Perbarui Cinta Tanah Air dengan Menonton Bareng

nuruljadid.net – Berbagai revolusi yang tengah terjadi di pondok pesantren Nurul Jadid benar-benar menjadi kejutan dan  memberikan warna-warna baru bagi kehidupan santri. Mulai dari integrasi Madrasah Diniyah Nurul Jadid, sistem pembayaran yang terpusat, pengelolaan keuangan santri dengan menggunakan Briva yang dipelopori wilayah Al-Hasyimiyah, hingga perubahan yang paling hangat menjadi obrolan para santri di bulan Agustus ini adalah Gebyar Kemerdekaan RI yang ke-72. Mencolok sekali perbedaannya dengan peringatan kemerdekaan di tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya adalah dari awal bulan Agustus, seantero Nurul Jadid telah diramaiakan dengan umbul-umbul serta bendera merah putih.

Menyambut hari lahirnya bangsa Indonesia, kali ini Pondok pesantren Nurul Jadid mengupayakan adanya nafas dalam  memperingati hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia. Hal tersebut merupakan upaya untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme pada setiap santri serta bentuk implementasi dari kesadaran berbangsa dan bernegara yang merupakan salah satu poin dalam panca kesadaran santri.

Berbagai agenda yang dilaksanakan bervariasi. Mulai dari menonton bersama film yang bergenre nasionalisme, mengadakan istighosah, serta upacara pengibaran dan penurunan bendera. Pemutaran film perjuangan sendiri dilaksanakan dua kali. Pertama, dilaksanakan pada hari kamis (10/08) dengan judul film Tanah Surga, Katanya.

Film itu berhasil menyentuh hati para santri sampai membuat beberapa santri meneteskan air mata. Antusiasme santri pada agenda pertama tersebut sangat terlihat dari cara mereka yang berbondong-bondong mendatangi tempat acara, yaitu di depan asrama I’dadiyah.

Pada kegiatan yang dihadiri oleh seluruh santri wilayah Al-Hasyimiyah tersebut para santri juga mendapat tamu istimewa yaitu salah satu alumnus Nurul Jadid yang tengah menempuh studi kedokteran  di China. Laila Fakhriyatus Zakiyah yang pada malam itu diberi kesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada para santri.

Pemutaran film yang kedua dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2017 dengan film yang tak kalah seru dengan judul Alangkah Lucunya Negeri Ini. Adanya pemutaran film yang mendidik untuk menyambut hari lahir Indonesia bertujuan untuk memantik semangat santri untuk berjuang menuntut ilmu dan berprestasi sehingga dapat berkontribusi dalam membangun negeri.

“Dengan menonton film perjuangan tersebut seluruh santri diharapkan dapat meneladani perjuangan para pembela negeri dan dapat mengisi kemerdekaan dengan kegiatan positif,” ungkap Wildatus Syarifah, Sekretaris Umum Panitia Gebyar Kemerdekaan.

Selain itu, kegiatan ini dilakukan juga sebagai refleksi jiwa agar tetap berjuang untuk mengisi, merawat, dan mempertahankan kemerdekaan dengan cara masing-masing. “Seperti iman, kecintaan pada negeri juga harus selalu diperbaharui, salah satunya dengan acara ini,” tegas Wilda dengan penuh senyum. (Vie/IR)

Daftar Sumbangan Uang Pembangunan Masjid PP. Nurul Jadid Per 14 Agustus 2017

Berikut laporan dari panitia pembangunan Masjid PP. Nurul Jadid Per 14 Agustus 2017 :

 

No Uraian  Jumlah
01 SUMBANGAN TANPA NAMA DAN ALAMAT Rp.  437.149.458,00
02 SUMBANGAN TANPA ALAMAT Rp.  981.145.586 ,00
03 SUMBANGAN MELALUI KOTAK AMAL Rp.  248.051.050,00
04 DANA HASIL PENJUALAN KASET CD FIRHAZ Rp.  150.000.000,00
05 KABUPATEN SITUBONDO Rp. 299.287.000,00
06 KABUPATEN BONDOWOSO Rp. 352.289.000,00
07 KABUPATEN BANYUWANGI Rp.    17.900.000,00
08 KABUPATEN JEMBER Rp.    57.716.000,00
09 KABUPATEN LUMAJANG Rp.   15.050.000,00
10 KABUPATEN PROBOLINGGO Rp.  232.242.100,00
11 KOTA PROBOLINGGO Rp.    63.030.000,00
12 KABUPATEN / KOTA MALANG Rp.  197.800.936,00
13 KOTA SURABAYA Rp.    46.118.000,00
14 KABUPATEN GRESIK / BAWEAN Rp.    25.300.000,00
15 JAKARTA, BOGOR, TANGERANG dan BEKASI Rp.  134.260.000,00
16 PROVINSI BALI Rp.    59.840.000,00
17 KOMUNITAS MASYARAKAT RA’AS BALI Rp.    94.000.000,00
18 KABUPATEN BANGKALAN Rp.    1.800.000,00
19 KABUPATEN SUMENEP Rp.    53.423.000,00
20 KABUPATEN PAMEKASAN Rp.    18.200.000,00
21 PULAU SULAWESI Rp.    23.000.00,00
22 PULAU KALIMANTAN Rp.      2.500.000,00
23 PULAU SUMATRA Rp.      4.000.00,00
24 MALAYSIA Rp.    66.276.736,00
25 SINGAPURA Rp.    56.303.700,00
26 ARAB SAUDI Rp.      3.350.000,00
27 LAIN-LAIN Rp.    84.638.750,00
Jumlah Rp. 3.703.971.316,00

Unggulan Bahasa; Parade Budaya Tiga Negara

nuruljadid.net – Unggulan bahasa SMA Nurul Jadid yang berdomisili di wilayah Al-Hasyimiyah punya ‘gawe’ besar. Kemarin (14/08) asrama unggulan bahasa mengadakan tasyakuran hari kelahiran lembaga. Asrama unggulan bahasa yang dikenal dengan nama Language Acceleration (LA) tersebut genap berumur 13 tahun.

