Pos

Tingkatkan Layanan Santri, Biro Kepesantrenan Putri Laksanakan Diklat Kewaliasuhan

nuruljadid.net- Dalam rangka meningkatkan kompetensi kewaliasuhan pengurus putri, Biro Kepesantrenan Bidang Bimbingan Konseling dan Wali Asuh (BKWA) melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kewaliasuhan Wali Asuh Putri dengan tema “Seni Memahami Diri Sendiri”. Wali Asuh dibekali ilmu dan konsep mengenali diri yang tentunya sebagai dasar untuk dapat lebih mengenal dan mengelola santri yang beragam dengan berbagai pendekatan (multiple approaches). Diklat kewaliasuhan ini dilaksanakan hari kamis (11/11/2021) bertempat di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Kegiatan pendidikan dan pelatihan (Diklat) ini merupakan implementasi layanan dasar untuk membina wali asuh dengan bekal ilmu kepemimpinan dan multi disiplin keilmuan lainnya yang cukup. Sehingga bisa memimpin dan mengelola beragam kondisi santri dengan latar belakang yang berbeda dalam suatu kelompok dengan pelayanan sesuai standarisasi pesantren. Selain itu, kegiatan diklat ini merupakan salah satu bentuk optimalisasi pelayanan pesantren terhadap santri dan wali santri. Dengan diklat ini, para wali asuh dibekali ilmu kewaliasuhan yang secara tidak langsung mempersiapkan pengurus siap menjadi orang tua kelak ketika terjun ke masyarakat pasca pendidikan di pesantren.

(Ny. Roudlatul Aniiq memberikan arahan dalam kegiatan diklat kewaliasuhan)

Tepat pukul 08.00 acara diklat kewaliasuhan dimulai, yang dipimpin langsung oleh Wakil Kepala Biro Kepesantrenan Ny. Mamnuhatur Rohmah bersama Wakil Kepala Bidang BKWA Ustazah Madinatul Munawwarah. Salah satu panitia Diklat kewaliasuhan berharap “Kami tidak ingin peserta hanya mengikuti pelatihan saja, bagaimana peserta bisa mengimplementasikan hasil dari pelatihan ini ketika terjun di lapangan nantinya, dan semoga ini menjadi ilmu yang barokah serta berguna di masyarakat,” pungkasnya.

Diklat ini diisi oleh Ny. Raudlatul Aniqq Malthuf sebagai narasumber dan trainer putri dari KH. Malthuf Siroj yang turut berkontribusi aktif memberikan arahan, bimbingan, masukan dan suntikan ilmu kepada peserta diklat yang hadir terkait bagaimana seni memahami diri sendiri sehingga dapat mengeksplorasi potensi serta pengenadalian diri dengan baik.

Kegiatan ini berjalan khidmat dan lancar yang diikuti oleh Wali Asuh dengan antusias dari berbagai wilayah diantaranya Al-Hasyimiyah, Zaid Bin Tsabit, Al-Mawaddah, An-Nafi’iyah, Fatimatuzzahra untuk sesi pagi dan Wilayah Az-Zainiyah, Nasyiatul Hamidiyah dan Al-Lathifiyah untuk sesi siang.

 

(Humas Infokom)

Selama Lockdown Al-Hasyimiyah Lakukan Senam di Pagi Hari

Selama Lockdown, Santriwati Lakukan Senam di Pagi Hari

nuruljadid.net – Sebagai upaya preventif untuk menanggulangi pandemi orona virus (Covid-19), Wilayah putri Pondok Pesantren Jadid mengadakan kegiatan olah raga senam pagi bagi seluruh santriwati. Kegiatan rutinitas yang biasanya dilaksanakan Jum’at pagi ini, kini menjadi kegiatan harian.

“Kami melaksanakan senam pagi ini atas instruksi pesantren yang mengharuskan santri berolahraga setiap harinya,” ujar Yulif, Kabag Kesehatan Putri Wilayah Al-Hasyimiyah, Rabu(25/03) kemarin.

Senam ini dilaksanakan setelah selesainya pengajian pagi oleh Dewan Pengasuh.

“Pada pukul 07.30 WIB seluruh santriwati sudah berada di depan Musala Al-Hasyimiyah dan dibeberapa halaman di wilayah putri. mereka beramai-ramai mengikuti senam Indonesia Jaya,” Sambungnya.

Yulif melanjutkan, Selain melakukan senam di pagi hari, santriwati terus mendapatkan pemantauan terkait kesehatannya oleh masing-masing wali asuh.

