Pos

KH. Moh. Zuhri Zaini; Semoga MUSKERWIL ini Bisa Memperkokoh Hubungan Silaturahim Kita

KH. Moh. Zuhri Zaini; Semoga MUSKERWIL ini Bisa Memperkokoh Hubungan Silaturahim Kita

nuruljadid.net – “Adalah suatu kehormatan karena pondok pesantren nurul jadid ditunjuk tempat MUSKERWIL, ini merupakan suatu kebanggaan dan besar barokahnya baik barokah yang tampak dan barokah yang tidak tampak dan semoga MUSKERWIL ini bisa memperkokoh hubungan silaturahim kita serta persatuan bangsa dan negara indonesia”.

Hal itu disampaikan oleh KH. Zuhri Zaini Pengasuh PP. Nurul Jadid saat mengisi sambutan diacara pembukaan MUSKERWIL Jawa Timur dihadapan 700 peserta MUSKERWIL.

Sebagai tuan rumah, beliau turut mengingatkan kepada para peserta MUSKERWIL bahwasanya banyak ajaran yang dimungkinkan akan mengancam persatuan dan keutuhan bangsa.

Kiai Zuhri pada saat sambutan di Pembukaan MUSKERWIL I PWNU JAWA TIMUR

Kiai Zuhri pada saat sambutan di Pembukaan MUSKERWIL I PWNU JAWA TIMUR

“Tentu tugas kita, para kaum Nahdliyin untuk membentengi diri dari paham dan ajaran tersebut. Karena pada dasarnya NU dan pesantren tidak bisa dipisahkan dengan keutuhan bangsa dan negara,” tutur beliau dengan lembut.

Pengasuh PP. Nurul Jadid ke 4 itu, bersyukur karena pada era pemerintahan Presiden Jokowi telah meresmikan Hari Santri Nasional pada tanggal 22 Oktober 2019.

“Namun kita tidak boleh terlalu berbangga, karena yang punya jasa adalah pendahulu kita. Semoga kita menjadi sebaik-baik manusia melalui jamiyah nu kita bisa meneruskan estafet kepemimpinan khususnya kepada para santri yang masih ada di pesantren ini,” pungkas beliau.

Penulis: Ridwan

Editor: Ponirin

PP. Nurul Jadid Adakan Pelatihan Umroh dan Manasik

PP. Nurul Jadid Adakan Bimbingan Umroh dan Manasik

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid bersama Giant Travel mengadakan Bimbingan Umrah dan Manasik yang bertempat di Mushalla Riyadusshlihin dan dipimpin langsung oleh Pengasuh PP. Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini. Sabtu (28/09/2019).

Dalam sambutan, KH. Zuhri Zaini menerangkan kegiatan pelatihan tersebut bertujuan agar calon jamaah umroh yang akan berangkat pada tanggal 24 Oktober 2019 selama 13 hari itu bisa melaksanakan ibadah umroh dengan khidmat.

KH. Moh. Zuhri Zaini saat sambutan dalam acara Pelatihan Umroh dan Manasik

KH. Moh. Zuhri Zaini saat sambutan dalam acara Pelatihan Umroh dan Manasik

Ditempat yang sama, KH. Ahmad Qusayri salah satu peserta yang turut menyampaikan sambutan. Mengajak kepada peserta umroh yang lain untuk fokus beribadah selama berada ditanah suci. “dan semoga kita diberi kesehatan oleh Allah SWT dari berangkat umroh sampai selesai,”harapnya.

Selain Pelatihan Umrah dan manasik, terdapat pengecekan kesehatan peserta sekaligus penyuntikan Vaksin Meningitis.

Peserta umroh PP. Nurul Jadid ini berselang selama 13 hari terhitung sejak tanggal 24 Oktober 2019 dan diikuti oleh 51 orang yang tersebar di wilayah Jawa Timur dan Bali.

