Mahasiswa Harus Memahami Makna Moderasi Pemikiran Politik Islam
nuruljadid.net- Senin, (09/03) Universitas Nurul Jadid Paiton, Probolinggo menghelat kegiatan Kuliah Tamu. Acara tersebut berlangsung di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan diikuti oleh semua mahasiswa Universitas Nurul Jadid yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB tersebut disambut meriah oleh semua lini masyarakat UNUJA baik dari civitas akademika maupun para mahasiswa, terlihat dengan penuhnya Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid yang menjadi tempat diselenggarakannya kuliah tamu tersebut.
Adapun nara sumber yang didatangkan oleh pihak kampus adalah adalah bapak H. Anwar Sadad. M. Ag, wakik ketua DPR Jawa Timur. Narasumber yang belatar belakang santri ini, tiba pada pukul 11.20 WIB didampingi oleh Rektor UNUJA dan segenap Civitas Akademika.
Dalam sambutannya KH. Hamid Wahid. M. Ag selaku Rektor UNUJA berharap kuliah tamu kali ini mampu memberi pencerahan bagi mahasiswa yang hadir khususnya mahasiswa santri atau pelajar pesantren yang terkenal dengan kaum sarungan, untuk memahami makna dari moderasi pemikiran politik islam yang bertujuan sebagai wasilah pemersatu umat di negeri ini melalui pengalaman-pengalaman, dan resep-resep dari narasumber.
Dalam sambutannya pula beliau mengatakan meskipun temanya adalah Merajut Keutuhan Bangsa melalui Moderasi Pemikiran Politik Islam, namun isinya adalah pengayaan-pengayaan serta teori-teori praktek yang outputnya adalah kemanfaatan social masyarakat. “Harapan kami semoga kita semua mampu menjadi manusia yang sepenuhnya hadir untuk memberi warna bagi peradaban negeri ini”, pungkas beliau.
Kuliah tamu yang mengangkat tema “Merajut Keutuhan Bangsa melalui Moderasi Pemikiran Poltik Islam” tersebut berjalan khidmat, khususnya saat narasumber menyampaikan Orasi Ilmiahnya semua undangan dan hadirin yang hadir menyimak dengan seksama. Tak ayal narasumber yang merupakan jebolan Pesantren Sidogiri, Pasuruan Jawa Timur tersebut membawa suasana perkuliahan yang kondusif dan meyenangkan.
Beliau mengatakan sangat senang jika berbicara tentang moderasi dimana moderasi politik pemikiran islam adalah salah satu aktualisasi politik yang harus teraplikasikan khususnya saat ini dimana para pemimpin harus mengemban amanah sebagaimana amanah kenabian yakni yang pertama untuk menjaga kesucian agama islam dan yang kedua adalah sebagai alat kontrol menjalankan kehidupan dunia.
Lebih jauh beliau mengatakan bahwa Indonesia adalah tempat tumbuhnya berbagai perbedaan baik agama, budaya maupun kulturnya. Akan tetapi apabila ada yang ingin mengoyak persatuan dalam keragaman tersebut maka “Indonesia Harga Mati” adalah tindakan yang harus kita ambil untuk mempertahankannya.
Acara tersebut berakhir tepat pukul 12.15 WIB dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh Gus Hefni Rozak selaku sekertaris Yayasan.
Pewarta : Sulus
Editor : PM
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!