Pos
Membangun Keluarga SAMARO
nuruljadid.net – Pernikahan yang sakinah adalah dambaan bagi setiap pasangan yang telah menikah. Namun kehidupan dalam pernikahan tidaklah selalu seindah seperti yang diharapkan karena memang tidak mudah untuk menyatukan dua orang pribadi yang berbeda. Oleh karena itu diperlukan komitmen dari setiap pasangan untuk memelihara pernikahannya.
Berangkat dari hal itu, KH. Moh. Romzi Al-Amiri Mannan, penyaji kedua dalam kegiatan dialog ini menyampaikan tentang bagaimana mewujudkan rumah tangga SAMARO (Sakinah, Mawaddah dan Rohmah), Minggu, (25/03/2018) di Aula Mahrom Al Hasyimiyah.
Diawal pelaksanaan, Kiyai Romzi (sapaan akrab penyaji kedua) menyampaikan tentang lima hikmah pernikahan dalam perspektif islam, yaitu: agar manusia memperoleh keturunan, tersalurkan hasrat biologis secara benar dan sah, mengoptimalkan diri dalam beragama, menemukan ketenangan jiwa; diberi kecukupan rizqi yang halal.
“karena dengan pernikahan akan memperoleh keturunan. Kalau sudah ada keturunan, bahagia akan tersalurkan,” ujar Kiyai Romzi
Untuk mewujudkan keluarga yang SAMARO, kiyai Romzi berkata, setiap pasangan suami istri harus mengetahui hak dan kewajiban masing- masing, ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu:
- Hak Istri dan kewajiban suami.
- Hak Suami dan kewajiban Istri.
- Hak dan Kewajiban bersama.
Tak hanya sekedar menyampaikan, kiyai Romzi juga menjelaskan dan memberikan contoh kehidupan suami dan istri yang benar menurut islam. Adapun penejelasan dari poin diatas ialah:
- Hak Istri yang Menjadi Kewajiban Suami
- Tidak memukul
- Jangan mencaci maki
- Memberi makan
- Memberikan pakaian yang layak kepada istrinya
- Tidak berpergian
“yang dikatakan keluarga Romantis dan SAMARO bukan berarti didalamnya tidak ada pertengkaran, pasti ada pertengkaran,” ujar Kiyai Romzi
“Apabila suami sedang marah, bacakanlah sholawat. Ketika marah, suami tidak boleh mencaci maki istrinya. Jikalau lagi marah, jangan pergi meninggalkan rumah. Membiasakan memanggil panggilan istri dengan nama yang indah.,” tambah beliau.
- Hak Suami yang Menjadi Kewajiban Istri
- Menyenangkan apabila dipandang
- Tidak membangkang kepada suaminya (taat)
- Tidak melakukan ulah yang dapat membuat benci suami
“pakaiannya yang diberikan oleh suami, sekalipun tidak senang dengan pemberiannya tapi harus dipakai dengan niatan untuk membahagiakan suami. Dan apabila memanggil pasangannya tidak boleh mengucapkan namanya. Menurut dari Imam Al Ghazali, memanggil pasangan tidak boleh memanggil dengan Namanya, karena tidak barokah,” jelas Kiyai Romzi
- Hak dan Kewajiban Bersama
- Adanya perselisihan bukan permusuhan
“perbedaan itu bikin indah dan kokoh dalam rumah tangga,” cakap Kiyai Romzi
“Rumah tangga itu seperti bangunan yang berdiri kokoh dengan bahan yang berbeda dan tertata. Dalam rumah tangga, perbedaan harus ditata dengan baik, kapan istri harus ikut suami, kapan suami harus ikut istri,” tambah Kiyai Romzi (Qz)
Wujudkan GERMAS dengan Pola Hidup Sehat
nuruljadid.net – Sehat itu bukan hanya sehat jasmani dan rohani, namun sehat itu sebenarnya adalah suatu kesatuan antara sehat jasmani, rohani, sosial dan spiritual. Jika hanya sehat jasmani saja tetapi stres itu tidak bisa dibilang sehat. Apabila semuanya sudah terpenuhi, maka itu adalah sehat yang sempurna. Begitulah kata dr. Nina Kartika mengawali pembicaraannya sebelum berkata lebih jauh tentang GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), Minggu, (25/03/2018) di Aula Mahrom Al Hasyimiyah.
“sehat itu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat,” cakap dr. Nina menjelasakan definisi sehat menurut WHO.
dr. Nina juga menyampaikan, gerakan sehat jasmani bisa dimulai dari masing-masing individu, kemudian keluarganya. Apabila masing-masing individu dan keluarga sudah bisa menjaga kesehatan jasmani, maka akan membentuk masyarakat yang sehat, masyarakat yang sehat akan membentuk negara yang sehat.