Fungsi senam ini untuk menguatkan fisik serta kekebalan tubuh santri, tujuan lainnya adalah sebagai refreshing bagi santriwati,” Tambahnya

Pasalnya, semenjak adanya pandemi corona virus  Covid-19, akses santri menjadi sangat terbatas. Mereka sudah tak bisa lagi melaksanakan kegiatan dalam bentuk apapun meskipun KBM.

”Kasihan adek-adek (Santriwati, Red) sudah tidak bisa belajar seperti biasa. Pastinya mereka kebahagiaannya terganggu. Makanya, kami sebagai pengurus pesantren setidaknya membuat mereka tidak tertekan dalam suasana yang genting saat ini,” ungkap Sherly Dwi Agustin, Pengurus Wilayah Al-Hasyimiyah

“Juga, kalau kita bisa membuat mereka bahagia terus, Insya Allah kita bisa ikut bahagia dan berdampak pada kesehatan semakin baik” lanjut santriwati asal Bondowoso tersebut.

Para santri putri wilayah Al - Hasyimiyah saat Senam Pagi

Para santri putri wilayah Al – Hasyimiyah saat Senam Pagi

Meski senam yang diadakan hanya berdurasi 30 menit, namun kegiatan ini mampu membangun kesadaran santri untuk terus menjaga kesehatan fisik dan membuat mereka sejenak lupa berkait pandemi covid-19.

“Seru kok. Katanya ustadzah, biar kita sehat selalu. Jadi, senam kayak gini memang perlu kita lakukan. Apalagi setiap hari. Jadi tambah sehat karena bisa ngeluarin keringat,” ungkap Echa, salah satu santriwati kelas akhir asal Banyuwangi saat ditanya perihal kegiatan senam.

 

Pewarta : NaFit

Editor     : Ponirin Mika

Pembekalan Wali Asuh Putri Melalui Training Skills

nuruljadid.net- Pondok Pesantren Nurul Jadid bagian Wakabid Puteri adakan Training Skills Wali Asuh yang baru dipilih. Kegiatan ini bertempat di Aula Mahram Wilayah Al-Hasyimiyah.

Nyai Muthmainnah atau di akrab dipanggil Ning Iin mengatakan adanya kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan skill kewaliasuhan di asramanya masing masing.

Kurang lebih 400 Wali Asuh dari semua wilayah mengikuti pelatihan ini. Untuk lebih memaksimalkan training tersebut dilaksanakan selama 3 hari sejak hari sabtu-senin tanggal 14-16 September 2019.

Yang menjadi Tim pelatih, mereka adalah Tim Konselor Program Doktoral dari Universitas Negeri Malang.

 

Pewarta : PM

Suasana Santriwati Nurul Jadid Belajar Kitab Kuning di Taman Bunga

nuruljadid.net- Kami belajar baca kitab kuning di tempat terbuka lebih enjoy dan lebih cepat mengerti daripada di dalam ruangan. Apalagi di pagi hari, tubuh masih segar dan pikiran masih fresh. Di dalam ruangan terkadang membosankan,” Tutur Aulia Nurul Hasanah, siswi Madrasah Aliyah Program Keagamaan.

Sejumlah 26 santriwati yang melakukan bimbingan baca kitab, ini semua kelas XI Program Keagamaan MANJ,” Ucap Ustadzah Dzurratul Muniroh.

“lebih efektif pagi hari dan anak-anak masih semangat. Kegiatan ini dilaksanakan setiap pagi dengan durasi waktu 45 menit, di bagi 4 kelompok dan kali ini bertempat di Taman Bunga Wilayah Al-Hasyimiyah (Daltim),” Lanjutnya.

“Taman bunga ini menjadi tempat belajar kami, karena suasananya mendukung. Apalagi di pagi hari, segar bugar dan menyenangkan,” Tegas Ustadzah Dzurrah.

Mereka kompak menjawab saat Huminfo bertanya pada mereka. “Kami senang belajar kitab kuning dan kesenangan ini tidak bisa dikalahkan oleh apapun,” Ujarnya.

Pewarta : PM

 

Sambut Semester Genap dengan Hypno Teaching

Nuruljadid.netDemi meningkatkan kualitas dan kapasitas pengabdian untuk menjadi seorang pendidik terbaik, pengurus putri wilayah Al-hasyimiyah bekerja sama dengan pengurus wilayah Al-mawaddah mengadakan pelatihan yang bertajuk Hypno Teaching pada Selasa (19/12/2017).

Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.00 tersebut mengundang Ustadz Edy Susanto, SQ, S.Pd.I, MPS, MCIHt, CIHC, CNLP  seorang Trainer nasional dari Jakarta untuk menjadi Trainer dalam pelatihan yang berlangsung selama satu hari.

