Pos

6 Siswi SMA Nurul Jadid Bawa Pulang Medali Olimpiade Sains Terintegrasi Tingkat Nasional

nuruljadid.net – Keberhasilan gemilang datang dari siswi-siswi SMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Jawa Timur, yang berhasil membawa pulang medali perak dan perunggu dalam ajang Integrated Islamic Sains Competition (IISC) tahun ini (20/06). Enam siswi berprestasi ini menunjukkan kemampuan di bidang sains yang perlu acungi jempol.

Integrated Islamic Sains Competition adalah Kompetisi sains yang diselenggarakan oleh Pusat Olimpiade Sains Indonesia (POSI) dengan tujuan untuk memfasilitasi siswa/i, guru dan mahasiswa untuk berprestasi dan menjadi sarana evaluasi kemampuan untuk mengembangkan kapasitas diri dan kompetensi secara mendalam.

Enam siswi SMA Nurul Jadid tampil optimal dalam ajang ini dan berhasil memenangkan medali perak dan perunggu dalam berbagai disiplin ilmu. Berikut adalah daftar peraih medali IISC 2023 dari SMA Nurul Jadid:

  1. Aliya Zalva Rosida kelas XI MIPA 2 meraih medali perak dalam bidang Matematika Terintegrasi.
  2. Andini Safa Maharani kelas MIPA 2 membawa pulang medali perak dalam bidang Fisika Terintegrasi.
  3. Vanessa Puteri Hivatia M kelas MIPA 2 memenangkan medali perunggu dalam bidang Kimia.
  4. Balqis Zuhruf Muttaqin kelas MIPA 2 meraih medali perunggu dalam bidang Matematika Terintegrasi.
  5. Amilia Astiannisak kelas MIPA 2 sebagai peraih medali perunggu dalam bidang Matematika Terintegrasi.
  6. Cindyana Eka Nova H. Putri kelas MIPA 2 memenangkan medali perunggu bidang Fisika Terintegrasi.

SMA Nurul Jadid bersyukur dengan prestasi luar biasa ini, yang merupakan bukti dari dedikasi siswa dan guru-guru yang telah membimbing mereka. Kepala SMA Nurul Jadid, Bapak Drs. Rahardjo, menyatakan rasa bangganya atas capaian prestasi ini.

“Kami sangat bangga dengan prestasi siswi-sisiwi kami dalam IISC ini. Ini adalah bukti dari kerja keras mereka dan dukungan dari tim pengajar dan guru pembimbing yang luar biasa. Semoga ini akan menjadi inspirasi bagi peserta didik yang lain untuk terus mengejar prestasi dalam bidang tidak hanya sains namun berbagai bidang sesuai minat bakat masing-masing.”

Prestasi luar biasa keenam siswi SMA Nurul Jadid ini diharapkan akan memberikan motivasi kepada santri lainnya untuk lebih mendalami ilmu sains dan berkompetisi di tingkat nasional bahkan internasional. “Dengan mempelajari sains akan sangat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan” pungkas Aliya salah satu peraih medali itu.

(Humas Infokom)

Siswa SMK Nurul Jadid Paiton Berhasil Raih Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Inggris Nasional

nuruljadid.net – Prestasi membanggakan datang dari siswa SMK Nurul Jadid Paiton, Jawa Timur, yang berhasil meraih juara 1 dalam Lomba Pidato Bahasa Inggris Nasional yang digelar oleh Universitas Muhammadiyah Malang (11/06). Keberhasilan ini turut membanggakan pihak sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berfokus pada peningkatan prestasi non-akademik peserta didik.

Siswa berbakat yang meraih juara 1 tersebut adalah Alfandra Ilstar Pradana, siswa kelas 12 jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di SMK Nurul Jadid Paiton. Lomba pidato ini merupakan ajang bergengsi yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai sekolah di seluruh Indonesia. Alfandra tampil memukau dengan pidato kemampuan Bahasa Inggris yang di atas rata-rata.

Kepala SMK Nurul Jadid, Moh. Arief Hariyanto, M.Pd, merasa sangat bangga atas prestasi yang diraih oleh Alfandra Ilstar Pradana. Ia menyatakan, “Prestasi ini bukan hanya kebanggaan bagi Alfandra dan sekolah kami, tetapi juga bagi seluruh warga pesantren dan Probolinggo. Ini adalah bukti bahwa dengan kerja keras, tekad kuat, dan pendidikan berkualitas, anak-anak didik kita bisa meraih prestasi tinggi.”

Alfandra, yang dikenal sebagai siswa yang supel dan humoris, telah mempersiapkan dirinya dengan sangat matang untuk lomba ini. Dia berlatih keras bersama guru-guru Bahasa Inggris khususnya di Lembaga Pengembangan Bahasa Asing dan menerima dukungan penuh dari keluarganya.

Prestasi Alfandra ini juga mendapatkan apresiasi dari Waka. Kesiswaan, Nurul Iman, M.Pd.I, yang mengatakan, “Kami sangat berbangga dengan Alfandra Ilstar Pradana. Dia adalah inspirasi bagi peserta didik lainnya di SMK Nurul Jadid dan lebih-lebih di Probolinggo, dan kami berharap prestasi ini akan memotivasi lebih banyak siswa untuk meraih prestasi gemilang di berbagai bidang.”

Dengan kemenangan ini, Alfandra telah mendapatkan pengakuan nasional sebagai yang terbaik di bidanganya. Keberhasilannya ini tidak hanya menjadi motivasi bagi siswa di SMK Nurul Jadid Paiton, tetapi juga bagi seluruh pelajar di Probolinggo dan Indonesia. Semoga prestasi Alfandra terus menginspirasi dan membawa harum nama sekolah dan pondok pesantren.

 

(Humas Infokom)

Santri Nurul Jadid Turut Lestarikan Alam Lewat Penanaman 5000 Mangrove di Pantai Duta Bersama PT YTL Paiton

nuruljadid.net – Upaya pelestarian alam semakin mendapat perhatian serius di Indonesia, sebagaimana yang dilakukan Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid bersama PT YTL Paiton bergandengan tangan untuk menjalankan proyek penanaman 5000 pohon mangrove di Pantai Duta, Paiton, Jawa Timur. Penanaman ini merupakan salah satu langkah penting dalam menjaga ekosistem pesisir bagi lingkungan dan keberlangsungan hidup masyarakat sekitar.

Pantai Duta, yang terletak di Desa Randutatah Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo, merupakan salah satu wilayah pesisir yang rentan terhadap erosi dan kerusakan ekosistem laut. Dengan semakin berkurangnya hutan mangrove yang berfungsi sebagai pemecah gelombang dan penahan tanah, daerah ini menjadi lebih rentan terhadap dampak negatif seperti banjir, abrasi pantai, dan kerusakan habitat laut.

