Pos

Longevitology Surabaya Adakan 5 Hari Pelatihan Terapi Non-Medis Melalui Energi Alam di Ponpes Nurul Jadid

nuruljadid.net – Perkumpulan Longevitology Surabaya mengadakan pelatihan terapi non-medis di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton sebagai upaya untuk memperkenalkan metode Longevitology kepada warga pesantren. Acara ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang kesehatan holistik dan cara meningkatkan kualitas hidup melalui terapi non-medis.

Ketua Panitia Ahmad Jufri Efendi, S.kep., Ners yang juga perawat di Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid melaporkan bahwa pelatihan berlangsung selama 5 hari dimulai sejak Senin, 22 sampai dengan Jum’at, 26 Januari 2024. “Pelatihan ini dilaksanakan selama 5 hari setiap malam pukul 19.00 WIB sampai sekitar pukul 22.00 WIB di Aula 1 Ponpes Nurul Jadid yang diikuti sekitar 150 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari santri patriot panji pelopor (SP3), praktisi hypnotherapy hingga para pengurus pondok pesantren. Kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai bagian dari program sosial Perkumpulan Longevitology Surabaya untuk berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat khususnya di Ponpes Nurul Jadid” ungkapnya.

Ketua perkumpulan Longevitology Surabaya, Guru Ongko Digdoyo meyakinkan bahwa longevitology adalah penerapan ilmu menyerap energi dari alam, kemudian dipadukan dengan energi dalam tubuh. Proses ini dilakukan oleh terapis bekerjasama dengan pasien dalam kondisi konsentrasi penuh.

Guru Ongko Digdoyo saat memberikan pengenalan tentang Longevitology kepada peserta pelatihan di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid

Guru Ongko Digdoyo juga mengatakan, “Kami berterimakasih atas penyambutannya dari pihak Ponpes Nurul Jadid dan kami berkomitmen untuk memberikan edukasi yang bermanfaat bagi masyarakat bahwa metode Longevitology telah terbukti efektif dalam meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup, dan kami ingin berbagi pengetahuan ini dengan lebih banyak orang.” pungkasnya

Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton dipilih sebagai lokasi pelatihan karena kedekatan Guru Ongko dengan kepala pesantren Kiai Hamid Wahid selain juga peran strategis pesantren dalam membentuk karakter dan kesejahteraan spiritual para santri. Selain itu, kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara kegiatan spiritual dan perawatan kesehatan holistik.

Peserta Pelatihan Longevitology sedang mempraktikkan kepada peserta lainnya metode yang telah mereka pelajari didampingi oleh tim Longevitology Surabaya di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid

Acara pelatihan mencakup sesi penyuluhan, praktik Longevitology, dan diskusi interaktif serta praktik langsung antara peserta. Para peserta diajak untuk memahami prinsip dasar Longevitology, teknik meditasi, dan praktik perawatan diri yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sekretaris pesantren, H. Tahiruddin, M.M.Pd, menyambut baik kegiatan ini. Beliau menyatakan dalam sambutannya, “Penting untuk mengikuti pelatihan ini hingga tuntas, karena kesehatan adalah anugerah terbesar yang perlu dijaga dengan baik. Kami berterima kasih atas kerjasama dengan Perkumpulan Longevitology Surabaya dalam memberikan edukasi kesehatan kepada para santri pilihan yaitu SP3 di pondok pesantren Nurul Jadid.” Jelasnya.

Harapannya, melalui pelatihan ini, para peserta dapat mengintegrasikan prinsip-prinsip Longevitology dalam gaya hidup mereka untuk mencapai kesehatan holistik dari alam dan mampu membagikan manfaatnya ke banyak santri. Pelatihan serupa diharapkan dapat terus dilaksanakan untuk memberikan manfaat lebih luas kepada warga pesantren yang lain.

(Humas Infokom)

Komitmen Jaga Kualitas Makanan Santri, Pesantren dan Dinas Kesehatan Probolinggo Gelar Pelatihan Penjamah Makanan

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid menggandeng Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo menggelar pelatihan penjamah makanan (food handler) untuk menjamin kualitas makanan dan minuman bagi santri.

Kegiatan yang diikuti perwakilan penjamah makanan dapur umum santri, pengelola koperasi pesantren, dan petugas Klinik Az-Zainiyah itu digelar di Aula Mini Pesantren, pada Selasa (11/10/23).

Sekretaris Yayasan Nurul Jadid Faizin Syamwil mengatakan, pelatihan tersebut bertujuan agar santri terlindungi dari makanan dan minuman yang tidak higienis dan tidak memenuhi persyaratan sanitasi.

“Sebetulnya sudah lama memiliki keinginan ikhtiar untuk keluar dari zona di mana kita mengelola makanan dengan standar apa adanya. Kita mulai merubah perilaku santri, yang dimulai dari manajemen pengelolaan untuk bisa mendapatkan makanan yang higienis,” ucapnya.

Selain itu, lanjutnya, manfaat dari pelatihan tersebut untuk mencegah terjadinya keracunan makanan, dan tata cara penyimpanan makanan yang baik sampai kepada distribusi hingga ke konsumen.

Faizin menandaskan, pelatihan tersebut dinilai penting untuk menjamin keamanan pangan.

“Dari hasil temuan makanan bekas yang kembali beberapa waktu lalu, bahwa masih banyak sayur-mayur yang tidak dimakan, sehingga dari pihak Klinik Az-Zainiyah perlu untuk memberikan edukasi kepada para santri,” ujarnya.

Potret pemateri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo Sumaryanti tengah memaparkan materi kepada para peserta

Sementara itu, Anggota Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo Sumaryanti dalam sesi pematerian mengatakan, wawasan yang perlu diketahui oleh para penjamah makanan sebelum akhirnya melanjutkan sesi materi pelatihan yang lebih jauh nantinya adalah latar belakang masalah (isu keamanan pangan), regulasi dan kebijakan, profil keamanan pangan siap saji, dan infeksi berbasis risiko.