Penulis : Jazuli

Editor : Ponirin

Halaqoh Tashfiyah dan Dialog "Memperkokoh Ukhuwah dengan Pendekatan Qolbu dalam Bingkai NKRI"

Gus Qayyum; Ketidak tahuan akan menyebabkan, Fanatisme Buta dan Kebencian yang Berlebihan

nuruljadid.net- Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo gelar Halaqoh Tashfiyah, senin siang (23/09/19) di AULA Pesantren Nurul Jadid. Yang menjadi pembicara pada acara halaqoh dan dialog ini KH. Abdul Qoyyum Manshur dari Lasem, Rembang, Jawa Tengah.

Sebanyak 600 lebih peserta halaqoh tersebut. Mereka datang dari beberapa kabupaten se Tapal Kuda yang terdiri dari Pengasuh Pondok Pesantren, JATMAN, MATAN dan beberapa undangan dari unsur dosen dan guru dilingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Halaqoh Tashfiyah dan Dialog "Memperkokoh Ukhuwah dengan Pendekatan Qolbu dalam Bingkai NKRI"

Halaqoh Tashfiyah dan Dialog “Memperkokoh Ukhuwah dengan Pendekatan Qolbu dalam Bingkai NKRI”

KH. Moh. Zuhri Zaini, sebagai shohibul bait dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada para habaib, masyaikh dan kepada undangan yang hadir.

Terutama ucapan terima kasih beliau disampaikan kepada KH. Abdul Qoyyum Manshur Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Lasem, Rembang, Jawa Tengah, karena bersedia hadir untuk memberikan bekal berupa ilmu pada acara ini.

Pesan Kiai Zuhri, setelah kita mengikuti kegiatan halaqoh tashfiyah ini, semoga hati kita menjadi jernih dan bersih. Sebab dengan hati yang jernih dan bersih kita melihat sesuatu dengan jernih dan bersih.

Pada pukul 14. 00 WIB kegiatan halaqoh tashfiyah dan dialog dimulai dengan tema ” Memperkokoh Ukhuwah Dengan Pendekatan Qolbu Dalam Bingkai NKRI” dipandu oleh Gus Fayadl sebagai moderator.

Ditengah pemaparannya, Gus Qoyyum menyampaikan hal penting yaitu : Ketidak tahuan akan menyebabkan, Fanatisme buta dan Kebencian yang berlebihan, Rasa kemanusiaan seseorang tidak boleh melampaui wilayah Tauhid.

Beliau memberikan contoh, ada orang Kafir miskin membutuhkan makan untuk dirinya atau saudaranya maka berilah dia karena alasan kemanusiaan.

Jika ada orang kafir membutuhkan dana untuk membangun tempat ibadahnya, tidak usah di kasi, tetapi tetap hormati mereka dalam ibadah mereka.

Pewarta : PM

Galeri Foto: Halaqoh Tashfiyah dan Dialog “Memperkokoh Ukhuwah dengan Pendekatan Qolbu dalam Bingkai NKRI”

KH. Moh. Zuhri Zaini; Dengan Hati Yang Bersih, Kita Bisa Melihat Sesuatu Dengan Jernih

nuruljadid.net- Dalam sambutannya KH. Moh. Zuhri Zaini menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran KH. Abdul Qoyyum Mansyur di Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk mengisi acara Halaqoh Tashfiyah. Ucapan terima kasih pula disampaikan kepada para habaib, masyayikh dan para segenap undangan yang hadir. hal ini disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo tersebut pada Kegiatan halaqoh tashfiyah, senin siang pukul 13. 30 WIB (23/09/19) yang bertema ” Memperkokoh Ukhuwah Dengan Pendekatan Qolbu dalam Bingkai NKRI” di AULA Pesantren Nurul Jadid.

Dawuh beliau, ditengah sambutannya, menyinggung soal tema kegiatan halaqoh, “Halaqoh ini adalah halaqoh tashfiyah (penjernihan), kita harapkan setelah mengikuti halaqoh ini, kita menjadi bersih dan jernih utamanya hati kita,”

“Sebab dengan hati yang bersih kita melihat sesuatu dengan jernih sehingga terang menderang, tidak ada sangka-menyangka tidak ada curiga. Dan kita bisa berfikir jernih juga dan bersikap jernih dan berbuat jernih. Sehingga dari kejernihan ini bisa memancarkan hubungan baik kepada semuanya. Baik kepada Allah SWT maupun kepada manusia bahkan kepada mahluk yang lain,” Lanjut beliau.

