Pos

Toleransi dalam Keberagaman, Yayasan Sosial Hokka Malang Apresiasi Pesanten Nurul Jadid

nuruljadid.net – Ahad (28/04/24) Pondok Pesantren Nurul Jadid menerima kunjungan silaturahmi dari Yayasan Sosial Hokka Malang. Rombongan yang dikomando oleh Widodo Laksono Ketua Pembina Yayasan Sosial Hokka Malang ini bertujuan untuk berbagi kebahagiaan kepada santriwan dan santriwati.

Kedatangannya disambut hangat oleh Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid, Sekretaris Pesantren H. Tahiruddin dan beberapa pimpinan satuan kerja maupun satuan pendidikan.

Perjumpaannya dengan Nurul Jadid, menurut Widodo Laksono, membuat dirinya tertegun setelah menyaksikan kepiawaian santri berbahasa mandarin selama acara berlangsung.

“Saya senang sekali para santri bisa berbahasa Mandarin,” ungkapnya.

Sekilas cerita, Widodo sempat menyoroti keberadaan Bahasa Mandarin yang kurang mendapatkan perhatian di tengah pemuda hari ini.

“Bahkan, di kampus tertentu, saat ada orang berbahasa Mandarin maka orang itu di-China-Chinakan. Berbeda ketika berbahasa Inggris, ia dianggap biasa saja,” keluhnya di tengah-tengah penyampaian sambutan.

Potret Widodo Laksono Ketua Pembina Yayasan Sosial Hokka Malang tengah memberikan sambutan.

Hal yang membuat saya bangga, lanjutnya, adalah bisa berkenalan dengan Ponpes Nurul Jadid ini. Beliau berharap bahwa pertemuan ini suatu saat nanti terus bisa menjalin kerjasama.

Sementara itu, Kiai Hamid dalam sambutannya di awal acara membuka ruang seluas-luasnya untuk saling belajar dan berbagi antara Ponpes Nurul Jadid dan Yayasan Sosial Hokka Malang.

“Moga-moga bagi pesantren kita bisa saling belajar, saling menimba ilmu, wawasan dan pengalaman. Saya yakin bapak ibu telah makan asam garam kehidupan di profesinya masing masing,” terang beliau.

Potret Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid tengah memberikan sambutan hangat di depan tamu dan para peserta

Di samping itu, beliau juga menjabarkan pola giat santri selama di pesantren, mulai dari tidur yang kata beliau seperti camping setiap hari sampai kurikulum integrasi antara pesantren-sekolah.

“Semoga ini bukan kunjungan pertama dan terakhir, harapnya hubungan kerja sama dan silaturahmi ini bisa berlanjut ke masa mendatang,” pungkasnya.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi

Editor: Ponirin Mika

Kiai Abd. Hamid Wahid 6 Tahun Memimpin UNUJA Hingga Masuk Ranking Dunia Dinobatkan Sebagai Rektor Inspiratif

nuruljadid.net – K.H. Abd. Hamid Wahid, M.Ag adalah sosok sang kiai visioner, open-minded dan inspiratif. Kiai Hamid dalam kurun waktu 6 tahun memimpin Universitas Nurul Jadid sebagai rektor sekaligus Kepala Pondok Pesanten Nurul Jadid berhasil mengantarkan kampus berkeadaban tersebut masuk dalam rangking universitas dunia dengan segudang prestasi dan penghargaan lainnya.

Kiai kelahiran 1971 ini selalu mendorong bawahannya yang beliau apresiasi dengan sebutan pengabdi baik di lingkungan pesantren maupun di kampus untuk terus maju dengan memaksimalkan potensi yang mereka miliki dan melakukan pengembangan di berbagai lini. Hal ini terbukti Kiai Hamid tidak hanya berhasil membawa Unuja menjadi kampus berbasis pesantren yang berprestasi melainkan juga sukses mendorong civitas akademika lainnya dari dosen hingga mahasiswa untuk produktif menulis, berkarya, berinovasi dan berprestasi tidak hanya dalam skala nasional bahkan internasional.

Kiai Abd. Hamid Wahid saat menerima PERMA PENDIS AWARD 2024 sebagai Rektor Inspiratif oleh Ketua PERMA PENDIS Indonesia, Prof. Dr. H. Badruddin, M,Ag., CEAM di Aula 1 Ponpes Nurul Jadid

Penghargaan Rektor Inspiratif dari PERMA PENDIS AWARD 2024 ini sangat layak dianugerahkan kepada sosok kiai penuh ide brilian ini. Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam (PERMA PENDIS) Indonesia mendapuk Kiai Hamid sebagai rektor inspiratif bukan tanpa alasan. Hal ini diketahui bahwa Unuja yang beliau pimpin berhasil menginisiasi program MBKM Santri tidak hanya di dalam negeri Indonesia melainkan sampai ke negara ASEAN tetangga seperti Malaysia dan Thailand.