Pelatihan Hypno Teaching ini sengaja dilaksanakan sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar semester genap di lembaga-lembaga yang berada di wilayah Al-hasyimiyah dan Al-Mawaddah. Hal ini dimaksudkan agar para guru bisa langsung mempraktekkan materi pelatihan.

“Tujuan adanya pelatihan ini adalah agar kita bisa berproses dan memantaskan diri untuk menjadi Khairah Ummah.  Oleh karena itu, saya berharap untuk semua yang telah hadir dalam acara ini benar-benar bisa mengoptimalkan amanah-amanah yang telah diemban bersama” tutur Ibunda Nyai Hj. Hamidah Wafi selaku pemangku wilayah Al-Hasyimiyah dalam sambutannya.

Lebih lanjut Ibunda Nyai Hj. Hamidah Wafie mengungkapkan bahwa tujuan diadakannya pelatihan ini tidak lain adalah untuk meningkatkan kapasitas para guru sehingga kelak dihadapan Allah ketika dimintai pertanggung jawaban tentang anak didik yang tidak sesuai dengan harapan, ikhtiar yang dilakukan para guru sudah maksimal.

Hypno Teaching yang dimotori oleh Kabid IV wilayah Al-Hasyimiyah ini mengundang seluruh guru yang mengajar di wilayah, lembaga, asrama khusus maupun tutor yang melibatkan santri wilayah Al-Hasyimiyah keseluruhan.

Kegiatan yang berlangsung di Aula SMP Nurul Jadid tersebut berlangsung dengan antusiasme para guru yang tinggi. Hal ini terlihat dari aura wajah para peserta pelatihan yang bersemangat mengikuti pelatihan meski yang hadir lebih banyak guru perempuan dibanding guru laki-laki.

“Kita tidak bisa memberi lebih jika kita tidak punya lebih, kita tidak bisa memberikan yang terbaik jika kita tidak punya yang terbaik” ungkap Ibunda. (KA)

Menjelang Hari Santri Nasional, Panji Pelopor Putri Menggali Potensi Diri

nuruljadid.net- Panji Pelopor Putri kembali merapatkan barisan untuk memperkuat ikon diri sebagai etalase Pondok Pesantren Nurul Jadid di aula mahrom Wilayah Al-Hasyimiyah.

Tugas utama Panji Pelopor adalah menjadi Event Organizing (EO) dalam acara-acara besar yang diadakan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid. Selain sebagai EO, Panji Pelopor juga bertugas sebagai Protokoler di masing-masing wilayah untuk menyambut tamu dan mengkondisikan lalu lalang santri. Panji Pelopor menjadi ikon Nurul Jadid, sebab tamu Nurul Jadid akan menilai Pesantren dengan cara Protokuler menyambut dan memperlakukan tamu.

Acara Kumpul Bareng Panji Pelopor Putri yang dilaksanakan pada Senin, (10/10/2017) tepat jam 20.00 WIB tersebut, berjalan lancar dan penuh antusias. Acara ini menjadi titik awal untuk gerakan-gerakan positif selanjutnya baik dalam kegiatan besar pesantren atau kegiatan di wilayah masing-masing. Selain itu, acara ini juga untuk menyamakan presepsi dan menata kembali niat mengabdi anggota Panji Pelopor Putri untuk Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah, Penyaji dalam acara yang juga menjadi Pembina Panji Pelopor Putri menjelaskan bahwa untuk menjadi pribadi istimewa harus dibarengi dengan terus menggali potensi diri, sebab ketika potensi diri belum ditemukan akan susah menentukan tujuan hidup.

Potensi diri dapat dilihat dari bagaimana proses berpikir, merasakan keadaan diri, lingkungan dan orang lain, mengasah kecerdasan menghadapi kesulitan dan bagaimana berproses mengenali jati diri masing-masing. Dalam acara, anggota Panji pelopor diajak mengenali potensi diri masing-masing dengan serangkaian panduan yang dipandu langsung oleh Neng I’ah –sapaan akrab Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah.

Setelah mengetahui potensi diri masing-masing, anggota Panji pelopor tersebut kemudian diarahkan untuk mengembangkan diri dalam komunitas masing-masing. Langkah yang ditempuh lebih akurat dan lebih tertata, sesuai dengan potensi masing-masing anggota panji pelopor. Dengan menggali potensi tersebut, penugasan dilapangan menjadi lebih efektif dan efesien.

“Pada akhirnya bagaimana perkumpulan ini dapat menjadi wahana mengasah potensi menjadi kekuatan diri,” ujar Neng I’ah.

Dalam prosesnya masing-masing anggota Panji Pelopor akan mengasah diri bersama dalam satu wadah agar bisa menjadi perempuan yang bisa diandalkan, perempuan yang cekatan dan serba bisa.

