Kunjungan Nurul Jadid di China: Pertemuan dengan 10 Instansi dan Kerjasama Berkelanjutan

berita.nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid melakukan kunjungan ke China pada minggu ketiga dan keempat bulan Juli 2024. Selama kunjungan ini, mereka mengunjungi sepuluh instansi terkemuka, termasuk Agri Animal Husbandry Vocational College di Jiangsu, Shandong Foreign Trade Vocational College, Beijing Foreign Studies University, Kedutaan Besar Indonesia di Beijing, serta destinasi wisata seperti Shanghai, Tian An Men Square, Huaisheng Mosque, Yuexiu Park, Five Rams Statue, dan Guangzhou Tower. Tahun ini merupakan kunjungan pertama Pondok Pesantren Nurul Jadid ke Negeri Tirai Bambu.

Perjalanan sepekan ke China pada tanggal 17 – 24 Juli 2024 sangat penting dalam memperkuat kerjasama antara Nurul Jadid dengan berbagai instansi di China. China dipilih karena transformasi pendidikan dan kebudayaannya yang signifikan. Perguruan tinggi seperti Jiangsu, Beijing, dan Shandong menjadi model dalam bidang keilmuan yang dapat menjadi rujukan bagi Nurul Jadid.

Instansi di China, seperti Shandong, sangat antusias menyambut kunjungan Nurul Jadid setelah menjalin kerja sama sebelumnya pada Desember 2023 di Paiton. Mereka tertarik dengan proposal pertukaran mahasiswa dan pengembangan keterampilan akademik dosen antara kedua institusi. Agenda kunjungan ini bertujuan untuk memberikan manfaat luas, tidak hanya dalam pendidikan, tetapi juga dalam pengembangan masyarakat kedua negara.

Rangkaian Kunjungan di China

Melansir laman website UNUJA, rombongan Nurul Jadid yang dipimpin oleh Kepala Pondok Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid memulai kunjungan pada 17 Juli 2024. Di Agri Animal Husbandry Vocational College, Jiangsu, mereka diajak untuk mempelajari manajemen perguruan tinggi dan tata kelola kelembagaan yang efektif. Kegiatan ini termasuk tur kampus dan diskusi mendalam mengenai kurikulum dan program studi yang ditawarkan.

Keesokan harinya, rombongan melanjutkan ke Shanghai untuk City Tour, yang memberikan kesempatan bagi peserta untuk memahami lebih dalam budaya dan perkembangan kota terbesar di China.

Hari ketiga, kunjungan dilakukan ke Shandong Foreign Trade Vocational College, di mana delegasi Nurul Jadid mendapat wawasan tentang perdagangan internasional dan hubungan bisnis global. Diskusi difokuskan pada peluang kerjasama akademik dan penelitian bersama di masa depan.

Tanggal 20 Juli, Nurul Jadid mengunjungi Beijing Foreign Studies University dan Kedutaan Besar Indonesia di Beijing untuk memperkuat hubungan bilateral dan mempromosikan kerjasama lebih lanjut dalam pendidikan dan kebudayaan.

Kegiatan di hari kelima meliputi City Tour ke tempat-tempat bersejarah di Beijing, seperti Tian An Men Square dan Wangfujing Street, yang tidak hanya memberikan wawasan sejarah tetapi juga mempererat hubungan antar peserta.

Hari keenam, perjalanan diakhiri dengan mengunjungi beberapa tempat wisata di Guangzhou, seperti Huaisheng Mosque, Yuexiu Park, Five Rams Statue, dan Guangzhou Tower, yang menekankan pentingnya memahami dan menghargai keragaman budaya di China.

Dengan rangkaian kunjungan ini, Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid berharap untuk memperkuat jejaring internasional, meningkatkan kualitas pendidikan, dan mempromosikan budaya Indonesia di kancah global.

Persiapan dan Kerjasama Konkret

Sebelum kunjungan ini dilakukan, pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid bersama Universitas Nurul Jadid telah melakukan persiapan matang, seperti penyusunan naskah Memorandum of Understanding (MoU), profil singkat Pesantren dan UNUJA, serta proposal kerjasama dengan tiga kampus.

Persiapan substansial juga dilakukan, termasuk ujian Hanyu Shuiping Kaoshi (HSK) untuk bahasa Mandarin, kehadiran alumni Nurul Jadid di China, rencana pembukaan program studi S1 Kajian Bahasa dan Budaya Mandarin, serta pengembangan kurikulum bahasa Mandarin di Fakultas Kesehatan UNUJA.

Dari berbagai persiapan tersebut, Nurul Jadid berhasil menetapkan kerjasama konkret di masa depan, seperti pengembangan kurikulum bersama, program magang dan pertukaran mahasiswa, pelatihan bahasa Mandarin untuk guru/dosen, serta standarisasi bahasa Mandarin dengan industri.

Kiai Hamid berharap kerjasama ini tidak hanya memberikan manfaat bagi kedua institusi dalam pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga memperkuat hubungan bilateral Indonesia-China. Dengan kolaborasi ini, beliau juga berharap dapat mendukung visi Indonesia Emas 2045 melalui pengembangan jejaring internasional yang kuat dan berkelanjutan.

 

Penulis: Ahmad Zainul Khofi
Redaktur: Achmad Fawaid
Editor: Ponirin Mika

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *