dormitory Educator Academy (DEA) oleh Kafa Institute selama 3 hari mulai Selasa sampai hari ini Kamis (7-9/11/2023). Kegiatan ini bertujuan guna meningkatkan pola asuh mereka melalui In House Training (IHT). Poin utamanya yaitu untuk memberikan teladan yang lebih baik kepada para santri dan memperkaya kualitas pendidikan di pesantren.

Pelatihan dengan sistem program kelas seri ke-XXXVI berjudul “Menjadi Teladan” ini diisi oleh 2 trainer ahli DEA, ustaz Ibrahim Mandres dan ustadz Puguh Santoso (Mr. Poo) yang kemudian berhasil menghidupkan suasana forum dan memberikan kesan positif kepada 120 peserta dari perwakilan sleuruh satuan pendidikan dan wali asuh asrama.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pembinaan, pola pengasuhan dan pembelajaran, para guru dan asatiz ini mengikuti serangkaian kelas yang fokus pada pengembangan metode pengajaran yang inovatif dan pola asuh yang membangun karakter. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan mereka dapat menjadi teladan yang lebih baik bagi para santri dalam kehidupan sehari-hari.

Pengurus Biro Kepesantrenan, Ustaz Rahmat Toyyib, menyatakan, “Kami percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan akademis, tetapi juga tentang pembentukan karakter. Dengan meningkatkan pola asuh guru dan asatiz, kami berharap dapat melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki moralitas yang tinggi” ungkapnya.

Suasana Forum Kelas Menjadi Teladan bersama 120 peserta dari kalangan guru dan wali asuh asrama Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Selama pelatihan, para peserta mendiskusikan berbagai pendekatan baru dalam mengajar, memahami psikologi anak, dan strategi efektif dalam membangun hubungan yang baik dengan para santri. Mereka juga diajak untuk merenungkan peran mereka sebagai pendidik dan panutan bagi anak didik mereka baik di kelas maupun di asrama.

Salah satu peserta pelatihan, Saleh Bin Abdurrahman guru SMK Nurul Jadid, mengaku, “Saya merasa sangat terinspirasi dan termotivasi setelah mengikuti kelas ini. Ini membuka wawasan saya tentang bagaimana cara mendekatkan diri dengan anak didik santri, memahami kebutuhan mereka, dan memberikan dukungan yang mereka perlukan.”

Ustaz Ibrahim Mandres menyampaikan dalam sesi kelas Menjadi Teladan bahwa Guru Teladan adalah Kunci Sukses Kepengasuhan. Lanjutnya “Tiada Kesuksesan Tanpa Kedisiplinan, Tiada Kedisiplinan Tanpa Keteladanan,” imbuh ustaz Ibrahim kepada seluruh ratusan peserta di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Pondok Pesantren Nurul Jadid terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mendukung perkembangan holistik para santri. Dengan adanya inisiatif seperti ini, diharapkan pesantren dapat terus menjadi lembaga pendidikan yang memberikan dampak positif pada pembentukan karakter generasi muda untuk kemaslahatan umat dan bangsa.

(Humas Infokom)

Monev LLDIKTI VII, Rektor UNUJA Ajak Perguruan Tinggi Tapal Kuda Maju Bersama

nuruljadid.net – Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo ditunjuk menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan kegiatan Monitoring dan Evaluasi LPJ Pelaksanaan Hibah Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (70%) Tahun Anggaran 2023 bagi Perguruan Tinggi Akademik dan Vokasi di bawah binaan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VII Jawa Timur.

Kegiatan ini bertempat di Aula Mini Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kamis (09/11/2023).

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi ini dihari oleh Rektor Universitas Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid, M.Ag, Kepala LLDIKTI Wilayah VII Prof. Dr. Dyah Sawitri, SE, M.M., Koordinator Kelompok Kerja  Akademik dan Riset Pengembangan LLDIKTI Wilayah VII Indera Zainul Muttaqien, ST., M.Kom.,  Kepala LP3M UNUJA Dr. Achmad Fawaid, M.A., M.A., dan 47 peserta monev dari 23 perwakilan Perguruan Tinggi Tapal Kuda.

K.H. Abd. Hamid Wahid, M.Ag., dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih dan mendapat penghormatan dari LLDIKTI Wilayah VII telah mempercayai Unuja menjadi tuan rumah pelaksanaan monitoring. “Kegiatan ini sangat bermanfaat baik bagi perguruan tinggi maupun kepada Pesantren Nurul Jadid agar menjadi dorongan dan tantangan untuk berpacu dalam pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.

“Mari pada kesempatan ini, bertekad untuk maju bersama dalam pengembangan perguruan tinggi baik dalam penelitian, pengabdian, publikasi maupun penguatan kerjasama antarperguruan tinggi khususnya di bawah LLDIKTI Wilayah VII ini,” jelas Kiai Hamid Wahid.

