Pos

Lagi, Tim Debat Bahasa Arab Mahasiswa UNUJA Raih Juara 2 Tingkat Nasional

nuruljadid.net – Setelah kemarin mendapatkan juara 1 tingkat regional Asia, kini tiga mahasiswa aktif UNUJA berhasil menambah prestasi gemilang dengan memperoleh juara 2 lomba debat bahasa Arab mahasiswa tingkat nasional pada Senin (12/09/2022) kemarin.

Lomba tersebut diselenggarakan oleh IAIN Kudus dalam ajang “Festival Bahasa” dengan 2 cabang lomba, dan sepuluh kategori perlombaan. Cabang lomba pertama yakni lomba Bahasa Arab dengan kategori lomba MQK, khitobah, taqdimul qishoh, ghina’ dan munadharah (Debat). Sedangkan cabang lomba kedua yakni lomba bahasa Inggris dengan kategori lomba essay, speech, story telling, sing a song, dan podcast.

Dalam kategori lomba munadharah, total ada 25 tim yang bersaing untuk merebutkan posisi juara perlombaan. Mereka berasal dari berbagai Universitas dan perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Lomba ini dilaksanakan secara daring via aplikasi Zoom.

Tim debat dari Unuja diwakili oleh saudara Ahmad Jaylani, Rifqi Aziz Febriyanto dan Fauzi Rahman. Selain berprofesi sebagai mahasiswa aktif Unuja, mereka juga merupakan pengurus aktif dari Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) Nurul Jadid, lebih tepatnya di pengembangan bahasa Arab.

“Alhamdulillah kami bersyukur bisa membawa nama besar Nurul Jadid ke tingkat Nasional,” ucapnya kepada tim Infokom.

Perjuangan panjang mereka tidak sia-sia, karena telah terbayarkan dengan memperoleh posisi juara 2 serta mengharumkan nama Pondok Pesantren Nurul Jadid. Banyak hal yang mereka persiapkan sebelum perlombaan dimulai, tertutama mental dan berbagai macam referensi mosi debat yang diberikan.

“Perjuangan kita banyak mempersiapkan argumen dan mental untuk menghadapi lomba tersebut,” papar mereka.

Atas kemenangannya, tim debat Unuja mendapatkan penghargaan berupa trophy, piagam penghargaan dan uang pembinaan dari panitia penyelenggara Festival Bahasa IAIN Kudus.

Dibalik kemenangan mereka, selain ada usaha yang besar, juga terdapat dukungan dari teman-teman dan keluarga serta yang pasti barokah doa masyayikh Nurul Jadid. Sehingga mereka diberikan kemudahan, lebih semangat dan termotivasi selama menjalani perlombaan.

 

 

(Humas Infokom)

Fotografer Pemula SMK Nurul Jadid Raih Juara 3 Lomba Fotografi Nasional

nuruljadid.net – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nurul Jadid. Kali ini, prestasi tersebut diraih oleh Naufal Kafin Fernanda Siswa kelas XI jurusan Multimedia. Naufal berhasil mendapat Juara 3 Photography Contest AFTHERONT: Art For The Environment’.

Kompetisi ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Desain Komunikasi Visual Universitas Dinamika  (HIMA DKV UNDIKA) Surabaya. Dalam kompetisi ini, Kafin mengirimkan foto berjudul Pemuda Penerang Bangsa”. Lokasi pengambilan foto ini terletak di halaman SMK Nurul Jadid saat siswa melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan sekolah.

Saat diwawancarai oleh Kru Nurul Jadid Media, Kafin menceritakan bahwa fotonya berisi pesan bahwa pemuda adalah penyelamat masa depan bangsa, kegiatan bersih-bersih sekolah merupakan salah satu langkah kecil pemuda juga santri dalam berkontribusi menyelamatkan lingkungan untuk masa depan para pewaris bumi.

“Kami di pesantren belajar bahwa kebersihan merupakan sebagian dari iman, dan kami sebagai santri memiliki peranan besar untuk menyelamatkan lingkungan. Dalam foto ini, saya termotivasi bagaimana santri, siswa sekaligus sebagai pemuda Indonsia dapat mengaplikasikan hadits tersebut dalam kehidupan sehari-hari, contohnya dengan melakukan kegiatan bersih-bersih halaman sekolah,” jelasnya, Senin (11/07).