Peringatan hari lahir lembaga ini merupakan kegiatan yang diagendakan setiap tahun dan kegiatan yang selalu ditunggu-tunggu banyak orang. Pasalnya selain rangkaian acara tasyakuran hari lahir acara ini juga sebagai acara puncak lomba mengarang cerita pendek yang diikuti oleh santri wilayah Al-Hasyimiyah.

Acara yang bertempat di depan musholla Al-Hasyimiyah tersebut mampu menjadi magnet bagi para santri. Terbukti dari banyaknya santri yang rela berjubel untuk menyaksikan serangkaian acara yang dikemas dengan nuansa budaya tiga negara yakni Inggris, China dan Arab.

Nuansa budaya tiga negara tersebut disuguhkan sebagai wujud toleransi dan keinginan  untuk selalu bersatu dalam perbedaan.  Acara terbesar sepanjang tahun yang mengangkat tema Pesta Rakyat Al-Hasyimiyah ini juga adalah sebagai wujud berbagi kebahagiaan dengan sesama. “Tema tersebut dipilih karena kami menginginkan semua santri di wilayah ini merasakan kebahagian kami menyambut hari lahir lembaga kami”.  Ucap Zahrotul Fikri Annabila, Presiden AFLA .

Diakhir acara para pemenang diumumkan.  Keluar sebagai pemenang lomba cerpen, saudari Izzul Hukama dengan judul cerpen “Adakah yang Lebih Sakit?”. Sedangkan pemenang lomba Puisi diraih oleh santri daerah Syafiqoh El-Nabilah dengan Judul “Indonesia Terbalik”. (VY)

Gerak Jalan Unik Versi Daltim

nuruljadid.net – Selasa (15/08) untuk kali pertama wilayah Al-Hasyimiyah mengadakan lomba gerak jalan unik. Lomba ini diadakan dalam rangka memeriahkan HUT RI yang ke-72. Peserta lomba yang diketuai oleh Ustadzah Khoirotul Ummah ini merupakan delegasi kelompok yang berisi 13 orang dari setiap daerah. Garis start terletak tepat di depan musholla Al-Hasyimiyah dan garis finish di depan asrama Al-Masruriah.

Lomba ini dimulai dengan delegasi kedua yaitu dari daerah As-Shofwah dikarenakan delegasi pertama dari daerah Zahroil Batul tidak dapat mengikuti lomba. As-Shofwah menggunakan tema kostum serba hitam dengan sentuhan merah putih sebagai hiasan. Dilanjutkan dengan delegasi dari daerah An-Najwa, Syafiqoh El-Nabila, Abidah Ardelia dan daerah-daerah lainnya.

Setiap daerah saling mengunggulkan keunikan kostum dan koreografi masing-masing karena penilaian dilihat dari aspek tersebut. Tak hanya kostum dan koreografi, para peserta juga diharuskan membawakan sebuah puisi yang dibacakan setelah semua peserta selesai menampilkan gerak jalan. Pembacaan puisi pertama oleh daerah As-Shofwah dimulai pukul 17.20 WIB dengan waktu maksimal 5 menit.

Setelah pembacaan puisi dilanjutkan, panitia mengumumkan pemenang lomba gerak jalan ini. Juara kedua dan ketiga diraih oleh daerah Rumaisha Al-Milhani dan Khaula Al-Azwar, sementara juara pertama diraih oleh daerah An-Nuriyah. Tujuan diadakannya lomba gerak jalan unik ini tak lain adalah untuk menumbuhkan rasa nasionalisme sebagai awal munculnya rasa semangat belajar. “Kita jadi santri biar nggak kudet, biar bisa baris berbaris juga” tutur ustadzah Sherly Dwi Agustin selaku panitia. (Ans/Rzk)

Pengurus Az Zainiyah Akhiri Jabatan dengan Pertanggung Jawaban Program Kerja

nuruljadid.net – Satu periode kepengurusan telah berlalu, beberapa program kerja dan kegiatan telah dilaksanakan dengan maksimal oleh Pengurus Wilayah Az Zainiyah. Hari ini (11/08/2017) adalah akhir dari jabatan meraka di periode 2015 – 2017. Mengakhiri dengan pertanggung jawaban adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengurus Wilayah Az Zainiyah.

Kegiatan Lembar Pertanggung Jawab (LPJ) dilaksanakan di Mushala Wilayah Az Zainiah serta disaksiakan oleh seluruh kepala-kepela daerah.

Mereka (pengurus Wilayah Az Zainiyah) mempertanggung jawabkan di depan para pengurus senior dengan harapan Wilayah Az Zainiyah dapat berkembang dengan baik dan terus lebih baik kedepannya. Dalam pelaporan (LPJ) ini, telah mendapatkan beberapa evaluasi yang akan dijadikan pijakan untuk melangkah bagi pengurus wilayah di periode selanjutnya.

Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) kali ini dilaksanakan di depan para pengurus senior yang  selama ini ikut mengawal dan mengkontrol kegiatan dan perkembangan wilayah Az Zainiyah (Dalbar).  LPJ ini diawali dengan penyampaian laporan dari beberapa kegiatan yang disampaikan oleh Kepala Wilayah Az Zainiyah, Ustdzah Wahdatul Kholisoh dan dilanjutkan Penyampaian Laporan kegiatan dan keuangan oleh masing masing Kepala Daerah.