“Saya berharap para panji pelopor ini menjadi perempuan cekatan yang serba bisa,” imbuh neng I’ah. (IND)

 

Klinik Az Zainiyah; Pelantikan POSKESTREN Perdana Tetap Berjalan Lancar

nuruljadid.net Jumat malam (29/09/2017) klinik Az-Zainiyah mengadakan pelantikan pengurus dan kader Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN). Pelantikan perdana kader kesehatan wilayah putri ini dilaksanakan di wilayah Al-Hasyimiyah. Tepatnya di depan mushalla dengan dihadiri oleh seluruh pengurus Badan Koordinator Pengurus Putri (BKPP) serta staf dan karyawan klinik Az-Zainiyah. Turut hadir pula Kepala Pesanten KH. Hamid Wahid, M.Ag.

Tepat pukul 20.05 WIB acara dimulai dengan pembukaan oleh pembawa acara. Proses acara sempat terganggu tepat ditengah pembacaan sholawat nabi disebabkan gerimis. Meski sempat terganggu, acara pelantikan POSKESTREN tetap dilanjutkan.

“Pembentukan kader kesehatan ini (POSKESTREN, Red) dalam rangka meminimalisir adanya potensi-potensi penyakit yang sewaktu-waktu bisa datang” ungkap KH. Hefniy Rozak, M.Pd. dalam sambutan pidatonya selaku direktur klinik Az-Zainiyah.

KH. Hefniy juga menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan dimulainya acara yang seharusnya dimulai tepat pukul 20.00 WIB. Menurut beliau, waktu adalah komponen yang penting terutama bagi kader kesehatan, sebab setiap detik dalam kesehatan bertaruh dengan nyawa.

Setelah sambutan dari direktur klinik Az-Zainiyah, acara dilanjutkan dengan prosesi pelantikan POSKESTREN. Diawali dengan pembacaan Surat Keputusan oleh Ahmad Kholid, S.Kep. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuhan oleh dr. Nina Kartika. Pembacaan ikrar dipimpin oleh KH. Hamid Wahid. Terdapat 28 kader kesehatan POSKESTREN yang terlantik dihadapan seluruh tamu undangan dan santri wilayah Al-Hasyimiyah.

Acara pelantikan juga diisi dengan tausiyah oleh KH. Hamid Wahid, M.Ag. Dalam tausiyahnya, beliau berpesan terutama kepada para kader kesehatan POSKESTREN bahwa segala sesuatu yang dilakukan secara bersama-sama dapat lebih mudah. Beliau berharap dengan adanya POSKESTREN dapat membantu Pesantren dalam menjaga kesehatan santri. Menurut beliau, perjalanan hidup yang sehat dapat menjadi salah satu faktor yang menentukan perjalanan hidup seseorang pada akhirnya. (ADK)

 

Lomba Shalawat Menyambut PHBI

nuruljadid.net – Perlombaan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam, red) kali ini menyajikan berbagai lantunan irama syahdu dari musholla wilayah Al-Hasyimiyah. Pasalnya perlombaan sholawat antar lembaga dilaksanakan di wilayah Al-Hasyimiyah, tepat pada hari Kamis (07/09/2017). Karena adanya acara tersebut, tampak musholla Al-Hasyimiyah diwarnai oleh berbagai santri (putri, red) dari masing- masing lembaga dan masing-masing wilayah di Pondok  Pesantren Nurul Jadid.

Sebelum perlombaan berlangsung, tampak panitia PHBI dan anggota FKO terlihat sibuk, guna mempersiapkan keperluan yang dibutuhkan untuk keberlangsungan acara tersebut.  Para panitia PHBI dan anggota FKO menggunakan pakaian dengan warna yang sama (Kerudung berwarna merah dan baju berwarna putih, red) guna untuk dapat memudahkan dalam membadakan identitas  panitia. Perlombaan tersebut dilaksanakan tak lama setelah kegiatan (Rutinitas para santri ketika malam jum’at, usai sholat isya’ berjama’ah, red) dari pihak pesantren.

Adapun peserta yang mengikuti acara tersebut meliputi lembaga sekolah dari tingkat SLTP sampai SLTA. Oleh sebab itu, para sporter berdatangan untuk memberikan semangat dan dukungan untuk lembaganya masing-masing. Jadi tak heran jika wilayah Al-Hasyimiyah khususnya di musholla (daltim, red) pada malam tersebut diramaikan oleh santri wilayah lain. Penampilan pertama dari delegasi SMP Nurul jadid, disusul peserta kedua perwakilan dari MAN 1 Probolinggo, dan diakhiri oleh delegasi dari Madrasah Aliyah Negeri 1 Probolinggo.