Terdapat 2 jenis penyakit yang harus diwaspadai bersama yaitu; Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular. Tercatat sejak abad ke 21 terjadi pola perubahan penyakit terkait dengan perilaku manusia.
“sejak 30 tahun terakhir, terjadi pergeseran penyakit. Di tahun 1990-an yang paling banyak adalah penyakit menular. Sedangkan sejak tahun 2010, penyebab terbesar kesakitan dan kematian itu sudah mulai bergeser yang disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular” jelas dr. Nina.
Dalam peyampaiannya, dr. Nina Kartika juga memaparkan tentang persentase jenis penyakit yang dialami oleh masyarakat Indonesia pada abad ke 2001. Tercatat, terdapat 57% jenis penyakit tidak menular, 30% penyakit menular dan sisanya dialami akibat cidera.
Hal tersebut terjadi karena pertumbuhan ekonomi yang meningkat sehingga penyakit infeksi mulai menurun. Faktor risiko perilaku penyebab terjadinya PTM (Penyakit Tidak Menular) yang harus diperbaiki menurut sumber Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2017 & 2013 adalah:
- Penduduk kurang aktifitas fisik.
- Penduduk >10th kurang buah dan sayur.
- Penduduk usia >15th (laki-laki) dan >10th (perempuan) merokok.
- Penduduk usia >10th minuman beralkohol.
Untuk menanggulangi dan mengurangi angka PTM, dr. Nina berbagi 7 bentuk kegiatan GERMAS, diantaranya:
- Melakukan aktifitas fisik.
- Mengkonsumsi sayur dan buah.
- Tidak merokok.
- Tidak mengkonsumsi alkohol.
- Memeriksa kesehatan secara rutin.
- Membersihkan lingkungan.
- Menggunakan jamban.
Untuk mewujudkan keluarga yang sehat, maka diperlukan batin yang sehat tentunya dengan membiasakan diri dengan pola hidup sehat. (Qz)
KH. Abdul Hamid Wahid; Hanya dengan Berkhidmah Kita bisa Membuat Hidup Kita Lega
nuruljadid.net – Penandatangan Nota Kesepahaman atau yang lebih dikenal dengan Memorendum of Understanding (MoU) antara Klinik Az Zaniyah dan Fatayat NU Kraksaan, Minggu, (25/03/2018) di Aula Mahrom Al Hasyimiyah tentang Peningkatan Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Spiritual Kerohanian dihadiri dan disaksikan oleh Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, KH. Abdul Hamid Wahid.
Selain itu, Kegiatan tersebut juga dikemas dengan acara Dialog Interaktif dengan tema “Merenda Cinta Kasih Membangun Rumah Tangga Bahagia, Sehat Lahir Batin”. Selain hadir sebagai saksi, Kiyai Hamid (sapaan akrab Kepala Pesantren) juga turut memberikan sambutan serta menyambut dengan positif atas terlaksanakannya kegiatan dimaksud.
“Kami sebagai pengurus pesantren menyambut dengan baik kegiatan ini dan kita berharap dapat berlanjut dalam kesempatan – kesempatan yang lain,” cakap Kiyai Hamid.
Diawal sambutan, beliau menyampaikan, memiliki kekuatan dalam membina generasi – generasi kita merupakan sebuah potensi. Apabila kita berjalan bagaimana memahami keluarga, maka energinya tidak hanya menyebar bagi dirinya saja tapi nantinya akan terpancar, meluas dan menular karena kebahagiaan, kesedihan, optimisme, pemahaman dan keilmuan itu menular.
“Kalau pengurus fatayat aktif dan konsen mengurusi masyarakat dengan semangat yang masih energik maka kita akan menyebarkan itu kepada masyarakat kita. Itu yang saya harap dari pertemuan kali ini. Kita menggagas pemahaman tentang apa arti rumah tangga bahagia sehat lahir dan batin dan apa lagi nanti bisa disebarkan dan menular dalam arti energi positif,” tambah beliau.
Sebelum beliau mengakhiri sambutan, Kyai Hamid menyampaikan, hanya dengan pengabdian (berhikmah) kepada masyarakat, bangsa, negara, agama dan kemanusiaan kita bisa membuat hidup kita lega. Walaupun kita hilang secara fisik tetapi jasa, nama dan aroma dari kita masih bisa dikenang dan pahalanya terus bisa mengalir sebagaimana yang disampaikan salah satu dari tiga yang bisa mengkekalkan hidup, mati tapi tetap menyambung amal jariyah. Jadi, aspek pemanfaatan dari ini sebagai tindak lanjut dari pemahaman kita sebagai pengurus dan kader tentu menjadi penting untuk membawa semangat dan energi ini kepada pengabdian kita didalam kehidupan kita sehari – hari.