“Program Kerja Wilayah yang sudah dilaporkan oleh Kepala Wilayah di awal kegiatan ini, saat ini adalah penyampaian laporan kegiatan dan keuangan oleh masing masing Kepala Daerah” ujar Mila selaku Sekretaris Wilayah Az Zainiyah. (Zaky/Red)

 

Studium General, Tahap Awal Pengenalan Kelembagaan.

nuruljadid.net – Dengan berpedoman kepada Visi dan Misi lembaga, Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) yang merupakan salah satu Badan Otonom (Banom) PP. Nurul Jadid mengadakan Studium General (SG). SG merupakan kegiatan tahunan yang diadakan oleh LPBA Nurul Jadid bertujuan untuk menyambut kehadiran peserta didik baru LPBA tahun ajaran 2017 / 2018. Kegiatan yang bertajuk “Membuka Jendela Dunia dengan Berbahasa Asing” ini diikuti oleh seluruh peserta didik LPBA dari semua tingkatan.

Selain bertujuan untuk menyambut kehadiran peserta didik baru, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengenalkan kelembagaan dibeberapa bidang terutama dalam bidang pengembangan potensi dan keterampilan peserta didik dalam berbahasa asing.

“Kegiatan SG ini dilaksanakan dengan 2 format acara. Acara pertama, kegiatan ceremonial dan kedua adalah Dialog Interaktif.” Ujar Bagian Kesiswaan LPBA, Salman Al Farisi.

Tak hanya melaksanakan SG saja, sebelum hari pelaksanaan, LPBA juga mengadakan lomba Majalah Dinding (Mading) 3 dimensi. Tambah Salman.

Direktur LPBA juga turut menyambut kehadiran peserta didik baru. Dalam kegiatan ini, KH. Najiburrohman Wahid menyampikan beberapa prestasi dan progres perkembangan lembaga kedepannya.

“Dengan memajang foto foto piala yang telah kita peroleh dari berbagai event seharusnya itu menjadi pengingat bersama untuk terus belajar dan menggali prestasi demi kemajuan LPBA” dawuh beliau.

“LPBA merupakan lembaga yang sering mencetak siswa/i berprestasi. Jangan sampai LPBA ini mundur. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Dengan prestasi yang telah kita dapatkan, maka kita harus mensyukuri nikmat yang telah kita peroleh dengan cara meningkatkan belajar, tertib aturan pesantren, tetap berkomunikasi dengan bahasa asing” tambah beliau dalam sambutannya.

Dalam akhir sambutannya, beliau menyampaikan bahwa perlu adanya kurikulum dan metode baru dari LPBA yang bertujuan untuk meningkatkan potensi peserta didik untuk terus berkembang salah satu diantaranya adalah dengan belajar diskusi dakwah menggunakan bahasa asing. Contohnya, berdiskusi masalah pengajian kitab sore dengan menggunakan bahasa inggris. (zaky/red)

Tumbuhkan Nilai Nasionalisme, Pesantren Rayakan Hari Kemerdekaan

nuruljadid.net – Tidak hanya oleh beberapa pihak di luar kultur pesantren yang dapat merasakan semangat kemerdakaan. Stigma santri yang berada di pesantren sama sekali tidak dapat merayakannya merupakan hal yang sama sekali salah. Nuansa semangat memeringati hari kemerdakaan Republik Indonesia (RI) yang ke 72 juga dirasakan oleh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Beberapa program kegiatan untuk meningkatkan rasa “Hubbul Wathan Minal Iman”  dalam membentuk kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara di pesantren telah dicanangkan. Sejak tanggal 03 Agsutus kemarin pesantren sudah membentuk panitia Gebyar Kemerdakaan HUT ke-72.

Terbentuknya kepanitiaan gebyar ini merupakan hal pertama kali di pesantren. “Untuk kegiatan Gebyar Kemerdekaan yang ke-72 ini merupakan kegiatan pertama yang diadakan di Pondok pesantren Nurul Jadid,” terang Bapak Zainullah Aswi ketua pantia kegiatan Gebyar Kemerdekaan.

Beberapa programa yang telah ditetapkan dalam rangka memeringati kemerdakaan RI yang ke-72 ini antara lain meliputi pemasangan bendera merah putih di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid, pemutaran film kebangsaan dan perjuangan, kemudian renungan kemerdekaan yang akan dilaksanakan pada malam 17 Agustus dan puncaknya pada hari kamis tanggal 17 Agustus akan dilaksanakan upacara bendera di lapangan Ayaman.

Dengan serentak upacara tersebut diikuti oleh seluruh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid. Disamping itu, penyelenggaraan kegiatan kemerdekaan ini merupakan bentuk partisipasi semangat nasionalisme kaum sarungan dalam merayakan kemerdekaan. “Kegiatan ini dilakukan tidak lai adalah sebagai bentuk penanaman nilai-nilai nasionalisme kepada seluruh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, juga sebagai wahana bentuk syukur atas kemerdekaan Republik Indonesia ini,” imbuhnya. (DL)

POMAS Putri, Ajak Santri Untuk Berkreasi

nuruljadid.net – Untuk melatih dan mengasah keterampilan serta kekreatifitasan santri putri, hari ini (11/08/2017) Pondok Mahasiswa atau yang sering dikenal dengan POMAS mengadakan pelatihan pembuatan Tas dan Lampion berbahan sederhana. Kegiatan ini dikoordinir langsung oleh Ketua POMAS Puteri, Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah beserta beberapa anggota POMAS Puteri lainnya.

Dalam kegiatan kali ini santri yang mempunyai kreatifitas dapat ditumbuh kembangan dengan memanfaatkan barang sederhana, mereka (peserta pelatihan) diajarkan untuk menciptakan sebuah barang yang istimewa dan berkualitas sesuai dengan hasil imajinasi dan kreatifitas mereka masing masing.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dilakukan dengan cara membagi dua kelompok. Pembagian kelompok ini bertujuan untuk membedakan objek yang akan dibuat. Satu kelompok bertugas untuk membuat tas sedangkan kelompok yang satunya membuat lampion dari bahan balon dan benang jahit.