(Kegiatan penanaman mangrove santri Pondok Pesantren Nurul Jadid bersama para relawan yang lain di Pantai Duta)

Proyek penanaman mangrove ini adalah kolaborasi antara PT YTL Paiton, sebuah perusahaan energi yang berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan, dan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Lokasi penanaman dilakukan di area bekas tambak yang terbengkalai dan rusak sebab abrasi. Puluhan santri dari Pondok Pesantren Nurul Jadid aktif terlibat dalam proses penanaman pohon mangrove ini sebagai bagian dari pendidikan mereka dalam menjaga lingkungan.

Pelaksana lapangan PT YTL Paiton, Bapak Rachmat Wahyoedi, menjelaskan pentingnya proyek ini, “Kami sadar bahwa lingkungan adalah aset yang berharga, dan kami memiliki tanggung jawab untuk melestarikannya. Dengan bantuan dari Pondok Pesantren Nurul Jadid, kami berharap bahwa penanaman 5000 mangrove di Pantai Duta ini akan membantu mengurangi kerusakan lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar” pungkasnya

Para santri yang terdiri dari satuan gudep pramuka SMK Nurul Jadid, MA Nurul Jadid, BKLH Nurul Jadid berserta guru dan keluarganya dengan semangat membantu menanam mangrove, yang akan membantu memperbaiki ekosistem pantai, memberikan tempat hidup bagi berbagai spesies laut, dan mengurangi dampak erosi pantai. Mereka juga belajar tentang pentingnya menjaga alam sekitar dan bagaimana tindakan kecil seperti ini dapat memiliki dampak besar dalam pelestarian lingkungan.

(Santri Nurul Jadid dari pramuka SMK Nurul Jadid nampak tengah melakukan penanaman di salah satu tambah terbengkalai di Pantai Duta)

Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari komunitas masyarakat pegiat lingkungan setempat, yang menyambut baik upaya pelestarian alam yang dilakukan oleh PT YTL Paiton dan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Para pemangku kepentingan berharap bahwa proyek ini akan menjadi contoh bagi upaya pelestarian lingkungan lainnya di seluruh Indonesia.

Penanaman 5000 mangrove di Pantai Duta ini bukan hanya tindakan nyata untuk menjaga alam, tetapi juga merupakan investasi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. Semoga upaya seperti ini akan terus memberikan inspirasi kepada banyak pihak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan melakukan tindakan positif untuk melindungi alam kita warisan bagi anak cucu di masa mendatang.

(Humas Infokom)

Juara I Kreasi Semaphore Festival Kemerdekaan SMK Nurul Jadid Menyita Perhatian Peserta Upacara

nuruljadid.net – Pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia, SMK Nurul Jadid Paiton Probolinggo, memukau semua orang dengan kreasi semaphore yang menakjubkan dalam upacara bendera penurunan Kamis sore (17/08/2023). Tim semaphore sekolah ini berhasil meraih Juara I dalam kompetisi kreasi semaphore pada Festival Kemerdekaan dan peringatan hari pramuka nasional yang diadakan oleh Forum Komunikasi OSIS (FKO) Nurul Jadid sebagai bagian dari rangkaian perayaan HUT RI ke-78.

Kreasi semaphore SMK Nurul Jadid kali ini menjadi sorotan utama dalam upacara bendera di lapangan Ayaman sore itu. Semaphore merupakan sistem komunikasi dengan menggunakan gerakan bendera atau lengan yang memiliki arti dan makna tertentu. Tim kreasi semaphore SMK Nurul Jadid berhasil menggambarkan kreasi seni, semangat kreativitas, dan berbagai simbol nasional dengan sempurna.

Penampilan tim Pramuka SMK Nurul Jadid saat lomba kreasi Semaphore dalam Festival Kemerdekaan dan Hari Pramuka Nasional

Bapak Moh. Arief Hariyanto, Kepala SMK Nurul Jadid, mengungkapkan rasa bangga atas pencapaian tim kreasi semaphore sekolah. “Kami sangat gembira melihat kerja keras dan dedikasi para siswa dalam menampilkan kreasi semaphore yang luar biasa ini,” pungkas Bapak Arief.

Tim semaphore SMK Nurul Jadid telah berlatih dengan tekun dan penuh semangat untuk menghadapi kompetisi tahunan ini. Mereka tidak hanya fokus pada gerakan fisik semata, tetapi juga menggali makna dari setiap gerakan yang mereka lakukan untuk memastikan bahwa pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat dirasakan oleh penonton.

Keberhasilan mereka dalam kompetisi ini adalah hasil dari kerjasama tim yang solid, bimbingan dari pelatih pramuka dan didampingi secara intensif oleh pembina Orsiswa ustazah Maziyyatus Sholehah, serta semangat juang yang tinggi. Dengan meraih Juara I, SMK Nurul Jadid berhasil memperoleh pengakuan atas prestasi mereka dalam mempersembahkan kreasi semaphore yang memukau pada momen penting bagi negara ini.

Tim Pramuka SMK Nurul Jadid berpose usai mengikuti lomba kreasi Semaphore dalam Festival Kemerdekaan dan Hari Pramuka Nasional

Acara penyerahan penghargaan kepada tim semaphore SMK Nurul Jadid dilakukan oleh pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid putri. Mereka diberikan piagam penghargaan dan piala sebagai tanda apresiasi atas kontribusi mereka dalam memeriahkan peringatan kemerdekaan. Tidak hanya semaphore, terdapat beberapa lomba lainnya seperti short movie yang dimenangkan oleh Juara 1 SMA Nurul Jadid dan Juara 2 MAN 1 Probolinggo sedangkan juara Bazar Festival Kemerdekaan Indonesia diraih oleh MAN 1 Probolinggo.

Prestasi gemilang ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi sekolah, tetapi juga bagi mereka yang terlibat dalam perlombaan ini. Kreasi semaphore yang luar biasa ini menjadi bukti nyata bahwa semangat patriotisme dan kecintaan terhadap tanah air masih sangat hidup di kalangan generasi muda.

 

 

(Humas Infokom)

PBDNJ Turunkan Pesilat Santri MI dan MTs, Tampil Spektakuler dalam Upacara HUT ke-78 RI

nuruljadid.net – Perguruan Bela Diri Nurul Jadid (PBDNJ) dalam rangka memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia, mengutus 2 pesilat siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Mun’im dan 2 siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS) Nurul Jadid tampil spektakuler dalam upacara bendera di lapangan raya Pondok Pesantren Nurul Jadid (17/08/2023). Para santri ini menampilkan atraksi Pencak Silat yang menggambarkan semangat kebangsaan dan keberagaman Indonesia.