Diakhir, dengan mengucapkan basmalah, beliau membuka kegiatan Dialog Interaktif yang dilaksankan oleh Klinik Az Zainiyah Bersama Fatayat NU Kraksaan dan berharap kegiatan ini bersamaan dengan Rahmat Allah SWT. (Qz)
Tingkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan, Klinik Az Zaniyah Menambah Pelayanan Preventif
nuruljadid.net – Direktur Klinik Az Zainiyah Nurul Jadid, Ny. Hj. Khodijatul Qdoriyah turut memberikan sambutan dalam kegiatan Dialog Interaktif, Minggu, (25/03/2018) di Aula Mahrom Al Hasyimiyah. Neng I’ah (sapaan akrab Direktur Klinik Az Zaniyah Nurul Jadid) mengawali sambutannya dengan menyampaikan beberapa bentuk pelayanan dan program yang telah dilakukan oleh Klinik Az Zaniyah selama 3 bulan dimasa kepemimpinannya.
Diantara program yang telah dilakukan adalah melayani BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan bagi guru, dosen dan karyawan di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid yang jumlahnya mencapai 906 orang. Selain itu, Klinik juga melayani BPJS Kesehatan bagi 11.000 siswa/i dan mahasiswa/i di PP. Nurul Jadid.
“adanya Klinik Az Zainiyah yang kurang lebih selama 2 bulan kemarin sudah memiliki kamar rawat inap khusus putera dan puteri yang diresmikan langsung oleh Pengasuh PP. Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini,” ujar Neng I’ah
“kemudian kita juga telah membuka Poligi Gigi (jam pelayanan 09.00 WIB hingga maghrib), Poli Umum (24 Jam) dan Apotik (24 Jam),” tambah beliau.
Terus meningkatkan pelayanan terhadap kesehatan masyarakat, Senin, (01/04/2018) Klinik Az Zainiyah akan membuka pelayanan Poli Spesialis Obgyn (kandungan), Poli Spesialis Anak, Konsultasi Psikolog Putera dan Puteri, Medis Komplementer yang terdiri dari: Bekam, Akupuntur, Akupresure, dan Herbal.
Adanya penambahan pelayanan tersebut didasari oleh mindset yang telah tertera dalam hadist nabi tentang mempersiapkan 5 hal sebelum 5 hal yaitu:
- Sehatmu sebelum sakitmu
- Masa mudamu sebelum tuamu
- Kayamu sebelum miskinmu
- Masa senggangmu sebelum sibukmu
- Hidupmu sebelum matimu
Dalam mewujudkan pelayanan dan peduli akan kesehatan masyarakat terutama masyarakat PP. Nurul Jadid yang berasaskan mindset tersebut, Klinik Az Zaniyah terus melakukan pencegahan dan menigkatkan kepeduliannya dengan mengadakan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang penyakit tertinggi santri berikut dengan definisi sekaligus cara pencegahannya kepada Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren) dan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) bekerjasama dengan Lembaga – lemabaga dibawah naungan Yayasan PP. Nurul Jadid.
Selain itu, dalam merealisasikan mindset promotif dan preventif, Klinik Az Zainiyah telah mencanangkan beberapa program kesehatan tentang mindset pola hidup sehat menjelang peringatan Hari Lahir (HARLAH) PP. Nurul Jadid yang ke 69.
“mindset yang kita bangun adalah promotif dan preventif bukan hanya kuratif atau rehabilitasi. Kita lebih mengedepankan pola hidup sehat. Insya Allah menjelang Harlah, kita juga akan mengadakan penyuluhan kepada walisiswa TPQ, MI dan TK tentang penyuluhan pola hidup sehat dan bersih bagi anak-anak baik makanan dan seterusnya,” ujar Direktur Klinik Az Zaniyah.
Tak hanya itu, beberapa program lainnya adalah khitan masal, baksos, pemeriksaan gratis gigi, pembagian sembako untuk kaum dhuafa. (Qz)
Klinik Az Zainiyah Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
nuruljadid.net – Klinik Az Zainiyah, Lembaga kesehatan pesantren mendapatkan amanah dari pesantren untuk memperhatikan kesehatan santri, guru dan karyawan. Dalam menjalankan tugasnya, Klinik Az Zainiyah terus melakukan perubahan dan perkembangan agar mampu menjadi sebuah layanan kesehatan yang lebih peduli terhadap lingkungan, masyarakat, pasien dan client. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kerjasama antara Klinik Az Zainiyah dengan Fatayat NU Kraksaan.
“Latar belakang kita menggandeng Fatayat NU Kraksaan adalah untuk menggalang kemitraan dalam hal potensi kemasyarakatan,” ujar Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah, Direktur Klinik Az Zainiyah dalam sambutannya, Minggu (25/03/2018).
