Pos

KH Fahmi AHZ : Libatkan Allah dalam Perjuangan dan Pengabdian, Allah Tidak Pernah Ingkar, Semua Akan Dibayar Tunai

nuruljadid.net – Pada pembukaan diklat pengurus Kamtib Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Fahmi Abdul Haq Zaini hadir memberikan tausyiah kepada seluruh peserta diklat yang bertempat di Aula Mini Pesantren (11/01/2024). Upaya ini guna menambah wawasan, bekal dan keterampilan dalam menjalankan tugas dan amanah sebagai personil Keamanan dan Ketertiban (Kamtib).

“Punya kesadaran sebagai pengabdi itu penting. Pengabdi sama seperti pejuang sehingga memberikan semua yang dimiliki bukan mengharap mendapatkan dari apa yang dikerjakan. Pengorbanan dari tenaga, pikiran bahkan materi untuk apa yang diperjuangkan adalah bentuk jihad di jalan Allah SWT,”

“ketika sikap itu ditanamkan maka tugas dan amanah tidak akan menjadi beban melainkan menambahkan semangat pengabdian”

“Sebelum memberikan sanksi yang terus-menerus, Kamtib perlu berpikir untuk perkuat tindakan preventif dan protektif. Untuk itu perlu melahirkan kesadaran yang utuh dalam diri santri. Ibaratnya jangan hanya menangkap maling, tapi perlu berpikir bagaimana caranya agar mereka tidak menjadi maling.”

“Puncak tertinggi perjuangan kita adalah meninggikan kalimat Allah”

“perlu tanamkan dalam hati dan pikiran kita, bahwa yang kita lakukan semata-mata untuk menauladani Rosullullah dalam perjuangan. Niat ngopeni umat Rosulullah dalam pengabdian baik di pesantren maupun di tempat yang lebih luas di masyarakat kelak”

KH. Fahmi AHZ saat memberikan tausyiah dalam Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kamtib Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo

“Sebagaimana Nabi Muhammad SAW sangat memikirkan umatnya, maka kita perlu dedikasikan diri kita untuk bersama merawat umat Rosulullah.”

“Menindak santri harus niatkan dan bertujuan untuk mengedukasi bukan pelampiasan emosi”

“pola pikir perlu kita rubah bahwa santri adalah aset masa depan sehingga perlu diurus dan dilayani dengan sangat baik”

“Kiai Hasyim Zaini mencontohkan dengan selalu memanggil santri dengan sebutan ananda karena menganggap santri sebagai anak dan tanggung jawab”

“Kiai Hasan Abdul Wafi dulu pernah berpesan bahwa pengurus perlu memunajatkan santri sebagai amanah bahkan dalam waktu kualitas kita bersama Sang Kholiq, doakan kebaikan mereka.”

“Kiai Fadlurrahman Zaini berdawuh kalau ingin hajatnya terkabul maka jangan hanya mendoakan diri sendiri tapi juga mendoakan orang lain. Kalau kita mendoakan orang lain tanpa diketahui orang yang didoakan, maka malaikat akan mengaminkan dan doa tersebut kembali kepada untuk orang yang mendoakan itu sendiri.”

“Dalam pengabdian di pesantren libatkan Allah SWT dalam setiap perjuangan dan pengabdian. Karena janji Allah SWT tidak akan pernah ingkar pasti akan dibayar tunai.”

“dengan kesadaran penuh karena Allah, maka semua lelah dan letih kita akan menjadi lillah, jangan hanya dijadikan status saja namun lebih kepada realisasi dalam kehidupan nyata.”

“Tata dan Kuatkan Niat, jangan jadikan pengabdian sebagai fasilitas, itu namanya kepentingan berbalut pengabdian.”

“Kiai Hasan Abdul Wafi pernah dawuh kamtib memang tidak wajib ikut pengajian, hadiran di masjid dan majelis di kelas-kelas, akan tetapi jika betul-betul niat dan mengawal semua santri agar ikut semua kegiatan yang telah dirancang oleh pesantren, maka insyaallah dapat aliran barokah dan kebermanfaatan dari Masjid dan kegiatan-kegiatan yang juga diikuti oleh santri pada umumnya. Syukur-syukur juga bisa ikut membersamai”

(Humas Infokom)

Kepala Biro Kepesantrenan Buka Secara Resmi Diklat Tim Kamtib Nurul Jadid

nuruljadid.net – Dalam rangka meningkatkan kapabilitas dan kapasitas personil anggota keamanan, Kepala Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid Kiai Ahmad Madarik resmi membuka kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) putra tahun 2024 yang bertempat di Aula Mini Pesantren (11/01/2024).

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pengurus Kamtib ini kali kedua dilaksanakan kembali setelah beberapa tahun vakum sejak Covid-19. Hal ini bertujuan untuk membekali pengurus bagian Kamtib baik di kepengurusan pusat maupun daerah dengan kedisiplinan, keterampilan dan kapasitas standard yang harus dimiliki oleh seorang perwira Kamtib dalam menjalankan tugas dan fungsinya di pesantren.

