Petikan dari Pembacaan Manaqib KH. Muwafiq Amir
Yang wajib itu mengajar santri, bukan memperbanyak santri
(KH. ZAINI MUNIM)
Mengajar kitab kecil dan kitab besar itu sama nilainya, jika sama sama ikhlas
(KH. ZAINI MUNIM)
Santri tidak jadi masalah memakai celana, asalkan ada tasbih di sakunya
(KH. HASAN ABDUL WAFI)
KH. Zaini pengasuh pertama yang mempunyai pendidikan ibtidaiyah sampai perguruan tinggi. Beliau Kiai Zaini, sosok sempurna, karena beliau seorang pengasuh, pengajar, akademisi, pemimpin tarekat dan muballig serta aktivis NU
(KH. MUWAFIQ AMIR)
Kiai Zaini mengatakan, bahwa beliau, ingin mencetak santri sebagai pejuang islam
(KH. MUWAFIQ AMIR)
Kiai Chatim, pernah tirakat datang ke masjid satu jam sebelum waktu shalat tiba selama tiga tahun
(KH. MUWAFIQ AMIR)
Pesan Kiai Hasyim kepada Kiai Abdul Haq, jangan sampai mengecewakan orang yang meminta tolong siapapun orangnya
(KH. MUWAFIQ AMIR)
Kiai Abdul Haq, mendapat ijazah barzakiyah dari Kiai Hasyim Zaini, sehingga beliau bisa menolong orang melalui ilmu wahbinya
(KH. MUWAFIQ AMIR)
Pesan guru Kiai Zaini kepada beliau saat mau pulang dari mekkah. Kun Kannas, jadilah seperti manusia pada umumnya
(KH. MUWAFIQ AMIR)
Kiai Hasyim Zaini, mendidik santri dengan hati, apabila memanggil santri nakal, beliau selalu memanggilnya dan memberi makan yang enak sambil memberikan nasehat
(KH. MUWAFIQ AMIR)
Kiai Zaini pernah dawuh ke Kiai Hasan Abdul Wafi, seperti ini dawuhnya, 10 tahun lagi banyak orang tidak senang alfiyah
(KH. MUWAFIQ AMIR)
Penulis: Ponirin