Menuju ke sasaran tersebut, Direktur Klinik Az ZAiniyah menjelaskan bahwa yang akan dilakukan Klinik Az Zainiyah bersama Fatayat NU Kraksaan adalah melakukan penyuluhan kesehatan, motivasi kerohanian dan hal ke-kifayah-an.
“Kita gandeng Fatayat NU Kraksaan dalam hal program penyuluhan kesehatan. Karena setiap satu hingga dua bulan sekali Klinik Az Zainiyah rutin melakukan penyuluhan kesehatan ke Poskestren dan UKS tentang penyakit tertinggi yang dialami oleh santri. Dalam penyuluhan itu, kita biasanya menjelaskan tentang penyakit dan cara mencegahnya,” cakap Neng I’ah (sapaan akrab Direktur Klinik Az Zainiyah).
“sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan yang peduli terhadap lingkungan dan secara sosial, Klinik Az Zainiyah menggandeng Fatayat NU Kraksaan dalam hal motivasi kerohanian. Bagaimana para pasien dapat diberikan suntikan motivasi untuk semangat sembuh. Tak hanya itu, kita juga menggandeng dalam hal kifyah,” tambah Neng I’ah.
Diharapkan, lanjut Neng I’ah, kita bisa menjadi pengganti orang tua mereka di rumah dengan memberikan pelayanan yang terbaik demi kebaikan mereka.
Pimpinan Fatayat NU Kraksaan, Ny. Hj. Lathifah Wafie juga turut merespon positif atas kerjasama ini.
“Semoga dengan kegiatan ini Fatayat NU Kraksaan tetap bisa berkiprah dan bisa menjadi Khoirunnas Anfa’uhum Linnas,” ujar Pimpinan Fatayat NU Kraksaan dalam sambutannya.
Penanda tanganan nota kesepahaman atau Memorendum of Understanding (MoU) dilakukan oleh pimpinan dari kedua belah pihak dengan disaksikan oleh Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid, dr. Nina Kartika (Klinik Az Zainiyah), S. Aisyah (Fatayat NU Kraksaan) dan Luluk Mudzakiroh (Fatayat NU Kraksaan).
Selain itu, acara ini juga dikemas dengan kegiatan Dialog Interaktif yang bertemakan “Merenda Cinta Kasih Membangun Rumah Tangga Bahagia, Sehat Lahir Batin”. (Qz)
Two in One! Pesan dan Motivasi di Malam Penutupan
nuruljadid.net – Acara penutupan tashhih season II diakhiri dengan tausyiah oleh Bapak H. Rusdi Aziz, direktur utama Pusat Pendidikan Ilmu Qur’an (PPIQ) Pondok Pesantren Nurul Jadid. Ada beberapa poin penting beliau yang dikemas dalam sebuah pesan dan motivasi kepada segenap santri putra peserta didik PPIQ.
“berbahagialah bagi anak-anak yang hari ini sedang belajar al-Qur’an dan menghafalnya. Karena dengan itu, sesungguhnya kalian sedang memberikan persembahan terindah kepada orang tua kalian baik di dunia lebih-lebih di akhirat. Sehingga janganlah mengeluh, dan berputus asa,” Cakap Direktur.
“Selain itu, kalian juga beruntung hari ini ada di PPIQ. Karena pada dasarnya kalian sedang berjuang mengabdikan diri, menjaga dan mengamalkan kitab Allah,” tambah beliau.
Disela tausyiah, beliau mengutarakan sebuah cerita yang memberikan gambaran tentang pentingnya menjaga tiga hal. Pertama, menjaga sholat. Kedua, mematuhi perkataan ulama. Ketiga, membayar zakat.
“seberapapun alimnya seseorang, dan seberapapun banyaknya hafalan. Janganlah sekali-kali kita sombong dan membanggakan diri. Karena semuanya adalah karena kehendak Allah. Maka tetaplah bertawadhu’ dengan selalu mengandalkan Allah,” Ujar beliau diakhir tausyiah. (Qz/NakBali)
Bersama PPIQ, Bermetode Lawas Lahirkan Santri Cerdas
nuruljadid.net – Masih dalam nuansa Penutupan Tashhih Season II PPIQ Pondok Pesantren Nurul Jadid. Tak melewatkan moment, beberapa harapan diungkapkan Ustadz Syaiful Rizal direktur pelaksana disela sambutannya.
Direktur Pelaksana PPIQ mengatakan bahwa dijaman sekarang sudah banyak metode yang dapat memudahkan para santri bahkan khalayak umum untuk menghafal Al – Qur’an. Namun, selama ini di PPIQ masih mempertahankan metode lawas. Metode inilah yang harus dipertahankan dan dikembangkan.
“meskipun metode tahfidz yang ada di PPIQ itu sederhana dan sudah lawas, tetap harus dilestarikan dan dikembangkan. Sehingga dari metode sederhana ini, akan melahirkan kembali generasi-generasi cerdas yang hafal dan faham Al-Qur’an,” Cakap Direktur Pelaksana PPIQ.
“Dari metode yang sudah ada, Kita pun harus tetap dan terus berbenah. Mengembangkan diri sehingga nantinya dapat turut serta bersaing di kancah era globalisasi yang semakin memanas. Metode yang kita milikipun nantinya dapat digunakan oleh lembaga-lemabaga lain yang ada di dalam maupun di luar pesantren,” tambah beliau.
Sambutan beliau tutup dengan satu harapan besar bahwa, “saya mencanangkan kembali adanya kegiatan wisuda sebagai ajang revitalisasi (penghidupan kembali) bagi PPIQ sendiri yang sudah lama vakum.”
Rangkaian kegiatan dimana para peserta didik diuji dihadapan ribuan santri lainnya dengan beberapa pertanyaan yang diajukan oleh penguji. Dari kegiatan ini kemudian kualitas peserta didik PPIQ akan lebih meningkat lagi.
Karena itu sudah saatnya PPIQ bangun dari tidur lelapnya. Berbenah, bangkit, dan mengembangkan diri,” Ucap beliau diakhir sambutan.
Penulis : QZ & NakBali
Editor : Muhammad Nuris
PPIQ Adakan Penutupan Tashhih Season II
nuruljadid.net- Demi meningkatkan kualitas dan prestasi santri setelah menjalani proses pembelajaran di Pondok Pesantren, dipandang perlu mengadakan sebuah evaluasi dalam bentuk pelaksanaan ujian atau semacamnya. Baik secara tertulis maupun lisan. Hal ini semata-mata untuk mengetahui tolak ukur kemampuan santri dari ilmu yang telah dipelajari.
Proses itulah yang telah dilakukan oleh Lembaga Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) Pondok Pesantren Nurul Jadid kepada segenap santri didiknya. Setelah proses ujian usai, Lembaga PPIQ mengadakan penutupan yang dikemas dalam acara ceremonial dengan menghadirkan direktur utama Bapak H. Rusdi Aziz, S.Ag, sebagai penceramah di AULA UNUJA Senin, (19/02/2018).
Acara penutupan berjalan lancar dan seksama dengan diikuti direktur pelaksana PPIQ ustadz Syaiful Rizal, dewan pengurus, dan segenap santri putra peserta didik PPIQ.
“tashhih ini selain sebagai ajang evaluasi bagi peserta didik, juga bagi pengurus dalam mengevaluasi perkembangan dan capaian proses pembelajaran yang telah dilakukan,” ujar direktur pelaksana PPIQ Bapak Syaiful Rizal dalam sambutannya.
Dorongan motivasipun tak terlewatkan dihaturkan dewan pengurus berupa apresiasi penghargaan berbentuk piagam dan piala yang diberikan kepada peserta didik berprestasi maupun teladan.
“Sehingga diharapkan dengan adanya apresiasi penghargaan ini, peserta didik termotivasi untuk terus bersaing menjadi lebih baik dari yang terbaik,” tambah beliau.
Oleh karena itu, “saya berharap kepada para peserta yang telah dinobatkan sebagai juara dan teladan pada malam hari ini, tidak cepat merasa puas dan bangga diri. Melainkan harus tetap dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Hingga pada akhirnya tidak hanya dapat bersaing dengan santri berprestasi yang ada di dalam, melainkan juga santri berprestasi di luar.” Semangat beliau di tengah acara.
Penulis : NakBali
Editor : Muhammad Nuris
Kiyai Zuhri Meresmikan Gedung Rawat Inap Klinik Az Zainiyah
nuruljadid.net – Klinik Az Zainiyah terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada santri maupun masyarakat umum. Hal itu dibuktikan dengan penambahan fasilitas yang berupa gedung rawat inap. Pembangunan gedung dengan jumlah kamar sebanyak 10 kamar tersebut membutuhkan waktu selama 6 bulan.
“sudah ada 10 kamar rawat inap pasien. Dengan pembagian 5 kamar untuk pasien putera dan 5 kamar untuk pasien puteri. 2 kamar VIP dan sisanya adalah kamar kelas 1, 2, 3 dan 4” ujar Neng I’ah sapaan akrab Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah, Direktur Klinik Az Zainiyah ketika menyampaikan sambutannya pada acara peresmian gedung rawat inap Klinik Az Zainiyah di Lantai III Klinik Az Zainiyah Selasa(17/01/2018).