Ia mengaku dirinya sangat bersyukur ketika fotonya ditetapkan menjadi pemenang dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh HIMA DKV UNDIKA tersebut. Terlebih, banyak foto dari peserta lain yang tak kalah bagus.

“Saya bersyukur bisa memenangkan lomba ini. Sungguh tidak menyangka, karena awalnya hanya iseng-iseng nyari lomba fotografi, dan kebetulan saat itu di sekolah ada kegiatan bersih-bersih halaman, jadi saya jepret lalu dipoles dengan editing sederhana dan saya kumpulkan ke panitia. Alhamdulillah bisa dapat juara,” ungkapnya.

Melalui capaian ini, Kafin berharap dapat terus mencari dan memanfaatkan peluang-peluang dari kompetisi yang ada, dan Ia juga berharap capaian prestasinya ini bisa memotivasi siswa lainnya untuk turut berjuang menorehkan prestasi.

“Intinya, apapun lomba dan peluang yang ada kita coba dulu, masalah hasil belakangan,” tutupnya.

 

 

(Humas Infokom)

Dalam Sebulan, Siswa SMA Nurul Jadid Sabet 3 Juara Nasional Bahasa Jepang dan Mandarin

nuruljadid.net – Tiga orang Siswa SMA Nurul Jadid berhasil tampil memukau dalam ajang perlombaan Bahasa Jepang dan Mandarin tingkat Nasional. Berkat konsistensi dan usaha keras yang telah dikobarkan. Mereka berhasil mengharumkan almamater Pondok Pesantren Nurul Jadid khususnya SMA Nurul Jadid sendiri setelah berhasil menyabet tiga piala kejuaraan tingkat nasional dalam kurun waktu satu bulan tepatnya bulan Juni lalu.

Dua siswa yang duduk di bangku kelas X jurusan Ilmu Bahasa dan Budaya (IBB) SMA Nurul Jadid ini berhasil masing-masing menjadi juara pertama dan kedua pada lomba Bercerita Bahasa Jepang ‘JAPANZUKI SHOW’ yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Bahawa Jepang (Himabaja) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung pada Sabtu (11/06). Para juarawan itu diantaranya Ahmad Dzulhaq Akbar sebagai peraih Juara pertama dan Khoirul Anam Maulidi sebagai Juara Kedua.

Tak berhenti disitu, pada Kamis (23/06) portal media SMA Nurul Jadid kembali diramaikan dengan torehan prestasi Bahasa Mandarin yang diraih oleh Agung Candra Baskara. Siswa yang juga duduk dikelas X IBB SMA Nurul Jadid itu berhasil membawa piala kejuaraan sebagai terbaik kedua lomba pidato Bahasa Mandarin tingkat nasional pada kegiatan Zhong Wen Bi Sai yang diadakan oleh Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UNM).

Ketiganya mengaku bahwa kecakapan mereka dalam menguasai Bahasa Mandarin dan Jepang dibentuk melalui kegiatan pengembangan diri dan pembiasaan berbahasa di Asrama Ungguan Bahasa SMA Nurul Jadid karena mereka mendapatkan pendampingan dan pembiasaan bahasa asing secara intensif dan integratif.

“Selain diajarkan di sekolah, kami juga menerima pendidikan secara intensif di asrama tentang dua bahasa itu, kami juga dipaksa untuk menggunakan bahasa tersebut sebagai alat komunikasi setiap harinya dengan teman se-asrama,” jelas Dzulhaq saat diwawancarai oleh Kru Nurul Jadid Media.

Dia melanjutkan, rupanya tidak sekedar menghafal kosakata, di asrama mereka juga dilatih untuk mengembangkan soft skills melalui Kegiatan Belajar Mandiri (KBM) di setiap malamnya. Dirinya mengaku sangat bersyukur jerih payahnya belajar bahasa telah membuahkan hasil yang manis.

“Alhamdulillah perolehan prestasi ini merupakan hasil dari jerih payah kami saat belajar bahasa baik di sekolah maupun di asrama. Semoga prestasi ini bisa memicu semangat teman-teman santri lainnya untuk juga berprestasi.” tutup Dzulhaq.

 

 

(Humas Infokom)