Tahun lalu 2023, Universitas Nurul Jadid (UNUJA) berhasil masuk dalam daftar universitas terbaik ranking dunia versi UniRank bersama 582 kampus lainnya dari Indonesia. Sebelumnya, Unuja berhasil memperoleh sertifikasi ISO untuk dua kategori ISO 9001:2015 untuk bidang Sistem Manajemen Mutu, dan ISO 21001:2018 untuk bidang Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan dan dinobatkan sebagai Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) terbaik 4 se-Indonesia tahun 2022

Piagam Penghargaan PERMA PENDIS AWARD 2024 sebagai Rektor Inspiratif kepada KH. Abd. Hamid Wahid, M.Ag.

Di tahun 2022 Unuja menempati peringkat 14 Nasional untuk perguruan tinggi yang berdiri sejak 2010 dan tahun 2023 Unuja berhasil menduduki peringkat 117 nasional versi AD Scientific Index World University Ranking.

K.H. Abd. Hamid Wahid, M.Ag., atau yang akrab disapa Gus Hamid, menyatakan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini. Beliau juga berterimakasih atas anugerah yang diterima UNUJA dan dirinya, sembari berharap agar capaian ini dapat menjadi berkah bagi lembaga dan masyarakat pada umumnya.

“Terima kasih kepada Perma Pendis Indonesia yang telah menganugerahkan Award kepada UNUJA dan saya pribadi sebagai Rektor UNUJA pada hari ini. Semoga membawa keberkahan untuk lembaga, umat, masyarakat, bangsa dan negara,” tutur beliau, dikutip dari akun Instagram @abdul_hamid_w

 

(Humas Infokom)

Halaqoh Alumni 2023: KH. Abd. Hamid Wahid Ajak Perkuat Ekonomi Ummat Hadapi Globalisasi

nuruljadid.net – Dua belas jam menuju hari H pelaksanaan Haul dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid ke-74, Pesantren sukseskan acara “Halaqah Alumni Internasional” pada Sabtu (18/02/2023) siang di Aula I Pesantren. Acara ini diselenggarakan dengan sistem hybrid forum, yakni diselenggarakan secara tatap muka langsung di Aula I pesantren lantai 3 kantor Pusat dan secara virtual melalui aplikasi zoom meeting.

Dalam Halaqoh kedua ini, nampak Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini, Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid, Direktur PPIQ Gus Ahmad Madarik, Ketua P4NJ Pusat KH. Junaidi Mu’thi, Ketua P4NJ dari berbagai daerah dan beberapa perwakilan anggotanya turut menghadiri acara serta perwakilan organisasi ikatan mahasiswa alumni di beberapa daerah. Total peserta Halaqoh tahun ini mencapai 500 peserta dari berbagai daerah mulai dalam negeri hingga luar negeri.

Ketua Panitia Dr. Rojaby Azharghany dalam laporannya menjelaskan rangkaian acara yang akan dilalui dalam Halaqoh Alumni Internasional tahun ini. Selain itu, ketua panitia juga melaporkan terkait salah satu program pesantren untuk mendata alumni yang disebut dengan tracer study.

“Terakhir data yang masuk kepada kami masih berjumlah 2.200 alumni. Jadi kami mohon kepada bapak ibu sekalian untuk mengkoordinir seluruh anggota P4Njnya di daerah masing-masing untuk mengisi tracer ini. Karena Pesantren punya target pada renstra di tahun 2027, minimal 50.000 alumni sudah terdata secara valid,” paparnya.

Kepala pesantren KH. Abdul Hamid Wahid dalam sambutannya menyebut bahwa pendiri dan para pengasuh yang menggantikan, mendefinisikan santri itu bukan hanya ketika berada di pondok pesantren.

“Identitas dan jiwa kesantrian, kita bawa hingga terjun ke masyarakat dalam bidang apapun. Oleh karena itu, para pendiri tidak mewajibkan santri Nurul Jadid harus berperan dan berprofesi menjadi Ulama atau Kyai saja, tetapi bisa di berbagai profesi,” tutur beliau.

Selain itu, Kepala Pesantren juga ajak para alumni untuk memperkuat perekonomian ummat dalam rangka menghadapi besarnya gelombang globalisasi.

“Kita tidak mungkin melawan gelombang besar itu. Tetapi bagaimana kita mengambil peranan disana bukan hanya menjadi objek, tetapi menjadi pemain (subjek) yang mengambil bagian sekecil apapun, itu perlu kita lakukan,” terang KH. Abdul Hamid Wahid.

 “Kita berharap juga bisa membentuk koprasi primer di masing-masing P4NJ setempat, kemudian nanti di pusat kita berharap ada koperasi induknya,” imbuh Kepala Pesantren.