“kegiatan pelatihan ini didampingi oleh masyarakat sekitar yang juga merupakan anggota POMAS Puteri.” Cakap Qinas, salah satu peserta pelatihan. (Zaky/red)

Gerhana Bulan Parsial, Seluruh Santri Gelar Shalat Khusuf Berjamaah

nuruljadid.net – Fenomena gerhana bulan parsial yang terjadi pada senin kemarin (07/08) merupakan fenomana alam yang patut disyukuri sebagai bentuk nikmat Allah yang diberikan kepada manusia. Fenomena itu pula yang dirasakan oleh seluruh santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Terjadinya gerhana parsial juga terlihat dan dapat disaksikan oleh seluruh masyarakat paiton dan sekitarnya. Data yang telah dilansir dari tim lajnah falakiyah nurul jadid bahwa puncak gerhana parsial ini akan terjadi tepat pada pukul 01.30 WIB.

“Bisa dilihat nanti secara jelas. Untuk puncak gerhana parsial ini akan terjadi pada dinihari nanti tepat pada pukul 01.30 WIB. Untuk fenomena ini bulan tidak akan tertutup sepenuhnya sebab fenomena ini hanyalah gerhana parsial bukan total,” ucap Bapak Zainuddin Sunarto anggota tim lajnah falakiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Seketika itu pada senin malam kemarin (07/08)seluruh santri berkumpul di masjid untuk melakukan shalat gerhana secara berjamaah. Sebelum dilaksanaknya shalat khusuf, Kh. Zuhri Zaini sejenak memberikan arahan dan tausiyah kepada seluruh santri. “Puji syukur kepada Allah malam ini kita bisa hadir dan melaksanakan salah satu dari ajaran agama kita yaitu shalat gerhana. Baik gerhana matahari ataupun gerhana bulan keduanya adalah hal yang lumrah terjadi. Terjadinya gerhana bulan ini karena posisi bumi yang berada di tengah-tengah antara matahari dan bulan,” dawuh beliau.

Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa dengan terjadinya fenomena gerhana ini maka dianjurkan untuk melaksanakan ritual shalat. Ritual shalat yang dulu juga pernah dilakukan nabi dan sekaligus menjadi perintah agama yakni sunah mengerjakanya. “Pada masa nabi bersamaan dengan wafatnya putra nabi banyak orang dulu yang mengait-ngaitkan antara peristiwa gerhana bulan dengan wafatnya putra nabi ini. Kemudian, nabi meluruskan anggapan tersebut dengan mengatakan bahwa matahari dan bulan itu adalah dua tanda kebesaran kekuasaan Allah,” kisah beliau.

Dalam pelaksanaan shalat gerhana bulan yang dilakukan terdapat tiga macam. Yang paling sederhana adalah dilakukan seperti dua rakaat shalat sunah shubuh. Kemudian yang lebih sempurna adalah melakukan shalat dua rakaat. Tapi, masing-masing rakaat itu berdirinya dua kali dengan berniat shalat gerhana bulan karena Allah.

Sepeti biasa dalam rakaat pertama dimulai dengan takbiratul ihram, baca doa iftitah, baca surah al-Fatiha dan baca surah-surah pendek. Setelah itu rukuk dan i’tidal kemudian baca fatihah dan surah lagi. Rukuk yang pertama tidak langsung sujud melainkan berdiri lagi dengan membaca al-Fatihah dan surah pendek. Begitu pula dengan rakaat yang kedua. Sehingga semuanya empat kali berdiri dan empat kali membaca al-Fatihah. Kemudian yang paling sempurna adalah sama dengan cara yang kedua namun lebih dipanjangkan rukuk dan bacaan surahnya. Kemudian setelah itu baru khutbah. (DL)

Menyambut Gerhana Bulan Parsial, Malam Nanti Santri Dianjurkan Shalat Gerhana Bulan

nuruljadid.net – Suatu fenomena alam langka akan terjadi di langit Indonesia, yakni gerhana bulan parsial atau gerhana bulan sebagian. Gerhana bulan tersebut akan terjadi malam hari ini, Senin (7/8/2017). Gerhana Bulan adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan.

Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi dan bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. Tim Falakiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid menyampaikan melalui surat edaran bahwa malam hari ini tepat pukul 22.50 WIB akan terjadi gerhana bulan sebagian (parsial) dengan posisi bulan berada pada bujur 113º 29’ 39,60” BT. Gerhana ini akan berlangsung selama 5 jam, dimulai pada pukul 22.50 s/d 03.51 WIB dini hari.

“Gerhana bulan kali ini berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya dimana pada tahun sebelumnya terjadi setelah ba’da maghrib atau isya’. Untuk gerhana kali ini terjadi pada pukul 22.50 WIB” ujar Zainuddin Suharto, Sekretaris Lajnah Falakiyah Nurul Jadid.

“Di Indonesia hanya terjadi gerhana bulan sekitar 20% saja, gerhana bulan menyeluruh akan terlihat di Benua Eropa” tambahnya.

Selain menyampaikan informasi tentang terjadinya gerhana bulan, Tim Falakiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid menganjurkan kepada santri untuk melakukan shalat gerhana bulan pada pukul 23.00 WIB. Dan serta rentetan kegiatan lainnya pra gerhana adalah tausiyah yang akan disampaikan oleh Dewan Pengasuh. (Zaky/Red)

Evaluasi Pengurus, Upaya Peningkatan Mutu Pesantren

nuruljadid.net – Sebagai pelayan atau khadim dalam melayani santri untuk mendapatkan haknya sebagai penuntut ilmu seorang pengurus mempunyai tanggung jawab besar di dalamnya. Peranan ini mempunyai dampak yang besar bagi kesejahteraan santri. Tidak hanya itu, sebagai pengurus kewajiban yang sangat penting adalah memberikan moral dan uswah yang baik.