Diakhir sambutannya Kiai Zuhri (sapaan akrab beliau) mengatakan “Kami yakin sebagai shohibul bait, banyak hal yang kurang berkenan, inginnya lebih baik lagi dan sempurna, namun apa daya tangan tidak sampai. Dari itu kami mohon maaf yang sebesar-sebesarnya. Tapi dengan hati yang bersih maaf akan mudah diberikan,”.

 

Pewarta : PM

 

Kh. Moh. Zuhri zaini: Barokah itu Diukur Dari Kebermanfaatan

Peran Santri Dalam Meredam Intoleransi

nuruljadid.net-Toleransi ditinjau dari perspektif islam adalah tasammuh (menerima dan meghargai perbedaan), dalam artian tidak memusuhi dan mengingkari, namun bukan berarti kita juga mengikuti terhadapat perbedaan tersebut, melainkan kita hanya menghargai dan menghormati perbedaan tersebut. Karena, mengikuti dan menghargai itu berbeda makna.

Namun, seiring dengan berkembangnya zaman rasa toleransi sering kali terabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama, bagi kaum radikalis yang sering kali menjadi biang kerok dibalik merebaknya kasus-kasus intoleransi di nusantara ini.

Perlu diketahui, radikalisme itu bersumber dari karakter masing-masing orang, namun radikalisme tak pernah diajarkan didalam agama islam. Sebab, dari historisnya (sejarahnya) agama islam merupakan agama yang mengajarkan toleransi, sebagaimana yang telah dipercontohkan oleh nabi Muhammad SAW.

Selain itu, perlu digaris bawahi juga bahwa radikal bukan hanya berbentuk kekerasan, namun juga bisa berbentuk pemikiran seperti filsafat, akan tetapi filsafat bukanlah radikal yang bersifat keras melainkan hanya berupa bentuk pemikiran.

Orang yang bersikap radikal rata-rata tidak bisa diajak kompromi, namun tak semua orang yang radikal tak bisa dikompromi, sebagian dari mereka masih bisa diajak kompromi, yakni orang radikal dalam aspek alur pemikiran bukan dalam sikap dan tindakan.

Berfikir radikal itu tidak dilarang, asalkan tidak melakukan tindakan radikal, karena yang menjadi masalah utama ialah tindakan radikal, jadi radikal masih bisa dibenarkan ialah bila tidak berbentuk tindakan, namun hanya berupa pikiran. Sungguh pun demikian radikal dalam pemikiran bisa saja berubah menjadi radikal dalam bentuk sikap dan tindakan.

Memasuki tahun pemilu, orang orang yang memiliki sifat radikal mulai bermunculan dan melakukan tindakan intoleransi, mereka berdalih bahwa tindakan yang mereka lakukan benar berdasarkan agama maupun faktor lain. Namun, itu hanyalah sebuah alasan belaka sebagai pembenar atas tindakan radikal atau intoleransi yang telah mereka lakukan.

Sejatinya tabi’at politik cenderung kepada perbedaan, masing masing partai politik pastilah memiliki pendapat yang berbeda beda, jadi perpolitikan sangatlah penuh kontroversi. Dalam dunia islam, kita juga mengenal khilafiyah, sebab, perpecahan yang terjadi dalam agam islam itu juga disebabkan oleh politik.

Seyogyanya partai politik, haruslah menjadi wadah untuk menampung aspirasi masyarakat, tentunya partai politik harus bisa menjalankan amanah yang mereka emban dengan sebaik mungkin. Sebab, partai politik juga pilar demokrasi.

Berdasarkan realitanya, banyak politisi tak lagi menjadi uswah (contoh) yang baik bagi masyarakat, melainkan mereka mengadu domba masyarakat, untuk mencari keuntungan bagi diri dan kelompoknya.
Demi terwujudnya kedamaian di indonesia, seharusnya toleransi perlu ditingkatkan. pemerintah seharusnya bersikap adil, karena penguasa jugalah berpolitik. Penguasa juga harus memberikan contoh yang baik dan jangan malah berbuat tindakan intoleransi.

