Valentine Day, Semoga Kita Tidak Salah Meletakkan ‘Cinta’
Mafhum sebagaimana yang kita ketahui bahwa besok, tanggal 14 Februari 2018 Masehi. kebanyakan anak-anak muda seluruh dunia akan merayakan Hari Kasih Sayang atau yang lebih tenar distilahkan dengan Valentine Day. Momentum yang sangat di gandrungi oleh para remaja tersebut, nyatanya berawal dari kisah seorang pemuda yang penuh dengan ‘kepedihan’ dan ‘penderitaan’ yang amat sangat memilukan
Namanya Valentine Day ada untuk menghormati Saint Valentine, santo pelindung pecinta yang diyakini, dibunuh pada Februari 14 AD 270. Selama waktu itu, Kaisar Romawi Claudius II membatalkan semua pernikahan dan pertunangan di Roma, Claudius II mengalami kesulitan mendapatkan orang-orang terbaik untuk bergabung dengan militer, Karena percaya pria yang sudah menikah tidak bisa menjadi prajurit yang baik.
Namun, Saint Valentine diam-diam menikahi pasangannya hingga ia tertangkap dan tetap menolak untuk meninggalkan kepercayaan Kristennya, divonis dipukuli sampai mati dengan klub dan akhirnya kepalanya dipotong.
Kisah cinta kasih yang mengalami ‘kepedihan’ dan ‘penderitaan’ yang berujung kematian hampir kita temui dalam setiap kisah mashur. Pertama sebut saja, pasangan kekasih yang legendaris Laila Majnun kisah yang menceritakan seorang pemuda tampan, gagah dan penuh wibawa yang terkenal di kawasan kabilah bani amir, jazirah Arab,yang bernama Qais. Ia mencintai seorang wanita dari kabilah lain yang tak kalah terkenalnya, yang bernama Laila. Mereka menjalani kisah yang memilukan karena tak di restui oleh orang tuanya, dan pada akhirnya pun berujung pada kepastian hidup yakni kematian
Yang kedua, kisah yang berasal dari daratan Italia Romeo dan Juliet, kisah sepasang kekasih yang penuh dengan lika liku Asmara yang mengharu biru, permusuhan antar kedua orangtu dan pertentangan hubungan asmara yang terjalin. Sampai sang malaikatul maut datang menjemput kedua sejoli, rela mati demi sang kekasih, darinya romansa cinta sejati terdengar, karena hanya maut yang sanggup memisahkan.
Dalam kebanyakan pandangan kita, kisah tiga Romansa di atas (Saint Valentino, Lala Mjnun dan Romeo Juliet) tersebut sudah menjadi barometer bahwa kisah cinta mereka adalah kisah cinta suci yang abadi. Nyatanya tidak demikian, Sebab Rasa cinta merupakan bagian dari pekerjaan hati, dan perasaan tersebut adalah anugerah yang hakikatnya datang dari sang maha luhur Allah Swt, dalam permasalahan cinta, terutama rasa cinta yang timbul antara peria dan wanita, syariat memberikan solusi berupa pernikahan sebagai penyalurnya.
Oleh karenanya perlu kiranya kita cerdas membaca kisah dan mengaplikasikannya, karena ada sabda nabi Seseorang akan di kumpulkan bersama orang yang ia cintai” Dengan meminjam klasifikasi Syahid dalam termenologi Islam, bolehlah kalau kita bagi Cinta itu ke dalam tiga kategori:
Pertama : syahid/ cinta fidunya ialah, cinta yang lebih menuruti hawa nafsunya, clubing, perzinaan cinta macam ini lebih kepada kenikmatan duniawi
Kedua : Syahid / Cinta Fil Akhirat ialah Cinta yang di jaga kesuciannya di dunia ini,sampai ia mati. Sebagai mana hadist nabi “Barang siapa jatuh cinta Lantas iya menahannya, hingga ia mati, maka dia mati syahid
Ketiga : syahid / Cinta fidunya wal akhirat ialah, cinta Yang murni dalam hal ini adalah cinta sang manusia Agung, Nabi Muhammad SAW Bin Abdullah Bin Abdullah Muttalib , hal ini di tunjukkan dalam pelbagai kisah tentang kecintaan beliau kepada Ummatnya salah satunya: saat detik detik kewafatan beliau Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku” Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya.
“Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum (peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang Lemah di antaramu) . Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii! (Umatku, umatku, umatku)”
Dalam momentum kasih sayang 14 Februari 2018 Masehi, semoga kita tidak salah meletakkan cinta.
Penulis: Qowi Alaska
Penulis adalah Anggota KKPS Angkatan 2011. Kini tinggal di Bali.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!