“Dalam isu keamanan pangan, yang kerap kali terjadi adalah higiene sanitasi, pemakaian bahan tambahan pangan yang berbahaya, allergen, cemaran bilogi, fisika dan kimia, keracunan pangan, gula garam dan lemak,” paparnya.

Untuk selanjutnya, lanjut Sumaryanti, akan diterbitkan sertifikat bagi para penjamah makanan yang hadir dan mengikuti acara pelatihan sampai selesai.

“Setelah mengikuti pelatihan ini, mengisi quesioner sebelum dan setelah pelatihan, maka sertifikat akan diterbitkan,” pungkasnya.

Reporter: Ahmad Zainul Khofi

(Humas Infokom)

Digdayakan Digitalisasi Pesantren, Huminfo Nurul Jadid Gelar Pelatihan Company Digital Branding

nuruljadid.net – Dalam menghadapi era digital yang terus berkembang, penting bagi perusahaan dan organisasi untuk memiliki keahlian dalam bidang hubungan publik dan branding digital. Hubungan publik yang baik dan branding digital yang optimal dapat menjadi faktor kunci dalam membangun citra positif, meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan memperluas jangkauan sebuah instansi. Untuk itu, Bagian Humas dan Infokom Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan Public Relation and Digital Optimilization Training pada Rabu (29/03) di Aula I Pesantren.

Kepala Sub Bagian Humas dan Infokom Mujiburrohman, S.Kom. menyampaikan bahwa pelatihan ini menjadi semakin relevan bagi Satuan Pendidikan (Satpend) dan Satuan Kerja (Satker) di pesantren, ini dapat membantu mereka untuk memahami pentingnya berkomunikasi digital secara efektif dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk wali santri, mitra pesantren, dan masyarakat luas.

“Dalam era digital, komunikasi yang baik harus melibatkan platform online, termasuk media sosial, situs web, dan saluran komunikasi digital lainnya. Pelatihan dapat membantu Satker maupun Satpend untuk mengembangkan strategi komunikasi yang tepat, mengelola isu-isu yang berkembang, dan merespon dengan cepat dan efektif terhadap perubahan dalam lingkungan digital yang cepat berubah,” ungkapnya.

Pelatihan ini menghadirkan kedua narasumber yang sudah expert dalam bidang company branding, diantaranya: Founder Bright Pantura Kreatif Muhammad Afifuddin, dan Creative Lead and Graphic Designer PT. Teras Busana Indonesia Soleh Hasan.

(dari kiri Creative Lead and Graphic Designer PT. Teras Busana Indonesia Soleh Hasan, Founder Bright Pantura Kreatif Muhammad Afifuddin, dan Kasubbag. Humas Infokom Mujiburrohman, S.Kom. tengah memimpin dan memaparkan materi pelatihan)

Dalam Public Relation and Digital Optimilization Training narasumber meminta setiap Satker atau Satpend yang hadir untuk meningkatkan kehadiran online mereka. Dalam era digital yang semakin kompetitif, penting bagi perusahaan dan organisasi untuk memiliki kehadiran online yang kuat untuk meningkatkan visibilitas dan daya tarik bagi konsumen dan pemangku kepentingan lainnya.

“Dalam pealtihan ini, capaian target peserta nanti semoga bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya komunikasi efektif dalam era digital, bagaimana membangun dan memelihara citra merek yang kuat, serta cara mengoptimalkan kehadiran online mereka,” ungkap Cak Afif, panggilan kerap nya.

Pelatihan ini berlangsung cukup seru dengan sesi dialog dan praktik aplikasi Trello untuk mempermudah manajemen tim dalam membuat projek-projek di sosial media. Pelatihan dimulai tepat pukul 10.30 WIB dan berakhir pada pukul 13.00 WIB. Semoga dengan adanya pelatihan tersebut dapat membantu satuan pendidikan maupun satuan kerja untuk mengoptimalkan situs web mereka, mengelola konten digital, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip SEO (Search Engine Optimization), serta menggunakan media sosial dan platform online lainnya dengan efektif untuk meningkatkan pelayanan pesantren secara digital.

 

(Humas Infokom)

Tempa Protokol Handal, Self-Building Panji Pelopor Hadirkan Tim Protokol Pemkab Probolinggo

nuruljadid.net – Dalam rangka meningkatakan kompetensi anggota baru, khususnya dalam bidang keprotokolan. Panji Pelopor Nurul Jadid Putri datangkan Tim Protokol Profesional dari Pemkab Probolinggo pada acara Self Buiding Day 1 bertempat di Aula Utama Pesantren, Selasa (31/01).

Acara yang diselenggarakan selama tiga hari terhitung sejak tanggal 31 Januari – 2 Februari ini menghadirkan sebanyak 50 anggota yang baru saja terlantik, ditambah peserta anggota prakerin dari SMK Bulugading Jember.

Staf Humas dan Protokoler Putri Ustazah Putri Nuril Mufidah menyampaikan tujuannya menggandeng Siswi Prakerin SMK Bulugading Jember pada acara tersebut yang tak lain adalah untuk tambahan bekal mereka sebelum kembali ke tempat pendidikan asalnya.

“Berhubung mereka akan kembali ke Jember pada hari Jum’at besok, maka kami memutuskan untuk mengajak mereka hadir dalam acara Self Building ini. Sangat disayangkan kalau kesempatan ini tidak dimanfaatkan dengan baik,” ujarnya.

(Potret salah satu anggota Tim Protokol Pemkab Probolinggo sangat seru menyampaikan materi table manner di depan seluruh peserta)

Animo peserta yang ikut serta cukup tinggi karena narasumber merupakan bagian dari Tim Protokol Pemkab Probolinggo. Sehingga, mereka dapat berinteraksi dan bertanya langsung tentang pengalaman profesional para narasumber.