Karena, hal itu dapat berimbas terhadap merebaknya kasus intoleran yang dilawan dengan intoleran, sehingga tindakan tersebut bukan menjadi solusi, melainkan akan menyebabkan situasi intoleran yang ada di Indonesia akan jauh lebih membengkak.

Indonesia juga merupakan negara yang berdasarkan hukum, sehingga segala penyelesaian permasalahan antara individu atau kelompok haruslah melalui jalur hukum. Jadi, ketika kita ingin meminimalisir kasus intoleransi yang terjadi, maka kita harus meredamnya dengan jalur hukum bukan malah membalasnya dengan perbuatan intoleran juga (menghakimi sendiri).

Sebagai kaum sarungan (santri),kita juga harus ikut serta dalam meredam kekerasan para kaum radikalis.Tentunya, sebagai santri yang berpegang teguh pada ajaran nabi Muhammad SAW, kita harus dapat mewujudkan ajaran toleransi yang telah diajarkan oleh beliau. Bukan malah ikut-ikutan dalam aksi-aksi yang berbau radikalis.

Ekstrim dan radikal memang punya keserupaan, keduanya merupakan sifat yang memang telah ada dalam diri manusia. Sifat ekstrim dan radikal bahaya jika saja tidak berbentuk tindakan kekerasan dan tidak melibatkan orang lain sebagai korbannya. Jadi, tindakan ekstrim dan radikal sangatlah bahaya jika dilakukan dengan kekerasan, karena memang mereka meliki perawakan yang keras jika ditinjau dari luar.

Setiap orang yang berpendirian, pastinya, akan mengartikan toleransi sebagai suatau kewajiban dalam bermasayarakat, dan mereka juga akan memaknainya sebagai suatau sifat penghormatan dan menghargai terhadap perbedaan. Bukan malah menjadikan toleransi sebagai tuntutan mengikuti pendapat yang salah.

Kendati demikian pun juga diperuntukkan bagi santri untuk harus tetap berpegang teguh terhadap ajaran ahlus sunnah wal jamaah yang mengajarkan tentang tasammuh (toleransi), dan menjadi solusi dari intoleransi yang terjadi. Sebab, santrilah manifestasi murni ajaran kanjeng nabi.

 

Penulis : Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Sumber : Majalah Kharisma MANJ

KH. Moh. Zuhri Zaini, Tidak Menerima Keputusan Allah Sebuah Kekafiran

nuruljadid.net- Dalam menghadapi Tuhan jangan sampai disamakan seperti menghadapi mahluk seperti hewan (kambing). Menghadapi Tuhan harus dilanfadi adab yang baik. Menjadi mahluk Allah kita harus mampu melihat siapa dirinya dan kemampuan yang dimiliki. Pesan ini disampaikan oleh KH. Moh. Zuhri Zaini Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, pada pengajian kitab Minhajul Abidin, Rabu pagi pukul 06. 00 WIB di Musala Riyadhus Sholihin.

Pesan Kiai Zuhri, Seorang tidak akan celaka kalau dia tahu terhadap takaran dirinya (Arafa qodra nafsi). Ketika menjadi rakyat meskipun lebih pintar dari pemimpinnya ya tetap harus taat.

“Ketika kita menjadi rakyat harus taat kepada pemimpinnya meskipun kita lebih pintar. Apalagi kita kepada Allah,” Tegas beliau.

Kita sebagai mahluk Allah harus tunduk terhadap aturanNya dan harus pasrah kepada keputusanNya. Namun tunduk dan patuh itu harus di dasari oleh akal yang baik.

Jika kita tidak menerima terhadap keputusan Allah, maka itu sebuah kekafiran.

Pewarta : PM

KH. Moh. Zuhri Zaini : Kita Harus Merdeka Dari Kebodohan

KH. Moh. Zuhri Zaini : Kita Harus Merdeka Dari Kebodohan

nuruljadid.net- Malam ini adalah malam istimewa karena bersamaan dengan malam kemerdekaan Republik Indonesia. Peninggalan sesepuh pada malam kemerdekaan diisi tasyakuran dengan bentuk istighosah.
Dengan kemerdekaan ini, kita patut mensyukuri karena secara politis kita berdaulat. Juga, kita harus mengisi kemerdekaan ini dengan pembangunan segala hal, baik pembangunan fisik maupun mental. Kemerdekaan ini anugrah Allah dan perjuangan leluhur kita.

