Dzikir Ilmiah: Prodi IQT adakan Diskusi dan Pelantikan di Rabu Wekasan
Rabu, 14/11/2017, Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IQT) kembali melantik pengurus baru tahun akademik 2017/2018. Pelantikan ini merupakan rangkaian acara ketiga setelah mahasiswa melakukan pemilihan secara demokratis dan debat kandidat para calon. Dari 6 kandidat yang diusung oleh mahasiswa, ketua terpilih jatuh pada Ahmad Ghufran (20), mahasiswa IQT Semester 5. “Alhamdulillah, ketua sudah terpilih, dan masih ada satu rangkaian kegiatan lagi setelah ini, yaitu Musyawarah Kerja (Musyker)”, kata Firqin Faza selaku ketua Panitia.
Kegiatan pelantikan ini diawali dengan Khotmil Qur’an bil Ghaib, Diskusi Ilmiah Keislaman dan diakhiri dengan pelantikan. Menurut Khoirul Anas, selaku Ketua Himmaprodi demisioner, kegiatan ini sengaja dilaksanakan tepat pada hari yang oleh Kaum pesantren disebut “Rabu Wekasan”, yaitu hari rabu yang jatuh di akhir bulan Safar. “Pagi Harinya, Pesantren melaksanakan dzikir bersama di Masjid untuk memohon keselamatan dari bala musibah dan bencana selama kurun waktu setahun, setelah itu Mahasiswa IQT melanjutkan dengan Dzikir Ilmiah di Kampus”, cetusnya.
Pada Kesempatan Itu, Hadir juga Ketua Program Studi (Prodi) Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IQT), Bapak H. Ahmad Fawaid, M.Th.I. sekaligus melantik dan memberikan pengarahan kepada pengurus yang baru. Dalam sambutannya, ketua Prodi IQT sekaligus Ketua Pondok Mahasiswa (POMAS) Universitas Nurul Jadid tersebut mengutip perkataan Umar bin Khattab, lā islāma illā bi jamā’ati, wa lā jamā’ata illā bi imāratin, wa lā imārata illā bi muțī’atin. Faman Sawwadahu Qaumuhu ‘alā al-Fiqh, kāna hayātan lahu wa lahum, wa man sawwadahu ‘alā ghair Fiqh, kāna halākan lahu wa lahum ( tidak ada Islam kecuali dengan berjama’ah, dan tidak ada jama’ah kecuali ada pemimpin dan tidak ada pemimpin kecuali ditaati. Barangsiapa yang dijadikan pemimpin oleh kaumnya karena ilmunya maka akan membawa kesejahteraan bagi dirinya dan juga bagi orang lain, dan barangsiapa yang dijadikan pemimpin oleh kaumnya tanpa memiliki ilmu, maka akan menjadi kebinasaan bagi dirinya dan juga bagi orang lain).
Sejak bergabungnya tiga perguruan Tinggi di lingkungan PP. Nurul Jadid menjadi Universitas, kita dituntut kerja keras oleh pimpinan, terutama dalam penguatan Prodi yang menjadi ujung tombak dari sebuah perguruan tinggi, Kata Bapak Fawaid saat ditemui oleh Tim Reporter. (AFF)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!