Dr. Basnang Said Sebut Pesantren Manusia Jujur dan Mandiri

berita.nuruljadid.net- Setelah melewati acara seremonial, seminar nasional pun dimulai. Konferensi tersebut memasang tema “Inovasi perguruan tinggi pesantren untuk Indonesia emas 2045: kolaborasi dan tranformasi unggul berbasis pesantren” yang bertempat di aula PPNJ 1, Sabtu (18/01).

Dalam seminar itu, panitia mengundang direktur direktorat pendidikan diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Kementerian Agama RI, Basnang Said. Mengawali pemateriannya, Basnang menyampaikan bahwasanya Indonesia merupakan negara yang penuh dengan kedamaian. “Andaikan tidak damai, mana mungkin kita bisa beribadah dengan tenang apalagi dengan agama yang lainnya,” ucapnya.

Adanya perhelatan besar yang diselenggarakan oleh pesantren mampu memunculkan terobosan-terobosan baru. Untuk mengapresiasi, presiden Joko Widodo menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai hari santri nasional untuk mengenang jasa-jasa pejuang khususnya para ulama yang membantu menegakkan kemerdekaan bangsa.

Beliau menilai pesantren hanya menanamkan soft skill namun tidak dengan skill. “bayak kita temui santri yang mandiri dan jujur namun tidak memiliki keahlian. Oleh karena itu, pemerintah menyediakan platform sebagai wadah untuk pengembangan skill,” ucapnya.

Agar pesantren bisa memperjuangkan hak-haknya dan mendapat dukungan dari negara, pemerintah akhirnya menurunkan regulasi-regulasi yang termuat dalam undang-undang pesantren yang disahkan pada tahun 2019 silam. Adapun terkait pendanaan dan sejenisnya telah tercantum Perpres nomor 82 tahun 2021.

“Sudah terdapat 12 daerah termasuk Jawa Timur yang memiliki perda pesantren. Artinya, pesantren di kawasan tersebut sudah didukung semua haknya,” tuturnya.

Pondok pesantren juga memiliki 3 fungsi dalam memajukan generasi bangsa yakni fungsi pendidikan, fungsi dakwah, dan fungsi pemberdayaan masyarakat. Basnang juga menampilkan data jumlah pesantren sebanyak 42.300 dengan santri yang menembus angka 9.642.566 orang semenjak tanggal 31 Desember 2024.

Basnang juga berspekulasi jika semakin tua sebuah pesantren, maka makin banyak komponen-komponen pendidikan didalamnya. Pria kelahiran Sulawesi Selatan itu meluruskan opini menyimpang tentang dana abadi pesantren. “Dana abadi pesantren adalah dana yang dikeluarkan negara untuk pemberdayaan pesantren dalam meningkatkan sumber daya manusia,” pungkasnya.

Pewarta : Moh. Wildan Dhulfahmi
Editor    : Ponirin Mika

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *