Pos

Halaqah Fikih Peradaban II di Nurul Jadid: NU dan Pesantren Merespon Isu Geopolitik Internasional

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo kembali mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Halaqah Fikih Peradaban Jilid II yang digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai tindak lanjut dari Halaqah Fikih Peradaban I menjelang 1 Abad NU beberapa saat lalu. Acara kali ini bertempat di Aula I Pesantren Rabu, 20 Desember 2023.

Fikih peradaban merupakan konsep hukum Islam yang dikembangkan Nahdlatul Ulama (NU), yang menekankan pada prinsip keberagaman, toleransi, dan musyawarah. Konsep itu mencakup beberapa aspek, termasuk fikih siyasah dan negara bangsa.

Pada gelaran acara Fikih Peradaban Jilid II ini mengangkat tema “Fikih Perdamaian: Reposisi Peran Islam dalam Merespon Isu-isu Geopolitik Internasional”. Tema ini diangkat dengan tujuan tidak lain adalah untuk memperkuat pemikiran dan gerak Islam melalui Pondok Pesantren dan komunitas agama dalam mengambil sikap tegas merespons isu-isu kemanusiaan khususnya konflik di negara-negara Timur Tengah.

Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini menyampaikan dalam sambutannya tentang urgensitas peran warga Pesantren dan NU dalam meminimalisir tindakan kekerasan dan terorisme di Indonesia.

“Halaqah selain untuk silaturrahim juga untuk menyamakan pemikiran tentang berbagai isu, ini penting agar tidak terjadi ikhtilaf, meskipun ikhtilaf itu suatu yang normal akan tetapi jangan sampai iftiraq” tutur Kiai Zuhri

“Saat ini warga Indonesia bahkan masyarakat Global sedang menghadapi cobaan-cobaan yang berat utamanya sesuatu yang berkaitan dengan kekerasan berujung terorisme, ini suatu masalah yang sangat besar yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara bahkan dalam beragama. Oleh karena itu sudah selayaknya kita berupaya untuk minimalisir meskipun tidak mampu meniadakan masalah kekerasan dan terorisme tersebut baik dalam kelompok, individu maupun negara” imbuh pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

KH. Miftah Faqih Ketua PBNU menghimbau pentingnya penguatan peran Islam dalam merespon dan menyikapi berbagai isu internasional khususnya yang terjadi di Gaza Palestina. Menurut Ibnu Khaldun, peradaban adalah keahlian dalam kelapangan dunia, memperbaharui kondisi, serta menemukan berbagai ciptaan dalam mewujudkan sebuah kemaslahatan.

Mengutip apa yang disampaikan Samuel Huntington bahwa peradaban adalah identitas terluas dari budaya yang teridentifikasi melalui unsur-unsur obyektif umum seperti bahasa, sejarah, kebiasaan, agama, dan institusi maupun unsur subyektif seperti identifikasi diri. Peradaban menjadi aparatus pelaksana kehidupan. Sedangkan kebudayaan menjadi ekspresi hidup itu sendiri.

Di waktu yang sama narasumber kedua KH. Zainul Mu’ien Husni mengupas sebuah gagasan pemikiran tentang Fikih Hadharah dan Respon terhadap aksi genosida Israel kepada warga Palestina. Kiai Zainul menyampaikan elastisitas fikih dalam menyikapi fenomena sosial tidak hanya dalam skala lokal bahkan hingga level global.

Harapannya dengan terselenggaranya Halaqah Fikih Peradaban ini akan mampu membuka khazanah berfikir para peserta yang terdiri dari 70 pengasuh Pondok Pesantren di wilayah kota dan kabupaten Probolinggo serta 30 akademisi dari berbagai lembaga pendidikan tentang sensitivitas sosial dan gerakan bersama memerangi tindakan kekerasan yang dapat berujung pada aksi terorisme serta kepedulian terhadap kondisi yang menimpa saudara seiman kita di Gaza Palestina.

 

Tonton full videonya disini

 

(Humas Infokom)

Ketum PBNU Gus Yahya Paparkan Agenda PBNU Saat Silaturrahim ke Nurul Jadid

nuruljadid.net – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Tsaquf akrab disapa Gus Yahya memaparkan agenda PBNU yang menjadi komitmen beliau saat silaturrahim ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Ahad pagi (30/04/2023)

Mengawali pengarahan, Gus Yahya mengucapkan Selamat Idul Fitri 1444 H dan memohon maaf lahir batin mewakili PBNU kepada seluruh hadirin dalam forum silaturrahim tersebut.

