Pos

Workshop Integrasi Kurikulum Pesantren Dan Kurikulum Nasional (K13) di SMP Nurul Jadid

nuruljadid.net- Mengawali tahun pelajaran 2019/2020, SMP Nurul Jadid (SMPNJ) mengadakan Workshop “Bedah Kurikulum, Buku I dan Buku 2” (dalam Kerangka Integrasi Kurikulum Pesantren dan K-13) yang dilaksanakan dari tanggal 15 sd 16 Juli 2019. Bertempat di Aula Mini Universitas Nurul Jadid (UNUJA) dan Aula Metting SMP Nurul Jadid. Di Aula Mini UNUJA dari pagi sampai siang (08.00-12.00) dan di Aula Metting SMP Nurul Jadid dari siang sampai sore (13.00-16.00 WIB)

Workshop ini dihadiri oleh seluruh Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) SMPNJ dan stakeholder terkait. Stakeholder dari unsur Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo diwakili oleh Pengawas Pendidikan Menengah, sekaligus sebagai pemateri workshop. Unsur Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) diwakili oleh Sekretaris Pesantren dan Wakil Kepala Biro Pendidikan. Selain itu juga melibatkan unsur perguruan Tinggi, perwakilan Wali murid dan Komite Sekolah.

Adanya Workshop ini, untuk meningkatkan kompetensi PTK SMPNJ. Khususnya dalam tataran implementasi K13 yang terus menerus mengalami penyempurnaan. Penyempurnaan itu ditandai dengan munculnya regulasi baru berkait dengan implementasi K13 yang hampir tiap tahun muncul. Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengintegrasikan keunggulan lokal nilai-nilai kepesantrenan. SMPNJ adalah sekolah boarding school. Seluruh siswa SMPNJ sekaligus sebagai santri yang bertempat tinggal (diasramakan) di PPNJ.
SMP Nurul Jadid melaksanakan K13 sejak tahun pelajaran 2014 dan telah meluluskan tiga periode lulusan. Lulusan SMP Nurul Jadid secara komparatif memiliki pembeda dalam bidang keagamaan dan kebahasaan. Bidang keagamaan yaitu kompetensi keagamaaam (tafaqquh fiddin) yang wajib dimiliki, dikuasai dan diamalkan oleh setiap pribadi muslim. Sedangkan kebahasaan adalah kemampuan berbahasa Inggris dan Arab.

Aspirasi dan harapan masyarakat dalam bidang keagamaan sejalan pula dengan tujuan dan fungsi Pesantren. Fungsi pesantren diantaranya sebagai tempat pendidikan dan pengajaran, kaderisasi dan pengabdian kepada masyarakat. Dari sisi inilah tafaqquh fiddin menemukan relevansinya. Kegiatan Workshop dengan tema “Integrasi Kurikulum Pesantren dan Kurikulum Nasional (K-13)” sangat penting dilaksanakan.

Sambutan Kepala SMP Nurul Jadid, Bapak Didik PW, S.Sos., M.Pd menyampaikan tentang “tantangan pendidikan”. Tantangan pendidikan setidaknya harus bisa menjawab (1) globalisasi, (2) kepentingan nasional dan (3) kearifan lokal. Bagaimana kurikulum yang dikembangkan bisa menjawab ketiga tantangan tersebut? Perlu membedah dokumen kurikulum (KTSP) di SMPNJ dan menyusun kembali yang sesuai dengan harapan stakeholder dan tantangan zaman.
Kegiatan Workshop ini, menurut Bapak Sugiono, S.S., M.Ed., Wakil Kepala Biro Pendidikan, mewakili Biro pendidikan, pada sambutan Beliau merujuk teori “Connectivist Curriculum Desain” yaitu menghubungkan nilai-nilai yang relevan di level konteks pendidikan. Kurikulum Nasional (K13) menjadi penting didialogkan secara terus-menerus dengan Kurikulum Pesantren. Sehingga nilai-nilai karakter kepesantrenan menjadi satu kesatuan yang utuh dalam implementasi pendidikan dan pembelajarannya. Ke depan pada tahun pelajaran (2019/2020), Biro pendidikan akan melakukan supervisi dan monitoring, selain perangkat pembelajaran juga melakukan survei ke dalam kelas-kelas pembelajaran.

Sementera itu sekretaris Pesantren, Bapak H. Faizin Syamweil, M.Pd mengupas tentang perubahan Kurikulum Nasional. Seringnya perubahan kurikulum Nasional (k13, KTPS, KBK dll), dalam tanda petik, seolah lembaga pendidikan itu “terjajah” (tersandera) untuk menyesuaikan dengan perubahan kurikulum itu sendiri.

Bagaimana PPNJ tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan Kurikulum Nasional? Perlu mengembangkan Kurikulum Mandiri, kurikulum khas PPNJ. Kurikulum khas PPNJ apabila dikembangkan dengan sungguh-sungguh –bukan tidak mungkin– dapat menjadi pembeda. Jika konsisten SMPNJ melahirkan output yang sukses, pada akhirnya Kurikulum PPNJ menjadi rujukan keberhasilan pendidikan.
Unsur dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo diwakili oleh Bapak Edy Santoso, M.Pd (Pengawas Bina SMP Kabupaten Probolinggo), menyajikan materi dan bekal yang lengkap berkaitan dengan Bedah Buku I, Buku II, Regulasi, strategi dan implemetasi K13, pengembangan RPP dan Penilaian berbasis HOTs (Hight order thingking skill). Juga tantangan pendidikan Abad 21 dan revolusi industri 4.0.
Harapan ke depannya SMPNJ dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, kolaboratif dan komunikatif (4K), Pembelajaran yang sarat dengan strategi literasi, menguatkan budi pekerti dan prestasi, menumbuhkembangkan karakter baik, melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi dan menumbuhkembangkan kecerdasan metakognisi siswa.
Kegiatan selanjutnya melakukan reveiw Buku I dan Buku II yang dipandu oleh Tim Pengembang Kurikulum SMPNJ. Bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai kepesantrenan dalam kurikukum SMPNJ? Setidaknya dapat dilihat dari dokumen KTSP (Buku I) dan Buku II (RPP dan perangkat pembelajaran lainnya) serta proses-proses yang terjadi dalam kelas pembelajaran. Tentu saja, yang tidak boleh ditinggalkan adalah dampak yang dirasakan oleh pengguna pendidikan.
Rubrik-rubrik indikator keberhasilan kegiatan workshop merujuk pada Lembar Kerja (LK) yang sudah disiapkan oleh Pengawas Bina SMP Kabupaten Probolinggo.
Sampai tulisan ini dibuat (pada pukul 14.35) kegiatan workshop masih berlangsung. Dipandu oleh Tim Pengembang Kurikulum SMPNJ, Bapak Surono, S.Ag., M.Pd dan Surinta Harko Miyangga, S.Si., S.Pd membedah KTSP: Visi Misi, Tujuan Sekolah, Identifikasi SI-SKL dan Penilaian”.
Semoga Integrasi Kurikulum Pesantren dan Kurikulum Nasional (K13) sukses sesuai dengan harapan bersama.
Adapun materi workshop meliputi “analisis konteks, pengembangan dan implementasi K-13, bedah KTSP: Visi Misi, Tujuan Sekolah, Identifikasi SI-SKL dan Penilaian”. Workshop, ” Tegas Pak didik.

Pewarta : DPW
Editor : PM