Mencetak Pengabdi Profesional, Pengurus Wilayah Gelar Ngaji Ruhul Khidmat

nuruljadid.net- Biro Kepesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo gelar acara ngaji rohani untuk pengurus wilayah dan wali asuh, Senin malam (08/02/21).

Kegiatan yang bertajuk “menumbuhkan Ruhul khidmah untuk menjadi pengabdi profesional” ini diharapkan mampu memberikan motivasi kepada pengurus wilayah dan wali asuh agar benar-benar melaksanakan tugasnya dengan baik.

“ Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan semangat pengabdian para pengurus wilayah dan wali asuh. Tentu, pengabdian yang professional yaitu terencana dengan baik sesuai dengan pola manajemen professional,” Ungkap Ustaz Alief Pengurus Bagian Penataan Wilayah Biro Kepesantrenan.

Hadir saat itu, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH.  Moh. Zuhri Zaini untuk memberikan materi. Menurutnya, pengurus harus memiliki rasa tanggungjawab terhadap amanah yang diemban, dengan rasa tanggungjawab itu akan membiaskan sebuah pengabdian yang sungguh-sungguh.

Kiai Zuhri melanjutkan, Pengabdian yang sungguh-sungguh bukan hanya bermodalkan kerja-bondo nekat- akan tetapi harus didasari dengan ilmu dalam membina santri, tatkala dianalogikan dengan pembuatan bangunan, membina santri lebih berat dari hal itu.

Beliau mengutrip sebuah nadzom zubad Ibnu Ruslan, dalam nadzom tersebut menyatakan bahwa seseorang yang beramal (mengerjakan sesuatu) tanpa didasari ilmu, maka pekerjaannya tidak akan diterima (sia-sia).
اﻟﺰﺑﺪ ﻓﻲ اﻟﻔﻘﻪ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ لابن رسلان

ﻭﻛﻞ ﻣﻦ ﺑﻐﻴﺮ ﻋﻠﻢ ﻳﻌﻤﻞ … ﺃﻋﻤﺎﻟﻪ ﻣﺮﺩﻭﺩﺓ ﻻ ﺗﻘﺒﻞ
“Setiap orang yang beramal tanpa ilmu, pekerjaan nya tidak akan diterima”.

Tentu dalam mengabdi harus didasari dengan rasa ikhlas, karena dengan tendensi rasa ikhlas dalam mengabdi Allah akan selalu memberikan pertolongan serta kemudahan dalam pengabdian,” Imbuhnya.

Sebagai sample dalam membina santri, beliau mencontohkan tata cara menangani santri yang melakukan pelanggaran, beliau dawuh ketika menangani permasalahan tersebut selayaknya tidak hanya melalui pendekatan undang-undang namun para pengurus perlu mengetahui seluk-beluk biografi keluarga dari santri tersebut, karena acap kali santri yang melakukan pelanggaran disebabkan adanya beberapa problematika yang terjadi di keluarga sehingga akan menimbulkan sebuah pelanggaran sebagai pelampiasan. Ketika ikhtiar yang dilakukan sudah maksimal maka pasrahkan semuanya kepada Allah, dengan mendoakan para santri binaannya,” Ungkapnya.

Dipenghujung acara beliau bercerita betapa pentingnya haibah (kewibawaan) seorang pengurus, karena betapapun haibah sangatlah penting bagi seorang pengurus, canda beliau “Mun engak be’-abeen kor-sokkor e keding agih (seperti kita, syukur-syukur didengarkan perkataan nya)”. Beliau mencontohkan Allah yarham Yai Hasan seppuh Genggong, ketika Kiai Hasan mengisi pengajian di PP. Nurul Qadim beliau hanya dawuh “tretan, neraka nika panas, abhejeng ghi (wahai saudara nekara itu panas, sholat ya)”. Perkataan beliau langsung direspon positif oleh para hadirin dan langsung diikuti. Itu semua karena beliau yang dawuh seorang yang memiliki haibah yang tinggi dan mempunyai dampak yang sangat besar kepada masyarakat.

Pewarta     : Ibnu Abdillah

Editor         : Ponirin Mika

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *