Hormati Kitab Klasik, Wilayah al-Hasyimiyah Wajibkan Santri Ngaji Pakai Meja
berita.nuruljadid.net – Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan di Indonesia yang memiliki peran penting dalam mempertahankan dan meneruskan tradisi keilmuan Islam. Salah satu aspek penting dalam pembelajaran di pesantren adalah kajian kitab kuning.
Santri meyakini bahwa mengaji, lebih-lebih kitab kuning, harus disertai dengan tingkah laku yang baik terhadap ilmu. Sebagaimana Wilayah Santri Putri al-Hasyimiyah (Daltim) Pondok Pesantren Nurul Jadid mewajibkan para santrinya mengaji kitab dengan memakai meja belajar.
Terhitung dua minggu sejak sosialisasi terkait kewajiban menggunakan meja saat pengajian rutin, Wilayah al-Hasymiyah telah sukses merealisasikannya, Rabu (12/06).
Peraturan ini baru pertama kali diterapkan di Wilayah Al-Hasymiyah dan terlaksana dengan baik saat pengajian pagi maupun pengajian sore yang diampu oleh Kyai Zuhri Zaini.
Peraturan tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa aspek, salah satunya ingin menjaga marwah kitab kuning pada saat pengajian berlangsung.
Sejalan dengan latar belakang tersebut, tujuan peraturan adalah untuk menghormati kitab sebagaimana diajarkan dalam kitab Ta’limul Muta’alim.
“Tujuan utamanya lihurmatil kitab. Selain itu, agar para santriwati lebih hati-hati ketika memaknai kitab supaya tidak melakukan perilaku yang kurang sopan. Jika menggunakan meja juga terlihat lebih rapi dan indah,” jelas Ustazah Maryam Jamilah Ketua Ubudiyah Wilayah.

Potret santri putri Wilayah al-Hasyimiyah tengah mengikuti pengajian kitab pagi di Musala al-Hasyimiyah
Rupanya bukan Wilayah al-Hasyimiyah yang pertama menerapkannya, melainkan Wilayah Az-Zainiyyah sudah lebih dulu memberlakukan peraturan semacam ini.
“Peraturan ini baru pertama kali diterapkan di Dalem Timur (Daltim). Idenya diusulkan oleh kepala wilayah, Ustazah Zahiya Adiba,” imbuhnya.
Menurut Ustazah Maryam, penerapan program ini sangat disokong oleh peraturan pesantren untuk menertibkan dan mendisiplinkan santri selama proses pengajian. Di samping itu, menurutnya ada sedikit permasalahan yang dialami, yaitu terkendala saat pemesanan meja.
Ia pun menegaskan, akan diterapkan takzir (sanksi) edukatif pada santri yang tidak melaksanakan aturan tersebut.
“Karena rencananya peraturan ini akan berjalan hingga seterusnya, mungkin nanti akan ada sanksi, namun bukan dari wilayah melainkan dari daerahnya masing-masing,” pungkasnya.
Pewarta: Wahdana Nafisatus Zahra
Editor: Ponirin Mika