 

 

(Humas Infokom)

KH. Abd. Hamid Wahid Dianugerahi “Positive News Maker” Anugerah Times Indonesia 2021

nuruljadid.net – Kepala Pondok Pesantren sekaligus Rektor Universitas Nurul Jadid KH. Abd. Hamid Wahid raih Anugerah TIMES Indonesia (ATI) 2021 sebagai Positive News Maker Probolinggo. Tahun 2021 merupakan tahun ketiga digelar dengan tema Endurance di tengah puncak Pandemi Covid-19. Penganugerahan yang sempat tertunda tersebut digelar pada rabu (15/06/2022) pagi di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Anugerah TIMES Indonesia ini tidak hanya dilaksanakan pada skala nasional saja, ATI 2021 juga memberikan penghargaan untuk tokoh-tokoh di daerah yang dianggap berperan besar dalam endurance to fight saat puncak pandemi Covid-19.

(Pemred Times Probolinggo M. Iqbal saat memberikan sambutan pada Penganugerahan Times Indonesia Award 2021 )

“Masa pandemi Covid-19 telah membuat masyarakat kita terpuruk. Tapi ada orang-orang yang selalu menginspirasi dan terus membangun masyarakat untuk bangkit dan menjadi lebih kuat. Untuk itulah TIMES Indonesia berinisiatif untuk memberikan penghargaan ini. Harapannya, ini dapat menginspirasi kita semua dan masyarakat pada umumnya untuk selalu kuat dan bersikap positif dalam segala sistuasi,” kata M. Iqbal selaku pemred Times Probolinggo saat memberikan sambutan.

(Kiai Hefniy Razaq mewakili pengasuh saat memberikan sambutan pada Penganugerahan Times Indonesia Award 2021 )

Kiai Hefniy Rozaq mewakili pengasuh, dalam sambutannya menyampaikan permohonan maaf serta berterima kasih kepada tim TIMES Indonesia yang telah memberikan kepercayaan kepada Nurul Jadid sebagai tuan rumah penganugerahan ATI 2021. Beliau juga mengucapkan selamat kepada para tokoh yang telah mendapatkan Anugerah TIMES Indonesia (ATI) 2021.

(Kepala Pesantren saat duduk bersama dengan pimpinan Times Indonesia dan tokoh yang akan dianugerahi pada acara Penganugerahan Times Indonesia Award 2021 )

Dalam moment ini, KH. Abdul Hamid Wahid dinyatakan layak dianugerahi penghargaan pada kategori Positive News Maker 2021 atas kontribusinya dalam menciptakan dan mendorong upaya ketahanan dan partisipasi masyarakat untuk bangkit dan mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah secara agresif di berbagai platform media khususnya di pondok pesantren dan masyarakat Kabupaten Probolinggo.

(Para tokoh yang diberikan penghargaan atas kerja-kerja baiknya pada Penganugerahan Times Indonesia Award 2021 )

Tidak hanya KH. Abdul Hamid Wahid saja yang medapatkan penghargaan ATI 2021, akan tetapi ada lima tokoh lainnya yang juga mendapatkan penghargaan dari Times Indonesia. Adapun nama-nama penerima ATI 2021 tersebut yakni

  1. Habib Ali Zainal Abidin (Man of The Year 2021)
  2. Mirrah Samiyah (Women of The Year 2021)
  3. Peni Priyono (Positive News Maker 2021)
  4. Gus Hafidzul Hakim Nur (Men of The Year 2021)
  5. Aminah Hadi Zainal Abidin (Women of The Year 2021)

(Suasana forum tamu undangan pada Penganugerahan Times Indonesia Award 2021 )

Turut hadir tamu undangan dalam kegiatan ini, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA) Sekda. Kota Probolinngo, PLT Kab. Probolinggo, Ketua DPRD Kota Probolinngo, Ketua DPRD Kab. Probolinngo, Kajari Kab. Probolinggo, Kajari Kota Probolinngo, Kemenag Kab. Probolinggo, Dandim. Probolinggo, CEO TIMES Indonesia, Kapalas 2B Probolinngo, Karutan 2B Probolinngo dan pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

 

 

(Humas Infokom)

LMNJ Laksanakan Grand Opening Smart Program

nuruljadid.net- Lembaga Motivasi Nurul Jadid (LMNJ) adakan kegiatan Grand Opening, Senin pagi (20/20) bertempat di Wilayah An-nafiiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo.

Dalam sambutannya, Ketua Lembaga Motivasi Nurul Jadid Dr. KH. Hefny Rozaq mengatakan, kegiatan ini menindaklanjuti keinginan kepala pesantren dengan dibentuknya lembaga ini.

Kiai Hefny melanjutkan, smart program LMNJ untuk memberikan pelayanan konsultasi kepada santri dan masyarakat. Juga untuk memberikan motivasi kepada santri dan pengabdi agar termotivasi dan semangat dalam melaksanakan pengabdiannya. Dan memberikan motivasi agar santri dan di dalam melaksanakan perintah agama. Tidak kalah pentingnya lembaga motivasi sebagai fungsi dakwah pesantren terhadap masyarakat.