Peresmian gedung tersebut dilakukan dengan cara penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid. Beliau juga berharap agar fasilitas yang ada dapat dipergunakan dengan baik untuk memberikan pelayanan yang maksimal bagi santri dan masyarakat umum. (qz)
LPBA PP. Nurul Jadid Juarai 3 Lomba di Kancah Nasional
nuruljadid.net – Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) PP. Nurul Jadid kembali menorehkan hasil manis dikancah Nasional. Pasalnya, LPBA mendelegasikan 12 peserta didiknya pada 5 lomba yang diadakan oleh Gebyar Apresiasi Khazanah Araby (GAZA) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada tanggal 01 s/d 06 Oktober 2017.
Dari 5 kategori lomba yang diikuti, LPBA PP. Nurul Jadid berhasil menuai prestasi yang gemilang. Lomba yang berhasil mereka juarai diantaranya adalah
- Juara II Lomba Debat
- Juara III Lomba Bercerita
- Juara III Lomba Cerdas Cermat
Persaingan ketat dan penuh ketegangan akhirnya membuahkan hasil yang cukup memuaskan, meskipun mereka masih belum bisa menempati posisi pertama. Dibabak penyisihan, para peserta didik LPBA sudah merasakan persaingan yang begitu ketat. Namun hal itu tidak membuat mereka patah semangat untuk melawannya.
“sejak awal pertandingan, kami sudah merasakan panasnya atmosfer perlombaan disini. Perlombaan ini adalah tingkat Nasional. Wajar saja apabila mereka masih gugup diawal pertandingan. Namun sedikit demi sedikit mereka mulai beradaptasi dengan kondisi yang ada” ujar Ustad Salman selaku pendaming sekaligus Bagian Kesiswaan LPBA yang turut hadir mendampingi peserta didiknya.
Hal itu dibuktikan dari lomba mengarang. Dalam lomba ini peserta didik LPBA mengalami beberapa permasalahan dalam wawasan dan kebahasaan. Hal itulah yang menyebabkan peserta didik LPBA gagal menuai kemenangan dalam lomba mengarang.
“di Lomba Mengarang, kami sedikit mengalami kendala. Perlu menambah wawasan dan khazanah/ literatur kebahasaannya. Karena sampai saat ini kita belum pernah menjuarainya” cakap Bag. Kesiswaan.
Pada lomba debat, peserta didik LPBA tidak menemukan kendala yang begitu serius. Sejak awal, mereka melampaui beberapa babak dengan hasil yang memuaskan hingga mereka mampu beradu argumen di babak final. Hal itu dibuktikan dengan mengalahkan PP. Al Amin Putera A di babak 8 besar. Di babak semifinal, LPBA PP. Nurul Jadid akan melawan 3 pondok lainnya yaitu Darul Hikmah Putera, Al Amin Putera B dan Mambaus Sholihin. Babak semifinalpun dilewati dengan manis oleh LPBA PP. Nurul Jadid.
Namun sayang, mereka harus kandas di babak final oleh lawannya, Al Amien Parenduan Sumenep Madura Tim B. Kekalahan yang dialami oleh LPBA PP Nurul Jadid disebabkan karena dari segi kebahasaan Al Amin mampu menyampaikan argumennya secara sistematis dan juga dikarenkan lemahnya penguasaaan materi yang dimiliki sehingga apabila ada POI dari tim lawan LPBA masih belum bisa maksimal menjawabnya.
Kekalahan itu merupakan sebuah tugas dari pengurus LPBA untuk terus meningkatkan mutu kualtias peserta didiknya untuk selalu siap digunakan dalam kondisi apapun.
“Harapan saya adalah seharusnya generasi penerus LPBA harus selalu berusaha lebih baik daripada yang sebelumnya. Sebab kita terkadang lebih terlena dan ter-ninabobokkan oleh kejayaan sejarah bahkan menjadi jumud olehnya karena hanya sekedar membanggakan tapi tidak mempelajarinya. Namun lupa bahkan tak tau harus berbuat apa untuk hari ini bahkan esok hari dengan melihat fakta perkembangan pesantren luar yg begitu pesat dan saling bahu membahu dlm pengembangan kebahasaan. Ini yang perlu di rekonstruksi dr LPBA di bahasa arabnya” cakap Ustad Salman Al Farisi, Bagian Kesiswaan LPBA PP. Nurul Jadid
“Pernyataan demikian bukan berarti kita dituntut untuk selalu serakah akan prestasi di setiap lomba. Namun lebih mengarah pada bagaimana kita harus selalu belajar bagaimana untuk selalu lebih baik dari hari hari kemarin, itu saja” tambahnya. (Qz)
Daftar Nama Peserta Didik LPBA Yang Menjuarai Lomba :
Debate:
- Bahrul Ulum
- Irvan Maulana Yahya
- Ibnur Rijal Atho’illah
Cerita:
Badrus Zaman
Cerdas cermat:
- Raden M Ibrahim
- Jadwa An Nazih
- Haqqi Musyaddad
Ma’had Aly Nurul Jadid Gelar Iftitahud Dirosah pada Momen Perayaan Idul Adha 1438 H.
nuruljadid.net – Hari ini (01/09/2017) Ma’had Aly Nurul Jadid yang merupakan salah satu dari lembaga pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan kegiatan Iftitahud Dirosah yang dikemas dalam bentuk Dialog Interaktif. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan lembaga yang biasanya diselenggarakan setelah Pelaksanaan Orientasi Mahasantri Baru (OMABA).