Sementara itu, Prof. Dr. Dyah Sawitri, SE, MM, dalam sambutannya menyampaikanpentingya output luaran penelitian dan pengabdian dalam menunjang pemeringkatan perguruan tinggi, baik dalam akreditasi prodi dan perguruan tinggi. Lebih dari itu, output penelitian dan pengabdian ini bisa menjadi tolak ukur yang bisa digunakan menjadi pengembangan karir dosen.

“Perguruan tinggi dan dosen harus komitmen dalam membantu persoalan-persoalan masyarakat dan mencari alternatif penyelesaian masalah yang dihadapi melalui melalui hilirisasi kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” pungkasnya. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada UNUJA karena telah bersedia berkolaborasi dalam pelaksanaan Monev tersebut.

Kegiatan ini merupakan perwujudan pertanjungjawaban LLDIKTI Wilayah VII dalam memantau, mengevaluasi capaian pelaksanaan penelitian dan pengabdian, serta melakukan proses kontrol terhadap kesesuain pelaksanaan kegiatan dengan proposal dan kontrak yang dibuat dan ditandatangani beberapa waktu lalu.

Sumber : Times Indonesia

(Humas Infokom)

Siswa Kelas XII MAN 1 Bondowoso Sowan ke KH. Moh. Zuhri Zaini Perkuat Spiritual Quotient

nuruljadid.net – Rombongan MAN 1 Bondowoso tiba di Pondok Pesantren Nurul Jadid, kemarin Rabu (08/11/2023) subuh. Kegiatan sowan tersebut disambut langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini di Musala Riyadus Sholihin Daltim.

Rombongan tersebut terdiri dari kelas XII sebanyak 364 siswa dan 25 guru pendamping. Kedatangan tersebut dikawal oleh Kasubbag Protokoler Ady Azhari, M.Pd. bersama tim Panji Pelopor Nurul Jadid

Wakil Kepala Bagian Humas MAN Bondowoso, Ruslani, S.Ag., M.Pd.I. menuturkan, kedatangan rombangan ini dalam rangka silaturahmi dan sowan sekaligus meminta nasehat untuk peserta didik kelas akhir sebelum lulus.

“Selain silaturrahmi, kami juga memohon nasehat dan arahan dari kiai Zuhri untuk anak didik kami agar  mendapatkan ilmu yang barokah dan bisa mengamalkanya guna memperkuat Spiritual Quotient atau kecerdasan spiritualnya,” jelasnya. Lanjutnya, kegiatan silaturrahmi MAN Bondowoso ke Pondok Pesantren Nurul Jadid ini, merupakan budaya turun-temurun sejak masa jabaran Kepala Madrasah H. Imam Barmawi Burhan.

Rombongan MAN 1 Bondowoso saat silaturrahmi ke Pondok Pesantren Nurul Jadid di Musala Riyadus Sholihin

“Harapannya, ikatan emosional kami terus terjaga dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Hal itu kemudian, membuat kultur dan pengelolaan madrasah kami tidak jauh berbeda dengan Nurul Jadid,” ungkapnya.

Dalam acara silatuhrahmi tersebut, KH. Moh Zuhri Zaini menuturkan keberhasilan dalam belajar bukan hanya dinilai dari raport. “Namun, nilai keberhasilanya ketika sanggup mengamalkan ilmunya,” imbuhnya.

Usai mengikuti tausyiah dari pengasuh Kiai Zuhri Zaini, rombongan MAN 1 Bondowoso pamit meninggalkan bumi Nurul Jadid dan kembali ke kabupaten yang terkenal dengan Tapai nya yang khas.

(Humas Infokom)

Nurul Jadid Latih 130 Guru dan Pengurus Putri Menjadi Pioner Keteladanan di Pesantren

nuruljadid.net – Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid Putri Pusat mengadakan pelatihan untuk 130 guru dan pengurus putri tentang “Menjadi Teladan” dalam program Dormitory Educator Academy atau DEA, di bawah naungan KAFA Institute. Pelatihan manajemen asrama pondok pesantren untuk seri ke-XXXVI ini diselenggarakan selama 3 hari mulai hari Jum’at-Ahad (03-05/11/2023) di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton Probolinggo.

Pelatihan dengan sistem program kelas berjudul seri “Menjadi Teladan” ini, diisi oleh dua trainer ahli, ustadz Ibrahim Mandres dan ustadz Puguh Santoso (Mr. Poo), yang kemudian berhasil menghipnotis 130 guru dan pengurus putri termasuk pimpinan pesantren putri di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Suasana Pelatihan Kelas Menjadi Teladan bagi guru dan pengurus asrama putri Pondok Pesantren Nurul Jadid

Kegiatan In House Training Menjadi Teladan ini mendatangkan berbagai respon positif dari para peserta, ada yang bersyukur punya kesempatan mengikuti pelatihan, mendapat pelajaran baru dari puluhan tahun menjadi guru dan pengurus, bahkan ada yang ingin bersegera menerapkan langsung materi pelatihan di lembaga dan asramanya.