Hadir pada kegiatan ini Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid, Ketua LMNJ KH. Hefny Rozaq, Divisi Literasi LMNJ Dr. Ahmad Sahidah, Divisi Motivasi Ustadz Kholil Hasyim, Direktur Klinik Az-zainiyah Nyai Hj Khodijatul Qodriyah, Kepala Keamanan Ustadz Adiyatno, Kasubbag Humas dan Infokam Ponirin Mika, Pengurus Lembaga Motivasi Universitas Nurul Jadid, Kepala-kepala Wilayah dibawah naungan pesantren Nurul Jadid.

Pewarta : PM

Tes Skill Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid Dalam Membina SantriTes Skill Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid Dalam Membina Santri

Tingkatkan Semangat Pengabdian Melalui Gerbat dan Dialog

nuruljadid.net- Kembalinya pengurus lebih awal daripada santri ke Pondok Pesantren Nurul Jadid merupakan kesempatan untuk berbagi pengalaman antara yang lebih senior kepada junior dalam meningkatkan pengabdian di pesantren. Disamping itu, pesantren memberikan kegiatan penambahan wawasan melalui pengajian kitab yang diampu KH. Moh. Zuhri Zaini pada sore hari. Hal ini diungkapkan oleh Ustadz Fatholatif Kepala Bidang Penataan Wilayah.

Senada dengan ustadz Fathol, Kepala Bidang Tarbiyah Watta’lim Ustadz Misbahul Munir saat dikonfirmasi nuruljadid.net (22/06) mengatakan, pengurus yang telah kembali ke pesantren pada tahap awal pengembalian telah mengikuti beberapa kegiatan diantaranya; pengajian kitab, istighasah, senam pagi dan dialog seputar tugas kepengurusan. Kegiatan dilaksanakan siang dan malam hari.

“Kami di biro kepesantrenan melaksanakan istighasah dan pengarahan sesekali diselingi dialog. Kegiatan ini di pimpin langsung oleh K. Moh. Imdad Rabbani dan KH. Fahmi AHZ,” Kata Ustadz Misbah.

Melalui kegiatan tersebut, kami berharap semangat pengabdian pengurus dalam melaksanakan tugas semakin meningkat. Tentu melalui gerakan batin ini pada akhirnya muncul keikhlasan diri untuk mengabdikan waktunya pada pesantren,” Sambungnya.

Masih kata Ustadz Misbah, kegiatan pengajian pengasuh dilaksanakan pada sore hari bertempat di Masjid Jami’ Nurul Jadid. sedangkan gerbat pada malam hari bertempat di Masjid jami’ pula. dan olah raga pengurus berupa senam bertempat di halaman Universitas Nurul Jadid (UNUJA).

 

 

Pewarta : PM

 

Konsul Jepang Bapak Masaki Tani Hadir Di Ponpes Nurul Jadid

 nuruljadid.net- Acara silaturrahmi Jenderal Jepang Bapak Masaki Tani, dimulai pada pukul 12.00 WIB, bertempat di Aula Madrasah Aliyah Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Firqoh FIRHAZ merupakan penampilan pertama sekaligus membuka acara silaturrahmi Konsul Jenderal Jepang kali ini dengan nuansa khas hadrahnya.

Agenda kali ini dihadiri oleh perwakilan masing-masing lembaga yang berada di bawah  naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid; SMA Nurul Jadid, MA Nurul Jadid, MTs Nurul Jadid, SMP Nurul Jadid beserta tamu undangan dari kalangan masing-masing lembaga. Selain undangan dari ruang lingkup Pondok Pesantren Nurul Jadid, Panitia juga mengundang beberapa lembaga di sekewedanan Paiton Yaitu SMP Tunas Luhur dan SMP Bhakti Pertiwi.

Kegiatan kali ini dilaksanakan bertujuan sebagai ajang silaturrahmi antara pihak Nurul Jadid sendiri yang mengaplikasikan pengembangan bahasa Jepang dengan pihak Jenderal Jepang wilayah Surabaya, juga sebagai pengenalan secara gamblang bagaimana sistem pengembangan yang efektif untuk bahasa Jepang.

Jenderal konsultan merapat tepat jam  13.00 WIB beserta teamnya dengan baju khas batik yang menandakan kebudayaan asli corak Indonesia. Para hadirin sepontan berteriak dengan sorak-sorai yang memenuhi seluruh ruangan Aula MA Nurul Jadid. Para hadirinpun senyap seketika saat menyanyikan lagu Indonesia raya yang dipandu langsung oleh Dimas Eko Cahyono sebagai master of ceremony.

Pada isi sambutannya, KH.Abdul Hamid Wahid memaparkan berbagai prestasi-prestasi yang diraih oleh komunitas anak Nurul Jadid dalam pengembangan budaya yang telah dilembagakan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid sendiri. “ Di sisi lain santri tidak hanya dituntut untuk pengembangan bahasa tetapi untuk berwirausaha di lingkungan sekitar”tutur beliau dalam kutipan sambutannya.