Kegiatan yang bertemakan tentang “Ma’had Aly Sebagai Pilar Tafaqquh Fiddin” bertempat di Aula SMP Nurul Jadid dan diikuti oleh seluruh peserta didik Ma’had Aly Nurul Jadid. Dalam kegiatan ini, KHR. Ach. Azaim Ibrohimy, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo menjadi penyaji yang akan berdisuksi tentang tema yang dimaksud.
Pada kesempatan ini, Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid, KH. Moh. Romzi Al Amiri Mannan juga turut hadir dan memberikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa tema yang diangkat dalam kegiatan Iftitahud Dirosah ini merupakan salah satu kunci untuk memulai kegiatan belajar.
“jika kita ingin mendapatkan sebuah kesuksesan ada 9 tahapan yang harus dilalui, yaitu sabar, ikhlas, do’a, cintai pelajaran, memilih teman yang baik, hormat terhadap guru, jauhi maksiat, renungkan keberhasilan teman-teman yang berhasil dan jagalah hati” Dawuh KH. Romzi sapaan akrab Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid.
“Mencari ilmu harus dengan kesabaran, bersabar bukan hanya diam melainkan kita harus mencari solusinya” Tambah beliau dalam sambutannya.
Sebelum penyaji menyampaikan tentang tema yang diangkat, Ust. Kusairi selaku moderator menyampaikan landasan dan alasan tentang tema yang akan dibahas. Dia menyampaikan bahwa pengangkatan tema dialog kali ini merupakan hasil dari kajian kajian yang telah dilakukan oleh Penyaji.
“diangkatnya nama tema “Ma’had Aly Sebagai Pilar Tafaqquh Fiddin” Tentunya tema ini bukan berangkat dari tangan kosong, melaikan sebelumya sudah pernah dilakukan beberapa pengkajian yang mendalam oleh KHR. Ach. Azaim Ibrohimy, salah satunya ialah di Pondok Pesantren Sidogiri, LPQ Batsul Masa’il Kediri, dan di Ma’had Nurul Kharoma’in Pujjor, Musyaifah Makkah dan yang terakhir di RSP Saudi Arabia.” Ujar moderator.
Diawal penyajian, KHR. Azaim Ibrohimy menyampaikan sambutan bahwasanya kedatangan beliau untuk menghadiri sekaligus menjadi penyaji dalam kegiatan Iftitahud Dirosah ini merupakan titah dari KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk me-muroja’ah kembali dan Musabaqoh bersama santri Ma’had Aly Nurul Jadid terhadap ilmu yang pernah beliau dapatkan semasa beliau masih menjadi santri aktif di Pondok Pesantren Nurul Jadid pada tahun 1994 sampai dengan 1998. Kegiatan ini berakhir pada pukul 23.00 WIB. (Zhen/Qz/Ns/Msf/DL).
KH. Moh. Zuhri Zaini : Waqafkan dan Abdikan Diri Anda untuk Al Qur’an
nuruljadid.net – Mempelajari ilmu agama tidaklah mudah, tidak cukup hanya berakal saja, namun belajar agama harus memiliki guru sebab ilmu agama itu lebih banyak mengarah kepada yang ghoib. Oleh karena itu, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini memberikan tausiyah pada kegiatan Studium General PPIQ Nurul Jadid.
“Bersyukurlah saudara saudara sekalian, karena saudara adalah orang orang pilihan Allah (tentara Allah) yang memiliki tugas untuk menjaga dan memelihara Al Qur’an yang telah dijamin keasliaannya oleh Allah SWT” dawuh beliau diawal tausiyahnya.
Semua santri di Nurul Jadid bisa dan mampu belajar Al Qur’an, namun perbedaan antara peserta didik PPIQ dengan santri lainnya adalah mampu mempelajari, mendalami dan menghafal Al Qur’an secara intensif. Hal itu merupakan hal plus bagi peserta didik PPIQ.
Mempelajari Al Qur’an merupakan suatu kemuliaan. Karena Al Qur’an merupakan pintu dari semua ilmu yang ada pada saat ini. Dijaman sekrang, perkembangan IT sangat pesat. Dan IT sangat laris dimanapun kita berada. Karena IT disebut sebagai sumber ilmu. Siapa yang menguasai informasi, maka dia akan menguasai dunia. Tapi sayang, IT hanya mampu memberikan informasi dunia saja.