“Alhamdulillah, ternyata problematika di pesantren itu sangat luar biasa, saya sangat terkesan sekali dengan penyampaian para mentor yang benar-benar terjadi di pesantren,” kesan ustazah Hariana, guru MTs Nurul Jadid yang juga alumni.

Pimpinan putri Pondok Pesantren Nurul Jadid berharap agar pelatihan oleh DEA dapat memberikan dampak langsung yang posotif kepada seluruh peserta dan para santri. Harapannya juga kegiatan semacam ini terus berlanjut hingga batch-batch berikutnya, sehingga menghasilkan guru dan pengurus asrama berkualitas yang rapi secara sistem dan bagus secara emosi dalam menghadapi berbagai situasi dan problematika yang dihadapi di asrama dan sekolah.

 

 

(Humas Infokom)

Ponpes Puncak Darussalam Pamekasan Ngaji Manajemen Pesantren ke Nurul Jadid Paiton

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Puncak Darussalam di Pamekasan, Jawa Timur, mengadakan kunjungan manajemen ke Pondok Pesantren Nurul Jadid di Paiton Rabu lalu (01/11/2023). Kedua pesantren tersebut menjalin serta mempererat tali ukhwah ma’hadiyah dengan saling berbagi best practice atau praktik baik dalam bidang pengembangan manajemen pesantren dan peningkatan kualitas pendidikan keagamaan.

Dalam kunjungan ini, para pengurus dan asatidz dari Ponpes Puncak Darussalam berkesempatan belajar dari pengalaman sukses Pondok Pesantren Nurul Jadid yang dikenal sebagai salah satu pesantren dengan modernisasi dan digitalisasi pengelolaan pesantren di Jawa Timur. Mereka mendapatkan wawasan tentang pengelolaan pesantren, kurikulum pendidikan, dan program-program unggulan yang telah terbukti berhasil di Nurul Jadid.

Perwakilan Ponpes Puncak Darussalam, menyatakan bahwa kunjungan ini merupakan langkah positif untuk meningkatkan mutu manajemen pendidikan pesantren. “Kami sangat berterima kasih kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid yang telah bersedia berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan kami. Semoga tali silaturrahmi ini dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan pesantren kami,” ungkap salah satu perwakilan rombongan.

Tamu rombongan dari Ponpes Puncak Darussalam Pamekasan saat sesi foto bersama dengan pengurus Ponpes Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Sementara itu, Kepala Bagian Sekretariat Pondok Pesantren Nurul Jadid, Miftahul Huda, S.HI., M.Pd., menyambut baik kunjungan ini. Beliau berharap bahwa pertukaran pengalaman antarpesantren dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan pesantren-pesantren lainnya. “Kami senang dapat berbagi pengalaman dengan saudara-saudara kami di Puncak Darussalam. Semoga kerjasama ini dapat memperkuat sinergi antarpesantren dan mendukung pengembangan pendidikan Islam di tanah air,” ungkap Miftah panggilan akrabnya.

Perwakilan keluarga masyayikh Nurul Jadid dihadiri oleh Kiai Mifathul Arifin sekaligus kepala MTs Nurul Jadid. Kunjungan ini diakhiri dengan sesi foto bersama dan pemberian cinderamata antara kedua pihak sebagai bentuk apresiasi untuk memperkuat silaturrahmi dan hubungan dalam pengembangan manajemen pesantren dan peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di bumi Nusantara ini.

(Humas Infokom)

Pimpinan Nurul Jadid Study Visit Ke Bappeda Jatim Ngaji Manajemen Kelembagaan

nuruljadid.net – Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid melakukan studi kunjungan (study visit) ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Timur (25/20/2023). Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mengaji pengetahuan dalam manajemen kelembagaan dan kebijakan keuangan, serta memperluas wawasan tentang praktik-praktik terbaik dalam merencanakan pembangunan yang berkelanjutan.

Kedatangan delegasi dari Ponpes Nurul Jadid Paiton ini dipimpin oleh wakil kepala pesantren, KH. Najiburrahman Wahid dan Ny. Hj. Nur Diana Kholida Wahid, serta didampingi oleh sekretaris, bendahara dan kepala bagian serta pengurus terkait. Mereka disambut langsung oleh Kepala Bappeda Jawa Timur, bapak Mohammad Yasin, dan timnya. Pertemuan ini merupakan langkah awal dalam membangun kerjasama yang erat antara lembaga pendidikan dan badan perencanaan pembangunan daerah, untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman.

Rombongan pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid lakukan study visit ke Bappeda Provinsi Jawa Timur

Selama kunjungan, delegasi Nurul Jadid Paiton mengikuti berbagai sesi diskusi dan presentasi yang dipimpin oleh para ahli di Bappeda Jawa Timur. Mereka mempelajari manajemen kelembagaan, perencanaan keuangan berkelanjutan, evaluasi program, dan berbagai aspek lain yang relevan dalam konteks pengelolaan manajemen sebuah lembaga.