Ketua Panitia Ali Fikri Ramadhon menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat ditunggu sejak beberapa tahun terakhir untuk mencetak pengruus kamtib yang kompeten dan disiplin tidak hanya tegas dalam bersikap melainkan juga sopan dan santun dalam mengawal keamanan dan ketertiban di pesantren khususnya kepada tamu-tamu pesantren.

“kami selaku panitia sangat bersyukur akhirnya kegiatan Diklat ini kembali dilaksanakan setelah beberapa tahun vakum sejak covid-19. Karena diklat ini sangat penting untuk dilaksanakan dalam membekali pengurus dan calon pengurus dalam menjalankan amanah pesantren di bidang Kamtib,” ungkap Ucok sapaan akrab ketua panitia.

Ketua Panitia Ali Fikri Ramadhon saat memberikan laporan panitia pada pembukaan Diklat Pengurus Kamtib Biro Kepesantrenan Pondok Pesantrenan Nurul Jadid Paiton Probolinggo di Aula Mini Pesantren

Kepala Biro Kepesantren Kiai Madarik menyampaikan harapannya bahwa pengurus Kamtib hendaknya juga menjadi tauladan selain mengawal ketertiban dan keamanan pesantren dengan aturan yang telah ada, karena ketauladanan menjadi hal urgen dalam setiap upaya pendidikan dan pembinaan karakter.

“harapannya melalui diklat ini kita semua belajar dan menyadari bahwa pengurus termasuk Kamtib juga berstatus sebagai santri sehingga selain menjalankan tugas sebagai kamtib juga memiliki status sebagai santri yang tidak kebal hukum, maka harus taat dan tunduk terhadap aturan yang ada di pesantren, insyaallah lelahnya akan menjadi barokah dan perantara kebaikan untuk pribadi masing-masing,” tutur beliau saat sambutan.

Kiai Ahmad Madarik juga berharap pengabdian pengurus Kamtib  akan menjadi ruang khidmah ke masyarakat kelak. Tantangan menjadi pengurus Kamtib tidak mudah karena harus bergesekan dengan santri dan wali santri sehingga jika diniatkan pengabdian ini untuk menggapai ridho Allah SWT, maka insyaallah akan membawa kebaikan dan keberkahan.

“Jangan jadikan tanggung jawab di pesantren sebagai beban namun dinikmati sebagai bagian dari pengabdian.”

“Diklat ini manfaatkan sebaik mungkin untuk tambahan wawasan, keilmuan dan kesadaran untuk melaksanakan tugas dengan baik sesuai hak dan kewajiban sebagai kamtib. Semoga diklat berjalan dengan sukses.”

“Ingat pesan pengasuh, agar menghindari kekerasan, boleh marah dan melakukan penindakan untuk mendisiplinkan, akan tetapi kekerasan yang bertujuan semata agar santri waspada dan tidak mengulangi namun bukan kekerasan. Niatkan mengabdi dan mengedukasi”

Kegiatan ini dihadiri KH. Fahmi Abdul Haq Zaini, Wakil Kepala Biro Kepesantrenan Kiai M. Hilman Zidny, Kiai Shalahuddin Wahid, Sekretaris Biro Kepesantrenan Moh. Alief Hidayatullah dan Kepala Bidang Kamtib ustaz Adiyatno Hidayat serta jajaran pengurus Kamtib.

 

 

(Humas Infokom)

Biro Kepesantrenan Putri Nurul Jadid Gandeng BPPM Helat Diklat Upgrading Skill Pengurus Wilayah

nurulajdid.net – Biro Kepesantrenan Putri Pondok Pesantren Nurul Jadid menggandeng Bidang Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (BPPM) mengadakan pendidikan dan latihan (diklat) upgrading skill pengurus wilayah putri pusat pada kamis, 04 Januari 2024 lalu. Acara ini diadakan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan pengurus dalam mengelola kegiatan kepesantrenan dan melakukan pendampingan santri.

Kegiatan upgrading skill ini diikuti oleh kurang lebih 200 pengurus wilayah Putri pusat dari berbagai daerah. Diklat dilaksanakan di empat tempat terpisah, masing-masing terdiri dari 50 peserta pengurus yang berlokasi di Aula SMA Nurul Jadid Putra dan Putri, Aula Al-Hasyimiah dan Ruang Rapat SMP Nurul Jadid. Pengurus Biro Kepesantrenan, menyampaikan pentingnya peningkatan keterampilan dan pengetahuan pengurus dalam mengelola kegiatan pesantren, khususnya dalam hal pembinaan dan pendidikan bagi santri putri.