Al Qur’an yang merupakan sumber dari sumber ilmu yang ada mengandung beberapa pernyataan yang bisa dibenarkan secara ilmiah dalam bidang ilmu. Salah satu contohnya adalah dalam bidang biologi, fisika dan lain sebagainya.
“Al Qur’an adalah sesuatu yang mulia, karena itu muliakanlah kandungan Al Qur’an dan muliakanlah diri kita dengan mengikuti ajaran Al Qur’an” dawuh Pengasuh ke IV Pondok Pesantren Nurul Jadid.
“Waqafkan dan abdikan diri anda untuk Al Qur’an. Banyak bonus yang akan Allah berikan kepada orang yang menghafalkan Al Qur’an dengan ikhlas. Dan Allah juga akan menjamin kelapangan hidup bagi orang yang menghafalnya” tambah beliau memotivasi peserta didik PPIQ untuk belajar dan menghafal Al Qur’an. (QZ)
PPIQ Adakan Studium General “Motivasi Mendalami ilmu Al Qur’an.”
nuruljadid.net – Al Qur’an merupakan pedoman hidup bagi manusia terutama di kalangan muslim. Didalamnya terdapat banyak petunjuk dalam kehidupan dunia lebih lebih akhirat. Namun sayang, akhir akhir ini minat belajar dan mendalami ilmu Al Qur’an sudah mulai terkikis. Mereka lebih terfokuskan untuk mempelajari ilmu umum yang berkembang pesat pada zaman ini.
Atas dasar itulah, Pusat Pendidikan Ilmu Al Qur’an (PPIQ) Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan legiatan Studium General (SG). Dengan tujuan untuk menanamkan raasa keingintahuan dan kecintaan terhadap Al Qur’an dan juga mengetahui bahwa betapa butuhnya kita terhadap Al Qur’an.
“Akhir akhir ini minat belajar Al Qur’an semakin seidkit dibandingkan dengan minat untuk mempelajari ilmu umum, seperti ilmu matematika, bahasa inggris dan lain sebagainya, seakan akan Al Qur’an sudah tidak penting lagi” ujar Ust. Ghufron, Kepala Bagian (Kabag) PPIQ dalam sambutannya.
“Tujuan diadakannya kegiatan ini agar teman teman mengenal Al Qur’an lebih dalam lagi dan dapat mengetahui betapa butuhnya kita terhadap Al Qur’an.” Tambah Ust. Ghufron
Pada kesempatan ini, Kabag PPIQ juga menyampaikan laporan kegiatan penerimaan peserta didik baru di PPIQ Nurul Jadid.
Harapan harapan juga terlontarkan dalam sambutan Kabag. PPIQ, diantaranya adalah dapat menjadi orang yang lebih baik lagi dan ghiroh untuk mempelajari serta mendalami Al Qur’an semakin meningkat.
Kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini. Diawal tausiyahnya, beliau menyampaikan ucapan penghargaan dan terimakasih kepada keluarga besar PPIQ terutama pengurus yang selama ini telah istiqomah dalam menjalankan amanah pesantren.
Beliau juga menyampaikan bahwa peserta didik PPIQ yang fokus mempelajari dan mendalami Ilmu Al Qur’an merupakan santri plus. Pasalnya, semua santri bisa mempelajari Al Qur’an, namun belajar dengan intensif tidak semua santri melakukannya.
“Karena itu bersyukurlah bahwa saudara saudara dipilih oleh Allah untuk bergelut dan beraktifitas dengan Al Qur’an. Saudara sekalian merupakan tentara Allah yang bertugas untuk menjaga dan memlihara Al Qur’an yang dijamin keasliannya oleh Allah SWT” nasihat beliau kepada peserta Studium General.
Harapan harapan juga beliau sampaikan kepada peserta didik, baik peserta didik di Program tashisul Qiro’ah maupun tahfidzul Qur’an.
“kepada peserta didik di Tahsin, diharapkan tekun dan kalau bisa lanjutkan ke tahfidz. Untuk tahfidz, harus memiliki tekad dalam menghafal dan menjaga Al Qur’an. Karena menghafal memang berat, tetapi tidak seberat menjaga”.
“Jangan hanya belajar dan menghafalkan Al Qur’an saja, kita juga harus bisa mengamalkannya sekalipun masih belum bisa memahaminya” dawuh beliau. (QZ)
Pendaftar | Diterima |
PPIQ Putera : 198 Anak | Program Tahsinul Qiro’ah : 40 Anak |
Program Tahfidzul Qur’an : 20 Anak | |
PPIQ Puteri : 150 Anak | Program Tahsinul Qiro’ah : 43 Anak |
Program Tahfidzul Qur’an : 15 Anak |