“Bahagia, karena bisa menambah pengalaman,  berusaha dan memberikan yang terbaik untuk…(Nama instansi sekolah). Luar biasa dan cukup memuaskan meskipun tardapat sedikit problem ketika perfom, tapi saya yakin apapun dan bagaimanapun hasil kami ketika pengumuman di penutupan  PHBI nanti saya pasrahkan semua kepada Allah, karena Allah Maha mengetahui dan Maha adil, dan pastinya usaha tidak akan mengkhianati hasil,” Ujar salah seorang peserta yang kami (kru Al-hasyimy post, red) temui usai acara perlombaan berlangsung.

Tak hanya lomba sholawat, berbagai macam perlombaan diselenggarakan oleh pihak panitia guna memperingati hari besar besar  Islam. Beragam perlombaan telah terealisasi dengan maksimal. Tentunya berbagai harapan dan tujuan selalu terpuai dalam setiap perlombaan salah satunya untuk mencetak santri yang berkualitas dan mengharumkan nama Pondok pesantren Nurul Jadid. ”Tujuan  diadakannya lomba sholwat ialah agar dapat mencetak santri yang mampu dan mahir dalam bidang sholawat,” ungkap salah seorang panitia PHBI yang kami temui usai acara berlangsung. (DRA)

Penjemuran Bantal Massal Santri

nuruljadid.net- Ada pemandangan berbeda terlihat di halaman wilayah Al-Hasyimiyah pagi ini (08/09/2017). Pasalnya halaman yang biasanya bersih tanpa ada sesuatupun pagi ini penuh dengan bantal, guling dan boneka yang dijemur dengan berjejer rapi.

Penjemuran bantal adalah salah satu program bagian kesehatan yang dilaksanakan secara berkala. “Dulu penjemuran massal ini dilaksanakan satu bulan sekali. Sempat beberapa kali tersendat dan karena beberapa pertimbangan program ini kami optimalkan dengan mengubah menjadi setengah bulan sekali,” papar Septiana Yulif, Kabag Kesehatan.

Setelah libur ramadhan lalu kali ini adalah kali pertama penjemuran bantal dilaksanakan kembali. Penjemuran bantal secara massal itu dilaksanakan sejak pagi sampai sore. Pukul empat sore halaman wilayah sudah harus bersih seperti sediakala.

Penjemuran bantal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya santri yang kurang peduli terhadap kebersihan bantal. Banyak bantal yang apek dan sarung bantal yang tidak kunjung diganti. Program penjemuran bantal massal ini menjadi program berkelanjutan dengan diseragamkannya sarung bantal semua santri.

“Biasanya setelah dijemur bantal-bantal itu akan diganti sarung bantalnya. Tapi, kenyataannya banyak santri yang tidak terdeteksi oleh kami dan membuat tidak nyaman teman-teman sekamarnya. Karena itu kami membuat program berkelanjutan yakni mengganti sarung bantal dengan warna seragam. Setiap santri punya dua sarung bantal dengan dua warna berbeda dan harus diganti setiap setengah bulan sekali lepas penjemuran massal,” jelas Irma Lailatus Sa’adah, Kepala Bidang II Bagian kesejahteraan santri.

Antusiasme para santri terlihat jelas ketika mereka bersama-sama mengeluarkan bantal dari kamar masing-masing lalu ditata sedemikian rupa di halaman agar tidak menghalangi jalan kemudian bantal-bantal itu ditepuk-tepuk dengan wajah sumringah.

“Diharapkan program ini menjadi ikhtiar pengurus untuk menjaga kesehatan santri dengan pola hidup bersih,” pungkas Irma, sapaan akrabnya. (ka)

 

Lapis-lapis Keberkahan diantara Dua Kesunnahan

nuruljadid.net – (01/09) Bias sinar matahari mulai terasa hangat melewati lubang ventilasi musholla yang di gunakan sebagai tempat shalat idul adha tahun ini. Berbeda dengan beberapa tahun lalu, santri Wilayah Al-Hasyimiyah sudah tidak harus berbondong-bondong ke wilayah Az-Zainiyah sebab pada lebaran idul adha tahun ini pengurus wilayah Al-Hasyimiyah menyelenggarakan shalat berjamaah di wilayah Al-Hasyimiyah yang diimami langsung oleh Ustadzah Madinatul Munawwaroh. Sementara khutbah disampaikan oleh Kepala Wilayah, Ustadzah Siti Badriyah, dan Ustadzah Qinnatul Khoiroh bertugas sebagai Bilal.

