Pos

Menjadi Prasyarat Kelulusan, Santri SLTA dan SLTP Ikuti Ujian Qur’an Kelas Akhir

nuruljadid.net – Menjelang detik-detik akhir kelulusan, semua santriwan dan santriwati kelas akhir baik tingkat SLTP maupun SLTA diwajibkan untuk ikuti ujian ketuntasan Al Qur’an.

Berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika pelaksanaan ujian tahun kemarin dilaksanakan serentak dalam satu hari, untuk tahun ini pelaksanaannya dibagi menjadi dua hari. Hari pertama ujian Qur’an untuk santri SLTA seperti SMANJ, SMKNJ, MANJ dan  MAN 1 Probolinggo. Sedangkan hari kedua ujian Qur’an untuk santri SLTP yang terdiri dari SMPNJ, MTsNJ dan MTsN Probolinggo putri.

Kegiatan ini merupakan program Pesantren Nurul Jadid. Dalam pelaksanaannya melibatkan kerjasama beberapa satuan kerja (satker) yang berkolaborasi untuk menyukseskan cita-cita pesantren. Satker tersebut terdiri dari Biro Kepesantrenan, Biro Pendidikan, dan Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ).

Ujian Qur’an untuk santri SLTA dilaksanakan pada hari Minggu (12/02/2023). Sedangkan untuk santri SLTP dilaksanakan pada hari Senin (13/02/2023). Seperti yang dijelaskan ketua panitia, tahun ini merupakan tahun kedua untuk pelaksanaan ujian Qur’ kelas akhir.

“Tahun ini merupakan tahun kedua untuk pelaksanaan Ujian Qur’an kelas akhir. Dan total keseluruhan santri kelas akhir yang mengikuti ujian ketuntasan Qur’an ditahun ini sebanyak 1599 santri,” terang ketua panitia kepada tim infokom

Harapannya, ketua panitia menjelaskan, dari Ujian ini paling tidak santri bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Karena mengaji merupakan hal mendasar yang harus dikuasai oleh santri dan juga sebagai bekal untuk terjun di masyarakat nanti. Selain itu, santri kelas akhir diwajibkan menghafal beberapa surah terakhir dari Juz 30. Untuk santri SLTP dari surah At-Takatsur sampai surah An-Nas. Sedangkan untuk santri SLTA dari surah Ad-Duha sampai surah An-Nas.

Terdapat tiga poin dalam penilaian ketuntasan Qur’an kelas akhir tahun ini. Yakni tajwid, fashohah, dan hafalan. Tiga poin tersebut menjadi penilaian dalam tiap surah yang dihafalkan santri. Adapun nilai minimal yang harus dimiliki santri yakni 70. Jika hasil nilai ujiannya dibawah 70, maka mereka harus mengikuti Ujian Remidi. Dan apabila dari hasil remidi masih belum tuntas, maka dipastikan santri tersebut tidak akan lulus.

 

(Humas Infokom)

Potong Tumpeng Simbolis, Dies Maulidiyah PPIQ Putra Tak Kalah Menarik

nuruljadid.net – Lembaga pencetak kader Qur’ani Pusat Pendidikan Al-Qur’an (PPIQ) Putra rayakan Dies Maulidiyah yang ke dua puluh sembilan pada Jum’at (10/02/2023) Siang kemarin. Acara yang bertempat di Aula SMA Nurul Jadid ini berjalan dengan lancar dan meriah. Satu bulan sebelum pelaksanaan, Panitia bersama anggota PPIQ khatamkan Al-Qur’an sebanyak 29 kali.

Tak kalah meriah dari tahun sebelumnya, Dies Maulidiyah kali ini mencoba inovasi baru dengan menghadirkan dua alumni suksesnya untuk menjadi Narasumber dalam acara “Talk Show Alumni”. Selain itu, PPIQ juga mengadakan Lomba Tartil se Kabupaten Probolinggo tingkat TPQ dengan maksimal usia 12 tahun atau kelas enam SD.

Sembari menunggu tamu undangan dan peserta didik datang, tim hadrah Muhibbul Qur’an hiasi ruangan Aula dengan melantunkan beberapa sholawat pilihan. Setelah semua hadir, acara Dies Maulidiyah dimulai dengan ceremonial terlebih dahulu.