Pagi yang sangat cerah itu usai upacara seremonial, Lapangan Raya Nurul Jadid berubah menjadi panggung megah di mana ribuan santri berkumpul untuk mengikuti pengibaran sang Merah Putih dalam rangka perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia. Suasana semarak semakin lengkap dengan penampilan menakjubkan dari para santri yang memiliki keahlian khusus dalam seni bela diri Pencak Silat.

Penampilan pesilat PBDNJ usai peringata HUT ke-78 RI di Lapangan Raya Pondok Pesantren Nurul Jadid

Atraksi Pencak Silat yang dibawakan oleh para santri ini tidak hanya memukau mata, tetapi juga memancarkan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam bingkai persatuan dan kesatuan NKRI. Beralaskan tanah berbatu, mereka pantang menyerah, menahan sakit untuk menuntaskan penampilannya. Dalam setiap gerakan mereka, terlihat betapa mereka telah mempersiapkan dengan sangat baik. Berbagai jurus dan Teknik beladiri dieksekusi dengan rapih dan apik, menunjukkan kegandrungan mereka akan warisan nenek moyang Indonesia.

Penampilan pesilat PBDNJ usai peringata HUT ke-78 RI di Lapangan Raya Pondok Pesantren Nurul Jadid

Pelatih Ahmad Ibnu Akil menyatakan, “Partisipasi para pesilat santri PBDNJ dalam upacara HUT ke-78 RI ini adalah wujud nyata dari pembelajaran tentang cinta tanah air dan nilai-nilai kebangsaan yang kami tanamkan sejak dini. Kami sangat bangga melihat mereka tampil dengan begitu penuh semangat dan profesionalisme.” ujar Akil kepada Nurul Jadid Media.

Penampilan pesilat PBDNJ usai peringata HUT ke-78 RI di Lapangan Raya Pondok Pesantren Nurul Jadid

Tidak hanya para santri, para guru dan orangtua juga merasa sangat terharu dengan penampilan tersebut. Ustaz Hendrik Firmanto, salah seorang guru di MTs Nurul Jadid, mengungkapkan, “banyak siswa MTSNJ yang berlatih dan bergabung dengan PBDNJ, setahu kami mereka mempersiapkan atraksi Pencak Silat ini dengan tekun. Alhasil, mereka berhasil menjadikan momen ini sebagai peluang untuk menunjukkan kepada masyarakat betapa besar rasa cinta mereka terhadap tanah air dengan melestarikan warisan budaya nenek moyang.” terangnya.

Penampilan pesilat PBDNJ usai peringata HUT ke-78 RI di Lapangan Raya Pondok Pesantren Nurul Jadid

Penampilan atraktif ini dengan seni silat, teknik tarung bahkan hingga permainan alat dan senjata tajam yang sangat lihai memberikan nuansa khusus pada perayaan HUT ke-78 RI, mengingatkan semua orang tentang pentingnya menjaga kebhinekaan dan merayakan persatuan di tengah perbedaan. Para pesilat PBDNJ telah membuktikan bahwa semangat kebangsaan dapat dinyatakan melalui berbagai bentuk seni, termasuk Pencak Silat.

 

Link Video : https://www.youtube.com/watch?v=YJTCnMiNyNQ

 

(Humas Infokom)

Korps Drum Band MI Nurul Mun’im Berhasil Menghipnotis, Turut Meriahkan Perayaan HUT ke-78 RI

nuruljadid.net – Dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia yang meriah, Korps Drum Band MI Nurul Mun’im berhasil mencuri perhatian dan menghipnotis para penonton yang hadir di lapangan raya Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Dengan penampilan yang spektakuler dan penuh semangat, mereka sukses memeriahkan acara perayaan dengan musik dan gerakan yang memukau.

Korps Drum Band MI Nurul Mun’im, sebuah kelompok musik dari Madrasah Ibtidaiyah Nurul Mun’im dibawah kepemimpinan Kiai Ahmad Barizi, merupakan gabungan siswa-siswi kelas 5 dan 6 dengan rentang umur 11 sampai dengan 12 tahun. Meskipun demikian, mereka mampu memberikan yang terbaik, tampil maksimal sejak pra acara hingga upacara berkahir.

Penampilan Korps Drum Band MI Nurul Mun’im pada upacara peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia di Lapangan Raya Pondok Pesantren NUrul Jadid Paiton

Diketahui sang pelatih bapak Misdur Hasan telah melatih dengan keras untuk menyajikan penampilan yang tak terlupakan pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-78. Dalam penampilan mereka yang spektakuler, mereka menggabungkan harmoni musik drum dan instrumen lainnya dengan gerakan koreografi yang serasi.

“Kami sangat bangga dan bersemangat untuk dapat ikut berkontribusi dalam merayakan kemerdekaan Indonesia yang ke-78. Melalui musik dan gerakan, kami ingin menyampaikan semangat nasionalisme dan kecintaan kami pada tanah air,” kata bapak Hasan, sang pelatih Korps Drum Band MI Nurul Mun’im.

Penampilan Korps Drum Band MI Nurul Mun’im pada upacara peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia di Lapangan Raya Pondok Pesantren NUrul Jadid Paiton

Penampilan mereka di hadapan seluruh peserta dan undangan upacara menggambarkan semangat perjuangan bangsa Indonesia, yakni perjuangan melawan rasa lelah hingga menguatkan mental untuk tampil maksimal. Dengan kostum yang berwarna-warni dan akurat, mereka berhasil menghidupkan suasana momen kemerdekaan yang bersejarah itu.

“Korps Drum Band MI Nurul Mun’im benar-benar menghibur kami semua dan mengingatkan kami akan pentingnya persatuan dan semangat gotong-royong dalam membangun negara ini,” tutur sekretaris pesantren H. Tahiruddin, di baris undangan VVIP hadir dalam acara tersebut.

Penampilan Korps Drum Band MI Nurul Mun’im pada upacara peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia di Lapangan Raya Pondok Pesantren NUrul Jadid Paiton

Tak hanya sukses meriahkan perayaan HUT ke-78 RI, penampilan Korps Drum Band MI Nurul Mun’im juga mendapatkan pujian dan tepuk tangan meriah dari para tamu undangan dan penonton yang hadir. Keahlian mereka dalam memainkan instrumen serta koordinasi gerakan yang apik berhasil menciptakan pengalaman yang mengesankan bagi semua yang menyaksikan.