Kunjungan ini diakhiri dengan pertukaran cinderamata sebagai tanda apresiasi antara kedua belah pihak. Kedua belah pihak sepakat untuk menjalin kerjasama yang lebih erat di masa depan, guna memperkuat tali persaudaraan dan manajemen kelembagaan yang berkelanjutan.

Dengan studi kunjungan yang berkesinambungan seperti ini, diharapkan bahwa kolaborasi antara lembaga pendidikan dan pemerintah daerah dapat menjadi tonggak penting dalam menggerakkan pembangunan yang berkelanjutan di wilayah Jawa Timur khususnya di Pondok Pesantren Nurul Jadid yang berdampak kepada Masyarakat sekitar..

(Humas Infokom)

Unuja Kampus Berkeadaban Luluskan 1184 Wisudawan Siap Hadapi Tantangan Zaman

nuruljadid.net – Sebanyak 1.184 wisudawan Program Diploma, Sarjana dan Magister Universitas Nurul Jadid (Unuja) Paiton Kabupaten Probolinggo diwisuda pada Ahad (29/10/2023) di Alun-alun Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Dikenal sebagai Kampus Berkeadaban atau a civilized university, lulusan Unuja siap hadapi tantangan zaman dengan bekal yang mereka peroleh selama belajar dan berproses di bangku kuliah.

Acara wisuda tersebut dihadiri oleh Pengasuh K.H. Moh. Zuhri Zaini, Penjabat (Pj) Bupati Probolinggo Ugas Irwanto, S.Sos., M.Si, perwakilan Forkopimda, Pimpinan Yayasan Nurul Jadid, Rektor Universitas Nurul Jadid K.H. Abdul Hamid Wahid bersama Wakil Rektor, para Dekan, Dosen dan segenap Civitas Akademika Unuja.

Dalam sambutannya, Rektor Unuja K.H. Abdul Hamid Wahid menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati tahun akademik 2022/2023. Wisuda merupakan akhir dari proses akademik dan sebagai tanda pengukuhan atas selesainya studi pada masing-masing jenjang pendidikan. Momen ini adalah jembatan untuk mencapai tujuan selanjutnya dalam karir dan pengabdian kepada agama, masyarakat, bangsa dan negara.

“Wisuda tahun ini diikuti oleh 1.184 wisudawan dan wisudawati. Kami berharap semoga ilmu yang telah diperoleh di Universitas Nurul Jadid akan bermanfaat untuk bekal perjuangan di tengah-tengah masyarakat,” dawuh sosok kiai moderat dan visioner tersebut.

Kiai Hamid menambahkan, penyelenggaraan wisuda ini sekaligus Dies Maulidiyah VI Unuja yang diisi berbagai event perayaan wilayah diantaranya gelaran Expo UMKM, Pendidikan dan Kebudayaan se-Jawa Timur yang bertajuk “Pride of East Java Probolinggo Expo 2023”.

“Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Probolinggo. Terima kasih juga pondok-pondok pesantren mitra jejaring, alumni para pelaku UMKM dan dunia industri, perbankan serta berbagai unsur mitra lainnya. Kita berharap seluruh even dalam rangkaian kegiatan wisuda dan Dies Maulidiyah VI ini dapat dirasakan manfaatnya secara berkelanjutan oleh masyarakat luas khususnya di Kabupaten Probolinggo,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Pj Bupati Probolinggo bapak Ugas Irwanto mengatakan wisuda ini merupakan sebuah keberhasilan bagi mahasiswa yang menyelesaikan studinya pada Program Dilpoma, Sarjana dan Magister Universitas Nurul Jadid.

“Luar biasa, Universitas Nurul Jadid telah mewisuda lebih dari 1000 lulusan tahun ini. Kebahagiaan juga tampak pada wajah orang tua dan keluarga yang turut hadir hari ini,” katanya.

Pj Bupati Ugas menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh wisudawan dan wisudawati Universitas Nurul Jadid.

“Keberhasilan ini patut disyukuri tentu dengan harapan para wisudawan dan wisudawati dapat menyumbangkan ilmu pengetahuan mereka dalam mengisi pembangunan khususnya di Kabupaten Pobolinggo dan bagi bangsa dan kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelasnya.

Tidak lupa Pj Bupati Ugas juga mengucapkan selamat kepada keluarga besar civitas akademika Universitas Nurul Jadid yang sukses menggelar wisuda dalam rangka Dies Maulidiyah VI.

“Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada keluarga besar Universitas Nurul Jadid atas komitmen dalam melaksanakan tugas mendidik serta mencetak sumber daya manusia berkualitas, berdaya saing dan siap berpartisipasi secara aktif dalam membangun Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya.

Acara yang dimulai sejak pukul 08.00 itu berakhir sekitar pukul 13.00 WIB berlangsung lancar dan khidmat tanpa ada kendala yang berarti.