Suasana forum Diklat Upgrading Skill Pengurus Wilayah Biro Kepesantrenan Putri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Dalam kegiatan ini, para pengurus wilayah diajak untuk mengikuti 4 sesi pematerian yang dirancang khusus sesuai dengan kebutuhan mereka oleh tim trainer dari LTC Nurul Jadid BPPM. Materi yang diajarkan meliputi penguatan nilai kepesantrenan, ruhul khidmah, keterampilan intelektual, dan keterampilan kepemimpinan. Selain itu, para pengurus juga diberikan pemahaman lebih dalam tentang peran dan tanggung jawab mereka dalam menjalankan pengabdian di pesantren.

Suasana forum Diklat Upgrading Skill Pengurus Wilayah Biro Kepesantrenan Putri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo

“Diklat Upgrading skill ini merupakan komitmen Biro Kepesantrenan untuk terus mendukung pengembangan pesantren, terutama dalam hal peningkatan kualitas layanan dan pembinaan bagi santri putri,” ujar Wakabid Penataan Wilayah Biro Kepesantrenan Putri ustazah Maknunah.

Acara ini juga memberikan kesempatan bagi para pengurus wilayah untuk berbagi pengalaman dan best practices dalam mengelola kegiatan dan melakukan pembinaan santri. Diskusi dan tukar pikiran antar pengurus wilayah diharapkan dapat menjadi ajang pembelajaran yang berharga untuk masing-masing pengurus.

Suasana forum Diklat Upgrading Skill Pengurus Wilayah Biro Kepesantrenan Putri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Diklat Upgrading skill ini merupakan salah satu upaya Biro Kepesantrenan dalam mendukung perkembangan pesantren yang berkualitas dan berdaya saing. Dengan peningkatan keterampilan pengurus wilayah, diharapkan Biro Kepesantrenan Putri Nurul Jadid dapat terus memberikan kontribusi positif dalam pembentukan karakter dan kualitas pendidikan para santri di pesantren.

(Humas Infokom)

BPPM Nurul Jadid Kawal Tuntas RTL Pasca Learning Training Center Batch 2, Cetak Trainer Ahli

nuruljadid.net – Learning Training Center (LTC) Nurul Jadid Batch 2 yang diadakan oleh Bidang Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (BPPM) dibawah Biro Pengembangan Nurul Jadid Paiton sukses menuntaskan Rencana Tindak Lanjut (RTL) tepat diawal minggu pertama bulan Januari tahun 2024 (04/01/2024). Pasca menjalani serangkaian pelatihan intensif, peserta LTC Nurul Jadid kemudian diturunkan menjadi trainer atau fasilitator di berbagai pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Pelatihan dalam LTC ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peserta dalam mengelola dan mendesain sebuah pelatihan peningkatan kapasitas SDM pengurus di pesantren, selain itu juga untuk menciptakan tenaga profesional berkualitas tinggi yang dapat berkontribusi positif terhadap masyarakat. Dengan menyelesaikan pelatihan ini, para peserta yang dicetak sebagai trainer diharapkan dapat mengimplementasikan keterampilan yang mereka peroleh sesuai kebutuhan pesantren.

Salah satu fokus utama pasca-pelatihan adalah memastikan bahwa para trainer dapat menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh dengan efektif. BPPM Nurul Jadid telah menyusun buku panduan pelatihan dan rencana tindak lanjut yang komprehensif untuk memastikan implementasi yang sukses dari hasil pelatihan tersebut.

Beberapa langkah konkrit yang akan diambil termasuk:

  1. Mentoring dan Pendampingan: Memberikan dukungan melalui program mentoring dan pendampingan untuk membantu trainer mengatasi tantangan yang mungkin mereka hadapi dalam menerapkan keterampilan baru dalam pelatihan oleh coach ahli.
  2. Focus Group Discussion: Menyelenggarakan diskusi intensif antar trainer dan sesi praktis yang berfokus pada penerapan keterampilan yang diperoleh, memastikan bahwa trainer dapat menguasasi materi serta metode yang akan diterapkan.
  3. Evaluasi Berkala: Melakukan evaluasi berkala untuk memantau kemajuan para trainer atau fasilitator dan mengidentifikasi area serta kompetensi khusus yang perlu perhatian lebih lanjut.
  4. Forum Berbagi Pengalaman: Membuat forum di mana peserta dapat berbagi pengalaman dan pemahaman mereka, memfasilitasi pertukaran ide dan pembelajaran antar sesama trainer.
  5. Pengembangan Kerjasama: Memfasilitasi kerjasama dengan pihak satuan kerja, satuan pendidikan atau pihak luar pesantren terkait untuk memperluas peluang kerjasama dan memastikan relevansi keterampilan yang diperoleh dengan kebutuhan pelatihan yang diminta.

Ketua BPPM bapak Didik P Agung Wicaksono sangat optimis bahwa melalui langkah-langkah ini, mereka dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan dalam karir dan kehidupan para trainer. Keberhasilan pelatihan ini tidak hanya diukur dari sejauh mana para trainer memahami materi, tetapi lebih pada sejauh mana mereka mampu mengimplementasikan keterampilan baru tersebut dalam praktik sehari-hari.

 

 

(Humas Infokom)