Santri Nurul Jadid Dibekali Edukasi Pengobatan Alternatif Berbasis Tumbuhan oleh LP3L Semarang
berita.nuruljadid.net – Kamis (19/6), Lembaga Penelitian, Pengembangan, dan Pemberdayaan Lingkungan (LP3L) Semarang menggelar penyuluhan bertema “Pemanfaatan Tumbuhan untuk Kesehatan” di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ). Kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan kesadaran santri terhadap pemanfaatan tanaman sebagai sumber pengobatan alternatif.
Kegiatan edukatif ini diikuti oleh para santri serta anggota Kalpataru dari dua wilayah, yakni Al-Hasyimiyah dan Az-Zainiyah. Materi utama disampaikan oleh Drs. Sudaryo, praktisi lingkungan dan narasumber tetap LP3L, yang telah berpengalaman lebih dari dua dekade dalam bidang penyuluhan pemanfaatan tanaman obat.
Dalam paparannya, Sudaryo menjelaskan berbagai manfaat dari tanaman herbal yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar, namun belum sepenuhnya dimanfaatkan masyarakat. Ia juga membawa sejumlah contoh tanaman sebagai media praktik langsung.
“Sering kali, masyarakat mengenal manfaat suatu tanaman tanpa mengetahui namanya. Atau sebaliknya, mengenal namanya tapi belum memahami khasiatnya,” ungkap Sudaryo.
Beberapa tanaman yang disorot antara lain lidah mertua, yang dinilai efektif menyerap radiasi dan menjaga kesehatan mata; mentimun, yang membantu merawat kulit berjerawat; serta lidah buaya, yang dikenal berkhasiat untuk menyuburkan rambut dan mengobati luka bakar tanpa meninggalkan bekas.
Dinda Dwi Fadhilah, Ketua Kalpataru Wilayah Al-Hasyimiyah sekaligus moderator acara, menyampaikan pentingnya kesadaran ekologis dan pemanfaatan potensi alam sebagai bagian dari gaya hidup sehat.
“Sering kali kita abai terhadap kekayaan hayati di sekitar kita, padahal banyak tanaman memiliki nilai manfaat tinggi untuk kesehatan,” tuturnya.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari program silaturahmi dan penguatan jejaring LP3L dengan lembaga pendidikan berbasis pesantren. Sudaryo sendiri mengungkapkan bahwa kunjungannya ke PPNJ kali ini merupakan yang ketiga kalinya, setelah sebelumnya berkunjung pada 2002.
“Dulu saya pernah ke sini, sekitar tahun 2002. Saat itu, belum banyak gedung seperti sekarang. Alhamdulillah, perkembangan pesantren ini luar biasa,” kenangnya.
Selama kurang lebih 25 tahun terakhir, Sudaryo bersama LP3L telah mengunjungi sekitar 5.000 pondok pesantren di berbagai daerah untuk memberikan penyuluhan serupa, sebagai bagian dari komitmen edukasi lingkungan dan kesehatan berbasis kearifan lokal.
Pewarta: Haura Dzil Izza El Bayu
Editor: Ahmad Zainul Khofi
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!