Demi meningkatkan dan kualitas kesejahteraan santri. Malam ini (05/08/2017) pengurus wilayah Az Zainiyah mengadakan rapat evaluasi. Bersama Kiyai Abdul Hamid selaku Kepala Pesantren. Beliau  juga turut memberikan arahan dan nasihat kepada seluruh pengurus. Beberapa evaluasi yang dilakukan berkaitan dengan beberapa persoalan yang telah terjadi.

Mulai dari masalah kebersihan santri hingga uswah dan penanaman moral etis pengurus yang sudah mulai berkurang. Banyaknya akses masuk ke wilayah menjadi kendala serius yang perlu dicarikan solusi. Dalam hal ini beliau menyampaikan bahwa sebagai salah satu tugas besar yang perlu diperhatikan adalah kedisiplinan. “Ada beberapa poin yang harus diperhatikan di Wilayah Az Zainiyah ini yakni yang pertama adalah kedisiplinan, keindahan kemudian kebersihan,” tutur beliau menyampaikan nasihatnya.

Selain itu, dalam menanggulangi benyaknya pintu masuk yang menjadi kendala di wilayah Az Zainiyah untuk segera ditangani. “Saya harap pengurus sudah mulai mengatur penanganan akses masuk ke pesantren. Atau kalau perlu ditutup saja dan beri satu pintu masuk utama,” imbuh beliau.

Minimnya minat baca yang terjadi juga menjadi hambatan di wilayah Az Zainiyah. Hasil evaluasi yang telah dipaparkan bahwa tidak adanya tambahan konsumsi buku menjadi faktor utama turunya minat baca santri. Dalam hal ini beliau menyampaikan bahwa fasilitas juga harus melalui kerjasama dengan beberapa lembaga formal yang ada. Sebab motivasi membaca santri bisa dibangun dengan nasihat oleh guru-guru serta fasilitas yang lebih memadai di sekolah.

Bahwa perubahan yang baik bila terus menerus dilakukan akan menjadi watak. Termasuk kebersihan terutama beberapa sampah yang berserakan sehingga membuat lingkungan menjadi tidak elok dilihat. Hal ini sekaligus menjadi bahan evaluasi yang dilakukan oleh pengurus. Tentu yang harus dilakukan adalah melalui pembiasaan.

Satu catatan penting yang disampaikan beliau bahwa “Anda itu digugu dan ditiru sebagai panutan!”. Sebagai pengurus kewajiban beretika baik ini adalah sikap penting dalam melayani orang lain. “Pengurus harus bisa menfasilitasi anak didiknya untuk mengembangkan diri. Dalam melayani orang lain kita harus lebih keras terhadap diri sendiri untuk berbuat lebih baik,” papar beliau.

Diakhir sebagai penutup kata kunci yang menjadi kesimpulan adalah mengabdi dan berorganisasi dengan baik serta penuh kerja keras. “Mari kita mengabdi dengan baik berorganisasi dengan dan kita kawal bersama program pesantren yang telah kita tetapkan bersama,” pungkas beliau. (DL,zaky/red)

BPPM Adakan Pelatihan Handy Craft Fibber Glass di Desa Randu Tata

nuruljadid.net – Hidup di pinggiran pantai atau yang dikenal dengan daerah pesisir bukan menjadi hal yang buruk bagi masyarakat desa Karanagnyar dan Randu Tata, justru dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada, masyarakat dapat menghasilkan sebuah produk yang cukup bernilai dengan hasil karya mereka sendiri. Hari ini (30/07) dengan melihat potensi besar akan terciptanya pasar perekonomian di daerah Desa Randu Tata dan Dusun Karanganom, Biro Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (BPPM) Nurul Jadid mengadakan pelatihan handy craft fiber glass. Dalam kegiatan ini, BPPM bekerjasama dengan beberapa pihak diantaranya adalah Peserta KKN IAI Nurul Jadid tahun 2017 dan dua kepala desa.

Kegiatan ini mendapatkan antusias yang sangat tinggi dari masyarakat Desa Karanganyar dan Randu Tata. Pasalnya, peserta pelatihan melebihi target yang telah diasumsikan oleh panitia. Dari sisi lain, kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Kepala Desa Randu Tata, Ibu Ummi Kulsum dan perwakilan dari Desa Karanganyar Bapak Fukad.

“terimakasih kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid yang telah mengadakan kegiatan ini yang bekerjasama dengan pihak desa. Semoga dengan adanya kerjasama ini pengembangan desa dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Dengan diadakannya kegiatan pelatihan ini saya harap kepada ibu ibu untuk lebih kreatif memanfaatkan alam sekitar yang manfaatnya akan dirasakan bersama terutama dalam pemasok tambahan keuangan di masing masing keluarga.” Ucap Ibu Ummi Kulsum, Kepala Desa Randu Tata.

Dengan bermata pencaharian nelayan, SDA disekitar pantai belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Mereka (masyarakat Randu tata dan Dusun Karang Anom) lebih banyak menggantungkan nasibnya dengan bermata pencaharian nelayan. Oleh karena itu, Ibu Ummi Kulsum memberikan sedikit motivasi kepada masyarakat untuk lebih kreatif dalam melihat potensi SDA yang ada. Dia juga mengajak kepada seluruh warga yang mengikuti pelatihan untuk terus menghasilkan karya.