Malam ini moment yang relevan untuk bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada para pejuang dan kepada para syuhada yang mengorbankan harta dan nyawanya. Pesan ini disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, KH. Moh. Zuhri Zaini lewat tausiahnya pada kegiatan istighosah rutin malam sabtu wage di Pondok Pesantren Nurul Jadid yang biasa ditempatkan di Masjid Jami’ pada pukul 19. 30 WIB.

Dawuh beliau, Istighosah ini untuk kepentingan Pesantren dan bangsa kita, agar bangsa dijaga dari ancaman-ancaman. Kemerdekaan itu bukan hanya kemerdekaan melawan penjajah akan tetapi merdeka dalam ekonomi, merdeka dalam segala hal. Kita harus merdeka dari kebodohan, dari hal negatif dan juga merdeka dari narkoba.

Masih lanjut beliau, Kita harus berjuang melawan segala hal yang negatif, merdeka dari ajakan-ajakan negatif baik ajakan dari luar diri terutama dari dari dalam diri kita, yaitu ajakan nafsu yang selalu mengajak kepada hal yang negatif. Sebab, terjadinya konflik itu, karena tidak bisa mengendalikan nafsu,” Tegas beliau di akhir tausyiahnya.

Pewarta : PM

KH. Najiburrahman: Cinta Nabi Ibrahim Kepada Allah Melebihi Cinta Kepada Segalanya

nuruljadid.net- Pada pelaksanaan salat idhul adha kali ini,  Ahad pagi (11/08/19) KH. Najiburrahman Wahid, menjadi khotib dan KH. Moh. Zuhri Zaini menjadi imam di Masjid Jami’ Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Salat idul adha diikuti oleh ribuan santri putra dan putri serta masyarakat sekitar. Masyarakai berbondong bondong memasuki halaman Pesantren untuk melaksanakan salat idul adha berjamaah. Pada saat khutbah idul adha dimulai, para jamaah salat idul adha mempersiapkan diri untuk mendengarkan khutbah yang akan berlangsung. Kemudian para jamaah mendengarkannya dengan tertib dan penuh khusyu’.

Ditengah penjelasan khutbahnya, Kiai Najib (panggilan akrab beliau) menyampaikan bahwa hari ini adalah hari yang disebut dengan al-hajjul akbar, yakni hari dimana jamaah haji berkumpul di Mina untuk menunaikan manasik haji, hari ini merupakan syiar Allah yang diantara hikmahnya: mengenang perjuangan Nabi Ibrahim melawan kecenderungan egonya, cinta kepada putra kesayangannya yaitu Nabi Ismail.


Sebuah Hadits menyatakan: Belum sempurna iman kalian, sampai kalian mencintai Allah dan Rasulnya, diatas segala galanya .
Nabi Ibrahim diuji oleh Allah, apakah dia mau mematuhi perintah Allah, jika itu berarti memusnahkan hal yang sangat beliau sayangi ( Nabi Ismail ) ternyata Nabi Ibrahim lulus ujian ituh, beliau dengan dukungan penuh Nabi Ismail melakukan perintah Allah, beliau hendak laksanakan penyembelihan itu, sehingga Allah segera mengganti Nabi Ismail dengan kambing.

Jelas sudah, Nabi Ibrahim adalah seorang Mukmin yang sempurna imannya, mencintai Allah diatas segala- galanya, mendahulukan perintah Allah diatas rasa sayang bapak kepada anak,” Sambung beliau.

Ini merupakan ajaran bagi kita, bahwa seharusnya kita sebagai mukmin yang berusaha sempurna imannya meletakkan cintanya kepada Allah melebihi cinta kepada segalanya. Tidak sempurna iman kalian sampai kalian mencintai Allah dan rasulnya diatas mencintai kalian kepada semua hal. Dan ini sudah diteladankan oleh Nabi Ibrahim dan diabadikan dengan kurban dan ibadah haji.

