Santri Memaknai 1 Muharram
berita.nuruljadid.net – Ribuan santri Wilayah Al-Hasyimiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid memadati Aula I Pesantren, Senin malam (07/07/25), dalam peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H. Mereka berkumpul dalam suasana reflektif, menyimak kajian bertajuk “Hijrahkan Luka, Bangunkan Asa: Muharram Menjadi Titik Cahaya”.
Panitia kegiatan dari Angkatan 22 Al-Hasyimiyah mengangkat tema ini sebagai respon atas kegelisahan batin santri menghadapi zaman yang sarat goncangan. Mereka menghadirkan Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Paiton, Zainul Arifin Adam, sebagai pemateri kegiatan.
Dalam penyampaian materinya, Zain mengulas peristiwa hijrah Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam dari Makkah ke Madinah pada 622 Masehi sebagai titik awal penanggalan Hijriyah. Ia menekankan bahwa hijrah bukan sekadar perpindahan fisik, tetapi juga spiritual dan sosial.
“Hijrah Rasulullah terjadi karena tekanan dan pemboikotan kaum Quraisy,” katanya. “Kalau kalian disakiti orang, pindah saja! Tapi kalau kalian punya tugas dan tanggung jawab, jangan asal pergi.”
Ia juga membedakan makna “Hijrah” dan “Hijriah”. “Hijrah adalah tindakan berpindah, sedangkan Hijriah adalah sistem penanggalan umat Islam,” jelasnya.
Sesi tanya jawab di akhir acara menyoroti persoalan batin, seperti penyakit hati. Salah satu santri bertanya bagaimana cara mengatasinya. Zain kemudian menegaskan pentingnya kembali kepada Al-Qur’an.
“Obat hati yang paling mujarab adalah membaca Al-Qur’an, terutama beserta maknanya,” kata dia. “Karena saat kita membaca Al-Qur’an, itu artinya Allah sedang berfirman kepada kita. Sedangkan dalam salat, kita yang berbicara kepada-Nya.”
Beliau juga mengingatkan pentingnya menyeimbangkan tiga aspek manusia: otak, hati, dan perut. “Otak harus diisi ilmu, hati dengan dzikir, dan perut secukupnya saja,” ujarnya. “Terlalu banyak makan bisa jadi pemicu penyakit hati.”
Acara ini merupakan agenda Wilayah Al-Hasyimiyah yang menekankan pentingnya nilai-nilai spiritualitas dalam membangun kesadaran dan ketahanan diri santri di tengah tantangan zaman.
Pewarta: Farhah Robbaniyah Izzah Dzikri
Editor: Ahmad Zainul Khofi
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!