Dengan semangat dan dedikasi mereka, Korps Drum Band MI Nurul Mun’im memberikan kontribusi berharga dalam memeriahkan perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke-78. “Penampilan mereka tidak hanya menunjukkan bakat dan kreativitas anak-anak muda, tetapi juga menjadi simbol semangat nasionalisme dan cinta tanah air,” ungkap Wakasis MI Nurul Mun’im bapak Umar Falas.

 

 

(Humas Infokom)

Paskibraka Nurul Jadid Tampil Memukau, Sukses Kibarkan Merah Putih dalam Perayaan HUT ke-78 RI

nuruljadid.net – Paiton, (17/08/2023) Dalam perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia yang berlangsung meriah, semangat nasionalisme dan patriotisme terpancar dengan gemilang saat Paskibraka Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid dari berbagai daerah di Nusantara sukses mengibarkan Sang Merah Putih di tengah sorak sorai santri dan tamu undangan yang hadir. Upacara bendera yang penuh makna ini berlangsung dengan khidmat di lapangan raya pesantren.

Paskibraka Santri, yang terdiri dari para siswa dan mahasiswa dari berbagai lembaga pendidikan formal, telah menjalani persiapan matang selama beberapa minggu sebelum acara inti berlangsung. Mereka telah melatih kedisiplinan, keterampilan marching, serta memperdalam pengetahuan tentang baris-berbaris dan nilai-nilai pancasila, semuanya dalam rangka mempersiapkan diri menjadi bagian penting perayaan HUT ke-78 RI.

Pasukan Paskibraka 17 pengawal dalam pengibaran sang merah putih nampak standby sebelum acara pengibaran

Pada pagi yang cerah itu, di lapangan terbuka dihiasi hijaunya hamparan sawah dan sinar Mentari pagi, para Paskibraka Santri tampil dengan pakaian seragam yang rapi dan atribut nasional. Dengan langkah kaki yang tegap, mereka berbaris dengan penuh keyakinan untuk mengibarkan Sang Merah Putih dengan keanggunan dan kegembiraan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Acara ini tidak hanya menjadi simbol perjuangan dan kerja keras para santri, tetapi juga melambangkan semangat persatuan dan kesatuan dalam keragaman Indonesia. Para santri dari berbagai latar belakang ras, etnis, budaya, dan bahasa berkumpul dengan satu tujuan yang sama: memperingati dan merayakan kemerdekaan Indonesia.

Pasukan Paskibraka pengawal 45 saat pengibaran sang merah putih di lapangan raya Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton

Dalam waktu yang bersamaan usai upacara bendera, Kasubbag Humas Infokom Mujiburrohman menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap semangat dan dedikasi para Paskibraka Santri. Ia menyatakan, “Partisipasi dan kesuksesan Paskibraka Santri dalam memperingati HUT ke-78 RI adalah bukti nyata bahwa semangat nasionalisme dan kebangsaan terus berkobar di kalangan generasi muda kita. Mereka adalah harapan dan masa depan bangsa ini.”

Melalui semangat Paskibraka Santri yang gemilang dalam mengibarkan Sang Merah Putih, semakin terangkatlah kebanggaan dan cinta tanah air di dalam jiwa setiap warga pesantren. Perayaan HUT ke-78 RI menjadi momentum berharga untuk merayakan warisan sejarah kita sambil memandang masa depan yang penuh harapan sebagaimana amanat dari pendiri Kiai Haji Zaini Mun’im.

Link video upacara : https://www.youtube.com/watch?v=YJTCnMiNyNQ&t=3194s

 

(Humas Infokom)

Merayakan Kemerdekaan Kiprah Perempuan Ala Santriwati Nurul Jadid

nuruljadid.net – Sebagaimana pesantren di seluruh penjuru negeri yang meriahkan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia dengan tema “Terus Melaju untuk Indonesia Maju”, Pondok Pesantren Nurul Jadid tidak ketinggalan merayakan kemerdekaan dengan cara berbeda. Pasalnya, berbeda dengan santri putra, santri putri juga melaksanakan upacara di lokasi yang berbeda dengan konsep pemberdayaan kiprah Perempuan pada Kamis pagi (17/08/2023).

Kegiatan ini bertujuan untuk mengapresiasi kontribusi perempuan di zaman penjajahan dulu hingga kini dalam berbagai aspek kehidupan serta memperkuat peran mereka dalam pembangunan bangsa. Hal ini didepiksikan melalui penampilan parade profesi yang merepresentasikan bagaimana perempuan berkiprah di berbagai jenis pekerjaan dengan berbagai kostum profesi. Hal ini menandakan bahwa perempuan setara, berdaya dan mampu berkarya untuk Indonesia.

Penampilan parade profesi kiprah perempuan dalam rangka peringatan hari kemerdekaan Indonesia

Seiring dengan semangat Hari Kemerdekaan, panitia pelaksana telah mengambil inisiatif untuk mendesain rangkaian acara yang menekankan peran dan kiprah positif perempuan dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan politik. Beberapa diantaranya diperagakan dengan busana polri, dokter, womenpreneur, guru, insinyur bahkan petani sebagai profesi yang kini kian tidak digemari padahal faktanya merekalah yang berjasa terhadap kecukupan sandang pangan bangsa.

Pasukan pengibar bendera (Paskibraka) putri Nurul Jadid dengan semangat patriotism melangkah tegap memasuki lapangan untuk mengibarkan sang merah putih. Seluruh mata tertuju pada paskibraka yang dengan busana serba putih dihiasi slayer merah nampak bercahaya oleh karena pancaran sinar mentari pagi.

Wakil kepala pesantren putri Ny. Hj. Nur Diana Kholida saat betindak sebagai inspektur upacara dalam peringatan HUT ke-78 RI

Sementara itu, bertindak sebagai inspektur upacara wakil kepala pesantren putri Ny. Hj. Nur Diana Kholida yang menjelaskan tentang pentingnya perjuangan para santri dan pengabdi dalam mengisi kemerdekaan dengan kapasitas diri sesuai bidangnya masing-masing. Beliau juga menambahkan bahwa apa yang kita lakukan hari ini akan menjadi investasi masa depan. “NKRI adalah harga mati” tutup beliau.

Peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia tahun ini tidak hanya menjadi ajang merayakan kemerdekaan, tetapi juga sebagai momentum untuk mengukuhkan komitmen dalam mendorong peran perempuan khususnya di pesantren melalui kemerdekaan dalam melaksanakan kegiatan sebagai wadah berekspresi dan menumpahkan kreasi.

Tim paduan suara yang dikoordinir oleh FKO Nurul Jadid pada upacara peringatan HUT ke-78 RI di lapangan Ayaman.

Kegiatan upacara HUT ke-78 Republik Indonesia diakhiri dengan penampilan dan pembagian hadiah pemenang Festival Kemerdekaan yang diselenggarakan oleh FKO Nurul Jadid.