Tepat jam 06.30 WIB, shalat jamaah dimulai. Gema takbir membahana. Semua santri yang mengikuti shalat jamaah larut dalam bacaan imam yang begitu menenangkan hati. Setelah shalat, dilanjutkan dengan pembacaan khutbah lalu tahlil bersama serta do’a sebagai acara pamungkas didalam pelaksanaan shalat idul adha tahun ini.

Shalat jamaah dilaksanakan di musholla Al-Hasyimiyah. Namun, sebab tempat yang tidak memadai, maka pengurus divisi ubudiyah menggelar terpal sebagai alas santri yang tidak mendapatkan tempat di musholla. Ada tujuh terpal yang di gelar, namun setengah jam sebelum shalat jamaah dimulai, masih ada banyak santri yang tidak menemukan tempat untuk shalat. Membawa tikar dari kamar pun menjadi satu-satunya pilihan solusi demi bisa ikut shalat berjamaah idul adha.

Sekalipun beralas tikar dengan ruangan terbuka tidak menjadi alasan surutnya semangat berjamaah para santri, terbukti dengan khidmatnya pelaksanaan shalat berjamaah serta penuhnya barisan shaf jamaah hingga ke depan Daerah El-Farodies dan Daerah Al-Maziyah. Semangat berjaamaah para santri ditengah tempat yang tidak begitu kondusif patut dipertahankan selaras dengan petikan hikmah khutbah yang disampaikan Ustadzah Sibad, sapaan akrab Ustadzah Siti Badriyah, beliau menyampaikan dalam khutbahnya bahwa sebagai santri sudah seharusnya selalu semangat menyebarkan kebaikan. Di dalam satu komando pemimpin, kita harus berjalan beriringan, saling mengingatkan hingga tidak akan ada perpecahan serta permusuhan antar saudara seagama.

Dalam pelaksanaan shalat idul adha banyak sekali sunnah-sunnah yang patut kita kerjakan. Diantaranya, makan setelah shalat idul adha, mandi, mengambil jalan berlainan ketika berangkat dan pulang dari tempat shalat berjamaah.

Salah satu yang paling sering diperdebatkan diantara ulama’ Nahdhiyin dan Ulama’ Muhammadiyah yakni pada tempat pelaksanaan shalat idul adha. Menurut kaum Nahdhiyin disunnahkan di masjid atau mushollah berlandaskan pada pendapat Imam Syafi’i. Sementara menurut kaum Muhammadiyah pelaksanaan shalat idul adha disunnahkan diruang terbuka atau lapangan.

Sebab tempat yang tidak memadai maka seyogyanya ada dua kesunnahan yang dilakukan secara bersamaan pada pelaksanaan shalat idul adha di wilayah Al Hasyimiyah sebagai mana yang diungkapkan oleh Ustadzah Siti Badriyah selaku Kepala Wilayah, “Pada pelaksanaan idul adha ini kita melaksanakan dua sunnah sekaligus terkait tempat shalat ied, yakni sunnah di dalam ruangan dan luar ruangan. Jadi yang berada didalam ruangan melaksanakan ‘sunnahnya’ imam Syafii sementara yang diluar ruangan melaksanakan ‘sunnahnya’ imam yang lain. Jadi barakahnya sama-sama dapet.(AF)

“Melupakan Rumah” dengan Lomba Takbir Akbar

Idul adha merupakan momen merayakan hari berbagi kebahagian bersama teman setelah sebelumnya pada idul fitri merayakan hari kemenangan bersama keluarga. Biasanya, para santri melewatkan idul adha dipondok dengan Lomba Masak Sate.

Berbeda dengan tahun lalu, Untuk menyemarakkan hari raya idul adha, dan mewadahi kreativitas santri dalam memainkan alat musik sederhana berupa botol air mineral dan botol kaca, (31/08) Bagian Diklat dan Keterampilan mengadakan Lomba Takbir Antar Daerah. Setiap daerah mendelegasikan sepuluh orang anggotanya, lima orang penabuh dan lima orang pengisi suara. Setiap daerah hanya boleh mendelegasikan satu kelompok dan membawa peralatan tabuh masing-masing.

Lomba yang dimulai jam 20.30 WIB tersebut menjadi ajang bersaing sehat antar daerah. Instrumen unik, tempo bermacam-macam, ketepatan tabuhan, kostum para peserta serta adu kekuatan suara khas vokalis menjadi tolok ukur kekompakan masing-masing peserta dan penilaian dewan juri. Kegiatan yang digelar di depan musholla tersebut sukses membuat para penonton larut dalam kebahagiaan hingga tanpa dikomando penonton ikut melafalkan takbir bahkan ada juga yang sampai meneteskan air mata.