Selain sowan, Gus Yahya mengajak warga nahdliyin hal-hal penting terkait Thariqoh Ad-Diniyah yakni cara beragama kita di tengah keberagaman masyarakat Indonesia dan dunia.

“NU merupakan jalan penentu bagi hidup kita termasuk Thariqoh Ad-Diniyah atau cara beragama kita dalam bermasyarakat. seperti tidak menuntut negara Khilafah,” pungkasnya

(Ketum PBNU Dr. (H.C) KH. Yahya Cholil Tsaquf saat memberikan sambutan pada acara silaturrahmi ke Pondok Pesantren Nurul Jadid)

“NU telah memilih NKRI, sebagaimana amanah dan keputusan muassis NU. Jika mau mencari hujjah syariah silahkan! Karena keputusan muassis itu sudah termasuk dalil itu sendiri,” ungkap Gus Yahya.

“Kita bukan negara komunis yang memilih berperang!” tegasnya di hadapan seluruh hadirin

Gus Yahya juga menekankan bahwa NU mengajarkan kita cara hidup di tengah keberagaman dalam dekapan NKRI “Thoriqoh Nahdliyah terbukti menguatkan kita semua dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara,”

Hasil survei mutahir yang disampaikan Gus Yahya bahwa 59.2% dari total umat muslim di Indonesia mengaku berafiliasi dengan NU. Ini merupakan bukti bahwa NU organisasi besar dengan pengikut yang tidak sedikit.

“Di tengah padang sejarah yang begitu luas ini, kemana arah kita? Apakah hanya bergerombol atau mengarah ke satu tujuan yang besar dan mulia,” terangnya

Setidaknya dua agenda PBNU yang Gus Yahya paparkan pertama gerakan keluarga maslahah; kedua verifikasi dan validasi kepengurusan organisasi NU

“Gerakan keluarga maslahah NU akan diwujudkan dalam, kegiatan masyarakat di tingkat desa jadi dihandel ranting. Ada sekitar 8000 desa lebih,”

“Akan ada instruksi langsung dari PBNU, berikut dengan pedoman satgas yang dibentuk oleh PBNU. Orang-orang yang betul-betul tau dengan kerjanya.” Jelas Gus Yahya

Gerakan keluarga maslahah adalah keluarga yang dapat memenuhi atau memelihara kebutuhan primer (pokok), baik lahir maupun batin. Selain itu juga kepastian validitas data struktur kepengurusan yang sesuai dengan prosedur tata kelola administrasi PBNU.

“Semua kepengurusan NU, harus mengikuti ketentuan administrasi yang telah ditetapkan. Jangan sampai ada banom NU yang tidak mendapat SK sesuai prosedur yang berlaku,” tegasnya.

Agenda yang dipaparkan Gus Yahya lebih fokus pada kegiatan di ranah ranting. Kegiatan ini merupakan instruksi langsung dari PBNU ke pengurus NU tingkat ranting.

“Ini instruksi langsung dari PBNU, tidak ada perantara. Supaya instruksinya jelas!” tandas Gus Yahya.

(Humas Infokom)

Memasuki Abad Kedua, Kiai Zuhri Zaini Berharap PBNU Mediasi Konflik Kemanusian dan Dirikan Pesantren Muallaf Centre

nuruljadid.net – (30/04/2023) Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid K.H. Moh. Zuhri Zaini, dalam forum silaturrahim bersama PBNU, menyampaikan harapannya agar PBNU bisa memediasi konflik kemanusiaan yang tidak berkesudahan terjadi di negera mayoritas muslim seperti Afghanistan, Pakistan juga di Israel-Palestina.

Selain itu, Kiai Zuhri juga menyinggung soal pendirian pesantren Muallaf Centre sebagai wadah bagi mereka yang baru memeluk Islam untuk belajar aqidah ahlussunah wal jamaa’ah.

Memasuki abad kedua Nahdlatul Ulama’ (NU), kiai Zuhri menyampaikan bahwa ini merupakan momen yang krusial bagi PBNU untuk melakukan penguatan di berbagai sektor.

Kiai Zuhri mengutip sebuah hadits tentang kemunculan mujaddid setiap seratus tahun yang bersumber dari Abu Hurairah RA yang meriwayatkan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut,

إنَّ اللهَ يَبْعَثُ لِهذهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِيْنَهَا

Artinya: “Sesungguhnya Allah mengutus kepada umat Islam, setiap seratus tahun, seorang yang memperbarui untuk mereka (interpretasi) ajaran agama mereka.” (HR Abu Daud)

Kiai yang akrab dengan kesederhanaannya itu berharap PBNU dibawah kepemimpinan Gus Yahya bisa menjadi pelopor dalam memperjuangkan masalah ummat.