 

Link video pengibaran : https://fb.watch/mvqjcREI_j/

Link video penurunan : https://www.youtube.com/watch?v=DHuvJWFBT6k&t=675s

 

(Humas Infokom)

Nurul Jadid Rayakan Upacara Peringatan HUT Ke-78 RI ala Santri

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid Kamis pagi merayakan dengan penuh semangat dan meriah upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-78 (17/08/2023). Upacara yang mengusung tema “Terus Melaju untuk Indonesia Maju” tersebut dihadiri oleh seluruh santri, guru, dan warga pesantren, serta beberapa tamu undangan spesial dari tokoh daerah setempat.

Dalam suasana khidmat, upacara dimulai pada pukul 08.00 pagi di lapangan utama pesantren. Para santri yang mengenakan pakaian seragam nasional dengan semangat yang tinggi berkumpul di lapangan dengan pengawalan tim Kamtib pesantren untuk menyaksikan bendera Merah Putih berkibar dengan indah di tengah-tengah lapangan.

Gus Salahuddin Wahid sebagai Inspektur Upacara saat memimpin pembacaan teks Pancasila

Inspektur upacara Gus Salahuddin Wahid hadir menggantikan kepala pesantren KH. Abd. Hamid Wahid yang berhalangan hadir. Beberapa tamu undangan VVIP juga ikut memeriahkan hajat tahunan negara tersebut, diantaranya Kepala Biro Pendidikan Kiai Moh. Imdad Rabbani, Kepala BKOSS KH. Makki Maimun Wafi, Sekretaris Pesantren H. Tahiruddin dan beberapa tamu dari unsur pimpinan pesantren juga Unuja.

Pagi itu, suasana lapangan upacara seketika meriah dengan hadirnya penampilan apik dari tim drum band Madrasah Ibtidaiyah Nurul Mun’im (MINM) dengan 70 personil dibawah kepemimpinan Kiai Ahmad Barizi dan dilatih oleh ustaz Misdur Hasan. Personil drum band MINM diketahui terdiri dari siswa-siswi kelas V dan VI yang telah dilatih intensif oleh pembina khusus untuk tampil pada acara puncak HUT RI ke-78.

Salah satu momen puncak dari upacara ini adalah pengibaran bendera Merah Putih yang dilakukan oleh santri terbaik dari berbagai tingkatan. Dengan langkah tegap dan khidmat, pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) Nurul Jadid dengan formasi dua arah berhasil mencuri perhatian tamu undangan dan peserta upacara. Mereka terdiri dari tim pengibar inti dan tim pengawal 17 dan 45.

Pasukan Inti Pengibar Bendera Merah Putih pada Upacara Peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia di Lapangan Utama Pondok Pesantren Nurul Jadid

Tim pengibar bendera berjumlah 9 orang yang dipimpin oleh Zainul Hasan anggota resimen mahasiswa (menwa) Universitas Nurul Jadid tersebut, membantu suksesnya pengibaran bendera merah putih ke puncak tiang sembari diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Para santri dan peserta upacara lainnya tampak dengan khusyuk menyanyikan lagu kebangsaan sambil memberikan penghormatan kepada sang merah putih yang berkibar gagah di langit biru bumi Cahaya baru.

Selain itu, upacara peringatan HUT RI ke-78 ini juga diisi dengan beberapa penampilan diantaranya, drum band MINM yang membawakan tiga lagu, Maju Tak Gentar, Yalal Wathon dan Hymne Nurul Jadid, Perguruan Bela Diri Nurul Jadid juga tak mau kalah dengan menampilkan seni silat dan seni bela diri (tarung). Acara ini tidak hanya menjadi momen untuk merayakan kemerdekaan, tetapi juga sebagai wadah bagi para santri untuk mengekspresikan bakat-bakat seni dan budaya mereka.

Upacara peringatan HUT ke-78 RI di Pondok Pesantren Nurul Jadid ini menjadi bukti nyata bahwa semangat cinta tanah air dan nasionalisme tetap berkobar di berbagai lapisan masyarakat, termasuk di kalangan santri dan lembaga pendidikan Islam. Dengan mengenang perjuangan para pahlawan dan menjaga nilai-nilai luhur bangsa, pesantren ini turut serta dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.

 

Link video upacara detik-detik prokamasi : https://www.youtube.com/watch?v=YJTCnMiNyNQ&t=159s

 

 

(Humas Infokom)

Peserta MBKM Santri Universitas Nurul Jadid Kembali Mengabdi untuk Berkontribusi di Wakatobi

nuruljadid.net – Wakatobi (14/08/2023), suasana hangat penuh semangat terasa kental kala itu di Pondok Pesantren Nurul Furqon, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, menyambut kedatangan mahasiswa angkatan ke 3 yang akan menjalani program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) santri mengabdi di pelosok negeri.

Mahasiswa yang berjumlah 5 orang dari berbagai daerah di Jawa Timur ini tiba di Wakatobi setelah melalui 4 hari 3 malam perjalanan darat dan laut bersama Bapak M. Alief Hidayatullah selaku dosen pendamping. Mereka akan ditempatkan di dua pesantren berbeda, Pondok Pesantren Nurul Furqon asuhan Kiai Sumail dan Pondok Pesantren Al Falah dibawah asuhan Kiai Nur Kholis.

MBKM Santri Mengabdi ini merupakan tindak lanjut nota kesepahaman antara Rektor UNUJA, KH. Abd. Hamid Wahid M.Ag. dengan Bupati Wakatobi, bapak Haliana. MoU antara kedua pihak berlangsung di rumah jabatan bupati Wakatobi beberapa waktu silam saat kunjungan rektor bersama pimpinan pesantren dan rektorat Universitas Nurul Jadid.

Para peserta yang merupakan mahasiswa santri di Kampus berbasis pesantren Universitas Nurul Jadid ini tiba dengan antusiasme tinggi dan tekad kuat untuk memberikan kontribusi positif dalam rangka meningkatkan pemberdayaan pendidikan dan masyarakat sekitar, dengan tetap menghormati dan memperkuat nilai-nilai agama yang ada.

Selama berada di Wakatobi, para santri ini  akan terlibat dalam berbagai kegiatan pengembangan pendidikan di sekolah, kegiatan sosial kemasyarakatan di masjid-masjid seperti membina majelis taklim, taman pengajian alquran (TPQ) dan mengajar di sekolah dasar selama 6 bulan ke depan.

