Pos

Mantapkan skill Wali Asuh dengan Sharing STIFIn

Mantapkan skill Wali Asuh dengan Sharing STIFIn

nuruljadid.net – Dalam rangka memantapkan skill Wali Asuh akan materi STIFIn Wilayah Al-Mawaddah, Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Mengadakan Pelatihan Kewaliasuhan yang bertempat di Dalem Pemangku Al-Mawaddah lantai 2. Kamis, (27/02/2020).

Acara tersebut dihadiri oleh seluruh wali asuh wilayah Al-Mawaddah. Ustadzah Millatul Wildan dan Ustadzah Rif’atul Afifah Salsabila sebagai Penyaji begitu antusias menyampaikan materi STIFIn yang disimak dengan khusyuk oleh seluruh wali asuh.

Wilayah Al-Mawaddah merupakan satu-satunya dari beberapa wilayah santri putri di PP. Nurul Jadid yang mewajibkan seluruh santrinya untuk mengetahui kepribadian diri dengan tes STIFIn. Maka tak ayal, di Al-Mawaddah seluruh santri diperlakukan sesuai kepribadiannya. Karena semua santri memiliki kekurangan, kelebihan, dan serta penanganan yang berbeda.

Ustadzah Millatul Wildan (paling kanan) saat menyampaikan materi didepan para wali asuh

Ustadzah Millatul Wildan (paling kanan) saat menyampaikan materi didepan para wali asuh

“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi wali asuh agar dapat membaca pola anak asuhnya masing – masing sehingga dapat menanganinya lebih maksimal,” ungkap Ustadzah Rifa kepada para Wali Asuh disela – sela pematerian berlangsung.

Lanjut beliau, santri yang berasal dari Kabupaten Jember itu berharap setelah mengikuti pelatihan tersebut segenap wali asuh bisa langsung mempraktekkan ilmunya dalam keseharian.

Dilain tempat, Ustadzah Ega Qotrina selaku koordinator Bimbingan Konseling dan Wali Asuh menyampaikan bahwa kegiatan tersebut akan menjadi kegiatan rutin oleh Divisi BK WA.

“STIFIn itu sudah sangat rinci dalam menjelaskan kepribadian seseorang. Jika kita ingin anak asuh kita lebih baik maka wali asuh harus bisa memahami karakter dan kepribadiannya. Tentu itu akan sesuai dan tidak ada ganjalan maupun gesekan hati dari para wali asuh dan anak asuh. Agar saling mengerti akan kepribadian masing-masing dan tidak keliru bertindak serta memberi pendampingan,” tutur Ustadzah Ega Qotrina.

Penulis : Dewi

20190709_santri-dari-jambi-bersyukur-allah-mentakdirkan-dirinya-mondok-di-nurul-jadid

Santri Dari Jambi Bersyukur, Allah Mentakdirkan Dirinya Mondok di Nurul Jadid

nuruljadid.net – Berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik serta membahagiakan kedua orang tua merupakan impian dan harapan dari seluruh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo lebih-lebih oleh santri baru. Seperti yang terjadi di Wilayah Al Mawaddah, Senin malam (08/07/2019) di Rumah Kreasi Wilayah Al Mawaddah, seluruh santri berkumpul untuk mengucapkan komitmen serta untaian harapan kepada orang tua mereka masing-masing.

Kegiatan yang bertajuk Mentari (Komitmen dan Orientasi Santri) Wilayah Al Mawaddah diwarnai dengan rasa haru dan derai air mata. Materi perdana yang diberikan adalah refleksi dan muhasabah diri yang dibimbing langsung oleh Ny. Hj. Hamidah Wafie, Pemangku Wilayah Al Mawaddah.

Dalam pelaksanaannya, mereka (santri baru, red) diberikan kesempatan dan kelulasaan untuk mengutarakan seluruh isi hati kepada kedua orang tua mereka masing-masing serta komitmen yang akan dilaksanakan selama mengenyam Pendidikan di PP. Nurul Jadid. Sontak, materi tersebut membuat santri baru berderai air mata penyesalan atas perilaku kepada kedua orang tuanya.

Seperti yang diutarakan oleh Izzah Diana, santri baru Wilayah Al Mawaddah yang berasal dari Situbondo. Dengan guyuran air mata, Dian (sapaan akrabnya) didepan seluruh santri baru menyampaikan seluruh isi hati dan beberapa hal yang akan dilakukan demi kedua orang tuanya.

“Saya akan bersungguh-sungguh dalam belajar untuk membuat orang tua bangga dan bahagia. Dan saya berharap agar dalam menghafalkan kalam-Nya selalu diberikan kemudahan oleh Allah SWT. Saya juga ingin sekali meng-umrohkan kedua orang tua saya. Terimakasih ya Allah, engkau telah memberikan hidayah kepadaku” ujar Dian.

Serasa dengan Dian, Wahidah Isnanti santri baru asal Probolinggo juga ikut menyuarakan isi hatinya kepada kedua orangtuanya.

“Disini saya ingin berproses menjadi pribadi yang rajin dan berbakti kepada kedua orang tua agar bisa membahagiakan mereka. Harapan saya adalah bisa menghafal Al Qur’an dan menjadi orang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa” ujar Wahidah (sapaan akrabnya).

Tiara Hartanti, santri baru asal Jambi pun turut menyuarakan isi hatinya. Tiara (sapaan akrabnya) mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah mentakdirkannya untuk mondok di Pesantren ini.