Menyoal konflik kemanusiaan, kiai Zuhri menaruh harapan besar agar PBNU bisa merangkul Israel dan menjadikannya kawan untuk memnyudahi konfliknya dengan Palestina. Harapannya, PBNU bisa menjadi mediator antara kedua negara tersebut tanpa memihak salah satunya meski negara Muslim demi perkuat tali persaudaraan.

Sebelumnya, kiai Zuhri juga menyinggung tentang kemandirian warga nahdliyin melalui penguatan ekonomi pesantren agar dapat mandiri berjama’ah.

“Memasuki Abad kedua, ini bisa menjadi peluang sekaligus tantangan untuk melaksanakan visi-misi NU, pertama bagaimana kita sebagai warga nahdliyin mandiri, Alhamdulillah banyak pesantren merintis dan menggerakkan pemberdayaan ekonomi,” terang Kiai Zuhri.

Poin terakhir, Kiai Zuhri juga mengusulkan agar PBNU membentuk wadah bagi para muallaf. “Pesantren Muallaf perlu dipikirkan bersama oleh kita warga NU karena banyak difasilitasi oleh kelompok lain. Seandainya ada pembinaan khusus untuk para muallaf akan sangat baik sehingga aqidahnya sama ASWAJA,” tuturnya.

Menutup sambutannya Kiai Zuhri berharap semoga pertemuan ini membawa keberkahan bagi semua yang hadir khususnya PBNU dan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

 

(Humas Infokom)

Ketum PBNU Gus Yahya Silaturrahim ke Ponpes Nurul Jadid Paiton

nuruljadid.net – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr. (H.C) K.H. Yahya Cholil Staquf yang akrab dipanggil Gus Yahya berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo pagi ini Ahad (30/04/2023) dalam rangka perkuat silaturrahim.

Tepat pukul 09.50 WIB, rombongan PBNU tiba di Ponpes Nurul Jadid. Kedatangan rombongan PBNU tersebut disambut hangat oleh pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid K.H. Moh. Zuhri Zaini beserta pimpinan pesantren dan dzurriyah Nurul Jadid.

(Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini bersama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Auditorium I pesantren)

Kunjungan Gus Yahya beserta rombongan PBNU dikemas dalam bentuk halal bi halal ke beberapa pesantren di Jawa Timur, salah satunya Ponpes Nurul Jadid, Paiton Probolinggo yang berlangsung di Auditorium I pesantren.

K.H. Moh. Zuhri Zaini mengawali sambutannya dengan menyampaikan rasa syukur atas kedatangan rombongan PBNU untuk kesekian kalinya ke Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Sebagai tuan rumah dan warga nahdliyyin, saya sangat bersyukur atas kedatangan tamu dari PBNU, semoga silaturrahim ini membawa keberkahan untuk kita semua,” figur yang khas dengan outfit sederhana serba putih tersebut.

Selang beberapa saat kemudian, ketua umum PBNU Gus Yahya memberikan pengarahan di hadapan tamu undangan yang notabene adalah pengurus PC, MWC dan Ranting di daerah kota/kabupaten Probolinggo, Situbondo dan Bondowoso.

Gus Yahya menyampaikan agenda-agenda yang akan dieksekusi oleh PBNU. Juga penguatan tertib administrative di setiap struktur kepengurusan NU yang sesuai dengan prosedur administrasi PBNU mulai dari PWNU hingga ranting.

“Semua kepengurusan NU, harus mengikuti ketentuan administrasi yang telah ditetapkan. Jangan sampai ada banom NU yang tidak mendapat SK sesuai prosedur yang berlaku,” pungkas Gus Yahya.

“Ini instruksi langsung dari PBNU, tidak ada perantara. Supaya instruksinya jelas!,” imbuhnya.

(Sesi foto bersama pengurus PBNU bersama pimpinan dan keluarga Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Usai pengarahan ketum PBNU, acara dilanjutkan dengan pemberian cinderamata dari pengasuh Kiai Zuhri ke Ketum PBNU Gus Yahya dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama rombongan PBNU serta pimpinan Ponpes Nurul Jadid.

Acara silaturrahim ini diikuti 100 peserta terdiri dari perwakilan pengurus NU se- kota/kabupaten Probolinggo, Situbondo dan Bondowoso. Turut hadir wakil ketua umum PBNU H. Amin Said Husni, sekretaris jenderal KH. Saifullah Yusuf dan beberapa pengurus PBNU lainnya.

(Humas Infokom)