Turut hadir dalam acara Wakil Direktur PPIQ H. Rusdi Aziz, Narasumber Talk Show Alumni Ustaz Nurul Huda dan Ustaz Ach. Barocky Zaimina, S.Pd, M.S.I., Alumni PPIQ yang berstatus Mahasiswa di lingkungan Nurul Jadid, dan dua ratus peserta didik PPIQ putra.

Ada dua sambutan dalam acara ceremonial. Pertama disampaikan oleh ketua panitia Muhammad Bakron Andre S. dan dilanjutkan dengan sambutan Direktur PPIQ yang diwakili oleh H. Rusdi Aziz, karena Gus Ahmad Madarik selaku Direktur baru PPIQ berhalangan hadir ke tempat acara.

“Dies Maulidiyah ini sebenarnya istilah lain dari ulang tahun. Namun dikolaborasikan dengan bahasa arab agar sedikit berbeda sehingga menjadi ciri khas untuk PPIQ,” papar ketua panitia.

Kami berharap, Bakron melanjutkan, ketika acara Talk Show dimulai adik-adik ini mampu menyimak dengan baik penyampaian materi dari narasumber, catat poin-poin penting yang diberikan oleh narasumber sebagai motivasi kehidupan kita.

Sementara itu, H. Rusdi menjelaskan sejarah singkat dari awal berdirinya PPIQ. Kemudian beliau juga berharap agar PPIQ tambah bermanfaat.

“Semoga diumur yang ke dua puluh sembilan ini PPIQ menjadi tambah barokah dan tambah bermanfaat,” pungkas Wakil Direktur.

Setelah sambutan usai, acara berlanjut dengan pemotongan tumpeng secara simbolis oleh Wakil Direktur kepada salah satu pengurus PPIQ. Acara ceremonial ditutup dengan pembacaan doa khotmil qur’an, karena pada kegiatan pra, PPIQ telah menghatamkan Qur’an sebanyak 29 kali.

Berikutnya, acara dilanjutkan dengan Talk Show Alumni.

 

(Humas Infokom)

Meriah! Dies Maulidiyah ke-XXIX PPIQ Nurul Jadid Putri Hadirkan Alumni Sukses

nuruljadid.net – Jumat (20/01/2023) Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) Pondok Pesantren Nurul Jadid kembali merayakan puncak Dies Maulidiyah ke-XXIX tahun yang bertempat di Aula 2 pesantren. Berbeda dengan tahun sebelumnya, PPIQ Dalbar kini mengadakan acara Dies Maulidiyah tidak sendiri lagi, akan tetapi berkolaborasi dengan PPIQ Daltim. Hal ini karena asrama LPQ Daltim telah berubah nama dan menyatu dengan PPIQ Nurul Jadid pusat.

Perhelatan akbar tahunan ini digelar dengan sangat meriah. Berbagai rangkaian kegiatan pra acara juga menambah pernak-pernik Dies Maulidiyah ke dua sembilan lembaga pencetak kader qur’ani tersebut. Mulai dari Khotmil Qur’an, beberapa perlombaan seperti sing off, kerajinan tangan, serta lomba kebersihan kamar. Rampung dengan rangkaian pra-acara, kegiatan dilanjut dengan penutupan khotmil Qur’an yang dilakukan pada Kamis malam dan berakhir pada acara puncak Dies Maulidiyah.

Puncak acara Dies Maulidiyah terbagi menjadi dua sesi. Pertama, pagi hari dengan penampilan hadrah Sayyidah Maryam (SYAIMA), yang dilanjutkan dengan peresmian sekaligus pemotongan tumpeng oleh wakil kepala pesantren II Ny. Hj. Nur Diana Kholidah sebagai ungkapan syukur atas bertambahnya usia PPIQ.

(Pemotongan tumpeng oleh Direktur PPIQ Nurul Jadid Putri Ny. Hj. Nur Diana Kholidah di Aula II pesantren)

“Semoga di umur PPIQ yang hampir mencapai kepala tiga ini, PPIQ menjadi lebih baik lagi kedepannya,” harap Ny. Hj. Nur Diana Kholidah sekaligus Direktur PPIQ Putri tersebut.

