Harlah NU ke 95, BEM UNUJA Bedah Sholawat An-Nahdliyah
nuruljadid.net – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Nurul Jadid puteri sukses gelar seminar ke-NUan pada acara memperingati Hari lahir Nahdlatul Ulama’ yang ke 95, Senin pagi (01/02/21) di Aula Mini Universitas Nurul Jadid. Hadir sebagai penyaji KH. Abdurrahman Wafie dengan membahas tema ‘Menguak History Sholawat Nahdliyin’.
Acara perdana pasca pandemi Covid 19 ini disajikan dengan dua format bentuk kegiatan, yakni luring bagi kalangan luar Pesantren dan daring untuk kalangan Pesantren. Sebelum seminar dimulai, ada pemotongan tumpeng secara simbolis oleh Ustadzah Abidatus Siddiqoh selaku Wakil Presiden BEM UNUJA pertanda kegiatan resmi dibuka.
Gus Abdur (sapaan akrab) KH Abdurrahman Wafie menyampaikan, dalam Sholawat Nahdliyin mengandung nilai perjuangan dalam bermasyarakat khususnya masyarakat NU.
Lebih lanjut, beliau juga mengungkapkan, terdapat sedikit perubahan teks dalam shalawat an-nadhiyah tersebut, namun hal itu tidak mengurangi subtansibya. Alhamdulillah, shalawat itu sudah menjadi lagu sholawat yang masyhur pada saat ini.
“Sholawat Nahdliyin yang sudah masyhur sekarang ini sudah banyak mengalami perubahan. Telah banyak teks yang dipangkas sehingga bisa menjadi lagu sholawat dan teks asli Sholawat Nahdliyin ini ditulis langsung oleh beliau (KH. Hasan Abdul Wafie) pada tahun 80-an”,lanjutnya.
Ditengah penjelasaanya, Putera ke 11 dari Kiai Hasan Abdul Wafie ini menambahkan, tentang makna dibalik Sholawat tersebut, dan ia juga memberikan doa ilmu ladunni serta memberikan ijazah amalan ‘mahabbah’.
“Doa itu bisa mengubah takdir, karena doa merupakan jalan menuju takdir”, Jelasnya
Pada sesi akhir, beliau juga menyampaikan, sebenarnya ada juga sholawat yang tak kalah bermakna dengan Sholawat Nahdliyin yaitu Sholawat Tawassul Alm. KH. Zaini Mun’im.
“Sebenarnya ada juga Sholawat yang tak kalah bermakna, hanya saja masih belum ada yang membahas itu. Sholawat itu adalah Sholawat Tawassul Alm. KH. Zaini Mun’im”,ungkap beliau dengan tersenyum.
Pewarta: Aisyatul Humairo
Editor : Ponirin Mika
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!