Lebih lanjut, dengan adanya Self Building bagi anggota baru Panji Pelopor, mutu mereka dapat selaras dengan misi organisasi, yaitu dalam membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) Panji Pelopor yang memiliki keterampilan di bidang keprotokolan dan siap mengabdi sebagai etalase terdepan pesantren.

Dalam Self Building hari pertama ini, narasumber menyajikan materi “Tabble Manner”, yaitu etiket yang digunakan saat makan, penggunaan peralatan makan, dan tata krama meja. Mengingat kebutuhan di pesantren saat ada event tahunan dan kunjungan sehingga mengharuskan keterampilan ini wajib dimiliki oleh setiap anggota Panji Pelopor.

Kemudian, narasumber membagi sesi pelatihan menjadi tiga, yaitu sesi pematerian, diskusi interaktif, dan metode praktik langsung. Dalam praktiknya, peserta diminta untuk menyajikan hidangan kepada tamu dengan benar dan praktik penataan prasmanan yang beraturan. Tak hanya itu, untuk menambah antusias peserta, narasumber membagikan doorprize yang cukup banyak di sela-sela acara.

(Tim Protokol Pemkab Probolinggo tengah memberikan praktik yang benar cara menyajikan makanan kepada tamu di depan anggota Panji Pelopor)

Ustazah Putri berharap ilmu dari kegiatan ini dapat diserap dengan maksimal oleh para peserta, sehingga ketika sudah waktunya terjun ke lapangan, mereka sudah matang khususnya dalam bidang table manner ini.

“Pematerian ini adalah awal mereka mengenal wawasan table manner dalam bidang keprotokolan, dalam satu tahun kedepan akan banyak kegiatan pengembangan yang diadakan secara khusus bagi anggota Panji Pelopor, agar mereka benar-benar matang,” pungkasnya.

 

 

(Humas Infokom)

Upgrading Kompetensi Guru, SMKNJ Gelar Pelatihan Platform Merdeka Mengajar

nuruljadid.net – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka didukung dengan Platform Merdeka Mengajar. Platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka.

SMK Nurul Jadid dalam rangka melakukan upgrading kompetensi guru dalam memberikan layanan pembelajaran di ruang kelas yang optimal mengadakan pelatihan Platform Merdeka Mengajar (PMM) di ruang pertemuan lantai 2 pada akhir tahun lalu (29/12/22).

Platform Merdeka Mengajar merupakan platform edukasi yang dapat menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila sebagaimana yang diinginkan oleh Menteri Pendidikan. “Intinya dalam Platform Merdeka Mengajar ini ada tiga fungsi, yaitu membantu guru untuk mengajar, belajar, dan berkarya,” terang bapak Nadiem saat awal launching PMM.

Dalam mendukung guru mengajar, Platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Saat ini tersedia lebih dari 2.000 referensi perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka. Hal ini akan membantu guru melakukan analisis diagnostik literasi dan numerasi dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik.

“Panduan implementasi Kurikulum Merdeka dan modul-modul pelatihan akan disediakan dalam flash disk bagi satuan pendidikan dan pendidik yang kesulitan untuk mengakses internet. Jadi tidak perlu khawatir,” tambahnya.

Platform Merdeka Mengajar juga memberikan kesempatan yang setara bagi guru untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya kapan pun dan di mana pun. “Guru dapat memperoleh materi pelatihan berkualitas dengan mengaksesnya secara mandiri. Melalui video inspirasi, guru bisa mendapatkan beragam video inspiratif untuk mengembangkan diri dengan akses tidak terbatas,” tutur Menteri Nadiem.

(Suasana Pelatihan Platform Merdeka Mengajar SMK Nurul Jadid di Ruang Rapat lantai 2)

Selain itu, Kepala SMK Nurul Jadid Moh. Arief Hariyanto, M.Pd mengatakan bahwa Platform Merdeka Mengajar juga mendorong guru untuk terus berkarya dan menyediakan wadah berbagi praktik baik.

“Guru dapat membangun portofolio secara mandiri hasil karyanya agar dapat saling berbagi inspirasi dan berkolaborasi dengan guru di seluruh Indonesia melalui fitur Bukti Karya Saya,” ujar Arief.

Dalam menciptakan ekosistem kolaboratif dan meningkatkan efektivitas pembelajaran, Platform Merdeka Mengajar menggunakan Content Crowdsourcing, di mana pengembangan konten berbasis kontribusi dapat dilakukan oleh semua pihak. Sebagaimana dijelaskan oleh narasumber Abdul Manaf Firdaus, M.Pd yang sudah tersertifikasi kepada peserta pelatihan berjumlah kurang lebih 20 orang.

“Pelatihan ini harapannya kita semua sebagai guru aktif belajar dan berkarya sehingga platform ini hidup menjadi sebuah ekosistem. Makanya komponen terpenting dari platform ini adalah crowdsourcing,” ungkapnya.

Guru juga dapat saling belajar dan berbagi melalui Komunitas Belajar Daring yang terdapat di dalam Platform Merdeka Mengajar dan secara otomatis mengangkat grade satuan Pendidikan tersebut karena gurunya aktif belajar dan melakukan pengembangan diri.

“Kunci kemajuan pendidikan kita ketika guru-guru mengembangkan dirinya dan saling membantu pengembangan sejawatnya,” imbuh Manaf.

Lebih lanjut, Platform Merdeka Mengajar juga bertujuan menciptakan iklim kerja yang positif melalui Jejaring Profesi Guru serta Perencanaan dan Kemajuan Karier. Platform ini menjadi wadah bagi guru untuk menampilkan profil, pengalaman, dan keterampilan profesional, serta mengembangkan portofolio dan kompetensinya.

Sementara itu, diakui Waka. Kurikulum SMK Nurul Jadid Paiton, Moh. Zuhri, S.Kom, bahwa Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Belajar dapat membantu guru dalam mengajar.