Kemudian acara ditutup dengan pembacaan Surat Keputusan (SK) dan penganugerahan pemenang lomba Dies Maulidiyah, penobatan peserta didik berprestasi serta peringkat kelas Madrasatul Qur’an (MQ).

Sesi kedua, acara dilanjutkan dengan “Talk Show” yang dilaksanakan pada siang hari ba’da dhuhur. Dalam kegiatan ini panitia menghadirkan sosok alumni PPIQ sukses, yaitu Nyai Hazanatul Imaniyah. Sebagai alumni, beliau membahas surah Luqman, tentang nasehat Luqman Al-Hakim kepada putranya serta beberapa kandungan yang ada di dalamnya.

Selain itu, narasumber juga sedikit menyinggung tentang definisi bersyukur yang sesungguhnya dan bagaimana cara agar senantiasa menjadi orang yang ahli dalam bersyukur. Selepas pematerian, peserta didik diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, maksimal tiga penanya. Acara berlangsung meriah dan khidmat, peserta nampak sangat antusias sembari mengacungkan tangan untuk berebut bertanya.

Pemberian cinderamata pada akhir acara dilakukan oleh Ning Ana selaku Wakil Direktur PPIQ Putri menjadi akhir sekaligus penutup dari seluruh rangkaian acara Dies Maulidiyah ke-XXIX Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) Pondok Pesantren Nurul Jadid.

 

 

(Humas Infokom)

Tingkatkan Kualitas Muallim, Biro Kepesantrenan Adakan Pelatihan Metode Jibril

nuruljadid.net – Pada hari Kamis (5/1/2023) Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid bekerjasama dengan Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) untuk menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Al-Qur’an dengan menggunakan Metode Jibril. Kegiatan ini diisi oleh Gus Ayik putra bungsu dari Alm. KH. Abd Wahid Zaini lulusan Pesantren Ilmu Quran (PIQ) Singosari Malang.

Pelatihan ini diberikan kepada para Muallim Nurul Jadid khususnya dalam bidang pembinaan Al-Qur’an. Hal itu sebagai bentuk pembekalan oleh biro kepesantrenan kepada para Muallim agar dalam mengajar adik-adiknya yang masih SLTP maupun SLTA semakin membaik dan terus meningkat. Pada pelatihan Metode Jibril kali ini diikuti oleh 30 peserta.

Acara ini dihadiri oleh Direktur Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an H. Rusdi Aziz. Beliau juga memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan pelatihann Metode Jibril tersebut. Dalam sambutannya beliau meminta para peserta mengikuti kegiatan tersebut dengan serius.

“Marilah kita ikuti bersama kesempatan emas ini secara serius dan seksama dalam rangka meningkatkan kualitas pembinaan al-quran di pondok ini,” tutur H. Rusdi.

Direktur Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) H. Rusdi Aziz saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Pelatihan Metode Jibril

Setelah pelantikan dibuka, Gus Ayik memulainya dengan memberikan pengantar dari Metode Jibril yang nantinya akan dipakai dalam palatihan tersebut. Setelah menjelaskan pengantarnya, beliau menjelaskan pembagian Metode Jibril. Dalam metode ini dibagi menjadi 4 bagian. Yakni Tahap satu, dua, tida dan empat.

Masa pelatihan ini dibagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama menyelesaikan Metode Jibril tahap 1 saja. Karena pada tahap satu masih terbagi lagi menjadi 4 bagian, yakni tahap 1A, 1B, 1C dan 1D. Sementara itu, sesi dua dilaksanakan setelah sholat zdhuhur. Pada sesi kedua ini melanjutkan Metode Jibril  tahap 2 hingga tuntas tahap 4. Sebelum diakhiri dengann doa, Gus Ayi meminta kepada peserta untuk memberikan pesan dan kesannya selama mengikuti pelatihan.

Selain itu, beliau juga menginginkan bahwa pelatihan ini ada follow up, jadi bukan hanya sekedar pengenalan metode jibril saja, tetapi ada evaluasi dengan pembinaan lanjutan.

“Karena satu hari pertemuan saja ini tidak cukup, rawan lupa dan lain sebagainya. Makanya nanti saya harap ada pelatihan lanjutannya,” papar Gus Ayik.

 

 

(Humas Infokom)