“Lomba ini diadakan salah satunya untuk melupakan kenangan rumah, pengen lebaran bareng keluarga dalam pikiran para santri, terutama santri baru. Selain mereka terhibur juga untuk meraup pahala dari takbiran bareng malam ini,” ucap KaBag. Diklat dan Keterampilan, Sherly Dwi Agustin. (Af)

Belajar Tuntas Darah Wanita

nuruljadid.net – Fikih perempuan menjadi tema fikih yang sanagat penting dan tidak pernah habis dibahas.  Termasuk tema fikih yang sangat penting dipelajari  adalah Fikih darah wanita.

Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MA PK) mengadakan kegiatan program Praktik Ibadah (26/08/17) dengan mengangkat tema “Belajar Tuntas Darah Wanita” pada hari jum’at (25/08).

Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan Praktik Ibadah yang dilaksanakan secara berkala yakni satu  tahun sekali oleh Organisasi Siswa Intra Sakan (OSAKA) di MA PK.

Diangkatnya tema tersebut dilatar belakangi oleh minimnya pengetahuan peserta didik baru tentang darah wanita. Baik  darah ditinjau dari segi warna atau dari jangka waktunya. Darah bagi seorang wanita adalah sesuatu yang sangat penting, sebab diterimanya ibadah kaum perempuan adalah tergantung bagaimana ia mampu memahami darah wanita baik dari segi penghitungan masa keluar darah atau dari segi bagaimana bersuci dari masa “berdarah”.

“Dengan adanya acara tersebut siswi MA PK diharapkan dapat mengerti lebih detail perhitungan darah wanita yang terkesan mumet dan membingungkan,” ujar Ketua Panitia, Lutfatul Imamah.

Acara yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB tersebut berlangsung khidmat. Antusiasme terlihat dari banyaknya pertanyaan yang didiskusikan oleh peserta dan nara sumber.

Ustadzah Maadinatul Munawwaroh, S.Pd.I, yang didapuk sebagai narasumber mampu membuat suasana menyenangkan. Masing-masing peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian masing-masing kelompok diuji kekompakannya dengan yel-yel dan banyaknya pertanyaan yang diajukan. (EN)

Asah Hati dengan Tausiyah Pengasuh

nuruljadid.net – Pengurus wilayah Al-Hasyimiyah terus berusaha berbenah dalam segala hal termasuk usaha meningkatkan kinerja pengurus dan wali asuh. Salah satu program yang dicanangkan untuk itu adalah program tausiyah pengasuh.

Kegiatan tausiyah pengasuh tersebut adalah kegiatan tausiyah oleh dewan pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid secara berkala yakni satu bulan sekali dan diikuti oleh seluruh pengurus dan wali asuh.

Selain untuk pengurus dan wali asuh kegiatan ini juga digelar untuk seluruh santri yang dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan tingkatan sekolah yakni SLTP dan SLTA.

Pengurus bagian Bimbingan dan Konseling yang menjadi penanggung jawab kegiatan tausiyah pengasuh mengundang KH. Hefniy Mahfudz Al-Hafidz untuk memberikan tausiyah pada bulan agustus ini.

“Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan ruhul jihad pengurus untuk mengabdi tanpa batas. Lebih khusus lagi tausiyah ini juga menjadi media untuk mengasah hati. Bagaimanapun hati kita harus terus diasah agar selalu ikhlas mengabdi dengan totalitas,” ungkap Nur Amalia, Kepala Bagian Bimbingan dan Konseling.

Selain diperuntukkan pengurus dan wali asuh, tausiyah pengasuh ini juga diperuntukkan seluruh santri yang dibedakan menurut tingkat pendidikan formalnya. Diharapkan kegiatan ini bisa menjadi pemompa jiwa pengabdian pengurus serta pemompa semangat belajar santri.

“Tidak hanya otak yang perlu diasah, hati juga penting untuk diasah agar tetap seimbang,” ujar Siti Badriyah, kepala wilayah Al-Hasyimiyah menguatkan. (ka)

Perbarui Cinta Tanah Air dengan Menonton Bareng

nuruljadid.net – Berbagai revolusi yang tengah terjadi di pondok pesantren Nurul Jadid benar-benar menjadi kejutan dan  memberikan warna-warna baru bagi kehidupan santri. Mulai dari integrasi Madrasah Diniyah Nurul Jadid, sistem pembayaran yang terpusat, pengelolaan keuangan santri dengan menggunakan Briva yang dipelopori wilayah Al-Hasyimiyah, hingga perubahan yang paling hangat menjadi obrolan para santri di bulan Agustus ini adalah Gebyar Kemerdekaan RI yang ke-72. Mencolok sekali perbedaannya dengan peringatan kemerdekaan di tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya adalah dari awal bulan Agustus, seantero Nurul Jadid telah diramaiakan dengan umbul-umbul serta bendera merah putih.