“Mari kita jadi bagian dari perubahan untuk menjadikan pendidikan Indonesia lebih baik di masa learning loss ini. Mari kita dukung pemerintah untuk melaksanakan Kurikulum Merdeka dan mari kita gunakan platform Merdeka Mengajar untuk berkolaborasi dan menginspirasi,” ajak Moh. Zuhri kepada peserta yang hadir saat itu.

“Semoga dengan penerapan Kurikulum Merdeka dan adanya platform Merdeka Mengajar ini, kita bisa memberikan fasilitas dan pengajaran yang sesuai kebutuhan siswa untuk mencetak Pelajar Pancasila dan berkarakter santri yang mampu bersaing di masa depan,” pesan kepala sekolah Moh. Arief Hariyanto.

 

(Humas Infokom)

Klinik Az-Zainiyah Adakan In House Training Pelatihan Komunikasi Efektif dan Terapeutik

nuruljadid.net – Klinik Az-Zainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid sebagai upaya meningkatkan kompetensi pegawainya untuk upgrading dan upskilling diri maka mengadakan In House Training (IHT) Pelatihan Komunikasi Efektif dan Terapeutik mulai tanggal 7 sampai dengan 8 Juli 2022 di Aula Mini Pesantren.

Pelatihan ini diikuti oleh seluruh elemen Klinik Az-Zainiyah mulai dari pegawai struktural, fungsional sampai petugas kebersihan dan driver. Melihat pentingnya komunikasi dalam melayani pasien dan tamu klinik sebagai bentuk pelayanan yang prima (excellent service).

Tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan keterampilan (skill) komunikasi semua petugas Klinik dalam mengoptimalkan layanan khususnya kepada pasien. Keterampilan yang diajarkan adalah elemen penting untuk membuat pasien nyaman seperti public speaking, complaint handling, komunikasi perawat dengan pasien (penyembuhan), dan komunikasi perawat dengan dokter.

(Direktur Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah tengah memberikan sambutan pada Pelatihan Komunikasi Efektif dan Terapeutik di Aula Mini Pesantren)

Dalam sambutannya Direktur Klinik Az-Zainiyah Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah menyampaikan bahwan keterampilan komunikasi itu penting bagi pegawai Klinik yang sehari-hari menangani dan menghadapi pasien beraneka ragam. Dengan pelatihan komunikasi ini dapat meningkatkn kualitas komunikasi sehingga paling tidak dapat meringankan beban pikiran pasien ketika dilayani dengan komunikasi yang baik.

Direktur juga menambahkan bahwa pelatihan ini untuk mempererat chemistry antara perawat dengan pasien sehingga bisa lebih cepat sembuh melalui optimalisasi multiple intelligences. Ny. Hj. I’ah menyampaikan terkait tanggung jawab santri yang berpendidikan maka mengabdi dengan ilmu sebagaimana pepatah yang beliau sampaikan “Orang alim mengingatkan dengan ilmu dan adab, orang bodoh dengan kekerasan dan amarah”.

(Kabag Umum dan Keuangan RS. Graha Sehat Bapak Andreas, S.Sos saat menghadiri Pelatihan Komunikasi Efektif dan Terapeutik di Aula Mini Pesantren)

Pelatihan Komunikasi efektif dan Terapeutik selama dua hari ini difasilitasi oleh bapak Andreas, S.Sos Kabag Umum dan Keuangan RS. Graha Sehat selaku fasilitator pelatihan. Bapak Andreas menyampaikan pentingnya etika dan kemampuan komunikasi yang baik untuk percepatan pemulihan pasien, karena sejatinya kesembuhan pasien dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikis serta mentalnya. Maka tugas tenaga medis adalah membantu dengan komunikasi yang baik agar motivasi sembuh pasien lebih besar.

Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah membina hubungan saling percaya antara perawat dengan keluarga pasien. Ketika keluarga dapat mengutarakan perasaan nya, maka saat itulah perawat hadir untuk memberikan pertolongan.

Sedangkan, fungsi komunikasi terapeutik yaitu untuk mendorong atau menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien dalam proses keperawatan, membantu pasien dalam rangka mengatasi persoalan yang dihadapi pada tahap perawatan, sedangkan pada tahap preventif kegunaannya adalah mencegah adanya tindakan yang negatif terhadap kesehatan pasien.

Acara berjalan dengan baik dan lancar, peserta mengikuti dengan khidmat seksama hingga pelatihan berakhir. Harapannya mater yang disampaikan dan diberikan dapat diserap dengan baik dan diterapkan dalam pelayanan di Klinik Az-Zainiyah, selain sebagai tanggung jawab sebagai tenaga kesehatan juga sebagai tanggung jawab moral dan sosial kepada pesantren juga masyarakat.

 

(Humas Infokom)

Bekali Muallim Al-Qur’an, PPIQ Nurul Jadid Gelar Pelatihan Tartila Pra-Dies Maulidiyah

nuruljadid.net – Guna meningkatkan kompetensi muallim Al-qur’an Pondok Pesantern Nurul Jadid, Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) bekerjasama dengan Tim Jam’iyyatul Qurro’ wal Huffadz (JQH) Kota Kraksaan menggelar Pelatihan Metode Tartila di Aula II Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Jum’at (14/01). Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan pra-acara Dies Maulidiyah ke-28 Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Salah satu pengurus Badan Otonom (Banom) PPIQ Ust. Bakron menyampaikan bahwa output dari terlaksananya kegiatan pelatihan ini juga merupakan jawaban dan langkah awal untuk mewujudkan amanah pesantren yang diberikan kepada PPIQ sebagai leading sector dalam mengawal kegiatan pembinaan Al-Qur’an di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Berdasarkan poin-poin Arah Kebijakan Umum Pesantren (AKUP) salah satunya yaitu memaksimalkan kegiatan pembinaan Al-Qur’an di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Maka kami sebagai banom yang melakukan pengembangan di bidang pendidikan khusus ilmu Al-Qur’an ditunjuk menjadi pioneer sekaligus leading sector dalam pengawalan realisasi poin AKUP Al-Qur’an tersebut,” ungkap Ust. Bakron saat diwawancarai oleh tim nuruljadid.net.