(Humas Infokom)

UNUJA Galakkan Ekonomi Kerakyatan Lewat “Pride of East Java Probolinggo Expo” UMKM dan Pendidikan

nuruljadid.net – Universitas Nurul Jadid (Unuja) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo yang berkomitmen untuk menggalakkan pengembangan ekonomi lokal kerakyatan, telah berhasil menggelar “Pride of East Java Probolinggo Expo 2023”. Expo UMKM dan Pendidikan se Jawa Timur ini dinilai akan membangkitkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sekaligus sektor pendidikan di Provinsi Jawa Timur khususnya Kabupaten Probolinggo.

Acara yang berlangsung selama tiga hari, dimulai pada Jum’at (27/10/2023) dan berakhir pada Ahad (29/10/2023) ini, menampilkan lebih dari 100 stan UMKM dari berbagai sektor industri, termasuk kuliner, kerajinan tangan, fashion, pendidikan dan banyak lagi. Pameran ini menjadi wadah bagi para pelaku UMKM untuk mengeksplorasi peluang pasar yang lebih luas dan meningkatkan visibilitas produk mereka di tingkat provinsi.

Dalam pidato pembukaannya, Rektor Universitas Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid mengatakan pengabdian masyarakat merupakan salah satu dari Tri Dharma selain pendidikan pengajaran dan penelitian.

“UMKM adalah tulang punggung ekonomi di Indonesia, dan kami berupaya menggalakkan ekonomi local melalui UMKM Expo ini. Ini adalah kesempatan bagi pelaku usaha lokal untuk bersaing dalam skala yang lebih besar dan menciptakan hubungan bisnis yang berkelanjutan” tuturnya.

Kiai Hamid juga menyinggung pemanfaatan infrastruktur makro yang berimbas pada infrastruktur mikro dalam penguatan ekonomi kerakyatan.

“Gagasan Expo UMKM itu dilakukan untuk mendorong pemanfaatan infrastruktur makro yang berdampak pada infrastruktur mikro. Diharapkan ajang ini bisa berpihak kepada UMKM dengan cara difasilitasi dan dijaga keberlangsungannya,” imbuhnya.

Rektor Unuja KH. Abd. Hamid Wahid bersama PJ Bupati Probolinggo Ugas Irwanto pada Opening Pride of East Java Probolinggo Expo UMKM dan Pendidikan 2023

Sementara itu, Penjabat Bupati Probolinggo bapak Ugas Irwanto mendukung penuh inisiatif Universitas Nurul Jadid yang luar biasa ini.

“Dalam kegiatan itu menyajikan dua aspek kunci, yaitu sektor UMKM dan pendidikan. Kami ingin menunjukkan kepada dunia luar bahwa Kabupaten Probolinggo adalah tempat di mana inovasi, kreativitas, dan kemajuan berkembang pesat,” ungkap bapak Ugas.

Dalam “Pride of East Java Probolinggo Expo 2023” ini, masyarakat bisa menikmati berbagai produk unggulan UMKM di Jawa Timur dan di Kabupaten Probolinggo pada khususnya, serta memberikan dukungan yang lebih besar bagi pengembangan UMKM.

“Hal itu dapat menjadi wadah yang sangat baik untuk mengenalkan produk-produk lokal, pendidikan, potensi pariwisata, seni, dan budaya Kabupaten Probolinggo serta inovasi dari para pelaku bisnis dan UMKM,” terangnya.

Ia berharap kegiatan itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi, mempromosikan kerja sama, dan menciptakan peluang baru bagi warga Kabupaten Probolinggo.

Expo UMKM dan Pendidikan ini juga mendapat dukungan luas dari pemerintah setempat dan pemangku kepentingan ekonomi. Kehadiran acara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah Probolinggo dan sekitarnya, serta membantu UMKM untuk berkembang dan bersaing secara lebih efektif di pasar global.

Acara UMKM Expo ini menjadi bukti nyata dari peran penting universitas dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal dan membantu para pelaku UMKM meraih kesuksesan. Melalui kegiatan seperti ini, Universitas Nurul Jadid terus berkomitmen untuk menjadi agen perubahan yang mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan memberdayakan masyarakat.

 

 

(Humas Infokom)

Habib Jindan : Umat Islam Adalah Rujukan Dunia dalam Moderasi, Hak Kaum Wanita dan HAM

nuruljadid.net – Habib Jindan Bin Novel selain membahas tentang pentingnya sanad dan akhlaq dalam berdakwah, beliau juga menyinggung bahwa umat Islam adalah umat yang moderat menjunjung tinggi HAM dan menghormati kaum wanita sebagaimana ajaran Islam dalam Al-Qur’an dan tauladan dari baginda Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana diajarkan terkait moderat ‘wasathiyah’ yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, bukan moderat versi Barat, Utara, Selatan atau Timur. Karena kebanyakan wasathiyah mereka tidak objektif, sehingga yang harus menjadi rujukan dan standard dalam wasathiyah umat Islam adalah versi Nabi Muhammad SAW.

“  لِّتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا sebagaimana kita umat ini menjadi rujukan dalam kemoderatan. Jadi kita moderat bukan belajar dari Amerika, bukan belajar dari Eropa, moderat bukan belajar dari dunia Barat, sampai sekarang.”