Saat ini kita di ajak untuk mengingat perjuangan Nabi Ibrahim, ketika dalam perjalanan untuk menyembeli Nabi Ismail di goda oleh setan dibeberapa tempat dan ketika di goda Nabi Ibrahin melempar jumroh disamping untuk mengenang atau simbol agar kita berusaha melawan ajakan setan dan hawa nafsu,” Ucap beliau

Dalam khutbahnya beliau juga berpesan agar kita harus menjaga adab kepada Allah dan menjaga tatakrama dengan mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Mari kita mawas diri menjauhi dosa-dosa besar. Janganlah sekali-kali menyakiti kedua orang tua, dan juga menjaga tatakrama atau adab kepada guru dan teman. Yang pada intinya harus menjaga tatakrama kepada Allah dan mahluk,” Tambahnya

Beliau mengajak kepada semua jamaah, “Mari kita menjaga amar makruf nahi mungkar, karena amar ma’ruf nahi munkar adalah penopang lestarinya ajaran Islam. Jika umat Islam tidak mau melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, maka Allah akan menimpakan berbagai adzab, antara lain: Kesulitan hidup, berkuasanya orang orang jahat, dan doa-doa tidak lagi didengar oleh Allah.

Di akhir khutbahnya beliau menjelaskan agar merenungkan kepada orang orang yang telah mendahului menghadap Allah, kehidupan dunia ini hanya sebentar dibandingkan dengan akhirat. Suatu saat Rasulullah ditanya seperti apa kehidupan akhirat itu, Rasulullah kemudian menyuruh para sahabat untuk mencelupkan jarinya ke laut, kemudian angkat, maka air yang menempel di jarimu itu laksana kehidupan dunia yang singkat dan air dilautan itu laksana kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Dari itu, sangat rugi ketika ada orang cita citanya kesenangan dunia dan melupakan kesenangan akhirat.
Surga itu dikelilingi hal-hal yang dibenci oleh nafsu dan neraka itu dikelilingi oleh hal hal disenangi oleh syahwat.

Pewarta : PM

Nasehat Kiai Zuhri Tentang Sebuah Perkawinan

nuruljadid.net- Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolingg KH. Moh. Zuhri Zaini memberikan nasehat kepada mempelai berdua saudara Alief Hidayatullah dan saudari Mufidatul Himmah pada acara resepsi pernikahannya. Kamis pagi (08/08/19) di kediaman H. Fuad Cholili, Tanjung, Karanganyar, Paiton, Probolinggo.

Beberapa nasehat disampaikan oleh KH. Moh Zuhri Zaini. Pertama : Perkawinan bukan semata mata untuk memenuhi kebutuhan. Perkawinan punya nilai ibadah. Perkawinan bukan hanya untuk bersenang senang tapi niatkan ibadah. Niat ibadah dan niat mencari teman dalam ibadah.

Kedua : Niat ibadah bukan hanya berupa niat tapi harus disertai tindakan dan perbuatan.

Ketiga : Tanggung jawab setelah mengucapkan qobiltu diperhatikan, tanggung jawab kepada istri, mertua dan tetangga. Keempat : Kita harus menyesuaikan diri dengan lingkungan selagi tidak bertentangan dengan syariat.

Kelima : Santri senior harus mampu menjadi contoh bagi santri junior-juniornya.

Tidak ada yang lebih mengembirakan daripada berbuka. Mempelai laki-laki nanda alief sejak kecil telah berpuasa dan nanti malam akan berbuka. Alfithrul Akbar dan disambut tawa para hadirin yang hadir di acara resepsi pernikahan tersebut.

Pewarta : PM

Kiai Zuhri, Jangan Pernah Merasa Baik dan Sempurna

nuruljadid.net- Nampak serius sekali para santri yang ikut ngaji kitab Minhajul Abidin di Musalla Riyadhus Sholihin (Musalla Timur) yang diampu langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini, pada hari Rabu pagi kemarin

Pengajian pagi di musalla ini kebanyakan diikuti oleh Pengurus Pesantren dan Mahasiswa sementara kebanyakan santri mengikuti pengajian yang di ampu oleh KH. Najiburrahman Wahid bertempat di Masjid Jami’. Bahkan saat ini Biro Kepesantrenan Bidang Tarbiyah Watta’lim mengadakan banyak majlis pengajian dengan melakukan klasifikasi berdasarkan tingkat kompetensi santri, sehingga pagi hari ada majlis pengajian dibeberapa tempat.