Pasalnya, peserta kegiatan ini awalnya hanya untuk santri peserta didik Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ), namun karena pada tahun 2022 PPIQ mendapatkan amanah untuk mengawal kegiatan pembinaan Al-Qur’an, maka pada pelatihan tartilla tahun ini melibatkan perwakilan Muallim Al-Qur’an dari setiap wilayah di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

(Narasumber nampak seru menyampaikan pematerian di depan Muallim Al-Qur’an Nurul Jadid dan Santri Asrama PPIQ)

Di sela-sela kegiatan, Ketua Jam’iyyatul Qurro’ wal Huffadz (JQH) Kota Kraksaan Habib Anis bin Hamid Al-Habsy menjelaskan beberapa materi yang diajarkan pada pelatihan tersebut, beliau juga mengungkapkan bahwa metode tartila merupakan metode pengajaran Al-Qur’an yang paling mudah dipelajari.

“Dalam kegiatan ini seluruh peserta dibekali dengan beberapa materi Tahsinul Qiro’ah, Ilmu-ilmu Tajwid, Musykilatul Ayat dan metode bagaimana menjadi seorang pengajar Al-Qur’an,” ungkap Habib Anis bin Hamid Al-Habsy.

Sementara itu, dalam acara tersebut turut hadir membuka acara, Kepala Biro Pendidikan K. Mohammad Imdad Rabbani, demikian pula Ketua Jam’iyyatul Qurro’ wal Huffadz (JQH) Kota Kraksaan Habib Anis bin Hamid Al-Habsy, Tim JQH Kota Kraksaan, Direktur PPIQ H. Rusydi Aziz, dan sejumlah tamu undangan serta seluruh peserta didik PPIQ Putra.

Kepala Biro Pendidikan K. Mohammad Imdad Rabbani dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur atas terealisasinya pelatihan ini sebagai langkah-langkah untuk melaksanakan amanah yang telah diberikan kepada PPIQ.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur PPIQ sudah mengawali pelaksanaan amanah yang telah diberikan dengan terlaksananya Pelatihan Metode Tartila ini,” tutur beliau dalam sambutannya.

Ustaz Bakron menambahkan bahwa pelatihan ini sangat dibutuhkan dan diharapkan dapat diikuti oleh seluruh santri Nurul Jadid. “Acara ini sangat dibutuhkan oleh kami peserta didik PPIQ, terlebih bagi para muallim dan santri yang sangat antusias dalam belajar Al-Quran. Semoga pelatihan ini bisa terus terlaksanan sehingga nantinya akan lebih banyak santri yang dapat mengikuti pelatihan ini dan dapat meningkatkan kemampuan serta mencerdaskan kader bangsa dengan Al-Quran,” tutup Ust. Bakron.

 

(Humas Infokom)

Jelang Pelantikan, FKO Nurul Jadid Bekali Pengurus Terpilih dengan Soft Skills Abad 21

nuruljadid.net – Memasuki tahun 2022, salah satu kegiatan penting organisasi bergengsi Forum Komunikasi OSIS (FKO) Nurul Jadid yaitu Pelantikan Pengurus Baru. Sebagai langkah persiapan sebelum menuju acara puncak, FKONJ bekali calon pemgurus dengan pelatihan soft skills abad 21 melalui Soft Skills Student Camp (SSC) tahun 2022 pada Minggu (16/01) malam lalu di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Tak beda dengan tahun sebelumnya, Soft Skills Student Camp tahun ini juga dikemas dalam bentuk pelatihan yang tidak hanya fokus pada kepemimpinan saja. Karena kegiatan SSC ini juga berfokus pada pengembangan Soft Skills seluruh kader pengurus FKO Nurul Jadid periode 2022/2023 yang nantinya akan menjadi bekal mereka ketika sudah turun langsung melaksanakan program kerja organisasi di lapangan.

(peserta nampak serius mengikuti sesi pematerian tentang kepemimpinan)

Sementara itu, materi yang disampaikan pada pelatihan tersebut diantaranya Problem Solving, SWOT, Decision Making, Kepemimpinan, Manajemen Organisasi, hingga Administrasi Dasar. Adapun Pemateri yang dihadirkan untuk membagikan pengalaman dan pengetahuannya adalah mereka yang telah menguasai bidang sesuai dengan materi yang telah ditentukan.

Ketua FKO Putri Luthfiyah mengungkapkan bahwa Soft Skills Student Camp ini sangat penting untuk diadakan sebelum mereka terlantik dan terjun ke dalam dunia organisasi. Karena ia menuturkan, ini akan menjadi bekal pengurus baru yang terpilih kelak.

“Mengaca pada kegiatan pengkaderan yang diadakan oleh alumni FKO tahun sebelumnya, salah satunya SSC. Saya rasa kegiatan ini memiliki dampak yang baik bagi pengurus organisasi yang telah terjun di tengah padatnya dunia organsiasi. Oleh karena itu, tahun ini kami sajikan materi yang sama dengan kegiatan SSC sebelumnya, dengan pemateri dari internal pesantren yang kompeten di bidangnya masing-masing,” ungkap Luthfiyah.

Pasalnya, SSC digelar juga bertujuan untuk melihat sejauh mana komitmen, profesionalitas, dan loyalitas para calon pengurus terpilh. Hal tersebut tentu dilatarbelakangi oleh amanah pengabdian yang diemban FKONJ sendiri yang membawahi seluruh OSIS setiap lembaga pendidikan di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Luthfiyah menambahi, harapannya penyelenggaraan kegiatan SSC ini tak lain adalah bagi seluruh pengurus terpilih yang telah mengikuti pelatihan ini bisa menerapkan ilmunya ketika mereka sudah terlantik sebagai Pengurus FKO periode 2022/2023.