“Di antara mereka itu sampai sekarang bahkan di negara-negara maju, tetap ada intimidasi dan rasis.”

Habib Jindan juga menceritakan kasus penindasan dan diskriminasi yang kerap dilakukan oleh Barat terhadap kaumnya yang seringkali menjadi rujukan dunia.

“Penindasan terhadap sesama, dan menganggap selain dari pada mereka (barat) itu di bawah. Orang kulit hitam, sampai sekarang, belum mendapatkan haknya secara penuh disana, walaupun secara tertulis ada haknya, akan tetapi di dalam pengaplikasiannya dalam bermasyarakat dan perkantoran, belum.”

“Mengklaim hak Wanita, kita tidak belajar dari Barat karena mereka justeru penista wanita. Mereka adalah orang-orang yang melecehkan kaum Wanita dari zaman dulu sampai sekarang.”

“terus kita disuruh belajar hak Wanita dari Barat, tidak! Standard di dalam menjaga, menghormati haknya kaum Wanita adalah nabi Muhammad dan ini umat Islam”

Sebagaimana Nabi menyampaikan kemulian seorang Wanita khususnya Ibu yang masyhur di kalangan umat Islam. “al-jannatu tahta aqdāmil ummahāt disebutkan dalam Kitab Al-Kāmil fi Dhu’afā’ir Rijāl karya Ibnu ‘Adi. Syurga di bawah telapak kakinya para ibu.”

“Suatu ketika Nabi juga pernah ditanya oleh Sahabat, “Siapa orang yang paling berhak untuk saya santun kepadanya?”, Nabi menjawab “paling prioritas untuk kamu berbuat baik kepadanya adalah Ummuk, ibumu!”, “kemudian?”, “Ibumu”, “Kemudian?”, “Ibumu”, baru setelah itu “Tsumma Abak” artinya ayahmu” beliau berkisah.

Menyoal Hak Asasi Manusia Habib Jindan mengutarakan dengan tegas bahwa kita tidak perlu belajar dari negeri Barat, cukup mencontoh Nabi Muhammad SAW.

“Kita mau belajar Hak Asasi Manusia dari orang tukang nembakin orang, dari orang-orang yang punya senjata pemusnah massal.”

“Itu adalah watak preman. Itu adalah watak penyamun, watak tukang palak, wataknya perampok, tukang todong, pencuri, yang hobinya mengancam sana-sini.”

“Negara maju bukan negara yang punya senjata pemusnah massal, tetapi punya alat pemberi makan massal, pemberi manfaat massal, pemersatu massal.”

“Oh, kita negara Indonesia negara maju, punya khitanan massal, nikahan massal, dari zaman dulu, waallah lebih baik dari pemusnah massal. Jauh lebih manfaat 1000 kali dari pada itu semua. Kita jauh lebih maju, akan tetapi suatu kebodohan ketika kita menganggap mereka modern, mereka maju, mereka keren, sama sekali gak ada kerennya.”

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ وَٱلْمُشْرِكِينَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ ٱلْبَرِيَّةِ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. Al-Bayyinah: 6)

Dewasa ini kita juga harus waspada akan virus negatif dari seks bebas dan LGBT. “mereka meracuni anak-anak kita dengan racun pelajaran zina, pelajaran liwat, pelajaran homoseksual, pelajaran LGBT yang disusupkan bahkan di dalam film-film kartun, bukan lagi di film-film dewasa saja, bahkan di dalam film-film anak”

“dan mereka adalah شَرُّ ٱلْبَرِيَّةِ seburuk-buruknya manusia.”

“Itu adalah hal yang primitif, yang tidak dilakukan hewan atau binatang. Binatang pun juga enggan untuk melakukan hubungan sesama jenis, sedihnya, manusia melakukannya. Terus dibilang, oh ini professor, oh ini lulusan dari universitas terkemuka, dan dengan bangga mengumumkannya. Naudzubillah Min Dzalik!”

“Dan kita menganggap apa saja yang datang dari mereka hebat. Dan ditanamkan di benak umat Islam, mereka adalah negara-negara yang tak terkalahkan.”

“Persis seperti perkataan kaum ‘Ad, mereka bilang مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً siapa gerangan yang lebih hebat, lebih kuat dari pada kami? Menganggap dirinya paling kuat, punya kekuatan, punya persenjataan, punya segalanya, bukankah Allah yang maha kuat, sudah membinasakan orang-orang tersebut, Kaum Ad dibinasakan, kaum nabi Nuh dibinasakan, gampang membinasakannya,”

“Sebagaimana kita kalau di closet, udah selesai, setelah itu di-flush, cukup dipencet tombolnya, ceeeesss, cuci bersih. Nah Allah Ta’ala lakukan sama persis pada kaumnya Nabi Nuh. Semudah itu bagi Allah SWT. Sesimpel itu bagi Allah SWT”

“Bukankah dulu, ada Kerajaan Romawi yang ribuan tahun berkuasa, mana sekarang? Mereka tidak menyangka kalau kerajaannya akan musnah, habis sudah. Kerjaan Persia, yang ribuan tahun, berkuasa, kerjaan terlama di dunia, mana sekarang? Dicabik-cabik oleh Allah Ta’ala, habis musnah.”