Menyambut hari lahirnya bangsa Indonesia, kali ini Pondok pesantren Nurul Jadid mengupayakan adanya nafas dalam  memperingati hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia. Hal tersebut merupakan upaya untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme pada setiap santri serta bentuk implementasi dari kesadaran berbangsa dan bernegara yang merupakan salah satu poin dalam panca kesadaran santri.

Berbagai agenda yang dilaksanakan bervariasi. Mulai dari menonton bersama film yang bergenre nasionalisme, mengadakan istighosah, serta upacara pengibaran dan penurunan bendera. Pemutaran film perjuangan sendiri dilaksanakan dua kali. Pertama, dilaksanakan pada hari kamis (10/08) dengan judul film Tanah Surga, Katanya.

Film itu berhasil menyentuh hati para santri sampai membuat beberapa santri meneteskan air mata. Antusiasme santri pada agenda pertama tersebut sangat terlihat dari cara mereka yang berbondong-bondong mendatangi tempat acara, yaitu di depan asrama I’dadiyah.

Pada kegiatan yang dihadiri oleh seluruh santri wilayah Al-Hasyimiyah tersebut para santri juga mendapat tamu istimewa yaitu salah satu alumnus Nurul Jadid yang tengah menempuh studi kedokteran  di China. Laila Fakhriyatus Zakiyah yang pada malam itu diberi kesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada para santri.

Pemutaran film yang kedua dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2017 dengan film yang tak kalah seru dengan judul Alangkah Lucunya Negeri Ini. Adanya pemutaran film yang mendidik untuk menyambut hari lahir Indonesia bertujuan untuk memantik semangat santri untuk berjuang menuntut ilmu dan berprestasi sehingga dapat berkontribusi dalam membangun negeri.

“Dengan menonton film perjuangan tersebut seluruh santri diharapkan dapat meneladani perjuangan para pembela negeri dan dapat mengisi kemerdekaan dengan kegiatan positif,” ungkap Wildatus Syarifah, Sekretaris Umum Panitia Gebyar Kemerdekaan.

Selain itu, kegiatan ini dilakukan juga sebagai refleksi jiwa agar tetap berjuang untuk mengisi, merawat, dan mempertahankan kemerdekaan dengan cara masing-masing. “Seperti iman, kecintaan pada negeri juga harus selalu diperbaharui, salah satunya dengan acara ini,” tegas Wilda dengan penuh senyum. (Vie/IR)

Unggulan Bahasa; Parade Budaya Tiga Negara

nuruljadid.net – Unggulan bahasa SMA Nurul Jadid yang berdomisili di wilayah Al-Hasyimiyah punya ‘gawe’ besar. Kemarin (14/08) asrama unggulan bahasa mengadakan tasyakuran hari kelahiran lembaga. Asrama unggulan bahasa yang dikenal dengan nama Language Acceleration (LA) tersebut genap berumur 13 tahun.

Peringatan hari lahir lembaga ini merupakan kegiatan yang diagendakan setiap tahun dan kegiatan yang selalu ditunggu-tunggu banyak orang. Pasalnya selain rangkaian acara tasyakuran hari lahir acara ini juga sebagai acara puncak lomba mengarang cerita pendek yang diikuti oleh santri wilayah Al-Hasyimiyah.

Acara yang bertempat di depan musholla Al-Hasyimiyah tersebut mampu menjadi magnet bagi para santri. Terbukti dari banyaknya santri yang rela berjubel untuk menyaksikan serangkaian acara yang dikemas dengan nuansa budaya tiga negara yakni Inggris, China dan Arab.

Nuansa budaya tiga negara tersebut disuguhkan sebagai wujud toleransi dan keinginan  untuk selalu bersatu dalam perbedaan.  Acara terbesar sepanjang tahun yang mengangkat tema Pesta Rakyat Al-Hasyimiyah ini juga adalah sebagai wujud berbagi kebahagiaan dengan sesama. “Tema tersebut dipilih karena kami menginginkan semua santri di wilayah ini merasakan kebahagian kami menyambut hari lahir lembaga kami”.  Ucap Zahrotul Fikri Annabila, Presiden AFLA .

Diakhir acara para pemenang diumumkan.  Keluar sebagai pemenang lomba cerpen, saudari Izzul Hukama dengan judul cerpen “Adakah yang Lebih Sakit?”. Sedangkan pemenang lomba Puisi diraih oleh santri daerah Syafiqoh El-Nabilah dengan Judul “Indonesia Terbalik”. (VY)