KH. Moh. Zuhri Zaini; Kesuksesan tidak dapat diraih dengan selembar kertas Ijazah
Nuruljadid.net- Kesuksesan belajar atau studi tidak hanya dapat diukur dari selembar kertas ijazah. Sekalipun penting, tetapi ijazah bukanlah satu-satunya tolak ukur. Hal terpenting dalam sukses pembelajaran adalah proses aktualisasi dalam mengembangkan nilai-nilai kesantrian dan kepesantrenan. Dari tujuan itu, pada senin malam (8/4/2019) Biro Pendidikan adakan orientasi santri kelas akhir (OSKAR) 2019 di Aula Madrasah Aliyah Nurul Jadid.
Dalam hal ini KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Nurul Jadid menyampaikan tausiyah sebagai bekal awal bagi para santri khususnya siswa-siswi kelas akhir tingkat SLTA yang akan belanjutkan studi lanjutnya ke jenjang yang lebih tinggil lagi, dalam kegiatan ini beliau menyampaikan.
“Ukuran kesuksesan yang lain adalah selain kita mendapatkan ilmu, kita dapat mengamalkan ilmunya, teruma kita sebagai santri tentunya diharapkan dapat mengamalkan ilmu karakter yaitu Akhlak, Semakin tinggi pendidikan kita akan semakin tinggi karakter dan akhlak kita, karena kepintaran yang tidak disertai dengan meningkatnya akhlakur karimah itu berbahaya,” dauh beliau.
Selain itu, beliau juga berharap kepada seluruh santri agar tidak berhenti belajar. Karena dengan belajar dan berdo’a merupakan kunci meraih kesuksesan.
“Sebab, ilmu ibaratkan cahaya yang bisa menerangi hidup kita, beda dengan orang tidak berilmu akan melakukan hal- hal yang merugikan baik dirinya dan orang lain, begitu juga orang mempunyai ilmu tapi tidak diamalkan itu sama dengan orang tidak punya ilmu bahkan orang yang seperti itu lebih bahaya ketimbang orang yang berilmu,” imbuh beliau.
Ciri-ciri santri adalah bertafakuh fiddin, baik keilmuan maupun pengamalannya mengingat pada panca kesadaran santri kesadaran beragama. Jadi, seorang santri itu harus punya kesadaran beragama yang mana kesadaran itu diberikan oleh allah sebagai petunjuk-petunjuk dan bimbingan bagi umat manusia.
Di penghujung tausiyahnya beliau menyampaikan, bahwa semangat dalam belajar dan bekerja harus tetap ditanamkan sekalipun sudah keluar dari pesantren dan meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebab belajar, menurut beliau dimulai sejak lahir sampai mati. Selain itu, juga berupaya untuk mengamalkannya dalam rangka beribadah dan berdoa kepada Allah.
Beliau berdoa dan berharap semua para siswa-siswi kelas akhir lulus semua, serta dapat melanjutkan studi nya dan mendapatkan ilmu serta dapat mengabdikan ilmunya kepada orang lain.
“Sebab yang namanya santri selain beribadah kepada allah dia juga mengabdi terhadap sesama, selain beribadah tapi juga hikmah (pengabdian),” Tegas Beliau.
Penulis : Nuris
Editor : Ahmad Daniel