“Dan bukankah dulu, di masa perang dunia pertama dan perang dunia kedua, orang kalau sudah dengar, Negara Jerman dengan NAZI-nya dan Hitler nya, semua ketakutan, semua gentar. Sekarang mereka lenyap, mana NAZI nya, mana Hitlernya.”

“Perancis, dengan fasisnya juga habis. Tidak ada lagi Mussolini-nya, dia digantung terbalik sampai mati oleh rakyatnya sendiri, selesai sudah.”

“Dan untuk orang-orang yang menyimpang dari Allah Ta’ala, akan dapat nasib yang sama. Mereka tanamkan kekacauan, kerusuhan, peperangan di negara-negara Islam, sekarang dibawa oleh Allah SWT kerusuhan, kekacauan dan peperangan di dalam negara mereka sendiri satu sama lain. Disibukkan orang dzalim dengan orang dzalim,”

Sehingga kita patut bersyukur karena Allah SWT karuniai Nabi Muhammad SAW sebagai “nur” cahaya dan pencerahan bagi kita sekalian. Kita cukup merujuk kepada Nabi Muhammad SAW sebagai standarisasi dalam segala hal. Sedangkan golongan mereka adalah golongan yang tidak punya solusi dan gagal. Mereka mengandalkan kekuasaan, mengandalkan pemasukan negeri dari perang, mengandalkan pemasukan negeri mereka dengan membuat antar negara berperang demi keuntungan.

“Indonesia 350 tahun dijajah Belanda, dijajah Jepang, dijajah Portugis dan hampir semua negara-negara jajahan mereka di zaman tersebut seperti di Afrika, masing-masing dibagi-bagi, sebagian diambil Perancis, sebagian yang lain diambil Inggris, Portugis, diambil sama Itali, dibagi-bagi oleh mereka.”

“Mengandalkan kekayaannya dengan menjarah negeri lain pada zaman dulu sampai sekarang. Zaman sekarang negara Timur Tengah dibuat saling rusuh, agar mereka dapat untung, mereka dapat duit, terus mereka kayanya dari mana? Kayanya hasil merampok, hasil menjarah, hasil bikin rusuh di negara orang, sukses apa yang mereka punya?”

“Sejatinya, mereka gagal dalam ekonomi, keamanan, sosial dan masyarakat. Gagal dalam hubungan rumah tangga, gagal dalam hubungan dengan orang tua dan anak. Sedikit sekali rumah yang rukun antar orang tua dan anak. Gagal bahkan antara suami-istri. Kegagalan itu dimana-mana, sehingga mereka tidak mau menikah, karena sudah pasti bercerai.”

Nabi Muhammad SAW memberikan teladan yang terbaik kepada, termasuk dalam hal berperang. Rosulullah berpesan dalam jihad untuk tidak membunuh wanita, anak kecil yang ada di medan perang termasuk musuh yang sudah kabur juga rakyat sipil.

“musuh yang kabur jangan dikejar kata Rosulullah, kasih kesempatan, mungkin mereka mau beriman, mau balik, mau bertaubat. Kemudian dalam peperangan, jangan ganggu rakyat sipil, orang pasar jangan diganggu, orang yang lagi ibadah di kuilnya atau di gerejanya atau di sinagoknya jangan diganggu dan jangan dirusak kata Rosulullah SAW. Nabi mengajari kita demikian.”

“Ini kemodernan yang sudah kita raih yang diajarkan oleh nabi Muhammad sejak 15 abad lalu. Negara modern tau apa? Tentang HAM? Kita mau belajar tentang HAM dari mujrimin, dari pendosa, dari pelaku kejahatan, melakukan kejahatan perang, puluhan tahun, ratusan tahun dalam keadaan yang demikian.”

“Terus kita sekarang mau berguru sama mereka? Belajar HAM dari mereka? Standarisasi HAM bukan mereka. Kita umatnya Nabi Muhammad sebagai rujukan HAM.”

Habib Jindan Bin Novel menceritakan ketika Sholahuddin Al-Ayyubi berperang merebut Baitul Maqdis, terjadi peperangan, kemudian pimpinan atau raja yang memimpin pasukan sakit, sakit keras, maka Sholahuddin berinisiatif untuk tidak melakukan gencatan senjata. Mengapa demikian? Karena pimpinannya sedang sakit, sehingga peperangan dihentikan sambil menunggu dia sembuh.

Tidak hanya sampai di situ, kemudian Sholahuddin juga mengirimkan dokter pribadi terbaik yang dia punya, untuk membantu pengobatan pimpinannya sampai sembuh. Dan di masa itu, kedokteran dikuasai oleh umat Islam. Dokter-dokter terbaik adalah umat Islam.