“Terima kasih kepada Ibu dan Bapak karena kalian telah memondokkanku di Pesantren ini untuk menimba ilmu. Tiara juga meminta maaf kepada Bapak dan Ibuk jika selama ini Tiara memiliki banyak salah. Tiara ingin memperbaiki diri di Pesantren ini. Doakan Tiara betah disini” ungkap Tiara sambil mengusap air matanya.

Tak hanya santri baru yang merasakan harunya suasana tersebut, Bunda Hami (sapaan akrab Pemangku Wilayah Al Mawaddah) juga turut terharu saat mendengar ungkapan dan komitmen tulus dari santri baru Wilayah Al Mawaddah.

“Sungguh berada ditengah mereka, energi powerfull penuh cinta, vibrasi positif, penuh doa-doa dan ungkapan tulus. Titip dan selalu temani anak-anak kami ya Rabb hingga kelak kami berkumpul di Jannah-Mu dalam pelukan ridlo dan cinta-Mu. Amin” dawuh Bunda Hami.

Penulis: Kholis dan Humairo

Editor: Ponirin

Wilayah Al-Mawaddah PP. Nurul Jadid Lahirkan Generasi Qurani

nuruljadid.net.-Tak dapat dimungkiri, Pondok Pesantren tidak pernah lelah mencetak generasi emas. Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo contohnya, Pondok ini tidak pernah lelah melahirkan generasi penghafal alquran. Rabu malam pukul 20.00 WIB, bertempat di AULA Madrasah Aliyah Nurul Jadid, Wilayah Al-Mawaddah Pondok Pesantren Nurul Jadid telah mewisuda 65 orang santrinya yang telah menghafalkan alquran.

Hadir pada acara tersebut Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid, Wakil Kepala Pesantren II Nyai Hanunah Nafi’iyah, Pembina Tahfidz Exelensia Ustad Edy Susanto, Wakil Pemangku Wilayah Al-mawaddah Ning Kholishotul Widad, Ning Mabruroh Zain dan beberapa ustadzah lainnya.

Dalam sambutannya Kepala Pesantren menyampaikan kepada para peserta wisuda tahfidz agar tidak hanya menjadi penghafal al-quran. “Para peserta wisuda tidak hanya menjadi penghafalalquran tapi harus mampu mengambil barokah dan mengamalkannya dalam kehidupan.” Ungkapnya.

Ditempat yang sama pemangku Wilayah Al-Mawaddah Nyai Hj. Hamidah Wafie mengatakan bahwa penghafal alquran ini merupakan generasi qurani.
Wisuda kali ini di ikuti oleh 65 dengan kategori, mewisuda peserta yang hafal 10 juz, 20 juz dan 30 juz. Jelas panitia wisuda yang tidak mau disebutkan namanya.

Pewarta : PM

Launching 5 Program

Al-Mawaddah Launching 5 Program Unggulan

nuruljadid.net- Pengembangan demi pengembangan terus dilakukan oleh berbagai lembaga informal yang ada di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Sebagai lembaga pendidikan yang berperan penting dalam peningkatan kualitas putra-putri bangsa dalam menyongsong masa depan yang berilmu dan berakhlaqul karimah.

Jum’at, (16/02/2018) wilayah Putri Almawaddah Pondok Pesantren Nurul Jadid melakukan terobosan terbaru melalui 5 program unggulan yang diresmikan langsung oleh Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid, M.Ag. di Musholla Almawaddah.

Adapun 5 program tersebut adalah :

  1. Program Tahfidz Stifin
  2. Program Tahfidz Ekselensia
  3. Program Pelatihan Terjemah Qur’an(PPTQ)
  4. Program Intensif Kajian Kitab (PIKK)
  5. Program Pengembangan Bahasa Asing (PPBA)

Selain program unggulan diatas, wilayah Al Mawaddah juga memiliki program Umum yg harus dicapai oleh masing-masing program diantaranya :

  1. Character Building
  2. Leadership dan Management
  3. Pembiasaan bahasa asing (Arab-Inggris)
  4. Spiritual Class
  5. Relationship & Public Speaking
  6. Emotional Bounding
  7. Life Skill
  8. Outbound
  9. MEA (Mawaddah’s Education Award)

Tidak berhenti disitu saja, wilayah Al Mawaddah juga memberikan standart kompetensi umum kepada setiap program untuk dicapai oleh masing-masing santri.

  1. Santri mampu mengaplikasikan TRILOGI SANTRI (Melaksanakan Kewajiban Fardhu A’in, Mawas Diri dan Meninggalkan Perbuatan Dosa Besar Serta taat Kepada Allah dan berbuat baik pada sesama)
  2. Santri memiliki kesadaran Beragama, Berilmu, Berorganisasi, Berbangsa dan Bernegara serta kesadaran Bermasyarakat (PANCA KESADARAN SANTRI).
  3. Santri mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Arab dan Inggris dalam kehidupan sehari-hari
  4. Santri memiliki mental yang kuat dan menjadi pemimpin yang berkarakter, Visioner, berwawasan luas dan siap menjadi Khodim Al Ummah
  5. Santri memiliki rasa percaya diri dan skill yang cukup dalam berkomunikasi di depan forum dan di tengah-tengah masyarakat.

Editor : Muhammad Nuris