Pada pengajian kitab Minhajul Abidin, Rabu pagi kemarin (06/08/19) ditengah-tengah pembahasannya, dawuh Kiai Zuhri “Jangan pernah merasa baik dan sempurna tapi berusaha untuk menjadi baik dan sempurna itu baik”
Orang yang baik bukan orang yang tidak punya kesalahan. Orang jelek itu adalah orang yang tidak pernah menginginkan berbuat baik dan sudah berbuat jelek, tapi kita tidak boleh nenvonis orang itu jelek,” Dawuh beliau.

Pernyataan itu disampaikan oleh beliau saat beliau menjelaskan tentang ridha di dalam menerima takdir yang Allah berikan.

Pewarta : PM

Pengurus BMT Jatim, Rihlah Sanad Di Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net- Sebanyak 30 peserta rombongan pengurus BMT Jatim berkunjung di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. Sabtu sore (03/08/19) untuk meminta tausyiah Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini. Rihlah sanad seperti ini dilaksanakan dibeberapa pondok besar, termasuk Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Kegiatan rihlah dilaksanakan di AULA MINI UNUJA dengan di ikuti oleh 30 rombongan pengurus BMT Jatim putra-putri dan beberapa pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid. Diantaranya Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil, Kepala Sub Bagian Humas dan Infokom Ponirin Mika, Kepala Sub Bagian Prorotokoler Bashori Alwi.

Ketua rombongan sekaligus Pengurus BMT bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia menyampaikan berkait kunjungannya. Ia bermaksud dengan adanya kunjungan ini untuk meminta tausyiah sebagai motivasi dari Pengasuh Nurul Jadid agar semangat para pengurus bangkit kembali. Dikarenakan ditengarainya semangat sebagian pengurus di BMT sudah mulai kendor.

Dalam tausyiahnya Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Paiton, menyampaikan terkait tujuan BMT.

“Ada dua tujuan BMT, Pertama: Untuk menerapkan sistem syariah. Kedua: Pemberdayaan untuk menciptakan umat yang mandiri. Amanah dalam melaksanakan tugas perlu di jaga. Dan amanah itu akan muncul jika kita merasa di awasi oleh Allah. Bekerja dengan ikhlas dan profesional. Muamalah dan muasyarah tidak bisa dicampur aduk harus profesional. Sehingga bisa mengantarkan kepada keberhasilan,”Dawuh beliau.

Diakhir tausyiahnya Kiai Zuhri berharap adanya kegiatan rihlah BMT bisa memberikan dampak positif kepada Pesantren Nurul Jadid, berkait keistikamahan dan semangat di dalam melaksanakan tugas.

Pewarta : PM

 

Santri Baru Menangis Ketika Sowan ke Pengasuh, KH. Moh. Zuhri Zaini

Santri Baru Menangis Ketika Sowan ke Pengasuh, KH. Moh. Zuhri Zaini

nuruljadid.net – Di hari ketiga Rabu (17/07/2019) pelaksanaan Orientasi Santri baru (OSABAR) 2019, seluruh santri baru diajak untuk mengenal lebih dekat kepada dewan pengasuh PP. Nurul Jadid dengan cara sowan. Ada yang menarik dari kegiatan ini, seorang santri baru yang berasal dari Kota Bondowoso menangis ketika sowan kepada KH. Zuhri Zaini (Pengasuh PP. Nurul Jadid).

Ahmad Baron Arif namanya, berdasarkan pengakuannya, ia menangis ketika sowan kepada Kiai Zuhri (sapaan akrab Pengasuh PP. Nurul Jadid).

“Ketika sowan kepada Kiai Zuhri saya menangis, entah menangis karena apa saya nggak tau tiba-tiba air mata ini menetes dengan sendirinya. Tapi yang jelas saya sangat bahagia dan bersyukur bisa menjadi santri beliau dan sowan kepada beliau” ujar Baron (sapaan akrab Ahmad Baron Arif) dengan mata berkaca-kaca.