“Jadi tidak berhenti disini saja, kami berharap sebagai pengurus demisioner, teman-teman pengurus baru FKO bisa menerapkan ilmunya ketika mereka sudah sah terlantik, itu yang kami harapkan,” tutup Ketua FKONJ saat diwawacarai nuruljadid.net.

 

(Humas Infokom)

Galakkan Literasi, KOMPAS bersama Portal Berita Online Gembleng Kader Jurnalis Santri Nurul Jadid

nuruljadid.net – Guna mempersiapkan Kader Jurnalis Muda Nurul Jadid, Hubungan Masyarakat (Humas) dan Informasi Komunikasi (Infokom) Pondok Pesantren Nurul Jadid gelar Pelatihan Jurnalistik Santri di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid pada 22-23 November 2021.

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini mendatangkan lima pemateri, diantaranya Dewi Indriastuti (Kompas), Rhoma Dona (Pemred tadatodays.com), Taufiqur Rohim (ProTV), Abdul Jalil (Times Indonesia), dan Ach. Faqihatus Sholeh (eNJe Picture).

Pelatihan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil, dan disusul oleh Kabag. Humpro Dr. Syamsuri Hasan dalam hal ini menyampaikan terkait Arah Kebijakan Jurnalistik Pesantren. Dalam sambutannya, Dr. Syamsuri Hasan melantunkan betapa pentingnya ilmu jurnalistik dan akan sangat disayangkan jika santri tidak memperhatikan dengan baik setiap pematerian pada Pelatihan Jurnalistik Santri ini.

Sementara itu, Taufiqur Rohim memulai presentasi di hari pertama dengan materi Kode Etik dan Bahasa Indonesia Jurnalistik, pada pematerian tersebut Mas Taufiq panggilan kerabnya menjelaskan tentang etika-etika yang harus dimiliki oleh seorang jurnalis dan cara menggunakan Bahasa Indonesia dalam lensa jurnalistik. Tidak hanya itu, ditengah-tengah pemateriannya Mas Taufiq juga menyelipkan cerita inspiratif tentang pengalamannya selama menjadi wartawan di depan puluhan Kader Jurnalis Nurul Jadid.

Di hari kedua, Mas Rhoma Dona memulai pelatihannya terlebih dahulu dengan materi Dasar-Dasar Berita. Setelah itu tepat sebelum breaktime, Mas Abdul Jalil mendapatkan giliran untuk menyampaikan materi ketiga tentang Menggali Ide Berita dan Teknik Reportase Wawancara.

(nampak peserta sangat antusias mengikuti sesi pematerian)

Tepat setelah breaktime, pukul 13.00 WIB peserta kembali memenuhi Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk melanjutkan sesi pelatihan dengan materi keempat Editing atau Penyuntingan Naskah oleh Jurnalis Kompas Mbak Dewi Indriastuti. Dalam pelatihan tersebut, peserta nampak sangat semangat dan antusias merespon pertanyaan-pertanyaan dari Mbak Dewi. “Meskipun dengan presentasi materi yang simple, namun penyampaian atau penjelasan materinya sangat seru dan mudah dipahami,” ungkap salah satu peserta pelatihan tersebut.

(Potret saat Pematerian Editing atau Menyunting Naskah sedang berlangsung oleh Mbak Dewi Jurnalis Kompas)

Dilanjutkan dengan pematerian terakhir oleh Mas Achmad Faqihatus Sholeh pada materi Teknik Foto dan Jurnalistik Online. Kali ini peserta mendapatkan metode pelatihan yang cukup berbeda, karena peserta dilatih untuk langsung terjun praktik mengoperasikan kamera dan mengatur segitiga exposure.

Tidak cukup hanya pematerian, pada malam terakhir peserta diminta untuk me-review materi pertama hingga kelima, untuk memastikan bahwa peserta telah menerima dan memahami ilmu yang telah disampaikan pada pematerian-pematerian sebelumnya. Lalu peserta diberi arahan untuk menyusun struktur Tim Redaksi masing-masing asrama. Dan tepat pukul 22.30 WIB peserta meninggalkan tempat acara.

(Humas Infokom)

Biktren Putri Gandeng LMNJ Cetak Pemimpin Berintegritas, Cerdas, Berkarakter dan Inspiratif

nuruljadid.net – Biro Kepesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid Putri mengadakan Pelatihan upgrading kompetensi leadership pengurus mengusung tema “Membangun Jiwa Kepemimpinan yang Berintegritas, Cerdas, Berkarakter dan Inspiratif” selama dua hari sejak tanggal 18 sampai dengan 19 November 2021 di dua tempat Aula Mini Unuja dan Aula Mahrom Wilayah Al-Hasyimiyah (Daltim).

Pelatihan Leadership ini digelar atas kerjasama dengan Lembaga Motivasi Nurul Jadid (LMNJ) yang berperan sebagai tim mentor atau pemateri yang mengisi dan mendampingi peserta selama kegiatan berlangsung.

Menurut Wakabid. Tata Kelola Wilayah Ustazah Siti Maknunah, urusan pengurus wilayah itu mencakup banyak hal, bahkan contohnya sampai mengatur makan dan persoalan pribadi yang tengah dihadapi santri.

(Salah satu peserta melatih mental dan kepemimpinan di depan peserta pelatihan)

Dalam kesempatan itu, Wakil Kepala Biro Kepesantrenan Ny. Mamnuhaturrahmah menilai Pondok Pesantren Nurul Jadid telah menghadirkan program yang sangat dibutuhkan di tengah minimnya kader pengurus yang kompeten dan konsisten karena singkatnya masa mondok rata-rata santri.

“Semoga program-program seperti ini terus bisa berlanjut, sehingga para pengurus dapat menyiapkan diri dalam menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang,” ungkap Ny. Mamnuhaturrahmah.