 Salah satu perwakilan dari siswi SMA Nurul Jadid Faizatul Fitriyah menyampaikan sambutannya sebagai rasa bahagianya dengan adanya agenda silaturrahmi ini. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan langsung dari Bapak Masaki Tani sebagai konsultan Jepang wilayah Surabaya. Uniknya dia menyampaikan rasa kagumnya terhadap Pesantren Nurul Jadid yang memiliki fasilitas lebih dibanding dengan lembaga lainnya juga terhadap peserta yang memiliki partisipasi yang tinggi atas terselenggaranya acara kali ini. Pada kali i5menyampaikan tentang seputar aspek yang tolak ukurnya lebih cenderung kepada Produksi dengan judul “ One pesantren, One product” . Pemaparannya lebih ke UMKM Jepang yang kaya akan tradisi, ada lebih 100.000 perusahaan di Jepang yang sudah berdiri lebih dari 100 tahun.

 Salah satu usaha yang dianggap paling tua di Jepang adalah Nishiyama Onsen Keiunkan yakni berupa tempat penginapan di salah satu wilayah di Jepang, Toraya yakni perusahaan dodol yang bertempat di Kyoto jepang. Sedangkan di bidang teknologi jepang sudah menuju tahap kemutakhiran dengan beberapa contoh  , pertama  sekrup yang tidak akan longgar biasa dikenal dengan sebutan hardlock industry, kedua jarum suntik tanpa rasa sakit dikenal dengan sebutan okano industry dengan pendapatan yang cukup maximal yakni 800 juta yen.

 Di sisi lain Jepang juga melakukan produksi melalui inovasi bawang bombai mengolahnya menjadi beberapa variasi, pertama sebagai obat alternatife pencegah penyakit diabetes, kedua menciptakan variasi dengan rasa tanpa pedas, sebelum itu tim perusahaan melakukan kontrak langsung dengan para petani di Jepang. Beliau juga menyampaikan tentang sistem kerja yang sudah di planning oleh jepang dengan Indonesia dengan nama “ project 2045”.

 Di sela-sela pemaparannya beliau memberikan kesempatan kepada para peserta untuk bertanya seputar sisitem produksi jepang, salah satu peserta bertanya seputar tips Negara jepang menjadi Negara maju dan beberapa pertanyaan lainnya. Selanjutnya dilanjut dengan penyerahan cendera mata dari pihak konsulat kepada ketua yayasan dan dari kepala pesantren sendiri kepada konjent jepang. Sesi foto merupakan agenda terakhir seluruh staf yayasan beserta ditandai dengan pembacaan doa oleh KH. Hefniy Rozaq sekaligus menutup acara pada kali ini.

Pewarta : Putri

Editor  : Ponirin Mika

Kiai Hamid; Jadilah Seperti Padi Dalam Menimba Ilmu

Nuruljadid.net- Kepala pesantren Nurul Jadid, KH Abd Hamid Wahid, memberikan tausiyah kepada seluruh wisudawati Madrasah Diniyah An-nafiiyah (MADIN) dan Pondok Mahasiswi Universitas Nurul Jadid (POMASI), Kamis Malam, (11/07/2019) di Halaman Mahrom Az-zainiyah (Dalbar) agar selalu mensyukuri setiap proses dan hasil yang sudah didapatkan.

Kegiatan wisuda akbar ini sudah menjadi kegiatan yang rutin di gelar setiap tahunnya, namun setiap rutinitas yang di kerjakan bukan tidak mempunyai arti, tapi ada masa dimana satu tahap pendidikan pada akhirnya akan terus kepada tahapan selanjutnya sebagai tahapan formal, walaupun belajar dan jenjang pendidikan itu sendiri pada umat Islam tidak ada akhir selagi hayat masih di kandung badan.

“Ilmu itu semakin digali semakin tidak kita ditemui dasarnya, semakin menyelam dalam lautan ilmu semakin kita merasa bahwa, semakin jauh dasar dan ujungnya, oleh karena itu bagi seseorang yang berilmu dan berakhlak baik, maka semakin berilmu seseorang itu akan semakin merunduk, semakin berisi akan semakin merunduk dan tidak akan semakin tegap dan merasa dirinya semakin sempurna, seperti padi semakin berisi justru akan semakin merunduk ke bawah bukan tegak seperti Parkis semakin berkembang semakin menjulang ke atas”, Tutur Kiai Hamid.

Jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang sudah didapatkan dengan tekat dan mentalitas yang kuat, karena pada dasarnya ilmu bukan hanya sebagai pengetahuan tapi sangat erat kaitannya dengan kemanfaatan, sebagai santri bagaimana sekira dapat bermanfaat ketika dia kembali ke masyarakat. “semoga kurikulum yang dihasilkan dari penyempurnaan Madrasah Diniyah nantinya lebih menyentuh nuansa dan dimensi-dimensi, hal ini seirama dengan tekat pendiri dan pengasuh pertama KH. Zaini Mun’im, yang menegaskan di Pesantren Nurul Jadid ini tidak hanya mencetak kader-kader ulama saja, orang yang multi profesi dan dimensi sesuai dengan ketat khasnya masing-masing, tetapi tetap membawa jiwa kesantrian ” Harapan kepala pesantren.