“Mari kita bersama sama untuk meningkatkan rasa kepedulian kita terhadap kondisi yang ada, baik dari kondisi keluarga maupun potensi yang ada. Dengan begitu, kita tidak hanya menunggu dan berharap dari hasil berlayar. Untuk ibu ibu disini, kalian dapat membantu keluarga dengan bermata pencaharian yang lain (sampingan) untuk menambah keuangan. Itu salah satu manfaat apabila kita dapat melihat peluang yang ada” cakap Ibu Ummi Kulsum.

Desa RanduTata yang akhir akhir ini menjadi lirikan publik dikarenakan terdapat Eco Wisata, Pantai Duta namanya. Dengan keberadaan Pantai Duta, ini merupakan sebuah peluang bagi warga desa Randu Tata untuk memanfaatkan peluang yang ada. Namun sebelum itu, masih banyak hal yang harus dilakukan untuk lebih memberikan daya tarik masyarakat, contohnya pengembangan sarana dan pengadaan koperasi juga masyarakat harus bisa menemukan ciri khas dari Desa Randu Tata sebagai souvenir.

“Mari kita bersama sama membangun desa wisata dengan bekerjasama baik. Pengembangan pengembangan harus dilakukan apabila kita menginginkan Pantai Duta sebagai objek wisata. Salah satu contohnya adalah jalur akses masuk yang masih dibawah standard dan masih banyak lainnya” kata Bapak Fukad selaku perwakilan dari Desa Karanganyar.

Melihat peluang dan kondisi yang ada, Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid hadir dalam ceremonial Pelatihan ini. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa tujuan utama kita berkumpul adalah kita bersama berikhtiar bagaimana partisipasi kita dalam pembangunan dan perkembangan yang kita hadapi agar lebih baik khususnya desa Randu Tata yang memiliki wahana wisata Pantai Duta yang berkembang secara baik dari hari ke hari.

“Harapan kita adalah supaya kita lebih aktif dfalam menyongsong perkembangan wisata. Seharusnya bahwa pengembangan wisata sebesar besarnya manfaatnya kembali kepada masyarakat, khususnya masyarakat setempat. Masyarakat harus siap hidup dalam mengambil jasa pariwisata dan mendukung agar iklim wisata disini menjadi lebih baik dan kondusif.” Dawuh Beliau

Dalam sambutannya, beliau menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan salah satu ikhtiar kita untuk mendukung iklim pariwisata di desa Randu Tata. Mewarnai dengan hasil kerjainan yang ada. Bagaimana kita bisa memberikan kesan kepada pengunjung agar mereka bisa kembali lagi dan pulang membawa kenangan.

Tak hanya barang saja, dengan memanfaatkan letak strategis para masyarakat sekitar pantai Duta bisa memanfaatkan hasil laut untuk dijadikan sebagai kuliner khas wisata Pantai Duta. Ini merupkan perkembangan kedepan. Membuat bahan bangunan berbahan fiber contohnya perahu fiber bermesin, pintu rumah dari fiber, closet dari fiber, dan masih banyak lainnya.

“Masyarakat juga bisa menampung hasil kerajinan masyarakat lain dari Probolinggo. Kita tidak hanya membuat tapi juga menjadi penyedia lapangan untuk menjualkan hasil produk dari Probolinggo. Dan beberapa pengembangan juga bisa dilakukan contohnya dengan membangun wahana wisata pendidikan dan alam. Tujuannya adalah bangkit bersama dari segi ekonomi dan social bersama sama. Tujuan kedua adalah membangun wisata yang baik agar menjadi wisata yang sehat, wisata keluarga dan pendidikan.” Kata Kepala Pesantren sekaligus Rektor IAI Nurul Jadid.

Kedepannya, kita bisa melakukan jalinan kerjasama dengan pihak pihak terkait tertutama dalam pemeritahan untuk membangun dan mengembangkan wahana wisata ini. Contohnya dengan mengadakan pelatihan pelatihan sesuai yang dibutuhkan. (zaky/red)

KH. Abd. Hamid Wahid : Pengabdian, Salah Satu Tugas Pokok Manusia

nuruljadid.net – Manusia diciptakan mempunyai dua tugas, yang pertama adalah beribadah kepada Allah, yang kedua sebagai khalifatullah di muka bumi. Allah menciptakan kehidupan sebagai ujian bagi manusia, apakah dia kuat menghadapi godaan dunia dan kesenangan dunia atau malah sebaliknya. Manusia tergoda dengan kenikmatan dunia dan kesenangannya, sehingga menjadikan dia lupa terhadap tugas dan kewajibannya.

Kehidupan modern seperti sekarang ini, ada sebagian manusia yang hanya menginginkan kesenangan serta hidup mewah, tanpa memimikirkan kehidupan akhirat yang merupakan kehidupan abadi. Dewasa ini, manusia sudah terjaring yang namanya penyakit hedonisme, yang hanya memikirkan hidup mewah berfoya – foya tanpa memikirkan tugas dan kewajibannya sebagai hamba Allah.

Melalui acara penutupan diklat Protokuler dan Keamanan, Bapak Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid, mengingatkan kita akan pentingnya pengabdian. Dalam acara tersebut beliau memberikan arahan, bahwa manusia mempunyai tugas untuk menyembah kepada Allah melalui amal amal ibadah, bahkan setiap aktifitas yang baik yang kita niatkan karna Allah maka aktifitas tersebut bernilai ibadah. Pengabdian kepada Allah juga terkait dengan tugas kita yang kedua yaitu ke khalifah-an, dalam artian yang menjaga kelestarian dan keberlangsungan hidup manusia di dunia. Dalam kaitannya dengan ke khalifah ini bukan hanya sekedar urusan dengan yang diatas atau vertical yang harus diurusi oleh manusia, tetapi bagaimana manusia juga mengurusi dan memikirkan hubungan horizontal baik dengan makhluk hidup, makhluk mati dan makhluk – makhluk Allah yang lain di alam semesta ini.