Salah satu bentuk aktualisasi dari penguatan kapasitas tersebut adalah kepemimpinan pengurus yang memiliki derivasi kepemimpinan individu, kepemimpinan domestik, dan kepemimpinan publik.

(Peserta pelatihan tengah melakukan diskusi kelompok terstruktur dipandu oleh Tim Lemabaga Motivasi Nurul Jadid)

Di tengah tantangan zaman saat ini, Pondok Pesantren Nurul Jadid harus bergerak cepat dan dinamis dalam menyikapi berbagai isu dan tantangan yang ada khususnya dalam pelayanan, pendampingan, pengayoman santri. Dengan penanaman nilai integritas, cerdas, berkarakter dan inspiratif di masing-masing jiwa pengurus harapannya dapat ditularkan dan membentuk kepribadian yang sama kepada santri asuhnya.

(Humas Infokom)

Penutupan Pelatihan Fasiltator Keuangan Lkknu

Penutupan Pelatihan Fasilitator Keuangan LKKNU

nuruljadid.net – Rentetan kegiatan “Pelatihan Fasilitator Keuangan” yang diadakan oleh Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) di Pondok Pesantren Nurul Jadid akhirnya ditutup. Kegiatan tersebut berjalan lancar sesuai dengan jadwal, dari tanggal 4-6 Januari 2019.

M. Alif Prakoso, Ketua Penyelenggara menyampaikan peserta dari pelatihan tersebut berjumlah 55 orang. Jumlah tersebut menurutnya melebihi dari target dari perkiraan awal, yaitu 45 orang.

“Semoga bisa bermanfaat bagi NU dan masyarakat umum sehingga juga bisa menularkan ilmu–ilmu yang sudah di dapat selama 3 hari ini. Ini merupakan suatu hal sangat luar biasa karena bisa melebihi target awal jumlah peserta,” ungkapnya dalam sambutan, Minggu, (06/01/2019).

Ia menambahkan, kita patut bersyukur dan bangga terhadap NU yang telah memberi ilmu tentang keuangan kekeluargaan. “Belum tentu lembaga lain mefasilitasi kegiatan semacam ini. Nantik peserta akan membawa pulang sertifikat dari LKKNU,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan oleh KH. Hefniy Rozaq selaku Sekretaris Yayasan Nurul Jadid, bahwa program seperti ini merupakan hal urgen dalam bermayarakat. “Program dari LKKNU kedepan ini ada di pundak kalian sebagai peserta yang telah disertifikasi oleh panitia bahwa kalian sudah berhak untuk menyampaikan kepada orang lain,” terang beliau dalam sambutan.

Pasca sesi ceremonial, kegiatan penutupuan kegiatan ini diakhiri dengan pemberian cindera mata antara PP. Nurul Jadid dengan LKKNU.

Penulis : Badrus

Editor : Rahmad Hidayat

Alissa Wahid: Perencanaan Keuangan Keluarga Urgen di Tengah Ekonomi yang Sulit Diprediksi.

Alissa Wahid: Perencanaan Keuangan Keluarga Urgen di Tengah Ekonomi yang Sulit Diprediksi.

nuruljadid.net – Dalam sambangannya kali ini ke Pondok Pesantren Nurul Jadid, Alissa Wahid menjadi pembicara pelatihan tentang dasar-dasar keuangan perencanaan keluarga. Pelatihan ini merupakan salah satu dari sekian rangkaian pelatihan yang diadakan oleh Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU), Jum’at (04/01/2019).

Menurutnya hal fundamental dalam perencanaan keuangan keluarga adalah memprioritaskan pembelian barang yang dibutuhkan. “Jadi kita beli barang yang berdasarkan kebutuhan, bukan berdasarkan keinginan,” katanya dalam penyajiannya.

Lebih pada itu, perencanaan keuangan keluarga sangatlah penting mengingat perekonomian yang saat ini sulit diprediksi. “Sebab fluktuasi harga pasar. Harga bahan pokok bisa saja tiba-tiba naik. Itu masih belum menghitung sakit, usaha bangkrut, dan terlilit hutang. Naudzubillah,” serunya pada peserta yang hadir.

Maka, ia menambahkan, saatnya kita beinvestasi meskipun kecil minimal perbulan. Dengan begitu tujuan hidup seperti naik haji atau umroh akan terasa ringan. Selain menyiapkan dana tersebut, ia juga menyinggung peserta untuk pula menyiapkan dan pendidikan anak, dana darurat, dan dana hari depan ketika kelak sudah pensiun.

Sebelum menutup pelatihan yang bertempat di Auditorium Mini Universitas Nurul Jadidi ini, ia yang sekarang menjabat sebagai Sekretaris LKKNU mengingatkan agar kewajiban zakat juga harus diperhatikan. Sebab menurutnya zakat merupakan kewajiban umat Islam dalam ranah sosial yang tak bisa ditinggalkan.

Penulis : Ahmad

Editor : Rahmad Hidayat

Alissa Wahid : Training ke 9 LKKNU di PP. Nurul Jadid

Alissa Wahid : Training ke 9 LKKNU di PP. Nurul Jadid

nuruljadid.net – Jum’at (04/01/2019) Pengurus Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nadhlatul Ulama (LKKNU) Provinsi Jawa Timur dan Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) menggelar  Training For Fasilitator (TFF) di Aula Mini Universitas Nurul Jadid.

Acara tersebut dihadiri oleh Sekretaris LKKNU, Mbak Allisa Wahid mewakili tausyiah, Ketua LKKNU yang tidak bisa hadir. “Saya ingin menyampaikan salam permohonan maaf dari ibu Fausyiah kepada seluruh para hadirin karena tidak dapat hadir pada kegiatan ini,” ucap beliau saat memberikan sambutan.