Penulis : NS

Editor : PM

Bulan Lomba, Momentum Santri Nurul Jadid Unjuk Kreatifitas

Bulan Lomba, Momentum Santri Nurul Jadid Unjuk Kreatifitas

nuruljadid.net – Pagi tak begitu cerah, awan agak mendung. Tapi suasana demikian tak menghalangi para santri Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk mengikuti Pembukaan Bulan Lomba Dalam rangka menyambut Haul Pendiri dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid ke – 70. Acara itu berlangsung meriah di Halaman Pondok Pesantren Nurul Jadid, Selasa, (12/02/2019).

Perhelatan tahunan pra Haul dan Harlah ini agak sedikit berbeda dengan Pembukaan Bulan Lomba pada tahun – tahun sebelumnya. Pelaksanaannya dilakukan di pagi hari secara serentak oleh panitia dengan dihadiri oleh seluruh santri putra, Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid, Kepala Bidang Koordinasi Olahraga Santri (BKOS), KH. Makki Maimun Wafi, serta Segenap Pengurus PP. Nurul Jadid, Segenap Pimpinan dari lembaga sekolah, dan Pengurus Wilayah.

Menurut Imron Sadewo, Ketua Panitia Bulan Lomba menyampaikan, tujuannya Bulan Lomba sebagai wadah bagi para santri untuk manyalurkan minat dan bakat pada setiap individu santri. Selain itu ajang ini juga bertujuan untuk mempererat tali silaturrahim antara lembaga sekolah dan wilayah yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. “Dengan kegiatan ini, para santri bisa menyalurkan kreatifitasnya,” katanya dalam sambutan.

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Nurul Jadid ini melanjutkan, dalam Bulan Lomba kali ini terdapat tiga bidang yang akan dilombakan. Diantaranya meliputi: lomba-lomba bidang keilmuan, lomba-lomba bidang keagamaan, dan lomba-lomba dalam bidang keolahragaan.

Selain itu, Imron juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang juga ikut bekerjasama dalam mensukseskan proses pelaksanaan Bulan Lomba Haul dan Harlah ke – 70. Yakni MA Nurul Jadid dengan melaksanakan Gebyar Milad untuk tingkat SLTP se-Jawa Timur, Festival al-Banjari se-Jawa Timur yang digawangi oleh Badan Kordinasi Olahraga Santri (BKOS), BEM’s Ma’had Aly Nurul Jadid yang menggelar Festival Turats se-Nasional, serta Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid dengan mengadakan Lomba Sepekan Bersama Teknik.

Di akhir sambutannya Imron berharap, dengan diadakan Bulan Lomba ini, minat dan bakat serta kreatifitas para santri bisa tersalurkan. “Terciptanya sebuah persaingan dalam sebuah kompetisi. Berkompetisi yang sehat dengan  tidak hanya mendahulukan persoalan menang dan kalah tapi perlu memperhatikan kode etik kesantrian dan norma-norma kepesantrenan,” harapnya.

Pasca seremonial, acara Pembukaan Bulan Lomba dilanjutkan dengan jalan sehat yang dikomandoi oleh Drumband Madrasah Ibtidaiyah Nurul Mun’im (MINM) dan Selepas itu seluruh santri mengikuti lomba yel-yel.

Penulis : Badrus

Editor : Rahmad Hidayat

KH. Abd. Hamid Wahid; Alumni PPNJ terus Berjejaring dalam Ekonomi, Sosial dan Pendidikan

nuruljadid.net – MALANG- KH. Abdul Hamid Wahid, selaku Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid menghadiri acara temu alumni lintas generasi dan Sambut Mahasiswa Baru (SAMBA) di gedung Pascasarjana Universitas Islam Malang (UNISMA), yang dilaksanakan pada Sabtu (03/11/2018).

Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh keluarga besar Ikatan Mahasiswa Alumni Nurul Jadid (IMAN) Malang, dalam rangka menyambut Mahasiswa Baru (MABA) dengan tema “Mengukuhkan Solidaritas Satu Almamater dan Merawat Amaliah Kesantrian”.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjalin silaturrahmi antara keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid dan Alumni.

Dalam sambutannya, KH. Abdul Hamid Wahid berpesan agar “pertemuan lintas generasi ini ada kesinambungan baik dari yang muda, dan yang sepuh bagaimana berkesenambungan di dalam berjuang dan ikhtiyar untuk saling mengingatkan di dalam menjaga Ruhul Jihad bersama,” dawuhnya.

Lanjut, Kepala Pesantren berpesan agar alumni terus menjaga ikatan baik dengan masyarakat di segala bidang. “diharapkan kepada alumni untuk berjejaring dengan masyarakat di dalam menjaga ekonomi, sosial dan dunia pendidikan,” Dawuh Beliau.

Selain itu, beliau berharap kepada alumni untuk menerapkan 5 Panca Kesadaran santri yakni, Kesadaran berorganisasi, Kesadaran beragama, Kesadaran berbangsa dan bernegara, Kesadaran berilmu, dan kesadaran bermasyarakat. Sehingga tetap terjalin silaturahmi antara Alumni dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

(Yahya/kontributor Malang)

Peran Santri Harus Hadir dan Siap Menghadapi Era Globalisasi Informasi

Nuruljadid.net- Momentum tahunan Hari Santri Nasional (HSN) merupakan refleksi yang harus dilakukan santri untuk mengingat peran dan perjuangan kaum sarungan dalam memerdekakan Indonesia.

Perjuangan santri dulu dan sekarang sangatlah berbeda. Perjuangan santri saat ini terletak dalam perannya mengisi era Globalisasi. Santri tidak lagi dihadapkan dengan tantangan fisik namun dihadapkan dengan tantangan nonfisik yang justu memiliki dampak jauh lebih besar. Untuk itu Kiai Hamid juga menyampaikan agar santri bukan malah menghindar namun harus tetap mampu bertahan dan lebih waspada lagi.

Santri merupakan pemeran paling urjen dalam perjuagan islam di nusantra  seperti santri masa dulu yang mana sudah banyak dihadapkan dengan peperangan sebelum indonesia merdeka, santri sudah menggenggam peran aktif dalam perkembangan Islam di nusantara.

“Globalisasi bukan perang langsung tapi proxy war atau perang yang memakai perantara. ada Alkhozwah Alfikr atau pergulatan ideologi yang harus dilawan oleh santri, bagaimana kita mampu bertahan didalam globalisi ini,” Jelas beliau saat sambutan sebagai Inspektur Upacara.

“Tentunya santri harus hadir, jangan menghindar atau larut sama sekali, tetapi kita harus kembali mampu membuktikan bahwa santri mampu mendialogkan perkembangan dengan nilai yang dimiliki dan kita pelihara selama ini. Sejarah telah membuktikan, dan tantangan generasi santri saat ini adalah untuk membuktikan kembali eksistensinya dalam peran yang berbeda”.

Harapan beliau diakhir sambutannya “semoga tasyakkur kita hari ini ungkapan lisan dan kesiapan kita untuk ikut berupacara akan membawa dampak kedalam pola prilaku kita sehari-hari, sebagaimana solat juga memberikan pelarajaran bagi kita bahwa menahan diri dari sesuatu yang boleh dalam solat dan puasa itu akan membawa dampak positif dalam kehidupan sehari-hari kita”.

Penulis: Abdul Hannan

Editor: Badrus Sholeh

KH. Abdul Hamid Wahid; Momentum Hari Santri

nuruljadid.net- Hari Santri Nasional (HSN) merupakan salah satu momentum santri untuk terus mengingat jati diri dan perjuangan ulama’ dan santri, dalam memerdekakan Republik Indonesia. KH. Abdul Hamid Wahid, Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid menjelaskan momentum tentang lahirnya bangsa, bahwa santri bukan hanya punya peran, tetapi juga punya andil yang besar dalam sejarah lahirnya bangsa dan negara.

Lebih lanjut, beliau juga menjelaskan bahwa HSN merupakan refleksi terhadap Resolusi Jihad. “Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh KH. Hasyim Asy`ari sebagai hasil konsultasi para pejuang kemerdekaan pada waktu itu khususnya Bung Tomo. Sehingga keluar intruksi yang kita kenal dengan Resolusi Jihad, kemudian melahirkan pertempuran besar di Surabaya dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia,” papar beliau saat sambutan Inspektur Upacara.

Selain itu, menurut beliau santri merupakan jembatan bagi bangsa dan negara keluar dari jurang kegelapan menuju era pencerahan. “Para santri telah membawa bangsa ini keluar dari jurang kegelapan dengan hadir dan membawa pencerahan serta hidayat, yaitu agama Islam.”

Hal tersebut dicatat dalam sejarah bahwa santri kemudian masuk tanpa mengganggu bahkan bisa berbaur dengan baik dengan budaya, meluruskan budaya-budaya yang tidak benar menuju budaya yang baik, itu kita kenal dengan istilah Penetrasi Pasifik.

Akhirnya, tasyakkur peringatan HSN rasanya tidak ada alasan untuk berkecil hati. Kita harus bangga menjadi santri walaupun tidak untuk berbangga-bangga. Artinya bahwa keberadaan kita dalam sejarah itu cukup menjadi alasan kita untuk mempertahankan peran kedepan yang lebih baik dalam tantangan yang berbeda.

 

Penulis: Abdul Hannan

Editor: Badrus Sholeh

KH. Abdul Hamid Wahid

Sambutan Kepala Pesantren dalam Acara Pelantikan Pengurus P4NJ Kecamatan se Kab. Situbondo

nuruljadid.net – Pelantikan Pengurus P4NJ (Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid) dihadiri oleh KH. Abdul Hamid Wahid, Kepala Pesantren PP. Nurul Jadid, Ahad (28/01/2018) di Masjid Jami’ Nurul Jadid lantai II. Diawal sambutannya, KH. Hamid, sapaan akrab Kepala Pesantren menyampaikan bahwa walaupun acara ini hanya acara seremonial dan simbolis tetapi, kegiatan ini merupakan ungkapan niat dan tekad untuk bergerak maju kedepan.