Oleh karna itu pengabdian juga ada kaitannya dengan hubungan horizontal, bagaimna manusia membangun pengabdian dalam kehidupan bersosial ditengah –  tengah masyarakat. Sebagai Santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid kita dikenalkan kepada kewajiban – kewajiban yang fardu didalam agama yang terhimpun didalam trilogi santri. Yang pertama adalah Memperhatikan Kewajiban – Kewajiban Fardu ‘Ain, seperti kita memiliki perhatian dan kesungguhan dalam melaksanakan Fardu – Fardu ‘Ain karna itu merupakan kewajiban individu bagi manusia. Yang kedua adalah Mawas Diri dengan Meninggalkan Dosa – Dosa Besar, seperti kita memiliki kepedulian dan mawas diri untuk meninggalkan dosa – dosa besar. Yang ketiga adalah Berbudi Luhur Kepada Allah dan Makhluk, baik adab kepada Allah maupun adab kepada sesama manusia dan ini merupakan keseimbangan antara hubungan vertical dan horizontal.

Beliau melanjutkan tausiyahnya, dalam tim Protokoler ini kita semua akan belajar bagaimana cara menempatkan diri kita sebagai orang yang manfaat bagi orang lain, bermanfaat bagi masyarakat secara umum, yang dimulai dengan cara kita belajar memberikan manfaat kepada orang terdekat kita dan lingkungan kita. Beliau berdauh bahwa Seorang Santri tugasnya adalah belajar bagaimana dia menempatkan diri sebagai kader – kader ulama, dengan dia mengabdi secara tidak langsung dia sudah melakukan proses belajar, Dan perlu diingat salah satu wujud dari ketaatan kita kepada Allah juga diukur dengan hubungan kita kepada sesama manusia, adab kita kepada sesama manusia dan manfaat kita kepada sesama manusia melalui pengabdian ditengah – tengah masyarakat.

Dengan demikian Santri pada umumnya harus merasa “gatal” didalam hatinya, ketika dia melihat tempat pengabdian lalu kemudian dia tidak mempunyai keinginan untuk melakukan pengabdian ditengah – tengah masyarakat, Dan dia sama sekali tidak mempunyai ghiroh untuk mensejahterakan bangsa dan melakukan perubahan ditengah – tengah masyarakat.

Oleh karna itu Pendiri dan Pengasuh Pertama Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Zaini Mun’im berdawuh, Kalau Santri hanya berfikir ekonominya sendiri, memikirkan kebutuhannya sendiri, Tidak berfikir dan berjuang untuk masyarakat dan bangsanya, Maka dia sungguh – sungguh telah berbuat maksiat. Hal ini ada kaitannya dengan dua tugas sebagai manusia diatas, berarti santri tersebut telah mengabaikan tugas ke khalifaan-nya, sebagai hamba Allah. Oleh sebab itu saudara – saudara sekalian beruntung telah terpilih terlebih dahulu untuk memberikan pengabdiannya kepada Pesantren dan masyarakat secara umum. (Zainullah/Red)

“kita semua akan belajar bagaimana cara menempatkan diri kita sebagai orang yang manfaat bagi orang lain, bermanfaat bagi masyarakat secara umum, yang dimulai dengan cara kita belajar memberikan manfaat kepada orang terdekat kita dan lingkungan kita.”

Sumber : Tausiyah Kepala Pesantren Dalam Kegiatan Penutupan Diklat Protokuler dan Keamanan.

Auditorium IAI Nurul Jadid, 29 Juli 2017 Pukul 21.22 WIB

Diklat Resmi Diakhiri, P3NJ Resmi Dibentuk

nuruljadid.net – Sejak tanggal 25 s/d 29 Juli 2017, Bagian Protokoler Pesantren yang dikomandoi oleh Bapak Miftahul Huda mengadakan kegiatan yang memiliki tujuan untuk membantu pesantren dalam memberikan pelayanan, kenyamanan dan keamanan yang maksimal. Kegiatan yang bertajuk “Diklat Protokoler dan Keamanan” dilaksanakan selama 5 hari dengan jumlah anggota 231 orang yang berjuluk Tim 231.

Malam ini (25/07) adalah akhir dari perjalanan Tim 231 untuk mempelajari dan mendalami beberapa materi yang telah disiapkan oleh Panitia Pelaksana. Kegiatan diklat ini mendapatkan respon positif dari jajaran pemerintahan seperti Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Probolinggo, Polisi Resort (Polres) Probolinggo dan Komado Rayon Militer (KORAMIL) 0820/16 Paiton.

“Kegiatan ini diikuti oleh 231 orang yang terdiri dari beberapa lembaga dibawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Tim 200 adalah Tim Protokoler yang terdiri dari 200 orang dan Tim 31 adalah Tim Keamanan yang beranggotakan sebanyak 31 orang” Ujar Ust. Dimas Eko Cahyono selaku ketua Panitia Pelaksana..

Dalam sambutannya, Ketua Panitia juga menyampaikan beberapa harapan dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Salah satunya adalah agar peserta dilkat dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama pelaksanan diklat hingga benar benar memberikan perubahan yang signifikan bagi PP. Nurul Jadid.

Kepala Pesantren, KH. Abd. Hamid Wahid juga turut hadir dalam kegiatan penutupan diklat ini. Pada kesempatan ini beliau memberikan sambutan dan tausiyah kepada Tim 231. Beliau menyampaikan bahwa Tim 231 merupakan tim perubahan yang terdiri dari orang orang pilihan. Selain mereka disebut sebagai pembawa perubahan, mereka juga mendapatkan kesempatan pengabdian kepada Allah melalui tugas tugas yang lainnya.