Mbak Alissa merasa senang dapat berkumpul dalam acara TFF, sebab menurut beliau acara tersebut merupakan acara favorit di LKKNU. “Saya senang sekali karena kita bisa berkumpul dalam kegiatan LKKNU, dari sekian banyak kegiatan, ini merupakan kegiatan favorit kami di LKKNU, karena hasil dari kegiatan ini biasanya berdampak sangat signifikan,” ungkap mbak Alissa.

LKKNU merupakan program yang dirintis pada tahun 2012, hal ini dikarenakan perencanaan keuangan saat ini sudah menjadi salah satu tren dikalangan masyarakat Menengah keatas dan menjadi salah satu kebutuhan, karena faktor perkembangan ekonomi tidak dapat dihentikan. Gus Sollah yang akan menjadi fasilitator dalam pelatihan ini mengingatkan, salah satu tren terbaru saat ini adalah Finansial Planning, yaitu ilmu yang mahal kita pakai dan diolah untuk menjadi gratis kepada semua kalangan.

“Dalam pembelajaran program finansial ini, seperti di play grub yang saya asuh di Yogyakarta, untuk para orang tua murid, kami mengajarkan kepada mereka bagaimana menyusul dana pendidikan anak,” jelasnya.

“Acara pada hari ini merupakan acara training ke 9 di provinsi yang berbeda, di Jawa Timur sudah 18 kota kita melaksanakan program ini. Harapannya melalui kegiatan ini kita menyemangati pegiat-pegiat di lingkungan Nahdhatul Ulama (NU), sehingga dapat memahami pengelolahan keuangan keluarga,” Pungkasnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid. Hari Susanto, Deputi Bisnis Area Probolingo, Pengurus LKK PWNU Jawa Timur, dan seluruh para peserta Training For Fasilatator.

Penulis : Nuris

Editor : Rahmad Hidayat

PPIQ adakan Pelatihan Metode Tartila dan Lailatul Qiro’ah Bil Ghina

nuruljadid.net – Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) Pondok Pesantren Nurul Jadid, mengadakan pelatihan membaca Al-Qur’an dengan metode Tartila dan Lailatul Qiro`ah Bilghina, sebagai bekal santri ketika pulang ke masyarakat. Acara bertempat di Aula Universitas Nurul Jadid, Kamis (08/11/2018).

Pelatihan ini merupakan kegiatan perdana yang dilakukan oleh PPIQ, dengan harapan santri bisa membaca Al-Qur`an dengan baik dan benar dan menjadi bekal ketika pulang ke masyarakat.

Selain itu, tujuan diadakan pelatihan ini sebagai ajang silaturrahmi antar alumni, pengurus dan santri dibawah asuhan PPIQ. “Acara ini bermaksud untuk menjalin tali silaturrahim antar alumni, pengurus serta alumni PPIQ ” ujar Abdurrahman selaku ketua panitia.

Dalam pelatihan Tartila dan Lailatul Qiroah Bilghina dihadiri oleh ratusan santri PPIQ putra dan putri, alumni PPIQ dan sabagian pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid.

KH. Hefni Mahfudz selaku pembina PPIQ sekaligus memberikan tausyiah  sebagai penutup dalam kegiatan pelatihan Tartila dan Lailatul Qoriah Bilghina. dalam penyampaiannya beliau bahwa “Peran penghafal Al-Qur`an tidak hanya menghafal. Namun, seorang penghafal harus punya niat bagaimana mampu mengamalkan serta menyebarkan isi kandungan dari Al-Qur`an.” Dawuh beliau.

Beliau berharap  agar para santri kompak dalam merealisasikan unsu-unsur yang ada di PPIQ . “Unsur-unsur yang ada di PPIQ harus kompak, agar mimpi itu dapat tercapai”, harap Pembina PPIQ kepada para santri peserta didik di lembaga PPIQ.

Lembaga PPIQ ini sudah dibangun sejak zamannya KH. Zaini Mun`in, yang awalnya bernama LPKH (Lembaga Pembinaan Kader Huffadz) diganti LPTQ (Lembaga Pembinaan Tahfidzul Qur`an) dan sekarang bernama PPIQ (Pusat Pendidikan Ilmu Al-qur`an). (Mochammad Syauqi_SJ)

PPIQ Nurul Jadid Adakan Pelatihan Metode Tartila

Pelatihan Metode Tartila Pertama kalinya oleh PPIQ

nuruljadid.net – Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton Probolinggo mengadakan kegiatan Lailatul Bilghina, Kamis malam (8/11/2018) dan Pelatihan Metode Tartila, Jumat (9/11/2018) di Auditorium Universitas Nurul Jadid.

Kegiatan Metode Tartila itu dilatih H. Muhammad Qosimurridho dan M. Syafi’i Zain dari Jam’iyyatul Qur’an Wal Huffadz Kab. Probolinggo. Adapun pesertanya adalah seluruh peserta didik PPIQ dan Santri PP. Nurul Jadid yang mendaftarkan diri.

Tujuan kegiatan tersebut untuk menjalin tali silaturahmi antara PPIQ dan Tim Jam’iyatul Qur’an wal Humfad Kab. Probolinggo. “Karena kebanyakan anggota dari Tim Qur’an wal Huffadz ini merupakan alumni PP. Nurul Jadid, termasuk juga Ketuanya Ustadz H. Muhammad Qosimurridho adalah alumni PPIQ sendiri,” tutur Abdur Rahman, ketua panitia.

Pelatihan ini merupakan pertama kalinya diadakan oleh PPIQ Sendiri. “Jika nanti terdapat perkembangan maka akan kita adakan secara rutin tiap tahunnya,”tambahnya.

Abdur Rahman berharap agar pelatihan itu bisa menumbuhkan rasa kecintaan para santri PP. Nurul Jadid khususnya peserta didik PPIQ terhadap Al-Qur’an. “Semoga seluruh peserta bisa menerapkan ilmu-ilmu yang mereka dapatkan pada kegiatan ini di asrama mereka masing-masing.” Pungkasnya.

Penulis : Sony Hakim

Editor : Muhammad