Santri dan Organisasi
nuruljadid.net – Hati saya bergetar saat menyanyikan dua lagu, yaitu lagu kebangsaan indonesia raya, dan mars Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Selasa (03/01/23).
Pada momen itu, saya menenangkan pikiran untuk lebih konsentrasi menyanyikan dua lagu tersebut. Tapi air mata saya tak terasa sedang berjatuhan. Saya sangat meresapinya dan bergumam dua lagu itu mengajak kita untuk berikrar sepenuh hati bahwa menjadi pejuang yang tangguh harus membangun mental.
Tidak cukup hanya mencerdaskan pikiran. Yang paling dominan adalah mencerdaskan hati agar menjadi pribadi pejuang dan pengabdi yang hebat.
Adalah KH Zaini Mun’im Pendiri dan Pengasuh pertama Pondok Pesantren Nurul Jadid telah menanamkan dasar utama organisasi menjadi sebuah kesadaran. Di antara lima kesadaran yang ada di pesantren, kesadaran organisasi adalah salah satunya.
Sebagai seorang santri, meski belajar semua ilmu tidak menjadi kewajiban terutama berkait ilmu fardhu kifayah. Masyarakat berharap agar santri memiliki kecakapan dan kemampuan sebagai bekal ia hidup bermasyarakat dan berbangsa.
Di pesantren Nurul Jadid aktif di organisasi telah maklum. Bahkan bisa dikata seluruh santri aktif di organisasi. Sebab banyak organisasi di pesantren Nurul Jadid. Menurut data kurang lebih dua ratus.
Salah satu organisasi santri adalah Forum Komunikasi Osis (FKO). Organisasi ini tidak hanya perkumpulan santri, sebut saja di FKO ini adalah wadah komunikasi antar organisasi Organisasi siswa sekolah atau madrasah.
Hidayaturrahman pembina FKO dan mantan pengurus FKO 2017 menyampaikan, di FKO bisa belajar banyak tentang banyak hal, salah satunya bisa belajar memanage dan tukar pikiran dengan banyak orang.
Setidaknya, proses menempa diri telah dirasakan oleh Rahman saat aktif di FKO. Itu ia sampaikan saat memberi sambutan pada saat pelantikan FKO. Betul organisasi itu penting. Ada ungkapan “kezaliman yang terorganisir akan mengalahkan kebenaran yang tak terorganisir”.
Sebagai santri yang ditunggu sepak terjangnya ditengah masyarakat, mengetahui dan memahami organisasi itu sebuah keharusan. Jika ia ingin mengabdi pada masyarakat atau pun terlebih pada bangsa dan negara.
Santri yang hanya mengaji kitab tanpa mengaji berkait organisasi, ia akan kesulitan berhadapan dengan beberapa faktor di tengah kehidupan bermasyarakat. Berbagai macam karakter manusia dengan tipologi berbeda pula menuntut agar ada penyesuaian diri seseorang untuk mencapai tujuan yang baik. Di sinilah paham organisasi itu dibutuhkan.
Penulis: Ponirin Mika
(Humas Infokom)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!