Dua Santri PP. Nurul Jadid, Berhasil Meraih Sanad al-Quran

nuruljadid.net- Torehan prestasi membanggakan kembali menghiasi bumi Pondok Pesantren Nurul Jadid . Pasalnya dua santri dari lembaga Tahfidzul Qur’an Wilayah Zaid bin Tsabit (K) telah berhasil menuntaskan program sanad, salah satu program tahap lanjutan yang harus ditempuh oleh setiap peserta yang mengikuti lembaga tersebut untuk menjadi seorang Haafidzul Qur’an.

Izzul Maromi (19) dan Hilmy Hannany (17) adalah nama dari dua santri tersebut. Izzul Maromi atau akrab dipanggil Mas Izzul merupakan santri asal desa Baja Raja Sumenep – Madura. Sedangkan Hilmy Hannany atau biasa dipanggil Hilmy berasal dari desa Cora Sale – Situbondo.

Pelaksanaan program sanad ini dari awal hingga akhir dilakukan di asrama wilayah Zaid bin Tsabit (K), yang pada saat itu situasi dan kondisinya memang mendukung lantaran sepi dari rutinitas santri dikarenakan masa liburan yang ditetapkan lebih awal akibat merebaknya pandemi covid-19. K.H Moh. Hefni Mahfudz Al-Haafidz selaku pemangku Wilayah Zaid Bin Tsabit sekaligus Penasehat Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qu’an (PPIQ) Pondok Pesantren Nurul Jadid secara langsung mengawasi dan membimbing keduanya selama mengikuti program tersebut.
Kedua santri yang memang bercita-cita ingin menjadi Ahlul Qur’an, boleh dibilang telah berhasil menuntaskan program tersebut dalam kurun waktu yang hampir bersamaan. Mas Izzul menyelesaikannya pada 11 Mei 2020. Dan sembilan hari kemudian pada tanggal 20 Mei 2020 Hilmy behasil merampungkannya.

Untuk bisa mengikuti program sanad, diharuskan melalui beberapa tahapan yang tidak mudah . Tahap pertama diwajibkan menyelesaikan setoran hafalan 30 juz. Untuk tahap ini, dua remaja yang begitu mencintai Al-Quran ini telah menyelesaikannya sebelum mereka pindah ke Pondok Pesanten Nurul Jadid; Mas Izzul telah menuntaskan hafalannya di Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an – Jombang pada tahun 2015. Adapun Hilmy berhasil di Pondok Pesantren Wali Songo -Situbondo pada tahun 2017.
Untuk tahap selanjutnya, keduanya diharuskan menempuh program satu majlis. Dalam tahap ini, baik Mas Izzul maupun Hilmy dituntut untuk membaca Al-Qur’an bil ghoib (tanpa melihat teks Al-Qur’an) dan harus hatam dalam waktu satu hari satu malam. Program ini berhasil mereka laksanakan di Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilayah Zaid Bin Tsabit dan dikediaman keduanya dengan disaksikan oleh kedua orang tua masing-masing.
Kemudian pada tahapan yang ketiga adalah program sanad. Pada tahap ini dituntut untuk konsisten membaca dan menghatamkan Al-Qur’an bil ghoib sebanyak 41 kali selama 41 hari.

Menurut ustadz Ilyas Junaidi Addakhil, kepala Wilayah Zaid bin Tsabit (K), tiga program ini adalah satu kesatuan program yang harus ditempuh secara berkesinambungan. Tujuannya adalah agar hafalan yang telah disetorkan pada program tahap petama semakin kuat dan lancar dengan mengikuti program tahap kedua atau satu majlis. Kemudian setelah hafalannya kuat maka dilanjutkan dengan program tahap ketiga, yakni progaram sanad. Tujuannya adalah untuk menguji konsistensi peserta agar terbentuk ke-istiqomahan dalam membaca dan mengahatamkan Al-Qur’an setiap harinya.

“ Dan Alhamdulillah kedua teman kita itu melalui setiap tahapan dengan baik dan hasilnya sangat memuaskan dengan diperolehnya sanad Al-Qur’an langsung dari KH. Moh. . Hefni Mahfudz Al-Haafidz ” ujar ustadz kelahiran Bondowoso tersebut.

Mendengar kabar tersebut, pengasuh pondok pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zain, BA. saat ditemui di dalemnya, memberikan apresiasi keberhasilan kedua santrinya itu. Beliau juga memberi wejangan agar menjaga hafalannya secara total; fokus hanya pada Al-Qur’an, tidak perlu memikirkan hal-hal lain, terlebih urusan dunia.

“Karena orang yang totalitas dalam menghafal Al-Qur’an semua kebutuhannya akan dipenuhi oleh Allah” kata beliau.

Ke depan jajaran pengurus Wilayah Zaid bin Tsabit (K) berharap akan ada banyak lagi santri yang bisa mengikuti apa yang telah dicapai oleh Mas Izzul dan Hilmy.

“Dengan kebehasilan dua orang ini, kami berharap akan ada banyak lagi santri yang bisa mengikuti pencapaian keduanya. Dan kami berkomitmen untuk terus mendukung program-progam ini guna melahirkan lebih banyak lagi generasi Qur’ay di masa-masa yang akan datang” ucap ustadz Ilyas menutup sesi wawancara sore itu. (Zbts/ZeinZee)

 

Editor : Ponirin Mika

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *