KH. Moh. Zuhri Zaini Sampaikan Evaluasi Pesantren serta Harapan AKUP tahun 2023
nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini menyampaikan tiga hal penting yang diharapkan terwujud dalam pelaksanaan pengajaran dan pembinaan agar terbentuk lingkungan hidup yang kondusif bagi santri dengan tetap menjaga arah produktivitas kegiatan pesantren. Tiga hal yang beliau maksud diantaranya; efektifitas, efisiensi, dan menyenangkan.
Intisari tersebut disampaikan oleh Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid melalui pesan tertulis Kyai Zuhri dalam acara Penyampaian Arah Kebijakan Umum Pesantren (AKUP) tahun 2023 dan Orientasi Pengurus Pesantren periode 2023-2027 pada Rabu (04/01) pagi.
Menurut Kyai Zuhri dalam perencanaan program jangka pendek, menengah, maupun panjang perlu dibuat berdasarkan visi dan misi pesantren disamping mempertimbangkan situasi dan kondisi internal-eksternal organisasi agar dapat mengantarkan pesantren mencapai tujuan sesuai fungsinya sebagai lembaga dakwah, pendidikan, pengkaderan, dan pelayanan.
Dijelaskan, fungsi pesantren sebagai lembaga dakwah memiliki arti luas, yakni segala upaya perubahan dari yang tidak baik menjadi baik atau lebih baik lagi. Menurut beliau, sasaran dakwah ini adalah manusia baik secara individu; melalui usaha pendidikan, maupun kolektif; melalui penyuluhan, pelatihan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Demi kesinambungan usaha-usaha dakwah tersebut, maka perlu dilakukan pengkaderan terhadap orang-orang yang berpotensi mempunyai kemampuan lebih dibanding orang pada umumnya,’ imbuh beliau.
Kemudian Kyai Zuhri juga mengingatkan bahwa dalam membuat perencanaan program perlu memperhatikan skala prioritas; mana yang penting dan mana yang hanya pelengkap. Beliau mengarahkan program pendidikan dasar pesantren yang menjadi prioritas dan wajib diikuti semua santri adalah pendidikan agama (tafaqquh fiddin), lebih utamanya al-furudl al-ainiyah, kemampuan baca tulis Al Qur’an, dasar bahasa Arab jika memungkinkan, dan dasar-dasar IPTEK.
“Yang menjadi ukuran berhasilnya suatu program bukanlah sekedar berjalannya program tersebut secara konsisten; tetapi yang harus dinilai/dilihat adalah apakah santri peserta program tersebut berhasil mempunyai kemampuan-kemampuan yang diharapkan dan dikuasai olehnya melalui program tersebut sesuai jenjangnya,” dawuh beliau.
Oleh karenanya, imbuh beliau, perlu adanya evaluasi secara terencana terhadap keberhasilan program dengan menilai langsung kepada masing-masing santri, dari hasil evaluasi itu dapat diketahui faktor apa saja yang menjadi kendala dan penyebab ketidak-berhasilan atau kelambanan suatu program. Karena yang menjadi sasaran program pendidikan dasar adalah pribadi masing-masing santri, lembaga hanyalah instrument dan fasilitas.
Tidak cukup itu, beliau juga menyampaikan kendala lain, yaitu belum cukupnya tenaga pembina khususnya di luar sekolah dan lebih khusus lagi dalam bidang agama. Oleh karena itu perlu peningkatan kemampuan para pembina baik dalam penguasaan materi pelajaran maupun metode mengajar.
“Dengan demikian diharapkan pelaksanaan pengajaran dan pembinaan berjalan efektif, efisien, dan menyenangkan. Disamping itu, lingkungan hidup yang kondusif bagi santri adalah mutlak harus dilakukan dengan tetap dijaga agar budaya hidup pesantren tidak menjurumuskan santri ke dalam budaya santai, malas, apalagi hura-hura,” tutup Kiai Zuhri.
(Humas Infokom)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!