“dalam peperangan mereka gak ada istilah sebel sama suatu negeri dengan tidak memperbolehkan kiriman makanan, akses listrik, akases minum, dan lain sebagainya. Lihat Sayyidina Sholehuddin Al-Ayyubi, ratusan tahun yang lalu. Beliau kirim dokter terbaik untuk mengobati musuh besarnya.”

“Nabi Muhammad SAW yang memerintahkan kepada kita ‘jangan memutilasi’. Jenazah di medan perang itu jangan dimutilasi, beliau sendiri yang memerintahkan para sahabat, kubur jenazahnya orang-orang kafir yang sudah terbunuh, digali lobang, dikubur, gak dibiarkan untuk dimakan Binatang buas. Dikubur dan dimakamkan oleh Rosulullah SAW.”

“Kita belajar HAM dari nabi Muhammad. Kita belajar HAM dari khulafaur rasyidin, dari para sabahat, dari pada ulama, dari para pejuang-pejuang Islam. Dari mereka kita belajar Hak Asasi Manusia. Nabi yang bilang perlakukan tawanan dengan baik. Tanyakan tawanan di Guantanamo diperlakukan seperti apa? Tanyakan tawanan yang ada di penjara-penjara mereka diperlakukan seperti apa? Tapi nabi Muhammad memerintahkan perlakukan tawanan perang dengan baik hingga mereka dijamu dengan jamuan terbaik.”

“bahkan tuan rumahnya, makan tidak seenak tawanan, makanan yang paling enak diberikan kepada tawanan. Ditanya kenapa itu tawanan sampai malu? Kalian adalah tamu kami, kalian titipannya Rosulullah SAW.”

Allah berfirman dalam Al-qur’an: وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا

Artinya: Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. (QS. Al-Insan:8)

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَآءً وَلَا شُكُورًا

Artinya: Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. (QS. Al-Insan:9)

“Memberikan makan kepada orang lain, yatim, miskin dan tawanan perang, kafir harbi yang ditangkap dan ditawan di Madinah, mereka diberikan jamuan terbaik oleh Rosulullah SAW.”

“Dan inilah Islam, Islam memperlakukan lawan seperti apa. Apalagi memperlakukan kawan sesama umat Islam. Oleh karenanya itu, Alhamdulillah, Allah Ta’ala berikan segala khazanah kekayaan di dalam Sirahnya Nabi Muhammad, dalam Akhlaqnya Nabi Muhammad, dalam Ajarannya Nabi Muhammad.”

“Jangan terkecoh dengan hidangan palsu oleh musuh-musuh Islam, dan sebaik-baiknya yang kita lakukan adalah kita mendoakan umat agar Allah melindungi mereka,”

“kita menuntut ilmu, bentuk pembelaan kita sebagai santri kepada saudara-saudara kita yang ditimpa musibah atau bencana.”

“Bukan saudara kita yang berperang ya! Mereka lebih mirip pembantaian massal, itu bukan perang, itu pembantaian massal. Pemusnah massal! Gak heran emang, karena keahlian Barat memang seperti itu, dari dulu seperti itu, hobinya begitu.”

“Masuk ke Amerika ratusan tahun yang lalu, penduduk asli Amerika mati, habis! Tersisa tinggal sedikit, kena penyakit, yang sakit hanya pribumi saja, yang lain semuanya hidup. Suku Indian disana sudah habis. Baik itu di Amerika, di Australia, dimanapun tempat.”

“Dan perang kita, sibukkan dalam belajar, menuntut Ilmu, bangun malam, menjaga adab dan sunnahnya Rosulullah dan mendoakan saudara-saudara kita, sebaik-baiknya peran yang bisa kita jalankan di saat ini.”

“Pembelaan yang bisa kita lakukan saat ini, menuntut ilmu, hafalkan pelajaran, muraja’ah, kemudian juga berdakwah, mengkaji ilmu agama, mengamalkan ilmu, menjaga adab dan sunnahnya Nabi Muhammad, dhuha, witir, qiyamul lail, tahajjud, sholatul jama’ah, adab kepada guru, birrul walidain, hadir pengajian, tilawatul qur’an, sebaik-baiknya bentuk pertolongan yang bisa kita berikan kepada saudara-saudara kita.”

“Dan ini adalah peran kita untuk membela agama di saat ini dan mendoakan saudara-saudara muslimin kita di dalam sujud dimanapun mereka berada.”

“Dan ketahuilah, musuh-musuh Allah tidak akan berhasil menjajah tanah umat Islam, melainkan setelah sebelumnya mereka berhasil menjajah jiwa dan hati dan pikiran umat Islam. Ketika jiwanya berhasil dijajah, maka tanahnya dengan mudah direbut.”

“Bagaimana menjajah jiwa? Nah itu tadi, dibikin orang tidak lagi mengidolakan nabinya, yang diidolakan yang lain, dibikinin deh tiap hari dibawakan idola yang baru. Dibawakan Idol yang baru tiap hari, baik itu dari olahragawan, atau artis, atau penyanyi tiap hari dibawain hal yang baru.”

(Humas Infokom)