Kedatangan peserta KKN – MBKM Santri Mengabdi di Wakatobi telah memperkuat semangat kolaborasi antara mahasiswa, pesantren dan masyarakat lokal. Mereka berkomitmen untuk bekerja bersama dalam mencapai perubahan positif dan berkelanjutan di berbagai sektor utamanya sektor pendidikan, keagamaan, dan hal yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

“Diharapkan bahwa kontribusi yang diberikan oleh para Santri Mengabdi ini akan memberikan dampak jangka panjang yang berharga bagi Wakatobi khususnya kecamatan Tomia dan Indonesia pada umumnya.” Tutur bapak M. Alief Hidayatullah.

 

 

 

(Humas Infokom)

Veve Zulfikar Gaungkan Sholawat Nahdliyah Karya KH. Hasan Abdul Wafi di Bumi Cahaya Baru

nuruljadid.net – Syarifah Veryal Eisha Aqila Zulfikar Basyaiban Al-Idrisi Al-Hasani atau yang sering dikenal dengan Veve Zulfikar Basyaiban ini memiliki banyak prestasi di usia muda. Beberapa hari lalu tepatnya Minggu sore (13/08/2023), dara muda yang piawai melantunkan sholawat dan qasidah tersebut berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Veve Zulfikar didampingi langsung oleh kepala pesantren KH. Abd. Hamid Wahid dari Surabaya usai menghadiri kegiatan bersama. Pelantun sholawat Nahdliyah karangan Kiai Hasan Abdul Wafi ini lantas disambut dengan sorak bahagia ribuan santri putri di Aula I meskipun dipersiapkan mendadak. Hal ini bukti magnet Veve Zulfikar dapat menarik antusiasme para santri Nurul Jadid.

Veve Zulfikar saat melantunkan sholawat di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid

Ayah Veve yang sering dipanggil “Abah Zulfikar” setelah ditelusuri memang gemar memperdengarkan shalawat kepada anak-anaknya sedari kecil. Itulah yang membuat keluarga Abah Zulfikar sangat akrab dengan lantunan shalawat dan qori.

Diceritakan pada kesempatan lain, saat pertama kali Veve mendengar shalawat semasa kecil adalah shalawat nariyah dan lagu ya Asyiqol Musthofa. Abahnya selalu giat mengajarkan Veve untuk bisa menguasai lagu dan shalawat dengan semangat.

“Pernah sih aku sempat putus asa, tapi Abah selalu bilang aku tuh gak boleh gitu, harus belajar lebih giat lagi, pokoknya aku selalu dapat semangat dari Abah,” kata Veve.

Veve Zulfikar saat menyapa ramah ribuan santri di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid sambil melantunkan sholawat

Belajar shalawat tentunya tidak mudah bagi gadis asal Sidoarjo tersebut. Apalagi saat pertama belajar Veve masih berusia yang sangat muda, ada beberapa hambatan seperti mencari nada yang pas, belajar cengkok shalawat, dan penghayatan dari setiap syairnya. Tetapi bersama abahnya yang juga menjadi inspirator Veve, hambatan tersebut dengan mudah dilewatinya.

Menurut Veve belajar shalawat itu bermanfaat sekali, mulai dari perkara dunia ataupun akhiratnya, semua bisa kita dapat. “Salah satunya kita akan mendapatkan syafa’at Rasulullah Sallaluhu ‘alaihi wasallam,” jelas Veve.

Veve Zulfikar saat berinteraksi dan ngobrol santai dengan santri putri di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid

“Shalawat juga menyambung tali silaturahmi, menjadi banyak saudara dan banyak teman,” tambah Veve.

Suasana aula saat itu dipenuhi dengan lantuan sholawat yang dibawakan oleh suara indah Veve Zulfikar dan diikuti oleh ribuan santri putri yang hadir. Khusyuk nan syahdu menggambarkan kondisi malam itu yang dimulai sekitar pukul 18.00 ba’da sholat maghrib berjamaah.

Kepala pesantren Kiai Hamid melakukan foto bersama Veve Zulfikar dan tamu serta ribuan santri putri di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid

Pada kesempatan yang sama kepala pesantren sempat memberikan sambutan singkat akan pentingnya kreativitas seni dan sholawat. Sebelum meninggalkan lokasi acara, kiai Hamid memberikan cinderamata kepada Veve sebagai kenang-kenangan bahwa ia pernah menginjakkan kakinya di Nurul Jadid, bumi Cahaya Baru.

 

(Humas Infokom)

Kiai Hamid Terima Penghargaan Atas Prestasi Nurul Jadid Sebagai Pesantren Pertama di Indonesia yang Mengajarkan Bahasa Mandarin

nuruljadid.net – Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid menerima penghargaan Widyaiswara dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) dalam acara peringatan HUT ke-78 RI yang digelar oleh Komunitas Grup Arek Suroboyo (GAS) di Surabaya, Jum’at (11/08/2023).

Momentum tersebut menjadi sebuah refleksi bangsa Indonesia untuk memperkuat rasa nasionalisme dan patriotism, khususnya warga kota setempat.

“Jadi, kami berusaha untuk lebih merangkul semua teman-teman lebih cinta lagi agar bisa bersama-sama membangun negara dengan lebih baik lagi dengan kasih dan persahabatan,” kata perwakilan GAS, Tania, di sela acara di Surabaya, Jumat malam.

Dia berharap seluruh masyarakat Indonesia lebih menjunjung semangat persatuan, sehingga mampu mengikis pemikiran yang bisa berdampak pada kondisi stabilisasi negara.

“Harapannya ke depannya kami bisa lebih damai, sejahtera, lebih banyak saling mengasihi, dan saling tepo sliro,” pungkasnya.

Selain itu, pada acara tersebut juga digelar penyerahan piagam apresiasi kepada Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Kiai Haji Abdul Hamid Wahid sebagai pemrakarsa pondok pesantren berbasis mandarin pertama di Indonesia.

Bapak Muchamad Taufik dari Widyaiswara Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Timur memberikan piagam apresiasi ini kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid berkat inisiatif dalam pengembangan pembelajaran bahasa mandarin.

Kiai Hamid Wahid bersama bapak Muchammad Taufiq dari BPSDM Jawa Timur dan pimpinan lainnya ramah tamah di sela acara yang dilaksanakan oleh GAS Surabaya

Kiai Abdul Hamid Wahid dipandang cakap dan mampu membawa Pondok Pesantren Nurul Jadid menjadi percontohan lantaran memasukkan bahasa mandarin bagian dari kurikulum pendidikan dan berhasil membangun jaringan kerja sama yang luas dengan sejumlah lembaga di China.

“Satu-satunya pondok pesantren yang mengembangkan kurikulum bahasa mandarin di Indonesia, bahkan sudah kerja sama dengan lembaga pendidikan di China, maka dari itu kami beri penghargaan,” tuturnya.

