Tim Nurul Jadid Terlibat Operasi SAR Bersama BASARNAS di Perairan Probolinggo
nuruljadid.net – Tim Pondok Pesantren Nurul Jadid yang diwakili bidang konservasi lingkungan hidup (BKLH) beberapa saat lalu terlibat dalam operasi Search and Rescue (SAR) bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) SAR Laka Laut 1 di peraian Probolinggo selama tujuh hari (03/02/2022)
Kegiatan ini dilakukan pasca jatuh serta hilangnya salah satu ABK KMN. Anugerah Jaya I bernama Engkos (47) di perairan laut Desa Kalibuntu Kraksaan beberapa minggu lalu. Sebelum Tim Nurul Jadid bergabung untuk pencarian dan pertolongan di pos Pantai Duta Paiton, Gus Muhammad Fakhri berkoordinasi dengan tim Basarnas yang terlibat.
(Gus Muhammad Fakhri ketika berkoordinasi dan menjalin komunikasi bersama tim Basarnas)
Setelah tujuh hari belum juga ditemukan, Tim SAR Gabungan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri proses pencarian setelah pada hari Kamis (03/02/2022) silam dilakukan pencarian dengan dukungan 3 SRU (Search Response Unit) sampai dengan pukul 16.00 WIB.
Komandan Tim Operasi SAR (Dantim OpSAR) Pos SAR Jember, Rudy Prahara mengatakan bahwa pihaknya tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban. Sesuai SOP, jika selama tujuh hari korban belum ditemukan maka Operasi SAR dihentikan. Oleh karena itu karena hingga hari terakhir hasil pencarian dinyatakan nihil maka survivor (baca : korban) masih dinyatakan hilang.
Tahapan pencarian sejak korban dinyatakan hilang tanggal 28 Januari hingga 03 Februari 2022. Pada hari pertama, titik keberangkatan SRU dimulai dari Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan. Kemudian hari kedua hingga hari ketujuh ini, SRU diberangkatkan dari Pantai Duta, Desa Randutatah, Kecamatan Paiton. “Menyisir ke timur dari TKM (Tempat Kejadian Musibah) sampai ke Utama Raya (Banyuglugur),” kata Rudy.
(Tim gabungan Search and Rescue (SAR) sesaat setelah melakukan operasi pencarian ABK KMN hilang)
Secara umum Tim SAR Gabungan ini melibatkan BASARNAS komando operasi SAR, BPBD, TNI-AL (Bakamla), POLAIRUD, Dishub, Dinkes serta relawan dari berbagai komunitas termasuk tim Pondok Pesantren Nurul Jadid yang diwakili Bidang Konservasi Lingkungan Hidup (BKLH). Dalam operasi SAR kali ini juga mendapatkan dukungan dari PT. POMI, Rumah Zakat serta pihak-pihak lain yang juga turut membantu terlaksananya operasi SAR kali ini.
Posko utama terletak di Pantai Duta, area pencarian di sepanjang pesisir utara paling ujung Paiton, untuk ujung barat daerah Mayangan, sedangkan area pencarian sebelah utara adalah pulau Gili Ketapang. Personal yang terlibat hampir 60 orang lebih dalam operasi ini. Tidak ada kendala yang berarti, metode yang digunakan yaitu sisi laut dan darat. Memantau kegiatan ini dengan jaringan Basarnas wilayah Madura, Situbondo dan Pasuraun hingga operasi ditutup setelah 7 hari pencarian sesuai prosedur.
(Gus Muhammad Fakhri berfoto bersama tim gabungan dalam operasi SAR di pos Pantai Duta, desa Randutatah Paiton)
Hal ini dilakukan berdasarkan keterangan Gus Muhammad Fakhri adalah sebagai proses edukasi bagi kita (baca : santri). “kami sengaja ikut terlibat karena hal ini sebagai proses edukasi untuk mengetahui bagaimana cara menyikapi dan mengambil tindakan (evakuasi) saat terjadi bencana alam ataupun kecelakaan (musibah laut) yang mengakibatkan terjadinya korban tenggelam” terang Gus Fakhri.
Pada saat setelah penutupan di Pantai Duta, Pembina Bidang Konservasi Lingkungan Hidup (BKLH) Nurul Jadid Gus Muhammad Fakhri berharap melalui kegiatan ini dapat semakin menumbuhkan kesadaran serta kepedulian kita (baca : santri Nurul Jadid) khususnya pengurus BKLHNJ yang tidak hanya peduli terhadap lingkungan tapi juga kemanusiaan.
“Tujuan tim Nurul Jadid bergabung dengan tim BASARNAS tidak lain adalah untuk lebih menumbuhkan kesadaran juga kepedulian kita sebagai santri khususnya pengurus BKLHNJ yang bukan hanya peduli lingkungan tapi juga kemanusiaan, kami juga mendoakan semoga keluarga korban diberikan ketabahan dan kesabaran” imbuh Gus Fakhri kepada nuruljadid.net
(Humas Infokom)