“Masuk dalam tim ini adalah masuk dalam dunia pengabdian. Dunia pengabdian selaras dengan tujuan hidup kita, yakni beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT. Walaupun pengabdian kepada Allah itu juga terkait dengan salah satu tugas kita yang lain. Paling tidak ada 2 tugas yang kita miliki, tugas sebagai hamba Allah SWT dan Kholifatullah. Berkaitan dengan kholifah, bukan hanya hubungan vertical saja yang harus kita pikirkan, kita juga harus memikirkan hubungan horizontal (makhluk lainnya). Berkaitan dengan itu, Pengabdian juga diukur dan dikaitkan dengan hubungan kita. Ini merupakan salah satu ibadah kita, namun ibadah ini adalah ibadah yang berkaitan dengan tugas kita yang satunya lagi yakni sebagai Kholifatullah” dawuh beliau mengawali tausiyah.

“Karena itu, santri di Nurul Jadid dikenalkan dengan kewajiban kewajiban dalam agama yang tertuang dalam trilogi santri. Ini merupakan keseimbangan dari 2 status kita, vertical dan horizontal. Disebut sebagai pengabdian karena didalam tugas ini, kita belajar bagaimana kita bisa menempatkan diri untuk bermanfaat bagi orang lain, masyarakat luas pada akhirnya yang kita mulai dengan memberikan manfaat kepada masyarakat dalam lingkungan terdekat kita” tambah beliau.

Dalam tausiyahnya, beliau juga memberikan sedikit suntikan motivasi kepada anggota protokoler dan keamanan PP. Nurul Jadid. “Jangan merasa menyesal, mantapkan niat kita untuk selalu mengabdi dalam jalur ini. insya allah akan berkembang” dawuh beliau. Tak hanya itu, beliau juga menyampaikan keinginan pesantren dengan terbentuknya tim protokoler dan keamanan. Harapan beliau adalah dapat menjalankan kemampuan fardu kifayah dengan tetap berbenah diri menjadi perangai yang baik.

Diakhir tausiyah beliau, beliau mengusulkan sebuah nama untuk peserta diklat yang telah mengikuti pelatihan dan akan menjalankan tugasnya dengan nama PANJI PELOPOR NURUL JADID dengan harapan dapat menjadi kader – kader yang dapat menularkan semangat pengabdian, menuntut ilmu dan pengalaman kepada saudara kita yang tidak bertugas maupun kepada masyarakat nanti. (zaky/red)

“Niatkan untuk belajar dan manfaatnya untuk pesantren, masyarakat dan diri sendiri terutama ketika kita kelak berada di masyarakat. Insya Allah apa yang telah kita lakukan akan bermanfaat bagi diri kita sendiri untuk membentuk kepribadian dan karakter yang baik. Dan itu akan menjadi pelengkap dalam hidup kita. Niatkan untuk menimba ilmu, menimba pengalaman, menempa karakter dan kepribadian kita.”

Protokoler Putri Dilatih PBB oleh Dua Orang Polisi Probolinggo

nuruljadid.net – Beberapa kegiatan dilakukan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk meningkatkan kedisiplinan santri, contohnya adalah mengadakan pelatihan Keprotokoleran dan Keamanan. Dalam kegiatan tersebut ada dua kelompok yang dibentuk, Tim 200 merupakan kumpulan dari santri putra dan puteri sebagai Protokoler Pesantren dan Tim 31 yang dibentuk khusus santri putera sebagai keamanan Pesantren. Kegiatan Pelatihan ini dikoordinir oleh Bagian Protokoler PP. Nurul Jadid.

“Tak mudah untuk menjadi tim 200 maupun tim 31. Pasalnya mereka harus memiliki jiwa kepemimpinan dan karakter yang kuat. Jadi mereka merupakan santri pilihan” ujar Dimas selaku panitia pelaksana.

Hari ini (27/07) tim 200 dilatih Peraturan Baris Berbaris (PBB) dengan tujuan untuk meningkatkan kedisiplinan yang selama ini masih berjalan kurang maksimal dan terkadang tidak terkontrol dengan baik. Panitia pelaksana mendatangkan 2 orang polisi sebagai pemateri dalam kegiatan PBB.

“PBB ini merupakan salah satu contoh kita untuk selalu disiplin dalam mengikuti kegiatan formal. Contohnya upacara” Ujar Bia Finda, seorang Polisi Wanita (Polwan) asal Kota Batu Malang yang menjadi penyaji pada PBB untuk Protokoler Puteri.

Sebanyak 76 Protokoler Puteri dilatih serta dibimbing secara intensif oleh 2 orang polisi yang didatangkan dari Polres Porobolinggo. Kegiatan yang berdurasi 2 jam ini berlangsung secara serius dan menyenangkan. Tak nampak rasa takut dalam raut wajah mereka meskipun para protokoler masih awam dalam mempelajarinya.

“Pesertanya sangat bersemangat dan enak untuk dibimbing, sehingga target yang kita inginkan bisa tercapai dengan baik. Sekalipun mereka masih jauh dikatakan sempurna dalam Baris Berbaris. Soalnya dalam PBB ini perlu keseriusan yang tinggi dan juga perlu pembiasaan agar mereka bisa baris berbaris dengan sempurna.” Ujar Eryk seorang polisi pria yang juga ikut mendampingi Bia Finda dalam memimpin pelatihan ini.

Diakhir pelatihan, Bia Finda mengatakan bahwa PBB ini digunakan dalam kegiatan formal atau kegiatan lainnya yang membutuhkannya. Harapannya adalah para peserta pelatihan dapat mengimplementasikan dalam kegiatan kegiatan khusus.

“Terimakasih kepada adik adik semuanya yang sudah mau manut kepada saya. Semoga apa yang telah saya berikan dapat bermanfaat buat adik adik sekalian.” Tambah Polisi Wanita asal Kota Batu Malang kepada Protokoler Puteri PP. Nurul Jadid. (zaky/Red)