Sementara, Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid Kiai Hamid menyatakan alasan memasukkan bahasa mandarin di kurikulum pondok pesantrennya karena ingin para santri belajar banyak hal tentang peradaban dan perkembangan keilmuan dari sana.

Kiai Abdul Hamid Wahid menyebut selain metode pengajaran melalui pendidikan di kelas, pondok pesantrennya juga mengirim sejumlah santri untuk menimba ilmu dan pengalaman di China.

“Kami mengirim kesana mulai tahun 2000-an awal, generasi berikutnya sekitar lima tahun setelahnya dan mulai tahun 2010-an mereka mulai kembali. Sekarang kami juga sudah menyebar untuk saling belajar,” ucapnya.

“Mereka bahkan ada yang sudah menguasai di tingkat pemahaman mendalam sastra, filosofi, dan sejarahnya,” kiai Hamid menambahkan.

Harapannya dengan perhargaan ini dapat terus meningkatkan layanan dan kualitas pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Jadid khususnya pendidikan bahasa Mandarin dan mampu menjadi inspirasi bagi pesantren yang lain.

(Humas Infokom)

Paskibraka Santri Jajal Fisik di Pantai: Membangun Semangat Kepemimpinan dan Kolaborasi

nuruljadid.net – Menuju hari-H upacara peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia, para paskibraka santri putra Pondok Pesantren Nurul Jadid dari berbagai lembaga pendidikan di Pantai Grinting dusun Karang Anom, desa Karanganyar, kecamatan Paiton mengadakan latihan fisik yang bertujuan untuk membangun semangat kepemimpinan dan kolaborasi serta chemistry di antara para peserta.

Sore itu Jum’at (04/08/2023), pantai favorit santri Nurul Jadid, Grinting, dipenuhi semangat kebangsaan dari para paskibraka santri yang terlihat antusias menjalani serangkaian latihan fisik yang penuh tantangan. Lebih dari 80 peserta pilihan dari berbagai daerah di Nusantara berkumpul untuk mengikuti kegiatan yang dipandu langsung oleh Letnan Kolonel (Letkol) Caj. H. Ibnu Adam, M.M guna memupuk semangat persatuan dan kesatuan.

Para peserta Paskibraka Santri Putra saat tengah mendapatkan instruksi dari pelatih Letkol Ibnu Adam di tepi pantai Grinting

Kegiatan dimulai pukul 14.00 WIB dengan pemanasan dan latihan baris-berbaris di halaman SMA Nurul Jadid. Pemanasan dengan berlari kecil ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kebugaran fisik, tetapi juga mempererat tali persaudaraan antar peserta. Usai pemanasan, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan memulai keberangkatan menuju pantai dengan formasi paskibraka.

Setibanya di Pantai Grinting, peserta mengikuti serangkaian kegiatan fisik lainnya yang menantang. Salah satu yang menonjol adalah sprint atau lari cepat dalam jarak pendek. Di mana peserta harus mencapai titik finish yang ditandai dengan bendera dalam kurun waktu sesingkat-singkatnya. Kegiatan ini menguji kemampuan para peserta dalam kecepatan, ketahanan dan cara mengatasi hambatan dengan manajemen diri.

Para peserta Paskibraka Santri Putra saat melakukan latihan fisik sprint di tepi pantai Grinting

Letkol Adam, pelatih jebolan Magelang sekaligus dosen di Universitas Nurul Jadid itu sejak awal melatih dan mendampingi mereka, menyatakan, “Kegiatan seperti ini sangat penting dalam membangun karakter dan semangat kebangsaan para santri. Mereka belajar untuk bekerja sama, mengatasi tantangan, dan mengambil peran sebagai pemimpin di masa depan,” tegasnya.

Selain itu, para paskibraka juga diminta untuk bersama-sama usai membaca doa mandi di air laut yang sore itu kondisinya sedang surut sehingga sangat aman, tentunya tetap di bawah pengawasan pelatih dan pembina dari Resimen Mahasiswa Universitas Nurul Jadid. Para peserta nampak sangat senang dan antusias mengikuti serangakain kegiatan fisik tersebut. Kebanyakan dari mereka bersorak gembira sambil berlari menuju air laut.

Para peserta Paskibraka Santri putra saat makan tabhek bersama usai menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan latihan fisik

Kebersamaan mereka semakin erat saat melakukan giat makan bersama nasi tabhek yang menjadi ciri khas pesantren. Dengan hidangan nasi dan lauk seadanya mereka berjejer rapi berbaris di tepi sajian beralaskan plastik tersebut. Sederhana namun syarat akan makna yaitu kesederhanaan dalam kebersamaan. Selesai membaca doa bersama yang dipimpin langsung oleh Letkol Adam, sejurus kemudian para peserta langsung menyantap makanan di hadapan mereka dengan lahap.

Kegiatan latihan fisik ini diharapkan tidak hanya memperkuat semangat persatuan di kalangan paskibraka santri, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi pembentukan karakter dan kepemimpinan generasi muda Indonesia khususnya dari kalangan santri. “Dengan semangat kebersamaan yang tinggi, kami berkomitmen untuk terus mengembangkan nilai-nilai kebangsaan dan menginspirasi generasi setelah kami,” ujar Rafi anggota pengibar bendera.

(Humas Infokom)

Neng Imaz on Women’s Talk: Jangan Insecure, Perempuan Harus Punya Konsep Diri Positif dan Keberhargaan Diri

nuruljadid.net – Perempuan, sama seperti siapapun, seharusnya memiliki konsep diri yang positif dan keberhargaan diri yang kuat. Ini penting karena memiliki dampak besar pada kesejahteraan fisik, emosional, dan sosial mereka. Sebagaimana dipaparkan secara gamblang oleh neng Imaz pada event Women’s Talk yang dimoderatori langsung oleh cucuk Kiai Haji Hasan Abdul Wafi pengarang Sholawat Nahdliyah Neng Viki.

Dengan mengusung tema “problematika muslimah kekinian” dibahas secara menarik dan menggelitik para perempuan yang kerap merasa insecure dan tidak sedikit termakan oleh standar kecantikan di media sosial yang acapkali berseliweran dan meracuni pola pikir perempuan itu sendiri. Neng Imaz dengan santai namun santun menyampaikan urgensitas seorang perempuan memiliki konsep positif dan keberhargaan diri.

“inilah yang bahaya, makanya kenapa perempuan itu harus punya konsep diri positif pertama, harus punya rasa keberhargaan diri yang tinggi, dia tidak boleh insecure,” ungkap beliau di hadapan ribuan santri termasuk para neng dan nyai Nurul Jadid.

Paparan menyoal Perempuan itu juga mengupas tentang bagaimana dua konsep itu dibangun melalui pola pengasuhan yang baik dari kedua orang tua khususnya dari sosok seorang ayah.

