Perempuan Pesantren Mengawal Kemajuan Bangsa
Peranan yang sangat strategis yang diamanatkan kepada perempuan diharapkan menjadi cikal bakal kemajuan suatu bangsa. Peran perempuan sebagai seorang ibu tak terlepas kiprahnya dalam menentukan masa depan dan kualitas anak-anaknya. Perempuan dilahirkan untuk menjadi sosok seorang “ibu” dari anak yang dilahirkan maupun yang tidak langsung dilahirkannya disebabkan anak-anak dibesarkan dan dididik oleh seorang ibu. Oleh sebab itu, Seorang ibu yang pintar, berpengetahuan, berkualitas diharapkan dapat mendidik anak-anaknya dengan cara yang berkualitas pula.
Sebagai seorang ibu, perempuan harus mempersiapkan diri untuk menjadi ibu dan warga masyarakat yang berguna. Seorang ibu seyogyanya adalah figure yang pandai, pintar, dikarenakan sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya adalah ibu. Oleh sebab itu, menjadi teladan atau model/contoh yang baik merupakan syarat yang mutlak dan harus dipenuhi . Islam Mengajarkan berbagai konsep pembinaan seorang ibu kepada anak-anaknya, diantaranya Pertama, Anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), ibu dan bapaknyalah yang akan membawa anak tersebut menjadi Nasrani, Yahudi maupun Majusi. (Hadist Rasulullah), Kedua, Ibu adalah madrasah (sekolah) bagi anak-anaknya, Ketiga, Perempuan adalah tiang negara, bila perempuan baik maka baik pula negaranya. Tapi bila perempuannya rusak maka rusak pula negaranya.
Berdasarkan pemahaman tersebut, menunjukkan bahwa perempuan meupakan penentu kemajuan bangsa yang diutus sebagai pengarah untuk dalam mendidik serta mengarahkan anak-anak mereka kearah yang lebih baik. Seorang ibu memiliki peran yang sangat vital dalam proses pendidikan anaknya sejak dini, sebab ibu adalah sosok yang pertama kali berinteraksi dengan anak, sosok pertama yang memberi rasa aman, dan sosok yang pertama didengar dan dipercaya ucapannya. Karenanya ibu adalah sekolah yang pertama bagi anakanaknya. Peran yang sangat menentukan kualitas generasi mendatang, dan pantas kalau perempuan (ibu) diibaratkan sebagai tiang negara.
Kiprah perempuan dalam masa sekarang ini adalah dengan meningkatkan peran domestik dan peran publik. Mengapa peran perempuan perlu ditingkatkan? Perempuan menghadapi tantangan serius sehubungan dengan meningkatnya aksi kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan tersebut bisa berupa kekerasan domestik (rumah tangga) dan kekerasan di wilayah publik. Kekerasan dalam rumah tangga dialami oleh perempuan seperti kasus perceraian, penganiayaan, eksploitasi, hingga pada taraf kerja ganda serta pemerkosaan. Sedangkan kekerasan perempuan di publik, diantaranya, terjadinya tenaga kerja illegal, perdagangan anak dan perempuan yang berkedok pencarian tenaga kerja wanita. Kekerasan-kekerasan ini kian hari kian marak dan memprihatinkan seiring kemiskinan dan kebodohan di satu sisi. Akibatnya, banyak korban perempuan miskin mengalami tindak kekerasan.
Strategi Pemberdayaan Perempuan Pesantren
Membangun kesadaran tentang dunia perempuan diharapkan mampu dikembangkan di kalangan pesantren sehingga nantinya kita bersama-sama bisa berperan aktif dalam penanganan kekerasan terhadap perempuan. Kenapa pesantren? Karena pesantren adalah institusi yang paling dekat dengan kelompok masyarakat yang selama ini mengalami dampak-dampak negatif kekerasan tersebut. Pesantren diharapkan mampu memberikan perlakuan yang terbaik bagi anak-anak dan perempuan. Dan pesantren diharapkan mampu menggerakkan perempuan merebut peran publik baik di wilayah eksekutif, legislatif dan yudikatif. Sehingga unsur perempuan banyak dilibatkan dalam setiap pergerakan bangsa ini. Dan, perempuan mendapat kesempatan sama memperoleh akses ekonomi, sosial dan politik. Keterlibatan perempuan di ranah publik ini akan mempercepat pendidikan perempuan.
Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama yang paling tua telah menerapkan proses kadernisasi, khususnya bagi para santriwati yang masih berdomisili di Pesantren. Bentuk pengkaderan tersebut diharapkan menjadi proses pembekalan kepada santri wati untuk belajar berorganisasi, baik berorganisasi pada lingkungan yang local maupun yang lebih luas. Salah satu pondok pesantren yang juga sangat memperhatikan proses kadernisasi sebagai bentuk implementasi dari panca kesadaran ke-5 yaitu Kesadaran berorganisasi adalah Pondok Pesantren Nurul Jadid Wil. Al-Hasyimiyah.
