Kiai Imdad Awali Pengajian dengan Menjawab Pertanyaan Santri
berita.nuruljadid.net- Dalam pengajian sore di Masjid Jami’ Nurul Jadid pada Selasa (4/3), Kiai Imdad Rabbani mengawali kajiannya dengan menjawab pertanyaan seorang santri terkait akidah. Pertanyaan tersebut membahas tentang seseorang yang beribadah bukan semata-mata karena Allah, tetapi juga karena mengharapkan surga atau ingin terhindar dari siksa neraka.
“Tak masalah jika seseorang beramal dengan harapan mendapatkan surga, karena hal itu menunjukkan keimanannya terhadap janji Allah. Namun, idealnya ibadah dilakukan semata-mata untuk meraih kecintaan Allah,” ujar Kiai Imdad.
Beliau menambahkan bahwa setiap kebaikan yang dilakukan manusia dengan hati yang tulus menghadap kepada Allah tidak akan sia-sia. Selain itu, ia juga menjelaskan ciri-ciri orang yang sulit menerima nasihat, yakni mereka yang telah mengetahui kesalahan suatu perbuatan tetapi tetap melakukannya.
Lebih lanjut, Kiai Imdad menegaskan bahwa tidak ada sesuatu pun yang bisa menandingi kekuasaan Allah.
“Andai seluruh makhluk memiliki ketakwaan yang tinggi, hal itu tidak akan menambah kekuasaan Allah sedikit pun. Begitu pula sebaliknya, jika semua makhluk durhaka, itu tidak akan mengurangi kekuasaan-Nya,” tuturnya.
Beliau juga menyampaikan bahwa seseorang yang mengamalkan ilmu yang dimilikinya akan mendapatkan tambahan ilmu dari Allah. Menurutnya, banyak orang yang menjadi mualaf karena mencari kebenaran Islam melalui kajian akidah.
Selain itu, Kiai Imdad menyoroti keistimewaan Al-Qur’an yang tidak dapat ditiru atau dibuat tandingannya. Ia menjelaskan bahwa Allah bahkan menantang manusia untuk membuat satu ayat yang menyerupai Al-Qur’an, namun hingga kini tidak ada yang mampu melakukannya karena kebenaran Al-Qur’an sangat rasional dan masuk akal.
Di akhir pengajian, Kiai Imdad mengingatkan para santri untuk mensyukuri nikmat Islam yang telah mereka anut sejak lahir.
“Syukurilah anugerah terlahir sebagai seorang Muslim dengan cara memperkuat akidah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” pungkasnya.
Pewarta : Moh. wildan Dhulfahmi
editor : Ahmad Zainul Khofi
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!