“ini kita harus membangun dari rumah, dari bagaimana orang tua kita mendidik kita, terutama peran seorang ayah, maka penting sekali peran pengasuhan untuk membentuk konsep diri yang positif dan keberhargaan diri yang tinggi bagi seorang perempuan,”

“karena ketika seorang perempuan itu tau dirinya berharga dia tidak akan sembarangan mau diajak pergi oleh laki-laki. Mau nikah aja pilih-pilih dulu”

Konsep diri yang positif dan keberhargaan diri ini akan berimbas kepada banyak lini dalam kehidupan seorang Perempuan Muslimah yang tentunya akan mampu meningkatkan kualitas hidup (quality of life) diantaranya:

Kesejahteraan Emosional

Konsep diri positif membantu perempuan merasa lebih bahagia, percaya diri, dan memiliki hubungan yang lebih sehat dengan diri mereka sendiri. Ketika seseorang merasa percaya diri dan menerima diri sendiri apa adanya, mereka cenderung memiliki kecenderungan untuk mengatasi stres dan tekanan dengan lebih baik.

Kesehatan Mental
Konsep diri yang positif dapat membantu mencegah masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Saat seseorang merasa berharga dan memiliki pandangan positif tentang diri mereka sendiri, mereka cenderung lebih optimis dan memiliki ketahanan mental yang lebih baik dalam menghadapi tantangan hidup.

Hubungan yang Sehat

Keberhargaan diri yang kuat membantu perempuan dalam memilih hubungan yang sehat dan bermakna. Mereka cenderung tidak akan mentolerir perilaku yang merendahkan diri atau merugikan dalam hubungan. Ini dapat membantu mencegah terjebak dalam hubungan yang tidak sehat atau beracun.

Pencapaian Pribadi dan Profesional

Konsep diri positif dapat memberikan motivasi bagi perempuan untuk mengejar tujuan pribadi dan profesional. Ketika seseorang merasa yakin dengan kemampuan dan potensinya, mereka lebih cenderung untuk mengambil risiko yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan.

Kemajuan Generasi Mendatang

Sikap dan pandangan perempuan tentang diri mereka sendiri akan memberikan pengaruh besar pada anak-anak perempuan yang akan datang. Konsep diri yang positif dan keberhargaan diri yang ditunjukkan oleh perempuan saat ini dapat membentuk pola pikir anak-anak perempuan di masa depan, memberikan contoh tentang pentingnya mencintai dan merawat diri sendiri.

Pemberdayaan

Konsep diri yang positif dapat memberikan perempuan rasa pemberdayaan untuk berbicara dan berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, bisnis, pendidikan, dan budaya. Ketika seseorang merasa memiliki nilai dan suara yang penting, mereka lebih mungkin untuk berkontribusi secara aktif dalam masyarakat.

Singkatnya, memiliki konsep diri positif dan keberhargaan diri bukan hanya menguntungkan perempuan secara pribadi, tetapi juga berdampak pada lingkungan sekitar mereka dan masyarakat secara keseluruhan. Ini adalah langkah penting menuju pemberdayaan dan kesetaraan gender di kalangan pesantren dan Muslimah yang lebih baik.

Tonton full video : https://www.youtube.com/watch?v=Ov2OPUs5mE4&t=203s

(Humas Infokom)

BKOSS Nurul Jadid Sambut HUT ke-78 RI dengan Asah Bakat Santri Lewat Kompetisi Futsal Tournament

nuruljadid.net – Bidang Koordinasi Olahraga dan Seni Santri (BKOSS) Pondok Pesantren Nurul Jadid sambut HUT ke-78 Republik Indonesia dengan kompetisi Futsal Tournament antar daerah. Di bawah kepemimpinan KH. Makki Maimun Wafi, BKOSS Nurul Jadid menjadi salah satu primadona santri. Pasalnya mayoritas santri gemar olahraga dan kesenian hingga tak heran jika kegiatan olahraga juga seni menjadi idaman para santri untuk hiburan dan pelepas kejenuhan dari padatnya kegiatan pesantren.

(Keseruan turnamen futsal santri oleh Bidang Koordinasi Olahraga dan Seni Santri (BKOSS) di halaman SMA Nurul Jadid)

Futsal tournament ini juga bertujuan meningkatkan semangat kompetitif dan jiwa sportifitas antar santri yang ada di Pondok Pesantren Nurul Jadid, BKOSS bekerjasama dengan pengurus setiap daerah mempersiapkan santrinya untuk berpartisipasi dan menyukseskan turnamen bergengsi ini. Kegiatan yang dihelat sejak bulan lalu ini (17/07/2023) dilaksanakan di halaman SMA Nurul Jadid putra.

Sebanyak kurang lebih 20 club futsal turut bertanding dalam kompetisi yang menggunakan sistem kompetisi penuh (liga) yang tengah dimulai sejak bulan lalu hingga senin malam kemarin (14/8/2023) dan kemungkinan akan berakhir usai 17 Agustus 2023. Masing-masing club tersebut terdiri dari gabungan santri tingkat SLTP dan SLTA.

(Keseruan turnamen futsal santri oleh Bidang Koordinasi Olahraga dan Seni Santri (BKOSS) di halaman SMA Nurul Jadid)

Di sela kegiatan Selasa kemarin (14/08/2023), salah satu santri Nurul Jadid asal Gorontalo Royan Mamangkay menjelaskan bahwa kegiatan ini sangat positif dan menghibur. Santri yang tinggal di Bone Raya itu merasa senang dan kerasan di pesantren karena banyak kegiatan yang dapat menghilangkan kejenuhan dan rasa rindu kepada kedua orang tua.

Sementara itu, Khofifuddin salah satu pengurus BKOSS menyampaikan tujuan turnamen ini diantaranya sebagai wadah hiburan bagi santri agar betah tinggal di pondok dan juga diharapkan mampu melahirkan bibit-bibit pemain terbaik khususnya futsal. “Selain Liga Futsal, kami juga ke depan mengadakan lomba lain seperti sepak bola, dan festival banjari santri,” ujar Khofi.

(Keseruan turnamen futsal santri oleh Bidang Koordinasi Olahraga dan Seni Santri (BKOSS) di halaman SMA Nurul Jadid)

Kiai Maimun Wafi menambahkan, “Saya berharap kegiatan ini bisa menjadi hiburan bagi santri di sela-sela padatnya rutinitas yang mungkin membuat mereka jenuh dan tidak kerasan tinggal di pondok pesantren khususnya bagi santri baru,” tutup kiai Maimun kepada Nurul Jadid Media.

 

 

(Humas Infokom)