“kegiatan ini merupakan ungkapan niat dan tekad untuk bergerak maju kedepan bagaimana kita bisa melaksanakan program-program kita dengan baik. Seperti yang disampaikan oleh Ketua P4NJ Pusat, KH. Junaidi Mu’thi nampaknya fokus dalam program ekonomi, ini menjadi salah satu perhatian,” dawuh KH. Hamid.

Didalam sambutannya pula, beliau mengucapkan selamat atas terlantiknya pengurus P4NJ kecamatan se Kab. Situbondo. Beliau juga berharap dengan kegiatan ini pengurus P4NJ bisa meneguhkan perjuangan bukan hanya untuk pesantren.

“Harapan kami semoga pelantikan ini merupakan momentum bagi kita untuk meneguhkan hidmat kita kepada perjuangan bukan hanya kepada pesantren tetapi juga meneguhkan perjuangan kita kepada masyarakat, berbangsa dan bernegara” ujar Kepala Pesantren.

Selain itu, KH. Hamid juga menyampaikan beberapa perkembangan yang terjadi di Pondok Pesantren Nurul Jadid terutama dalam mengikhtiarkan bagaimana fungsi pesantren bisa berjalan dengan baik. Ada 3 fungsi lain yang dilakukan oleh pesantren selain dari fungsi tarbiyah watta’lim. Adapun fungsi tersebut yaitu fungsi pelayanan, pengkaderan dan dakwah.

“Selama ini pesantren yang tokoh dan fokus utamanya adalah pengasuh mungkin fungsi ini telah dilaksanakan secara individu oleh beliau. Ketika kita berbicara tentang pesantren, ketika kita bicara tentang alumi yang kapasitas, kuantitas dan jumlahnya semakin hari semakin berkembang, maka tentu pelayanan ini perlu ditata secara kelembagaan. Oleh karena itu, barangkali munculnya p4nj adalah dalam kerangka itu, bagaimana dalam melaksanakan khidmah dan fungsi – fungsi pesantren, termasuk didalamnya p4nj bagaimana juga ikut memikirkan pesantren tapi tentu juga berfungsi dalam kerja yang lain dapat terlaksana dan dilaksanakan degan kolektif,” dawuh KH. Hamid.

“bagaimana santri PP. Nurul Jadid walaupun tidak menjadi kiai atau ulama tetapi, dapat membawa jiwa kesantrian ketika berperan dalam profesi ataupun bidang masing – masing,” lanjut KH. Hamid.

“Tentu dalam berjuang kita tidak bisa sendirian apalagi dijaman sekarang, dalam berjuang, menata langkah yang sistematis dan baik apalagi dalam panca kesadaran santri yang ditanamkan oleh pendiri dan pengasuh yang salah satunya adalah kesadaran berorganisasi. Bagaimana kita bisa menata cita-cita kita dengan baik dan menatanya dengan sisematis, terstruktur dan dengan langkah – langkah yang baik,” tambah beliau.

Kepala Pesantren juga menyampaikan bahwa ikatan alumni sebaiknya tidak harus mendorong dan mengembangkan sisi ekslusifitas tetapi semakin meningkatkan khidmatnya dalam bermasyarakat. Alumni ketika di masyarakat adalah lebur dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam masyarakat.

Tak hanya itu, beliau semenjak menjabat sebagai kepala pesantren telah berkunjung kebeberapa daerah yang notabene-nya adalah alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid. Dalam kunjungannya beliau melihat antusias dan apresiasi yang tinggi dari alumni untuk berkembang lebih baik lagi.

“Saya salah satunya pernah ke Bali dan Kalimantan, para alumni sangat antusias terutama dalam mengapresiasi kepada perkembangan alumni terutama didaerah Situbondo dan Bondowoso. Mereka ingin bagaimana berkembang leih baik. Kami menampung masukan-masukan dari para alumni dan salah satu masukan yang berkembang dari beberapa kunjungan adalah harpan bahwa adanya pertemuan P4NJ dan alumni tingkat nasioal,” ujar KH. Hamid

Masukan tersebut direspon positif oleh Kepala Pesantren dan telah dikonsultasikan kepada KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid dan rencananya akan dilaksanakan dalam jangka waktu satu atau dua bulan kedepan.

“Lalu kemudian kita berikan forum ini, bagaimana P4NJ dan alumni memanfaatkan dengan baik pengembangan atau kebersamaan termasuk sub-sub berjejaring antara alumni se Indonesia. Bisa jadi didalamnya berbicara tetang aspek-aspek pendidikan, ekonomi, sosial dll,” ujar KH. Hamid.

”Intinya, saya kira keberadaan jejearing ini insya Allah jika kita dorong bersama akan bermakna positif dan memberikan kontribusi yang baik bagi perkembangan masyarakat, bangsa dan negara,” tambah KH. Hamid. (Qz)