Santri kelahiran 29 Juni 2006 ini juga mengaku bahwa ketika sowan ia sempat berdo’a agar dirinya mampu menjadi seorang santri yang bermanfaat.

“Ketika sowan kepada beliau (Pengasuh PP. Nurul Jadid) saya sempat menyeletuk dalam hati agar ilmu saya barokah dan bisa menjadi santri beliau yang bermanfaat bagi agama, keluarga, nusa dan bangsa kelak. Terlebih bisa membahagiakan orang tua” ungkap Baron.

Sembari mata yang berkaca-kaca Baron bedo’a agar Kiai Zuhri selalu diberikan kesehatan untuk membina santri-santrinya.

“Saya juga berdoa agar beliau (Kiai Zuhri) selalu diberikan kesehatan dan kekuatan dalam mendidik santri-santrinya untuk menjadi santri yang memiliki ilmu barokah dan berguna bagi banyak orang ketika di masyarakat” pungkas santri yang bercita-cita menjadi tentara ini.

Penulis: Baihaki

Editor: Ponirin

 

Menjelang Libur Ramadan, Ini Pesan KH. Moh. Zuhri Zaini Kepada Ribuan Santrinya

Nuruljadid.net.- Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini mengimbau kepada seluruh santri menjelang libur panjang Pesantren di bulan ramadan kali ini agar supaya tetap menjaga identitas santri, hal tersebut disampaikan pada tausyiah malam ini, Senin (20/05/19). Bertempat di Masjid Jami’ Nurul Jadid yang di ikuti oleh ribuan santri dan rombongan Ahbabul Mustafa.

Dalam tasyiahnya beliau berpesan pada seluruh ribuan santri putra maupun putri agar supaya: Pertama : Santri harus memperhatikan beberapa hal penting pada liburan nanti. Karena liburan Pesantren bukan berarti libur semuanya. Libur hanya istirahat sebentar dalam rangka menghilangkan jenuh dan juga mengobati kangen. Jangan jadikan libur untuk melakukan perilaku sebebas-sebasnya. Tapi justru pulang sebagai ajang pembuktian sebagai santri bahwa santri mempunyai perilaku baik.

Kedua: Berusaha untuk menjadi baik dan jangan merasa baik dan sempurna karena akan melahirkan sifat ujub, dan ujub itu akan menghapus kebaikan-kebaikan. Ketiga: Tunjukkan menjadi santri dengan berprilaku santri dengan tetap menjaga tata tertib santri, seperti minta ijin kepada orang tua jika mau keluar rumah. Keempat: hal-hal yang dilarang kepada santri di Pondok dilarang pula dikerjakan dirumah. Kelima: tetap menjaga identitas santri dengan tekun beribadah, menjaga sopan kepada siapapun terhadap orang tua dan orang lain. Keenam: Kesopanan berpakaian sebagai identitas santri, seperti menutup aurat. Ketujuh: Menghormati orang tua dengan mengeluarkan perkataan-perkataan yang baik. Kedelapan: Berupaya menghindari teman yang mengajak untuk melakukan perbuatan yang tidak baik. Kesembilan:Membantu orang tua seperti membantu menyapu, membersihkan jading dan lainnya, karena ini menunjukkan bakti kepada orang tua dan pembuktian sebagai santri. Kesepuluh:FKS yang mengajakan kegiatan harus menjaga tata tertib sebagai santri. Kesebelas: Untuk menghindari perilaku yang tidak baik, maka isi waktu dengan kegiatan-kegiatan yang baik. Keduabelas: Sukses belajar bukan karena mendapat peringkat dan sukses mengerjakan ujian. Kesuksesan yang sebenarnya mengubah perilaku dari yang kurang baik menjadi baik.

Usai pengarahan beliau, kegiatan dilanjutkan dengan peringatan Nuzulul Qur’an yang di pandu oleh Ahbabul Mustafa yang di isi dengan pembacaan surah dalam alqur’an dan beberapa bacaan kalimah-kalimah thoyibah.

Pewarta : PM