Pondok Pesantren Nurul Jadid Wil. Al-Hasyimiyah adalah salah satu bagian kecil di bawah yayasan pondok pesantren Nurul Jadid. Pondok pesantren Nurul Jadid merupakan salah satu wilayah putri yang diasuh langsung oleh Ibunda. Ny. Hj. Masruroh Hasyim. Wilayah yang terlaetak di bagian timur pondok pesantren Nurul Jadid Ini adalah wilayah yang dihuni oleh kurang lebih 1500 santri baik tigkat siswi maupun mahasiswi. Dengan banyaknya santri yang berdomisi di wilayah tersebut diperlukan management yang tepat dalam rangka mengefektifkan proses pembinaan dan pengawalan dalam melaksanakan kegiatan pesantren. Oleh sebab itu, santri dibagi rata sesaui dengan lembaga formal yang dijalaninya. Serta masing-masing daerah telah dikoornir oleh pengurus daerah yang membantu serta mengawal pelaksanaan kegiatan di daerah tersebut. Tidak hanya itu, dalam rangka mengidentifikasi masing-masing karaktertik anak yang serta mempermudah pengawasan dalam mengikuti kegiatas dibentuklah wali Asuh yang diambil dari pengurus daerah dan masing-masing wali asuh membina max 15 Orang santri.
Sistem pembinaan dan pengawalan oleh wali asuh yang ikut andil dalam melakukan pembinaan kepada setiap santri merupakan proses pembelajaran bagi segenap pengurus sebagai seorang ibu yang nantinya akan diamanahkan seorang anak yang akan dididik menjadi tunas bangsa. Tidak hanya sekedar menangani proses pengawalan dalam mengikuti kegiatan pesantren, demikian pula hal terkencil juga ditangani oleh wali asuh, semisal pemberian belanja harian dan pencatatan sirkulasi keuangan santri sehingga semua santri dapat mengatur keuangannya sejak dini. Jika pengurus telah mampu menjadi wali asuh yang baik serta mampu melakukan pembinaan secara maximal kepada anaknya masing-masing. Maka, pengurus tersebut akan berkiprah pada level yang lebih tinggi sebagai pengurus Wilayah, namun tidak mengabaikan tugas kewaliasuhannya. Sebagai seorang pengurus wilayah, pengurus memiliki peran ganda yang harus mereka jalankan dan efektifkan bersama tanpa ada salah satu yang ditiggalkan.
Sistem pola pembinaan dan kadernisasi inilah yang mengajarkan dan memberikan pemahaman kepada pengurus untuk selalu belajar menjadi seorang ibu yang baik dan menemani setiap tahapan perkembangan anak-anaknya sebagai tugas utamanya yang harus diemban di ranah domestik. Dan, apabila dia tidak khawatir terhadap tugas utamanya sebagai seorang ibu, dunia pesantren mengajarkannya untuk terus berkiprah di luar rumah selagi tidak melanggar rambu-rambu yang telah digariskan oleh Syari`at selagi mengandung maslahah.
Berdasarkan hal tersebut, pesantren benar –benar memberikan ruang kepada perempuan untuk meningkatan kapasitas diri baik dirumah sebagai seorang ibu, demikian pula untuk mengawal kemajuan ummat di ranah publik. Hal tersebut merupakan bentuk perlawanan terhadap marginalisasi terhadap perempuan yang banyak beranggapan bahwa perempuan merupakan makhluk nomer dua yang tak berhak menjadi pemenang. Padahal, Laki laki dan perempuan dapat meraih prestasi, berpeluang untuk meraih prestasi maksimum tidak ada pembedaan antara laki laki dan perempuan, hal tersebut di tegaskan secara khusus dalam (QS.an-nahl; 16:97)
“barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami balasan kepada mereka pahala yang labih baik dari apa yang mereka kerjakan”
Ayat ini mengisyaratkan bahwa konsep gender yang ideal dan memberikan ketegasan bahwa prestasi individu, baik dalam bidang spiritual, maupun dalam urusan karir professional, tidak mesti dimonopoli oleh salah satu jenis kelamin saja. akan tetapi laki laki dan perampuan itu dapat meraih prestasi optimal.
Sungguh Islam merupakan agama yang sangat memudahkan umatnya untuk menjalankan aturannya, sesuai dengan fitrah manusia yang tidak menghendaki kesulitan dalam hidupnya. Selain diperbolehkannya perempuan beraktifitas dalam ruang public. Menjadi seorang perempuan yang sangat peduli dan bertanggung jawab untuk keluarga adalah wanita yang luar biasa. Sedangkan perempuan yang selain bertanggung jawab kepada keluarganya dan memberikan manfaat lebih kepada orang lain adalah perempuan sempurna. Jadilah perempuan yang sempurna yang dapat melahirkan tunas bangsa dari keluarga sendiri dan membangun peradaban bangsa sebagai wujud keinginan selalu mendatangkan maslahat. (Siti Badriyah)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!