Wisuda Mahasantri Ma’had Aly: Gus Fayyadl Tekankan Pentingnya Belajar dan Mengaji Sepanjang Hayat

berita.nuruljadid.net– Mudir Ma’had Aly Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kiai Muhammad Al-Fayyadl, secara resmi melantik 93 wisudawan dan wisudawati program Marhalah Ula (M.1) dan Marhalah Tsani (M.2) dalam acara wisuda tahunan yang berlangsung pada 22-23 Februari 2025. Wisuda ini menjadi momentum penting dalam mencetak kader ulama dan intelektual yang siap menghadapi tantangan zaman.

Dalam sambutannya, Gus Fayyadl menyampaikan bahwa wisuda bukan sekadar seremoni akademik, tetapi juga bentuk rasa syukur atas nikmat ilmu yang telah diberikan Allah melalui bimbingan para masyayikh, dosen, dan pengurus Ma’had Aly selama satu tahun terakhir.

“Acara ini adalah ungkapan rasa syukur atas ilmu yang telah dianugerahkan Allah kepada para mahasantri melalui bimbingan para guru. Ini juga menjadi ajang silaturahmi dan refleksi atas perjalanan panjang mereka dalam menuntut ilmu,” tuturnya.

Beliau menjelaskan bahwa sebelum mencapai tahap ini, para mahasantri telah melalui berbagai fase pendidikan, dimulai dari pra-Ma’had Aly, di mana mereka dibimbing dengan kitab-kitab dasar, hingga proses pembelajaran intensif selama empat tahun atau lebih. Wisuda ini menjadi penanda keberhasilan mereka dalam menyelesaikan tugas akhir berupa kajian ilmiah dalam bahasa Arab atau syarah atas kitab-kitab klasik.

Gus Fayyadl menekankan bahwa wisuda bukanlah akhir dari perjalanan ilmu. Ia mengingatkan para mahasantri untuk terus belajar dan mengaji sepanjang hayat, sebagaimana tujuan didirikannya Ma’had Aly oleh para masyayikh.

“Ma’had Aly ini didirikan bukan hanya untuk mencetak lulusan, tetapi untuk melahirkan orang-orang yang tekun mengaji, terus belajar, dan mengajarkan kitab kuning,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Fayyadl juga menyampaikan pesan dari Mudir ke-2 Ma’had Aly, almarhum Kiai Romzi Al-Amiri Mannan, yang menekankan pentingnya pengembangan lembaga ini sejak didirikan pada tahun 2004. Salah satu amanatnya adalah agar para mahasantri tidak hanya menjadi kader ulama, tetapi juga intelektual yang mampu menulis karya ilmiah.

“Almarhum Kiai Romzi berpesan, kalau bisa, anak-anak diajari menulis. Karena itu, saya mewajibkan mahasantri untuk menulis, agar mereka bisa menjadi mushonnif (pengarang) yang andal, bukan sekadar ulama, tetapi juga intelektual,” ujarnya.

Selama tahun ajaran berlangsung, Ma’had Aly telah menjalin kerja sama dengan Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) Provinsi Jawa Timur serta Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sejak tahun 2021. Selain itu, Ma’had Aly juga mengirimkan mahasantri dalam program pengabdian ke 13 pondok pesantren di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera.

“Ini adalah harapan dari pondok pesantren, agar kebermanfaatan ilmu yang diperoleh para mahasantri juga bisa dirasakan oleh masyarakat luas,” pungkas Gus Fayyadl.

Pewarta : Moh. Wildan Dhulfahmi
Editor     : Ponirin Mika

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *